Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ayu Lestari
Devi Komalasari
Izzati Zahidah
Lusiana Setiawati
Wiwit Apriliyani
06101281320008
06101181320027
06101281320011
06101181320028
06101181320036
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pengembanagn profesi guru ini sebagai
tugas mata kuliah profesi kependidikan.
Kami telah menyusun makalah pengembangan profesi guru ini dengan sebaik-baiknya
dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan kami, semoga makalah pengembangan profesi guru ini bisa
menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah pengembangan profesi guru ini tepat pada waktunya
dan insya Allah sesuai yang saya harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada
rekan-rekan atas dorongan dan motivasi yang telah diberikan kepada saya selama ini.
Mudah-mudahan makalah pengembangan profesi guru ini bisa memberikan sumbang
pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Aamiin.
Indralaya , Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Guru................................................................................................................3
2.2 Pengertian Profesi............................................................................................................3
2.3 Profesionalisme Guru......................................................................................................4
2.4 Pengembangan dan Peningkatan Profesi Guru.................................................................8
2.5 Strategi Pengembangan Profesi Guru............................................................................12
2.6 Ranah Pengembangan Guru..........................................................................................13
2.7 Tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)...........................................17
2.8 Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).........................................17
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.4 Manfaat
1.4.1
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Guru
Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikan dengan guru, yang mempunyai makna
Digugu lan Ditiru artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipatuhi. Sedangkan dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
adalah
seorang
yang
pekerjaannya
(mata
pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut muallim dan dalam
bahasa Inggris disebut teacher. Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni A Person
Occupation is Teaching Other artinya guru adalah seorang yang pekerjaannya mengajar
orang lain.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan. Walaupun pada kenyataan masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang
kependidikan. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak
meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik
mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal,
disekolah maupun diluar sekolah.
Kata profesi identik dengan keahlian, seseorang yang melakukan tugas profesi juga
sebagai seorang ahli (expert). Sama halnya dengan pendapat Volmer dan Mills, mereka
bersama-sama mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang
diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan keterampilan, pekerjaan yang
bernilai tinggi, sehingga ketrampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi orang lain dan
dia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa upah, bayaran dan
gaji (payment).
Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau
dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan, yang
kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen,
dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak
profesionalisme.
yang sangat diminati oleh banyak orang, ditambah lagi dengan semakin berpihaknya
pemerintah pada profesi ini, membuat orang berlomba-lomba menjadi guru. Namun, tidak
sedikit juga guru yang hanya menjadi aktor yang bekerja sekedar pelepas tanggung
jawab, bahkan itupun tidak dibarengi dengan kemampuan yang memadai sebagai aktor
yang cakap untuk mentransformasikan pengetahuannya.
Menurut jurnal terkemuka manajemen pendidikan, Educational Leadership edisi
Maret 1993 menurunkan laporan utama bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru
dituntut untuk memiliki lima hal:
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Komitmen
tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.
b. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, hal ini merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
c. Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
d. Guru mempu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar
dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna
melakukan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk
bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang
salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
e. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dan lingkungan
profesinya, misalnya kalau di kita, PGRI dan organisasi profesi lainnya.
Profesionalisme guru merupakan hasil dari profesionalisasi yang dijalainya secara
terus-menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan (preservice education),
pendidikan dalam-jabatan termasuk penataran (in-service training), pembinaan dari
organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan,
pengakuan kode etik profesi, sertifikasi peningkatan kualitas calon guru, besar kecilnya
gaji atau imbalan, dan lain-lain secara bersama-sama menentukan profesionalisme guru.
Seorang guru profesional setidaknya harus memiliki tiga unsur sebagai berikut:
1. Kualifikasi
Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru adalah
minimal S1 dari program keguruan, maka dapat diperoleh melalui pendidikan
tinggi program S1 atau D4. Kualifikasi juga merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan profesi guru.
2. Kompetensi
Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan,
kemampuan dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranannya secara
profesional. Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut, guru harus mempunyai
kompetensi sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya.
Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Th 2005, kompetensi guru terdiri atas:
a. Kompetensi Pedagogik
Manusia memiliki potensi untuk dapat mendidik dan dididik sehingga mampu
menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi
dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai
edengan kedudukannya sebagai makhluk mulia. Fitrah inilah yang
membedakan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya dan fitrah ini
pulalah yang membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia yang sekaligus
berarti bahwa manusia adalah makhluk paedagogik.
b. Kompetensi kepribadian
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mempunyai peran
yang unik dalam kehidupan terlebih yang berkaitan dengan kepribadian
dirinya. Guru pun demikian, dia bukanlah manusia super, dia tidak lepas dari
sisi kepribadiannya sebagai seorang manusia biasa yang penuh dengan
secara
bersama-sama
mengembangkan
kreativitas
dan
mengembangkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.
c. Kompetensi Sosial
Manusia
merupakan
makhluk
sosial
yang
senantiasa
untuk
hidup
menyebutkan
beberapa
alternatif
Program
Pengembangan
10
keguruan. Program ini berupa program kelanjutan studi dalam bentuk tugas
belajar.
b. Program Penyetaraan dan Sertifikasi.
