Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

FRAKTUR CLAVICULA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Pembimbing :
Letkol CKM dr. Basuki Widodo, Sp.OT

Oleh :
Desi Karina Wardhani
(01.211.6361)

ILMU BEDAH RST DR.SOEDJONO TINGKAT II MAGELANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT
FRAKTUR CLAVICULA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh :
Desi Karina Wardhani
(01.211.6361)

Telah disetujui dan disahkan oleh :


Dokter Pembimbing

Letkol CKM dr. Basuki Widodo, Sp.OT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi
Fisiologi

i
ii
iii

Clavicula

3
3.2 Fraktur Clavicula
5
3.2.1

Definisi

3.2.2

5
Etiologi

3.2.3

5
Mekanisme

3.2.4

7
Klasifikasi

3.2.5

9
Diagnosis

3.2.6

Diagnosis

3.2.7

12
Penatalaksanaan

3.2.8

Komplikasi

Cedera

Banding

19

3.2.9.................................................................................
Prognosis
20
DAFTAR

PUSTAKA
22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama
perkembangan embrio minggu ke 5 dan ke 6. Tulang clavicula, tulang humerus bagian
proximal dan tulang scapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang clavicula juga
membentuk hubungan antara anggota badan atas dan thorax. Tulang ini membantu
mengangkat bahu ke atas, ke luar dan ke belakang thorax. Pada bagian proximal
tulang

clavicula

bergabung

dengan

sternum

disebut

sebagai

sambungan

sternoclavicular. Pada tulang clavicula bagian distal bersama dengan acromion dari
tulang scapula disebut sebagai sambungan acromioclavicular.
Fraktur clavicula mudah dikenali karena letak tulang clavicula yang di bawah
kulit (subcutaneous) dan tempatnya yang relatif di depan, karena posisi tulang
clavicula ini yang menyebabkan rawan terjadi fraktur. Fraktur clavicula terjadi karena
adanya tekanan yang kuat atau hantaman yang keras pada bahu. Sering terjadi pada
anak-anak dan laki-laki muda serta wanita tua. Pada anak-anak, tipe fraktur biasanya
greenstick.
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula
sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki : perempuan
adalah 2:1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85%
dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10%, dan
proksimal sekitar 5%.
Sekitar 2-5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut
American Academy of Orthopaedi Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1 kasus
dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus trauma
pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang
hidup.

BAB II
5

TINJAUAN PUSTAKA
3.1.

Anatomi Fisiologi Clavicula


Clavicula membentuk bagian depan dari cingulum membri superior, merupakan
penyokong yang memfiksasi lengan di bagian lateral, sehingga dapat bergerak dengan
bebas. Bagian dua pertiga medial corpus clavicula berbentuk cembung ke ventral,
sedangkan bagian sepertiga lateral menggepeng dan cekung ke ventral. Karena
lengkung-lengkung ini, clavicula tampak sebagai huruf S besar yang memanjang.
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama
perkembangan embrio minggu ke 5 dan ke 6. Tulang clavicula, tulang humerus bagian
proximal dan tulang scapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang clavicula juga
membentuk hubungan antara anggota badan atas dan thorax. Tulang ini membantu
mengangkat bahu ke atas, ke luar dan ke belakang thorax. Pada bagian proximal
tulang

clavicula

bergabung

dengan

sternum

disebut

sebagai

sambungan

sternoclavicular. Pada tulang clavicula bagian distal bersama dengan acromion dari
tulang scapula disebut sebagai sambungan acromioclavicular.

