Anda di halaman 1dari 14

RESUME

SOPAN PRAYOGA (2114105028)


Dosen : Arif Wahjudi, ST. MT. Ph.d

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

STATISTICAL INTERFERENCE
(UJI HIPOTESA)
Pengartian Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah : pengujian yang dilakukan untuk membandingkan suatu besaran
dengan standart atau membandingkan 2 variabel.
Hipotesa adalah pernyataan yang ditolak atau diterima (gagal ditolak)
Pada uji hipotesa ini diambil dari populasi bukan diambil dari sempel
Dimana :
-

Hipotesa 1 yaitu Hypothesis atau dapat ditulis (H0) Praduga tidak bersalah
Apabila tidak sesuai dengan Null Hypothesis maka yang diteri hipothesis yang lain
Hipotesa 2 yaitu Altenative Hipothesis atau dapat ditulis (H 1), hypothesis digunakan
jika Null hipothesis (H0) tidak diterima.

Cara penulisan untuk kedua hypothesis yaitu :


H0 : .....
H1 : .....
Pada Uji Hipotesa ini hipotesa diambil dari populasinya bukan dari sempel.
Misalnya Nilai rata-rata dari operator dibandingkan dengan waktu standart (waktu
untuk melakukan sesuatu) contohnya : Untuk melakukan proses pemasangan engine pada
motor di suatu perusahaan. Seseorang memerlukan waktu lebih dari 3 menit untuk setiap
pemasangan engine pada motor, padahal pada system yang dibuat pada perusahaan tersebut
harus dengan 3 menit tiap pemasangan. Maka keadaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
H0 :
H1 :

= 3 menit (Null Hypothesis)


3 menit (Alternative Hypothesis)
< 3 menit (Alternative Hypothesis)
> 3 menit (Alternative Hypothesis)
Karena ada 3 pilihan maka harus memilih salah satu Alternative Hiphotesis

Cara untuk memilih H1 :


Karena pada Uji hipotesa ini Alternative Hyphotesisnya tedapat 3 pilihan maka kita
disuruh untuk memilih salah satu dari Alternative Hypothesis yang sekiranya sesuai dengan
persoalan yang ada.
Misalnya : Suatu perusahaan memproduksi alat otomotif yaitu berupa ring piston dengan
ukuran 3 maka H1 > 3 tidak bisa dipilih karena ukuran ring piston tidak boleh melebihi
standartnya, H1 < 3 juga tidak dapat dipilih dikarenakan ukuran ring piston juga tidak boleh

melebihi ukuran standartnya yaitu 3, sehingga satu-satunya Alternative Hypothesis yang


dapat dignakan yaitu H1 3.
Kasus seperti diatas merupakan perbandingan sesuatu dengan standartnya contohnya
kalibrasi.
Tipe Eror
Reality

Decision
Reject H0
Type I Error
Correct

Accept H0
Correct
Type II Error

H0 True
H0 False
Penjelasan :
Type I Dimana H0 yang seharusnya ditolak tetapi diterima
Type II Dimana H0 yang seharusnya diterima tetapi ditolak
Dimana :
Besarnya probabilitas kesalahan type I dapat dituliskan
Besarnya probabilitas kesalahan type II dapat dituliskan
Test Statistik yang digunakan jika diketahui dua nilai probabilitas dan dan nilai sempel
n.
Maka yang digunakan yaitu distribusi t.
( X ) n
t=

One Sided and Two Sided Test


Istilah significance dan confidence digunakan hanya dalam pengetesan hypothesis,
significance ditunjukkan oleh , tipe 1 error probability. Confidence dalam kesimpulan atau
akhir tes 1 , dimana
Significance + Confidence = + (1 ) = 1
Two-sided digunakan saat H0 : = a dan H1 : a, maka tidak arah yang diberikan sehinga
area yang signifikan terletak diantara 2 tails. Jika parameter diketahui dapat dilanjutkan
hanya satu arah saja seperti H1 : > a, H1 : < a, maka menggunakan One-sided test dan
berada pada 1 tail dari distribusi tersebut.
Pada Uji Hipotesa ini selain membandingan dengan standartnya ada juga Uji Hipotesa
dengan membandingkan data 1 dengan data yang lainya, tetapi dalam uji hipotesa ini hanya
terbatas 2 data yang dapat dibandingkan, untuk jumlah data lebih dari 2 data tidak bisa
menggunakan uji hipotesa ini harus memakai metode yang lain.
Contoh hipotesa membandingkan 2 data, dapat ditulis sebagai berikut :
H0 : 1 = 2 (Data 1 dibandingkan dengan data ke 2)
H1 : 1 2
1 > 2