Program penyetaraan diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program
pendidikan keguruan. Sedangkan sertifikasi guru dapat diartika sebagai suatu
proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi
untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
c. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi.
Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi (PTKB) yaitu pelatihan yang
mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta
didik, sehingga isi, materi pelatihan yang akan dilatihkan merupakan
abungan/integrasi bidang-bidang ilmu sumber bahan pelatihan yang secara
utuh diperlukan untuk mencapai kompetensi.
d. Program Suprevisi Pendidikan
Sering ada persepsi yang salah atau kurang tepat dimana tugas supervisor
sering dimaknai sebagai tugas untuk mencai kesalahan atau untuk mengadili
guru, padahal tujuan tujuannya untu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses belajar mengajar. Kualitas peranan supervisi di lingkungan supervisi
akan dapat meningkatkan profesionalisme guru yang selanjutnya dapat
berdampak positif terhadap prestasi sekolah.
e. Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata
pelajaran sejenis di sanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri
dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Dengan MGMP
diharapkan akan meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik.
f. Simposium Guru
Melalui forum simposium, diharapkan para guru menyebarluaska upayaupoaya kreatif dalam pemecahan masalah. Selain sebagai media sharing
pengalaman, media ini juga berfungsi untuk kompetisi antar guru dengan
menampilkan guru-guru yang berprestasi.
g. Program Pelatihan Tradisional Lainnya
Berbagai program pelatihan sampai saat ini banyak dilakukan. Suatu
kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman lapangan akan sangat
efektif untuk pengembangan kursus/pelatihan tradisional ini.
h. Membaca dan Menulis Jurnal atau Karya Ilmiah
11
Dengan membaca atau bahkan menulis jurnal atau karya ilmiah, guru dapat
mengembangkan profesionalismenya. Selanjutnya dengan meningkatnya
pengetahuan seiring dengan bertambahnya pengalaman, guru diharapkan dapat
mengembangkan konsep barun yang dapat memberikan kontribusi dalam
melaksanakan tugasnya.
i. Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah
Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah akan
memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme
guru dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Penyampaian makalah utama,
kegiatan diskusi kelompok kecil pameran ilmiah, pertemuan informal untuk
bertukar pikiran, dan sebagainya saling berintegrasi untuk memberikan
kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai seorang profesional.
j. Melakukan Penelitian (Khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
PTK merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau
tidak dengan ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan seklaigus
meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga merupakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru.
k. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi
Organisasi atau komunitas profesional biasanya akan melayani anggotanya
untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan
membangun hubungan yang erat dengan masyarakat.
1. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Hal ini sangat menguntungkan bagi pengembangan profesionalisme guru.
Banyak hal daat dilakukan dan dipecahkan berkat kerjasama, seperti
Penelitian Tindakan Kelas, berpartisipasi dalam keguatan ilmiah, dan
kegiatan-kegiatan profesional lainnya.
Selain usaha dari seorang pendidik sendiri untuk mengembangkan
profesinya, pemerintah juga seharusnya turut andil dalam hal ini. Tanpa
bantuan dari pemerintah, tak mungkin jika pengembangan profesi guru
akan berjalan baik. Karena dalam hal ini pemerintah bertugas dan
berfungsi untuk mengatur apa-apa yang tercakup di dalamnya termasuk
pendidikan. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan profesi guru seperti yang telah disebutkan pada alternatif
di atas. Selain itu, pemerintah juga telah merumuskan dan mengesahkan
Undang-Undang Guru yang tentu saja akan lebih mengembangkan
profesionalisme seorang guru.
12
1.
Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengahsetengah.
2.
13
3.
3. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya. Sebagaimana diketahui
bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara berkesinambungan
diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga
lain.
5. Menghadiri perkuliahan umum atau presentasi ilmiah. Biasanya perguuan tinggi lokal
atau organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau presentasi ilmiah yang
dibawakan oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum. Kebanyak dari mereka
berhubungan degnan berbagai isu termasuk pendidikan.
14
15
pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah , yaitu : penugasan, kenaikan pangkat
dan promosi.
1. Penugasan
Guru terdiri dari 3 jenis , yaitu guru kelas , guru mata pelajaran , dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor. Dalam rangka melaksanakan tugasnya ,
guru melakukan kegiatan pokok yang mencakup : merencanakan pembelajaran ,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran , membimbing dan
melatih peserta didik , dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
16
daerah.
Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak
40 jam tatap muka dalam 1 minggu dilaksanakan dengan ketentuan paling
sedikit 6 jam tatap muka dalam 1 minggu pada satuan pendidikan tempat
peserta didik per tahun pada satu atau lebih satua pendidikan.
Guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu wajib memenuhi beban mengajar
yang setara, yaitu jika paling sedikit melaksanakan 6 (enam) jam tatap muka
butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan
keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi dan penerapan
pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas
proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas
tambahan tersebut.