Clavicula mempunyai dua ekstremitas:


a. Ekstremitas sternalis (sebelah medial) bentuknya bulat bersendi dengan
incisura

clavicularis

manubrium

sterni

membentuk

articulatio

sternoclavicularis.
6

Dekat ekstremitas sternalis terdapat impressio ligamenti costoclavicularis


(untuk melekat ligamentum costoclaviculare).
b. Ekstremitas acromialis (sebelah lateral) bentuknya pipih bersendi
dengan facies articularis acromialis os.scapula membentuk articulatio
acromioclavicularis.
Dekat ekstremitas acromialis terdapat tuberculum conoideum (untuk
melekat ligamentum conoideum) dan linea trapezoidea (untuk melekat
ligamentum trapezoideum).
Clavicula mempunyai dua facies:
a. Facies superior: licin
b. Facies inferior: kasar, terdapat sulcus musculi subclavii (untuk melekat
m. Subclavii), di dekat sulcus terdapat foramen nutricium.

Vaskularisasi clavicula berasal dari arteri suprascapular, thoracoacromial, dan


arteri mammaria interna. Kedua penelitian mengidentifikasi pasokan darah periosteal
sebagai pasokan predominan, terutama clavicula 1/3 tengah.
Batas anterior : M. Pectoralis mayor, M. Deltoid, M. Trapezius, M.
Sternocleidomastoideus, M. Sternohyoideus

3.2. Fraktur Clavicula


3.2.1.
Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur calvicula merupakan cedera yang sering
3.2.2.

terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu.


Etiologi
Fraktur clavicula sering terjadi akibat trauma dengan posisi lengan
terputar atau tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan dari
pergelangan tangan sampai ke clavicula. Penyebab lain fraktur clavicula
disebabkan oleh hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras
pada bahu akibat trauma atau terkena pukulan benda keras.
Beberapa penyebab fraktur clavicula yaitu:
a. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan.
b. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
c. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat
d. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post
radioterapi, keganasan, dan lain-lain.

3.2.3.

Mekanisme Cedera

Fraktur clavicula pada umumnya mudah dikenal dikarenakan tulang


clavicula adalah tulang yang berada dibawah kulit dan tempatnya relatif di
depan. Karena posisinya yang terletak dibawah kulit maka tulang ini sangat
rawan sekali untuk mengalami fraktur. Fraktur clavicula terjadi akibat dari
tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang
menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan
9

fraktur. Fraktur bisa juga terjadi setelah jatuh pada siku atau lengan yang
tertarik kuat.
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme
kompresi atau penekanan, karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan
tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu karena jatuh, kecelakaan
olahraga, ataupun kecelakaan bermotor.
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak diperkuat oleh otot ataupun
ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula.
Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral
dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada daerah ini paling
sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal atau proksimal.
3.2.4.

Klasifikasi
Klasifikasi fraktur clavicula berdasarkan lokasi fraktur, ada tiga lokasi
pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu pada bagian
midshape clavicula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian distal
clavicula dan bagian proksimal clavicula.

Grup I Fraktur 1/3 Tengah Clavicula (80-85%)


Nondisplaced
- Displacement < 100%
Nonoperatif
Displaced
- Displacement >100%
Operatif
- Nonunion 4,5%
Grup II Fraktur 1/3 Lateral Clavicula (10-15%)
Tipe I
- Fraktur terjadi di lateral sampai Nonoperatif
ligament
(trapezoid,

Tipe IIA

Tipe IIB

coracoclavicular
conoid)