1 = 2
Langkah Langkah Menyelesaikan Persoalan dengan Menggunakan Metode Uji
Hipotesa.
1. Tentukan hipotesa dari persoalan tersebut, yaitu Null Hypotesis (H 0) dan Alternative
Hypothesis (H1). Tentukan apakah menggunakan tes one-sided atau two-sided
2. Tentukan (Significant Level) atau batas dimana suatu perbedaan nilai dapat diterima,
pada persoalan engineering biasanya menggunakan 5% ( = 0.05)
3. Tentukan kriteria penolakan, disini yang dimaksudkan adalah penolakan dari Null
Hypothesis (H0). Kapan praduga tak bersalah ditolak / H0 ditolak.
4. Menghitung Statistiknya, menghitung statistik dari uji hypothesis menggunakan
distribusi-distribusi continous yaitu distribusi normal, distribusi t ,distribusi center
limit, distribusi X2 , dan distribusi F.
5. Dilakukan pengambilan kesimpulan.
Aturan-Aturan yang dipakai dari Uji Hipotesis
Disini dijelaskan kapan kita menyelesaikan suatu persoalan dengan menggunakan
distribusi yang tepat yang dapat dijelaskan melalui bagan dibawah :

Hypothesis dapat di formulasikan berdasarkan rata-rata, varian, perbedaan rata-rata atau pdf,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Subject
Mean
Two Means
Proportion

Hypothesis Descripton
Population mean is 25
Two population have the same mean
Fraction of population that is defective

Statistical Statement
= 25
1 = 2
= 0.05

Pdf
Two

is 0.05
Population follow poisson pdf with =0.5 P(x;0.5) is correct
Two population have equal variances
21= 22

variances
BENTUK DISTRIBUSI NORMAL

Jika

Angka tertentu maka daerah yang akan di riject berada di sebelak kanan dan

sebelah kiri sebesar 5%/2 ( /2 = 0.025) pada tiap bagian.

Jika > 0 Maka daerah yang akan di reject berada di sebelah kanan sebesar 5% ( = 0.05).

Jika < 0 Maka daerah yang akan di reject berada di sebelah kiri sebesar 5% ( = 0.05).

STATISTICAL INFERENCES FOR MEANS


Pada bab ini dijelaskan bagaimana cara untuk mengetes hypothesis dengan
menggunakan satu sempel dan dua sempel.
Tipe Test yang digunakan Untuk Rata-Rata
Hypothesis testing digunakan untuk menyelesaikan persoalan jika rata-rata dari
sempelnya sama, lebih besar, atau lebih kecil dari yang lain. Untuk menghitungnya dapat
menggunakan formulasi yaitu z statistik dan t statistik.

( X
) n
z=

t=

( X
) n
s

t statistik digunakan hanya saat standart deviasi tidak diketahui dan sempelnya kecil. Sempel
dapat dikatakan kecil apabila nilai sempel n < 30.
TEST ON MEAN OF NORMAL DISTRIBUTION WITH VARIANCE UNKNOWN
Mode
l
1

Hypothesis
H0 : = 0
H1 : 0
H0 : = 0
H1 : < 0
H0 : = 0
H1 : > 0

2
3

Test Statistic

t 0=

1 0
S
n

Criteria for
Rejection
It0I > t/2, n-1
t0 <- t, n-1
t0 > t, n-1

Mean Test for One Sample with Standart Deviation Known


Jika nilai rata-rata dari populasi 0 diketahui, rata-rata 0 dapat diestimasikan
menggunakan Null Hypothesis H0 : = 0. Dan alternative hypothesis mungkin H 1 : 0,
< 0, atau > 0. Atau dapat diestimasikan jika nilai semple besar n > 30,