3. Kenaikan pangkat
Dalam rangka pengembangan karir guru, permenneg PAN dan RB Nomor
16 Tahun 2009 telah menetapkan 4 ( empat ) jenjang jabatan fungsional guru dari
yang terendah ampai dengan yang tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda,
Guru Madya, dan Guru Utama. Penjelasan tentang jenjang jabatan fungsional guru
dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi beserta jenjang kepengkatan dan
persyaratan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan tersebut telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan
karir merupakan gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang
ditetapkan sesuai dengan permenneg PAN dan BR Nomor 16 Tahun 2009. Tugas
tugas guru yang dapat dinilai dengan angka kredit untuk keperluan kenaikan
pangkat dan/atau jabatan fungsional guru mencakup unsur utama dan unsure
penunjang. Unsure utama kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit dalam
kenaikan pangkat guru terdiri atas :
(a) pendidikan ;
(b) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah,
(c) pengembangan keprofesian berkelanjutan ( PKB ).
18
5. Bagi Pemerinta, dengan adanya PKB akan memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan profesional.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka di dapatkan kesimpulan bahwa Guru merupakan suatu
profesi, yang berarti jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan sedangkan profesi secara
etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin,
profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan
yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan:
yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu
pengetahuan, keahlian dan akademik. Profesionalisme dalam pendidikan tidak lain adalah
seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus di bidang pekerjaan yang mampu menekuni
bidang profesinya selama hidupnya. guru profesional setidaknya harus memiliki tiga unsur
yaitu kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Syaefudin dan Kurniatun memberikan
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pengembangan profesi
untuk tenaga kependidikan, yaitu : (1) Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan
(baik untuk tenaga struktural, fungsional, maupun teknis). (2) Berorientasi pada perubahan
tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan untuk teknis
pelaksanaan tugas harian sesuai posisi masing-masing. (3) Dilaksanakan untuk mendorong
meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan. (4) Dirintis dan
diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki
jabatan/posisi. (5) Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,
pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan
motivasi kerja, dan ketahanan organisasi pendidikan. (6) Pengembangan yang menyangkut
20
Dalam proses pengembangan profesi guru dibutuhkan strategi- strategi yang baik.
Strategi yang bisa digunakan antara lain (1) Berpartisipasi di dalam pelatihan berbasis
kompetensi. (2) Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang
dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. (3) Pelatihan ini cocok
dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. (4) Berpartisipasi
di dalam kursus dan program pelatihan tradisional (termasuk di dalamnya pendidikan
lanjut). Workshop in-service, seminar, perkuliahan tingkat sarjana/pasca sarjana, konferensi
adalah bentuk-bentuk pilihan pelatiahn yang sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. (5)
Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa
jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara berkesinambungan diproduksi oleh
individual pengarang, lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lain. (6) Berpartisipasi
di dalam kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah. Konferensi atau pertemuan ilmiah
memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan
dengan profesi guru. (7) Menghadiri perkuliahan umum atau presentasi ilmiah. Biasanya
perguuan tinggi lokal atau organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau presentasi
ilmiah yang dibawakan oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum. Kebanyak dari mereka
berhubungan degnan berbagai isu termasuk pendidikan.
3.2 Saran
Materi pada makalah ini tentang pemngembangan profesi guru. Dengan makalah ini
bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada masyarakat, para guru
serta calon guru yang membaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012, Desember). Pengembangan Profesi Keguruan. Dipetik Maret 2015, dari
Blogger:
http://manggamudaku.blogspot.com/2012/12/pengembangan-profesikeguruan.html
Budiman, S. A. (2006). Profesi Keguruan 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ilyana, S. (2011, Desember). Strategi Perkembangan Profesi Guru. Dipetik Maret 2015, dari
academia.edu:https://www.academia.edu/7558752/MAKALAH_STRATEGI_PENG
EMBANGAN_PROFESI_GURU_Makalah_ini_disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_
Mata_Kuliah_Etika_Profesi_Keguruan_
Luthfiah, S. U. (2010, Desember). Pekembangan Profesi Guru. Dipetik Maret 2015, dari
wordpress: https://ufitahir.wordpress.com/2010/12/18/perkembangan-profesi-guru/
Rosita, D. (2014, April). Perkembangan Profesi Keguruan. Dipetik Maret 2015, dari Blogger:
http://desirositaelf.blogspot.com/2014/04/perkembangan-profesi-keguruan.html
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Guru Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiono. (2013, Nopember). Perkembangan Profesi Keguruan. Dipetik Maret 2015, dari
Blogger:
http://sugiono-motivasi.blogspot.com/2013/11/makalah-pengembanganprofesi-keguruan.html
Suharsaputra, U. (2004). Profesi Pendidik. Dipetik Maret 2015, dari wordpress:
https://uharsputra.wordpress.com/supervision/pkb-guru/pengembangan-profesipendidik-guru/
22