Anda di halaman 1dari 12

TRIGGER : JONES TAKUT MATII!

Tn. Jones, 51 tahun datang konsultasi ke psikiater, dengan keluhan merasa


cemas, jantung berdebar-debar hamper tiap hari, karena itu merasa takut untuk naik
ojek akan terjadi kecelakaan, kalau hujan takut disambar petir bila terpaksa keluar
rumah saya jalan kaki takut naik kendaraan ada kecelakaan. Selama sebulan terakhir
cemas ini bertambah diserati dengan susah tidur. Bila mau tidur jam 9 malam baru
sekitar jam 1 baru tertidur tetapi jam 3 pagi terbangun dan tidak dapat tidur lagi serta
disertai mimpi yang mencemaskan sekali seperti dikejar harimau , hanyut disungai
dan kadang-kadang dengan kakek atau ibu dan bapak saya yang sudah meninggal.
Mulai keluhan ini semenjak 10 tahun yang lalu ada suatu peristiwa kematian
misterius teman sama kost dengan kematian setelah berjudi dan minuman keras serta
mengkonsumsi ecstasy. Telah berulang kali saya berobat kerumah sakit, diberi obat
seperti Diazepam, kadang-kadang Xanax dan obat lainnya yang saya tidak tahu.
Setiap minum obat terasa enak tetapi kemudian terasa pula kembali, begitulah
seterusnya, sehingga saya menjadi langganan tetap Rumah Sakit tersebut. Telah
diperiksa jantung oleh dokter ternyata tidak ada kelainan. Ibu saya meninggal saat
saya sekolah SMP dan ayah saya 1 tahun kemudian. Semenjak itu saya dibesarkan
oleh tante dan Om saya yang kebetulan tidak punya anak sehingga saya merasa sangat
disayangi oleh Om dan tante saya ini.
Bagaimana anda sebagai calon dokter menanggulangi pasien ini?

STEP 1 : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS


Psikiater

:Ahli Kedokteran Jiwa

Ecstasy

:Sejenis Narkoba

Diazepam

:Obat Penenang

Xanax

:Obat Anti Ansietas

STEP 2 : DEFINE THE PROBLEMS


1. Apa gejala gangguan mental yang dialami Tn. Jones?
2. Apa penyebab gangguan mental tersebut?
3. Termasuk gangguan mental apa yang dialami Tn. Jones?
4. Kenapa Tn. Jones merasa cemas dan jantung berdebar?
5. Bagaimana pemeriksaan dan diagnosa pada kasus ini?
6. Mengapa Tn. Jones dibawa ke psikiater?
7. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
8. Apa DDnya?
9. Bagaimana prognosanya?
STEP 3 : BRAINSTROM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION
1. Gejala gangguan mental pada Tn. Jones?
Merasa cemas
Jantung berdebar setiap hari
Susah tidur/insomnia

2. Trauma masa lalu:


Kematian misterius teman sama kos dengan kematian setelah berjudi,
dan minuman keras serta mengkonsumsi ecstasy
Ibu meninggal dan 1 tahun ayah kemudian meninggal
3. Ansietas , Neurosis
4. Pengaruh obat yang dikonsumsi dan sugesti
5. Pemeriksaan & Diagnosa:
Anamnesa : Autoanamnesa
Vital Sign:
o Tekanan Nadi
o Suhu
o Keadaan Umum : Cemas
o Tekanan Darah
o BB
o TB
Pemeriksaan Fisik:
o Kepala & Wajah : Inspeksi (Pucat)
o Thoraks

: Auskultasi Rongga Dada(Jantung Berdebar)

Pemeriksaan Penunjang:
o Pemeriksaan Jantung ( Tidak ada kelainan)
6. Tn. Jones ke psikiatri karena:
Karena sejak 10 tahun yang lalu, mengalami gangguan mental
Rujukan dari dokter umum karena sejak 10 tahun diberikan obat yang sama
tidak kunjung sembuh

7. Diazepam & Xanax


8. DD:
Paranoid
Pobia
Psikosa
Panik yang berlebihan
10. Baik, jika diagnosa dengan tepat dan penatalaksanaannya benar

STEP 4: ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION


Tn. Jones
51 thn

Psikiater

10 tahun yang lalu ada suatu


peristiwa kematian misterius
setelah berjudi, minuman
keras, konsumsi alcohol
Ibu meninggal saat SMP dan
ayah 1 tahun kemudian

Cemas
Jantung berdebar
Susah tidur

Berulang kali berobat ke RS diberi obat


diazepam, Xanax dll, setiap minum obat
tersa enak tapi kemudian kambuh lagi

Pemeriksaan Jantung
(Tidak ada kelainan)