TEST ON MEANS WITH VARIANCE KNOWN


Mode

Hypothesis

l
1

H0 : = 0
H1 : 0

Test Statistic

Criteria for
Rejection
IZ0I > Z/2

H0 : = 0
H1 : < 0
H0 : = 0
H1 : > 0

Z=

0
/ n

Z0 <- Z
Z0 > Z

Mean Test for Two Independent Samples with Standart Deviation Know
Jika rata-rata dari dua, pengambilan sample secara acak untuk di tes apakah keduanya
memiliki kesamaan jika standart deviasi kedua populasi diketahui, maka SND digunakan
untuk tes statistiknya.
H0 : 1 = 2
versus

H1 : 1 2
TEST ON MEAN WITH VARIANCE KNOWN
JIKA DIKETAHUI 2 POPULASI

Mode

Hypothesis

Test Statistic

l
1

H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
H0 : 1 = 2
H1 : 1 < 2
H0 : 1 = 2
H1 : 1 > 2

2
3

Z=

1 2

21 22
+
n1 n 2

Criteria for
Rejection
IZ0I > Z/2
Z0 <- Z
Z0 > Z

Means Test for Two Independent Samples With Standard Deviation Unknown and
Small Samples
Jika standart deviasi dari populasi tidak diketahui 1 dan 2 , maka itu membutuhkan
asusmsi bahwa keduanya sama atau tidak sama dan estimasi didapat dari sempel. Yang
mungkin untuk menyelesaikan jika keduanya sama maka menggunakan F test. Jika
diasumsikan sama dan nilai sempel kecil ( n1 dan n2 < 30), maka distribusi t dapat digunakan
untuk mengetes H0 : 1 = 2 dan alternative hypothesisnya. t test dan degrees of freedom dapat
di cari dengan persamaan dibawah :
TEST ON MEAN WITH VARIANCE UNKNOWN
MEMBANDINGKAN 2 SEMPEL DARI 2 POPULASI YANG BERBEDA VARIASI
TIDAK DIKETAHUI
Mode

Hypothesis

l
1

Test Statistic

Criteria for
Rejection

H0 : = 0

H1 : 0

1 2

t 0=
Sp

It0I > t/2, v

1 1
+
n 1 n2

v =n1 +n22
2
3

H0 : = 0
H1 : < 0
H0 : = 0
H1 : > 0

t 0=
Sp

v=

1 2

t0 <- t, v

t0 > t, v

1 1
+
n 1 n2

S 21 S 22
+
n1 n2
2

( S21 /n1 ) ( S22 /n2 )


n11

Sp=( n 11 ) s 21+ ( n21 ) s21 /n1 +n2 2

n 21

STATISTICAL INFERENCES FOR VARIANCE


Tes pada bab ini digunakan untuk menyelesaikan hubungan antara varian dari dua
populasi.
Tes yang digunakan untuk varian salah satunya adalah X2 atau F statistik.
( n1 ) s2
X 2=
2
2

s
F= 12
s1
Itu diasumsikan bahwa sempel didapat dari N(, 2) dimana tidak diketahui.
Variance Test for One Sample
2
2
Jika (sempel varian) s akan sama dengan nilai 0 , null hypothesis is H0 :
2

= 0 dan setiap one atau two-sided H1 harus di tes.


Tes statistik dengan menggunakan X2 dengan variabel v = n 1 degrees of freedom. Dengan
persamaan :
( n1 ) s2
2
X =
20
Dimana varian dari sempel s2 dapat dihitung dengan persamaan
2
n
2 fi X i
s=

X
n1
n1

Variance Test for Two Samples

Tes untuk persamaan varian dari dua populasi dengan menggunakan F statistik digunakan.
2
2
s1 / 1
F= 2 2
s2 / 2
Atau dapat diturunkan menjadi :
s2
F= 12
s2
2

Jika Null Hipothesis H0 : 1= 2


Yang mana distribusi F(v1, v2), dimana
v1 = n1 - 1 dan v2 = n2 1
Jika ingin mengetes untuk persamaan dari dua rata-rata sempel dengan varian yang sama,
2
2
dimana Alternative Hipothesisnya dapat dituliskan dengan H1 : 1 2 harus di reject,

