Anda di halaman 1dari 9

Nama

: Ahmad Syaroni

NIM

: 201310000311427

Kelas

:G

Presensi

: 44
ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
No. 314.K/Pdt.Sus/2009
Tentang Sengketa Konsumen di Tingkat Kasasi

1. Pihak yang Bersengketa :


Drs. ARIYANTO THAIB, bertempat tinggal di Komplek Vilano I
Blok A.3 No. 8 Parak Karakah Padang, dalam hal ini memberi
kuasa kepada : Pebrinaldi, SH., Advokat, berkantor di Jl. Belakang
Olo No. 40 A Padang ;
Pemohon Kasasi dahulu Termohon ;
melawan:
PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk., berkedudukan di Jakarta
yang berkantor cabang di Kompleks Social Centre Semen
Padang-Cubudak Indarung-Padang ;
Termohon Kasasi dahulu Pemohon;
2. Permasalahan

Sengketa konsumen ini yakni pada tingkat kasasi di Mahkamah


Agung yang dimohonkan oleh pemohon kasasi (Drs. Ariyanto Thaib).
Dimana ini merupakan tindak lanjut dari putusan Pengadilan Negeri Padang
No. 05/2009/PN.PDG. yang mengabulkan keberatan yang diajukan
termohon kasasi(PT. Bank Mandiri) atas terbitnya surat putusan Arbitrase
BPSK Kota Padang No. 11/BPSK-PDG/Pts/XII/2008

tanggal

10

Desember. Dimana pada putusan BPSK tersebut pemohon kasasi itu


gugatannya di kabulkan. Dan akhirnya pada putusan kasasi di MA ini
permohonan pemohon kasasi ditolak.
Permasalahan pada putusan ini yaitu membahas mengenai kasus
penipuan yang menimpa pemohon kasasi dan pemohon melaporkan kepada
pihak Bank Mandiri untuk memblokir ATMnya, namun tetap terjadi
transaksi yang tak diketahui di ATMnya pemohon kasasi. Dimana pemohon
kasasi awalnya mengalami kerugian akibat penipuan sebesar 155 juta
rupiah. Untuk itu pemohon kasasi meminta ganti rugi kepada termohon
kasasi. Namun termohon kasasi tidak mau memberi gannti rugi dengan
alasan bahwa termohon kasasi dengan cara apapun tidak bertanggunng
jawab atas penyalahgunaan PIN dan kartu ATM tersebut dan itu merupakan
tannggung jawab dari pemohon kasasi. Itu semua tertera dalam perjanjian
yang dilakukan kedua bela pihak dalam syarat pembuatan ATM.
3. Duduk Perkara
Telah terjadi perjanjian antara pemohon kasasi dan termohon kasasi
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan telah disepakati keduanya
pada tannggal 7 Juni 2004, yang ada di dalam Perjanjian syarat pembuatan
rekening dan ATM Bank Mandiri.
Pada tanggal 23 Juni 2004, Pemohon kasasi telah memperoleh kartu
ATM Mandiri

dan menyatakan tunduk pada syarat dan ketentuan mengenai penggunaan


Kartu ATM Mandiri.
Pada tanggal 28 November 2007, Pemohon kasasi diajak berkenalan
dengan 3 (tiga) orang laki-Iaki, kemudian diajak jalan-jalan dengan
mobil mewahnya dan diajak berbisnis handphone karena salah satu
teman barunya yang mengaku sebagai warga negara Malaysia adalah
sebagai pemasok hand phone untuk Jakarta. Dan kemudian pemohon
kasasi diminta melihatkan saldo ATMnya dan ATMnya ditukar tanpa
sepengetahuannnya dengan ATM invalid.
Pada saat pemohon kasasi telah kembali di Padang dan akan
melakukan penarikan pada tanggal 1 Desember 2007, pemohon kasasi
baru mengetahui bila kartu ATM- nya telah ditukar dan setelah
melakukan pengecekan saldo diketahui bahwa uang di rekening
tabungannya telah berkurang Rp 155 juta dan saldo rekening
tinggal Rp 454.773,-.
Selanjutnya Pemohon kasasi menuntut kepada termohon kasasi
untuk mengganti kerugian yang dialaminya akibat penipuan tersebut.
Namun termohon kasasi tidak berkenan memberikan ganti rugi
dengan alasan-alasan yang dikemukakan oleh termohon.
Dalam putusan BPSK, gugatan pemohon kasasi dahulu termohon di
PN Padang dan Penggugat di BPSK Padang dikabulkan sebagian.
Atas dasar itu termohon kasasi mengajukan keberatan atas putusan
Arbitrase BPSK Kota Padang No. 11/BPSK-PDG/Pts/XII/2008 tanggal
10

Desember. Dimana pihak termohon kasasi merasa tidak pernah

menyetujui pennyelesaian secara arbitrase dan kemudian tiba-tiba muncul


keputusan BPSK tersebut yang dianggap menyalahi aturan. Dan hasilnya
dalam putusan PN Padang No. 05/2009/PN.PDG memenangkan pihak
termohon kasasi ini.

Pihak pemohon kasasi merasa dirugikan dan mengajukan kasasi atas


putusan PN Padang tersebut di MA. Namun putusannnya yaitu menolak
permohonan kasasi yang diajukan.
4. Awal penyelesaian Sengketa
BPSK Padang

PN Padang

MA RI

Dimenangkan
Dimenangkan
Dimenangkan
Oleh Pemohon
Oleh Termohon
Oleh Termohon
Kasasi
Kasasi
Kasasi
5. Alasan Digugat
a. Ditingkat BPSK
Telah terjadi pengurangan uang di ATM pemohon kasasi sebesar 155
juta rupiah pada tanggal 3 Desember 2007 padahal pihak pemohon
kasasi telah melakukan pelaporan untuk melakukan pemblokiran
pada tanggal 1 Desember 2007 kepada pihak termohon kasasi (Bank
Mandiri).
Dan menurut UU No 9 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 46
termohon kasasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan ganti
rugi. Dimana dalilnya berbunyi Kustodian wajib memberikan ganti
rugi kepada pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul
akibat kesalahannya. Dalam hal ini kustodian itu yakni penyedia
jasa atau Bank Mandiri atau termohon kasasi.
b. Ditingkat PN Padang
Putusan Arbitrase BPSK tidak memenehi tata cara penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen. Dimana pihak termohon kasasi
tidak inginn melakukan penyelesaian secara arbitrase di BPSK dan
tiba-tiba muncul putusan Arbitrase BPSK Kota Padang No.
11/BPSK-PDG/Pts/XII/2008

tanggal

10

Desember yang

memenagkan pemohonn kasasi sebagian dan membebankann biaya


perkara kepada termnohonn kasasi.
Berdasarkan perjanjian antara pemohon kasasi dan termohon kasasi
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan telah disepakati
keduanya pada tannggal 7 Juni 2004, yang ada di dalam Perjanjian
syarat pembuatan rekening dan ATM Bank Mandiri. Dimana pihak
termohon kasasi tidak bertanggung jawab atas penyalgunaan ATM
ataupun PIN ATM. Atas dasar itu pihak termohonn kasasi
mengajukan keberatan atas putusan BPSK itu ke PN Padang dan
putusannya menngabulkan semua tuntutannya.
c. Ditingkat Mahkamah Agung RI /Kasasi
Putusan yang dikeluarkan oleh PN Padang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dimana secara jelas-jelas dikatakan
dalam UU No 9 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 46 termohon
kasasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan ganti rugi.
Dimana dalilnya berbunyi Kustodian wajib memberikan ganti rugi
kepada pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul akibat
kesalahannya. Dalam hal ini kustodian itu yakni penyedia jasa atau
Bank Mandiri atau termohon kasasi.
Telah terjadi pengurangan uang di ATM pemohon kasasi sebesar 155
juta rupiah pada tanggal 3 Desember 2007 padahal pihak pemohon
kasasi telah melakukan pelaporan untuk melakukan pemblokiran
pada tanggal 1 Desember 2007 kepada pihak termohon kasasi (Bank
Mandiri).
Kuasa hukum dari pihak termohon kasasi atau Bank Mandiri
bukanlah seorang advokat. Jadi putusan pada PN Padang tersebut
bisa dipersoalkan. Padahal jelas-jelas dalam UU No. 18 Tahun 2003
Tentang Advokat pasal 18 mengatakan Advokat yang dapat
menjalankan profesi advokat adalah yang diangkat sesuai dengan
ketentuan undang-undang ini.

6. Analisa Putusannya
Pada tingkat kasasi di MA RI putusan hakim yaitu:
M E N G AD I L I :
1. Menolak

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Drs.

ARIYANTO THAIB
2. Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat membayar biaya perkara ini
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Pertimbangan Hakim Sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan surat Termohon Kasasi tanggal 11 September
2008 kepada BPSK Padang mennyatakan tidak memilih
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase melainkan melalui
pengadilan. Tetapi BPSK Padang tetap memeriksa dan memberi
putusan sehingga BPSK Padang telah melanggar npasal 45 (2) jo
pasal 47 UU No.8n Tahun 1999 tenntang perlindungan
konsumen. Berdasarkan dengan itu bahwa tidak salah putusan
yang dikeluarkan oleh PN Kota Padang yang memenangkan
termohonn kasasi tidak salah dan unntuk itu permohonan kasasi
di MA RI ditolak oleh majelis hakim.
Dan menurut saya putusan kasasi di MA itu memang benar, karena
saya berargumen bahwa telah terjadi perjanjian antara pemohon
kasasi dan termohon kasasi dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku dan telah disepakati keduanya pada tannggal 7 Juni 2004,
yang ada di dalam Perjanjian syarat pembuatan rekening dan ATM
Bank Mandiri.

Dan salah satu isinya mengatakan bahwa

penyalahgunaan ATM dan PIN ATM bukan merupakan tanggung


jawab Bank Mandiri. Meskipun dalam UU No 9 tahun 1995 tentang
pasar modal pasal 46 termohon kasasi memiliki tanggung jawab
untuk melakukan ganti rugi. Dimana dalilnya berbunyi Kustodian
wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap
kerugian yang timbul akibat kesalahannya. Dalam hal ini kustodian

itu yakni penyedia jasa atau Bank Mandiri atau termohon kasasi.
Namun perjanjian itu lebih kuat karena telah disepakati kedua belah
pihak.
Pada Tingkat PN Kota Padang
Bahwa terhadap gugatan
Pengadilan Negeri Padang telah
menjatuhkan

putusan

yaitu

putusan

Nomor:

01/G/BPSK/2009/PN.Pdg., tanggal 16 Februari 2009 yang amarnya


berbunyi sebagai berikut :
- Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; (Pemohon disini
yaitu termohon kasasi atau Bank Mandiri)
-Menyatakan
putusan
Arbitrase
BPSK

Kota

Padang

No.11/BPSKPDG/Pts/XI/2008 tanggal 10 Desember 2008 batal dan tidak


berkekuatan hukum.
Pertimbangan Hakim Sebagai berikut :
Bahwa berdasarkan surat Termohon Kasasi tanggal 11 September
2008

kepada

BPSK

Padang

mennyatakan

tidak

memilih

menyelesaikan sengketa melalui arbitrase melainkan melalui


pengadilan. Tetapi BPSK Padang tetap memeriksa dan memberi
putusan sehingga BPSK Padang telah melanggar npasal 45 (2) jo
pasal 47 UU No.8n Tahun 1999 tenntang perlindungan konsumen.
Berdasarkan dengan itu bahwa tidak salah putusan yang dikeluarkan
oleh PN Kota Padang yang memenangkan termohonn kasasi tidak
salah dan unntuk itu permohonan kasasi di MA RI ditolak oleh
majelis hakim.
Dan menurut saya putusan kasasi di MA itu memang benar, karena
saya berargumen bahwa telah terjadi perjanjian antara pemohon
kasasi dan termohon kasasi dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku dan telah disepakati keduanya pada tannggal 7 Juni 2004,
yang ada di dalam Perjanjian syarat pembuatan rekening dan ATM

Bank Mandiri.

Dan salah satu isinya mengatakan bahwa

penyalahgunaan ATM dan PIN ATM bukan merupakan tanggung


jawab Bank Mandiri. Meskipun dalam UU No 9 tahun 1995 tentang
pasar modal pasal 46 termohon kasasi memiliki tanggung jawab
untuk melakukan ganti rugi. Dimana dalilnya berbunyi Kustodian
wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap
kerugian yang timbul akibat kesalahannya. Dalam hal ini kustodian
itu yakni penyedia jasa atau Bank Mandiri atau termohon kasasi.
Namun perjanjian itu lebih kuat karena telah disepakati kedua belah
pihak.
Pada Tingakat BPSK
Pengadilan Negeri Padang berkenan menjatuhkan putusan yang
amarnya
sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan keberatan Pemohon seluruhnya ;
2. Menyatakan putusan Arbitrase BPSK Kota Padang No. 11/BPSKPDG/Pts/
XII/2008 tanggal 10 Desember 2008 tentang Arbitrase batal dan
tidak
berkekuatan hukum ;
3. Menolak gugatan Termohon dahulu Penggugat dalam perkara
No. 22/
P3K/2008 ;
4. Atau bila Majelis Hakim berpendapat lain, Penggugat mohon
putusan yang
sead adilnya ;
Pertimbangan Hakim Sebagai berikut :
Bahwa menurut UU No 9 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 46
termohon kasasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan ganti
rugi. Dimana dalilnya berbunyi Kustodian wajib memberikan ganti
rugi kepada pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul

akibat kesalahannya. Dalam hal ini kustodian itu yakni penyedia


jasa atau Bank Mandiri atau termohon kasasi. Namun perjanjian itu
lebih kuat karena telah disepakati kedua belah pihak.
Telah terjadi pengurangan uang di ATM pemohon kasasi sebesar 155
juta rupiah pada tanggal 3 Desember 2007 padahal pihak pemohon
kasasi telah melakukan pelaporan untuk melakukan pemblokiran
pada tanggal 1 Desember 2007 kepada pihak termohon kasasi (Bank
Mandiri).

Atas

dasar

ini

majelis

hakim

memutus

untuk

memenangkan sebagian gugatan pemohon kasasi karena dianggap


termohon kasasi tidak bertanggungn jawab atau telah lalai.

Anda mungkin juga menyukai