Ansietas
Neurosis

STEP 5 : DEFINE LEARNING OBJECTIVE


Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang:
Ansietas, Neurosa:
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi dan Faktor Predisposisi
4. Gejala & Manifestasi Klinis
5. Perjalanan Penyakit
6. Pemeriksaan & Diagnosa
7. Penatalaksanaan (Terapi & Perawatan)
8. Diagnosa Banding
9. Prognosa
STEP 6: GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY

STEP 7: SHARE THE RESULTS OF INFORMATION GATHERING AND


PRIVATE STUDY
1. DEFENISI NEUROSIS:
Suatu kelainan mental hanya memberi pengaruh pada sebagian kepribadian
sehingga orang yang mengalaminya masih bias melakukan pekerjaan seperti
biasanya dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
DEFENISI ANSIETAS:
Suatu mood, biasanya bersifat tidak menyenangkan disertai sensasi ditubuh
(somatic) dan terjadi dengan rasa ketidakpastian dan ancaman akan masa
depan secara subjektif.
2. Epidemiologi
Survei komunitas menunjukan sekitar 3-5% orang dewasa menderita
gangguan ansietas menyeluruh dalam suatu survey dengan pravalensi seumur
hidup lebih dari 25%, sekitar 15% pasien yang akan dioperasi, dan 25% yang
berobat biasanya gelisah. Gangguan ansietas menyeluruh biasanya dimulai
pada awal masa dewasa, antara usia 15-25 tahun. Tetapi angka terus
meningkat setelah usia 35 tahun. Perempuan lebih sering terkena daripada
laki-laki dengan rasio sampai 2:1 pada beberapa survey. Namun gangguan
ansietas menyeluruh murni lebih jarang dibandingkan dengan gambaran
campuran antara ansietas dan depresi.
3. ETIOLOGI :
Faktor lingkungan (termasuk factor keluarga dan marital serta keadaan
social seperti perumahan yang buruk dan pengangguran, mungkin
merupakan factor penyebab berkelanjutan untuk gangguan ini)

Faktor predisposisi yang menyebabkan timbulnya neurosis sering serupa


dengan factor penting pada perkembangan gangguan kepribadian sebenarnya.
Neurosis sering timbul pada orang yang memiliki kelainan kepribadian dan
menyebabkan orang tersebut mengalami masalah ekonomis social. Akibatnya
secara emosional orang tersebut bereaksi berlebihan.
FAKTOR RESIKO:
Wanita 2 kali lebih tinggi daripada laki-laki
Etnik
Perpisahan
Pernah mengalami kerusakan fisik saat anak-anak
Status social dan ekonomi menurun
Riwayat keluarga (ada penyimpangan yang hampir sama)
Substance/stimulating abuse
4. GEJALA KLINIS:
Rasa takut yang tidak sesuai
Cemas dan panic
Serangan singkat dan depresif
Tension headaches
5. Pemeriksaan dan Diagnosa
Aksis I : Gangguan Klinis.
Berupa gangguan neurotic, yaitu gangguan cemas menyeluruh. Dimana
didapatkan pedoman diagnostic:
-

Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai

beberapa bulan,yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada


keadaan situasi khusus tertentu saja.
-

Gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut:

Kecemasan (khawatir akan nasib buruk , merasa seperti di


ujung tanduk, sulit konsentrasi

Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak


dapat santai)

Overaktivitas otonomik (kepala ringan, jantung berdebardebar,sesak napas, keluhan lambung,dsb)

Aksis II (Gangguan Kepribadian Khas)


Berupa Gangguan Kepribadian cemas, yaitu:
-

Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasive

Pembatasan dalam gaya hidup karena alas an keamanan fisik

Aksis IV (Masalah psikososial dan lingkungan)


Berupa masalah dengan primary support group (keluarga), dimana
terjadi kematian orang tua pada masa SMP. Serta masalah lingkungan,
yaitu kematian teman sekost karena konsumsi alcohol dan ecstasy, dan
bermain judi
Aksis V (Penilaian fungsi secara global)
GAF: 60-51 : Gejala sedang, disabilitas sedang

6. PENATALAKSANAAN
Terapi pada ansietas pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yakni terapi
psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi). Angkaangka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan

diagnosis dini. Psikoterapi sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks


hubungan pasien dan dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi
farmakoterapi yang tidak perlu.
1. Terapi Psikologis
Penyuluhan psikiatrik atau psikologis dan manipulasi lingkungan tidak jarang
pula dibutuhkan. Biasanya terapi-terapi psikologis pada ansietas tersebut
merupakan bagian dari manajemen untuk mengatasi kebanyakan kondisi medis.
Namun untuk melakukan psikoterapi semacam itu tidak selalu mungkin dapat
dilakukan, khususnya yang ada dalam rumah sakit. Jangkauan dari ketersediaan
pelayanan seringkali terbatas, dan tidak semua pasien siap untuk menyetujui
sebuah skenario tertentu.
Terapi pada ansietas tidak harus dilakukan oleh seorang psikiatri, namun
seharusnya dapat diterapkan oleh semua dokter yang berkompeten, sehingga
keterbatasan pelayanan dapat diatasi(House cit Stark, 2002). Memberikan
informasi selalu menjadi langkah awal dalam menolong pasien ansietas, yang
mana informasi yang diberikan harus sesuai dengan kadarnya dan selalu
memberikan harapan yang besar bagi setiap individu untuk sembuh. Kebanyakan
pasien menginginkan sebuah kejelasan dan informasi mengenai kondisi yang
sedang ia alami, dengan melakukan tindakan tadi, menunjukkan kepada pasien
bahwa mereka benar-benar diperdulikan dan dirawat.
Komunikasi yang efektif adalah esensial dalam pemberian informasi, dokterdokter terlatih dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan terbuka dari pasien,
mampu memahami kondisi psikis, dan kemampuan memberikan nasehat-nasehat
yang baik sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif.

Yang mana akan mampu membantu pasien dalam mengurangi beban


psikisnya(House cit Stark, 2002)
2. Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya
tidak semua dokter berkompeten mampu melakukannya, dan terapi ini biasanya
hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang spiritual.
Terapi religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu
pasien untuk memahami dirinya sendiri, sehingga menciptakan sebuah kesadaran
dalam diri sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena kesadaran tersebut
muncul dari diri sang pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh
penderita, dan kemudian ahli religi tersebut memberi nasehat-nasehat untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini
dilakukan secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi
semacam ini terkadang pada akhirnya juga membentuk sebuah karakteristik atau
watak yang baru dari penderita.
3. Terapi farmakologi
Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan
mengurangi ansietas, dan masing-masing obat memiliki keuntungan dan
kekurangan masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama
pun tidak akan membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien
sendiri
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah
benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004). Adapun beberapa jenis obat yang lazim
digunakan adalah :

- Diazepam
- Lorazepam
- Alprazolam
- Propanolol
- Amitriptilin
Penghentian suatu konsumsi zat tertentu juga dapat membantu mengurangi
ansietas, biasanya penggunaan beberapa zat yang mengandung analgesik dan
alkohol yang mana telah disinggung diatas tadi, bahwa konsumsi zat-zat tersebut
sebenarnya merupakan sebuah pelarian dari gejala-gejala ansietas namun pada
akhirnya pada situasi tertentu, penghentian zat-zat tersebut malah menjadi bagian
yang penting untuk program manajemen ansietas. Karena ketergantungan terhadap
zat-zat tersebut dapat memicu timbulnya ansietas yang lebih, meskipun pada awal
penggunaannya terasa membantu meringankan gejala-gejala ansietas penderita.
7. Diagnosa Banding
Banyak gangguan dan hampir sama semua gangguan psikiatri dapat ditandai
dengan gejala ansietas. Gangguan ansietas menyeluruh sangat jarang
dimulai setelah usia 35 tahun. Individu yang pertama kali mengalami gejala
tersebut setelah usia ini lebih cenderung menderita gangguan depresif atau
psikiatri lainnya.
8. Prognosa
Secara umum prognosis pada keadaan ini biasanya dianggap baik hingga 50%.
Individu sembuh tanpa pengobatan dalam 2 tahun dan hingga 70% dengan
pengobatan. Namun sehingga separuh individu yang datang ke dokter umum
akan tetap simptomatik 1 tahun kemudian dan yang datang ke ahli psikiatri,
sekitar separuhnya akan tetap mengalami kecacatan setelah 4 tahun. Indicator

prognostic yang baik meliputi stabilnya kepribadian pramorbid dan


perkembangan gejala-gejala akut sebagai respon terhadap stress transitoris.
Factor-faktor prognostic buruk meliputi gejala-gejala kronik dan atau berat
saat datang masalah social yang menetap dan dukungan social yang tidak
adekuat.

KESIMPULAN
Ansietas adalah suatu mood yang bersifat tidak menyenangkan dengan rasa
ketidakpastian dan ancaman pada masa depan. Etiologinya adalah lingkungan
dan gangguan kepribadian. Diagnosis ditegakan berdasarkan diagnosis multi
axial. Gejala yang dapat timbul berupa cemas dan palpitasi. Terapi
berdasarkan farmakologi yaitu antipsikotik dan penyuluhan psikologis.

Anda mungkin juga menyukai