daerah penerimaan /2 area tiap tail dari distribusi F(v1, v2),

UNTUK MENGETES VARIAN


Mode

Hypothesis

Test Statistic

Criteria for Rejection

l
1

H 0 : 21= 22
H 1 : 21 22

F0 =

S
S

2
1
2
2

F0 > F / 2 , n11, n21 atau


F0 <

F1 - /2

n11, n21
2

H 0 : 1= 2

F0 >

, n21, n11

F0 >

, n11, n21

H 1 : 21< 22
3

H 0 : 1= 2
H 1 : 21> 22

Example
P19.3 Produk baru akan diteliti oleh test-marketed dan seles are dengan nilai yang diharapkan
mengikuti distribusi normal dengan = 2000 dan = 350 unit per hari. Untuk sempel 20 hari
didapat pada bagian selatan, menejer akan mengetes jika rata-rata melebihi nilai yang
diharapkan 2000 per hari.
a. Tulis Hipotesa H0 and H1
b. Hitung batas diterima dari bagian tersebut untuk H0 menggunakan = 0.10 and the
standart normal distribution.
Diketahui :
= 2000
= 350
n = 20
Ditanya :
a. H0 and H1
b. Acceptance jika = 0.10
Jawab :
a. H0 : = 2000
H1 : > 2000
Jadi menggunakan one-sided test
b. Tolak H0 jika Z0 > Z
Didapatkan model
= 0.10

Membandingkan Z hitung > Z


Pada tabel = 0.10 didapat Z = 1.285

X
Z=
/n
1.285=

X 2000
350 / 20

X = 2100.567
Jadi batas penerimaan agar dilakukan pengetesan adalah 2100 unit.
P20.5 Perusahaan pesawat terbang menggunakan maksimum umur desainnya 3500 h untuk
komponen kusus. Jika sempel standart deviasi untuk 35 tes komponen adalah 425 h dan ratarata umurnya adalah 3300 h, jawablah dengan mengikuti nilai = 0.05
Apakah rata-rata umur komponen lebih kecil dari pada umur desainnya ?

Diketahui
= 3500
n = 35
s = 425
Jawab
Membuktikan apakah lebih kecil atau tidak ?
Dengan menggunakan tes hipotesa
H0 : = 3500
H1 : < 3500
Tolak H0 jika Z0 < -Z
Membandingkan Z hitung < - Z
y
Z=
/n
Z=

33003500
425/ 35

Z = -2.78
-2.78 < -1.645
Jadi H0 ditolak

-2.27 -1.625

P20.15 Diketahui dari tabel P20.14


Diketahui
Sample 1

Sample 2

y =35

y =36.5

s 21=10

s 22=10

n1=8

n2=15

Ditanya : Test Hipothesis


Jawab :
Sample kurang dari 30 maka menggunakan distribusi t
Karena untuk membuktikan sama atau tidak maka
H0 : 1 = 2

H1 : 1 2
Menentukan
= 0.02
Kriteria Penolakan
|t 0|>t /2, v
Menghitung hitung t 0
1 2

t 0=
Sp

1 1
+
n 1 n2

Mencari v dan Sp
v = n1 + n2 -2 = 21
Sp=( n 11 ) s 21+ ( n21 ) s21 /n1 +n2 2
Sp=70+140 /21=10

Maka
t 0=

t 0=

3536.5
1 1
10
+
8 15

1.5
1.4

t 0=1.07
Mencari t dari tabel dengan v = 21 dan (two-tail) = 0.02 ditemukan = 2.518

-2.518
Sehingga

-1.07

|t 0|>t

/2, v

1.07 < 2.518


Jadi H0 gagal ditolak dengan tingkat keyakinan 98%

P21.9 Sempel data terdari dari dua sempel yang didapat dari populasi normal
Diketahui
Sample Size
20
12

Average
6.8
7.3

Standart Deviasi
0.39
0.29

Ditanya : Test Hypothesis equal vs unequal varian dengan = 0.2


Jawab :
Menentukan hipotesa
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
Menentukan = 0.2
Menentukan penolakan
F0 > F/2 , n1-1, n2-1 atau F0 < F-/2 , n1-1, n2-1
F0 > F0.2/2 , 19, 11
Menghitung F hitung (F0)
2

S
F0 = 12
S2
F0 =

0.1521
0.0841

F0 =1.808

Menentukan daerah Penerimaan F(19,11) dengan /2 = 0.1 tiap tail .


F(19,11) = 2.13
1/F(11,19) = 1/1.94 = 0.51
0.51 < F < 2.13
Sehingga F didaerah penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai