Anda di halaman 1dari 9

Bedside Teaching

HIFEMA TRAUMATIKA GRADE I OD + HEMATOM PALPEBRA OD

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Balqis Wulandari, S.Ked

Pembimbing:
dr. H. Ibrahim, Sp.M(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN
PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016

STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama

: Ny. ABP

Umur

: 36 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Kalidoni Palembang

Tanggal Pemeriksaan

: 30 April 2016

2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mata kanan terasa nyeri.
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Dua hari yang lalu pasien mengeluh mata kanan terkena
tonjokan. Mata merah (+), nyeri (+), keluar darah dari mata (-),
keluar cairan

seperti putih telur dari mata (-), tetapi pasien

tidak langsung berobat ke dokter.


Dua

jam

sebelum

masuk

rumah

sakit,

pasien

mengeluhkan nyeri pada mata kanan yang disertai dengan


penurunan tajam penglihatan. Penderita juga merasa cemas
dikarenakan gejala yang dialaminya. Pasien lalu berobat ke
Sriwijaya Eye Center dan diberikan obat berupa Tobroson Eye
Drop 6x1 ED, Asam Traneksamat 3x1 PO, Sulfas Atropin 1%
Eye Drop 3x1 ED, Becom-C 2x1 PO dan selanjutnya pasien
dirujuk ke RSUP dr. Mohammad Hoesin.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)

Riwayat memakai kacamata (-)

Riwayat trauma pada mata (+) pada dua hari yang


lalu.

Riwayat alergi (-)

Riwayat kencing manis (-)

Riwayat darah tinggi (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
3.

Pemeriksaan Fisik

a.

Status Generalis

Keadaan umum

: Pasien tampak sakit sedang dan cemas

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup

Frekuensi napas

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,5o C

b. Status Oftalmologis

Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Visus

5/60 ph -

6/6 ph -

Tekanan
intraokular

15,6 mmHg

P= N+0

KBM

Simetris

GBM

Palpebra

Hematom (+)

Tenang

Konjungtiv
a
Kornea

Mix Injeksi (+), Hiperemis (+)

Tenang

Jernih

Jernih

BMD

Clot (+)

Sedang

Iris

Iridoplegi

Gambaran baik

Pupil

Atropinisasi

Bulat, Central, Refleks


cahaya (+), diameter 3 mm

Lensa

Jernih

Jernih

Segmen
Posterior

RFOD (+)

RFOS (+)

Papil

Bulat, batas tegas, warna


oranye, c/d ratio 0.3, a/v 2:3

Makula

Refleks fovea (+)

Bulat, batas tegas, warna


oranye, c/d ratio 0.3, a/v
2:3
Refleks fovea (+)

Retina

Kontur pembuluh darah baik

Kontur pembuluh darah


baik

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG untuk menyingkirkan adanya perdarahan
vitreus atau ablasio retina
Pemeriksaan CT Scan Orbita

Skrining Sickle-Cell

5. Diagnosis banding
Beberapa diagnosis banding yang dapat memberikan gambaran
seperti hifemaadalah7:
Herpes simpleks keratitis
Manifestasi sickle cell disesase
Komplikasi glaukoma
Xanthogranuloma juvenil
6. Diagnosis Kerja
Hifema Traumatika Grade I OD + Hematom Palpebra OD.
7. Tatalaksana

o Informed consent
o Masuk Rumah Sakit / Rawat Inap
o KIE
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan tentang
prognosis penyakit sehingga pasien tidak mengalami
kecemasan yang berlebih

Menjelaskan pada pasien bahwa pasien untuk sementara


waktu melakukan istirahat tirah baring dan tidur dengan
posisi kepala elevasi atau ditinggikan sekitar 45.

Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk sementara


akan dilakukan bebat mata (penutupan mata) yang
bertujuan untuk mengistirahatkan mata.

o Farmakologi
Tobroson Eye Drop 6x1 ED OD
Asam Traneksamat 3x1 tab let
Sulfas Atropin 1% Eye Drop 3x1 ED OD
Becom-C 2x1 tablet.
o Non Farmakologi
Pro Aspirasi Hifema OD dengan anestesi lokal
Pro Konsul PDL.

Monitoring TIO, Pewarnaan kornea, dan Perdarahan


sekunder.

8. Prognosis

Okuli Dekstra
o

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Okuli Sinistra
o

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

ANALISIS KASUS

Pasien datang dengan riwayat terkena trauma berupa tonjokan pada


mata sebelah kanan yang tidak diobati secara adekuat. Dua hari yang lalu
setelah

terkena

tonjokan,

pasien

mengeluhkan

mata

kanan

menjadi

merah.Tonjokan yang merupakan jenis trauma tumpul menjadi salah satu


dasar untuk penegakan diagnosis bahwa terdapat riwayat trauma pada mata
pasien. Mata merah yang muncul pada pasien berupa adanya mix injeksi baik
berupa injeksi konjungtiva maupun injeksi silier dapat disebabkan oleh
melebarnya pembuluh darah pada daerah konjungtiva akibat dari adanya
trauma tumpul tersebut.
Pasien mengeluhkan nyeri pada mata kanan yang disertai dengan
penurunan tajam penglihatan. Rasa nyeri yang secara kontinu dirasakan oleh
pasien sejak adanya trauma dapat disebabkan oleh adanya inflamasi pada
daerah intraokular maupun adanya peningkatan dari tekanan intraokuler.
Penglihatan yang menurun yang dikeluhkan pasien melalui pemeriksaan iris
didapatkan bahwa pada pasien terjadi iridoplegia, pada keadaan ini terjadi
midriasis dari pupil yang diakibatkan parese dari serabut saraf yang mengatur
otot sfingter pupil.
Iris merupakan jaringan mata yang kaya akan vaskularisasi,pada saat
pasien mengalami tonjokan yang merupakan trauma tumpul maka dapat
menyebabkan rupturnya pembuluh darah iris atau korpus siliaris yang
mengakibatkan darah keluar dan mengisi COA. Clot yang ditemukan pada bilik
mata depan diakibatkan dari proses fibrinolitik pada darah yang mengisi COA.
Pada pemeriksaan oftalmologjs ditemukan bahwa pupil pada okuli dekstra
mengalami atropinisasi, hal ini disebabkan adanya riwayat pengobatan
sebelumnya berupa pemberian obat siklopegik. Dari gejala dan riwayat yang
terdapat pada pasien seperti adanya riwayat trauma, nyeri pada kepala dan
mata, penurunan visus, terdapat akumulasi darah pada bilik mata depan,
diagnosis mulai mengarah kearah terjadinya Hifema Traumatika.
Hifema Traumatika adalah keadaan dimana terjadi akumulasi darah
pada bilik mata depan yang diakibarkan oleh pecah atau rupturnya pembuluh
darah iris atau corpus siliaris. Pada hifema traumatika dilakukan grading
berdasarkan ketinggian darah pada COA, pada kasus darah berupa clot atau
tidak dalam bentuk fluid level dan didapatkan bahwa ketinggian darah atau
clot <1/3 COA, oleh karena itu pada pasien masih dikategorikan sebagai grade
I.

Pada kedua mata pasien juga ditemukan hematom palpebra, yaitu


pembengkakan atau penimbunan darah dibawah kulit palpebra akibat
pecahnya pembuluh darah. Pada saat terjadi trauma tumpul pada palpebra
Untuk tatalaksana pada pasien ini dianjurkan untuk dirawat inap
karena pada pasien ini direncanakan akan dilakukan aspirasi hifema dan
agar pasien dapat dilakukan evaluasi secara kontinu terhadap resiko
terjadinya re-bleeding maupun komplikasi lain seperti peningkatan TIO. Kita
juga menjelaskan

kepada pasien mengenai penyakit dan tentang prognosis

penyakit sehingga pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebih,


menjelaskan pada pasien bahwa pasien untuk sementara waktu melakukan
istirahat tirah baring dan tidur dengan posisi kepala elevasi atau ditinggikan
sekitar 45, hal ini dilakukan agar darah berkumpul ke bagian bawah COA,
lalu menjelaskan kepada pasien bahwa untuk sementara akan dilakukan
bebat mata (penutupan mata) yang bertujuan untuk mengistirahatkan
mata.
Untuk terapi medikamentosa awal sebelum aspirasi diberikan obat
anti-fibrinolitik seperti Asam Traneksamat 3x1 tab

yang berfungsi untuk

mempercepat proses pembekuan darah, lalu diberikan steroid


sebagai anti inflamasi dan juga berfungsi mencegah komplikasi
seperti

sinekia

posterior,

sinekia

anterior

perifer,

atau

iridosiklitis. Pemberian siklopegik juga dianjurkan untuk hifema


grade Idan II agar mencegah kontraksi badan siliar agar tidak
terjadi perdarahan ulang melalui pemberian sulfas atropin 1%
eye drop 3x1 ED. Lalu diberikan vitamin C yang berfungsi
untuk mempercepat perbaikan endotel dengan pemberian
becom-C 2x1 tab.
Setelah dilakukan aspirasi hifema, terapi medikamentosa dilanjutkan
dengan obat anti-fibrinolitik yaitu Asam traneksamat 3x500 mg, lalu
parasetamol sebagai analgesik dan cefixime 2x100 mg sebagai antibiotik
post aspirasi.

LAMPIRAN
Pre- Aspirasi Hifema

Post Aspirasi Hifema

Anda mungkin juga menyukai