atau

interligamen
Biasanya
terjadi

minimal
Stabil karena ligamen conoid dan

displacement

trapezoid masih intak


- Fraktur terjadi di medial sampai Operatif
-

ligament conoid dan trapezoid intak


Clavicula medial tidak stabil
Sampai 55% terjadi nonunion

dengan terapi nonoperatif


Fraktur terjadi diantara

ruptur Operatif

ligamen conoid dan intak ligamen


trapezoid atau di lateral sampai
kedua ligament
10

Tipe III

Clavicula medial tidak stabil


Sampai 30-45% nonunion dengan

terapi nonoperatif
Fraktur intraartikular sampai ke AC

joint
Ligamen conoid dan trapezoid intak

Nonoperatif

kemudian terjadi cedera clavicula


-

stabil
Pasien

yang

mungkin

komplikasi
Tipe IV

terjadi

artritis

AC

posttraumatik
Fraktur fiseal yang terjadi pada Nonoperatif

tulang yang immatur


Displacement clavicula lateral yang

terjadi pada periosteum yang tipis


Tarikan keluar clavicula dari

periosteal lengan
Ligamen conoid
menempel

ke

dan

trapezoid

periosteum

dan

bentuk fraktur secara keseluruhan


Tipe V

stabil
Fraktur kominutif
Ligamen conoid

Operasi
dan

trapezoid

menempel pada fragmen kominutif


- Clavicula medial tidak stabil
Grup III Fraktur Clavicula 1/3 Medial (5-8%)
Displacement
- Hampir selalu nonoperatif
Nonoperatif
- Jarang menimbulkan gejala
anterior
Displacement
- Jarang menimbulkan cedera (2-3%) Operatif
- Sering dislokasi-fraktur fiseal (usia
posterior
<25 tahun)
- Kestabilan tergantung pada ligamen
-

costoclavicular
Harus dinilai jalan napas

kerusakan pembuluh darah besar


Radiografi dan CT scan secara

kebetulan untuk penilaian


Terapi bedah dengan didampingi

dan

dokter bedah thorax


Allman Group I: fraktur 1/3 tengah
11

Allman Group II: fraktur 1/3 lateral


Allman Group III: fraktur 1/3 medial

Gambar. Fraktur clavicula diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi


Allman dan Neer menurut lokasi dan jenis fraktur. (a) Undisplaced, (b)
displaced and (c) comminuted.
Neer Type I: fraktur 1/3 tengah
Neer Type II: fraktur distal atau interligamen
Neer Type III: fraktur 1/3 dalam

Gambar. Klasifikasi fraktur clavicula lateral berdasarkan Jager dan Breitner.


Type I (a), Type IIa (b), Type IIb (c), Type III (d), Type IV (e) (16)

12

Gambar fraktur clavicula sinistra kominutif


3.2.5.

Diagnosis
a. Gejala Klinis
Pada penderita fraktur clavicula biasanya pasien datang riwayat
trauma. Penderita mengeluhkan nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut
dan sulit untuk mengangkat lengan dan bahu kemudian semakin terasa nyeri
dengan gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan nyeri tekan
pada daerah fraktur dan bisa didapatkan krepitasi pada setiap gerakan. Pada
inspeksi didapatkan penonjolan kulit akibat desakan fragmen patah tulang.
Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna kulit akibat
fraktur dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.
Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya
asimetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke posterior.
Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan
radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis
misalnya apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bisa kita
dapatkan pembengkakan daerah clavicula, diagnosanya akan lebih mudah
apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumothorax biasa
didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang
mengalami multiple traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan
fraktur clavicula mengalami pneumothorax.
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Plain photo
Mid clavicula
Evaluasi fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi
anteroposterior (AP) yang dipusatkan pada bagian tengah
13

clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa


menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan
posisi oblique dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi
AP 20-60o dengan cephalic terbukti cukup baik karena bisa
meminimalisir struktur thorax yang bisa mengganggu pembacaan.
Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur
menunjukkan deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya
menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan,

khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan.


Medial clavicula dan SC joint
Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior
(PA), lateral dan oblique. Fraktur medial clavicula dan cedera pada
SC joint biasanya sulit dinilai dengan pencitraan yang biasa karena
adanya overlap clavicula dengan sternum dan costa pertama.
Sebagai catatan penting, ossifikasi sekunder pada bagian proksimal
clavicula tidak akan nampak pada usia sebelum 12 tahun dan
mungkin sampai umur 25 tahun. Sehingga pada gambaran
radiograph biasa akan sulit membedakan antara suatu fraktur

dengan dislokasi pada SC joint.


Lateral clavicula dan AC joint
Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera
kadang-kadang

cukup

sulit,

namun

beberapa

pemeriksaan

membandingkan penampakan pada daerah cedera tersebut.


Proyeksi AP dan AC joint digunakan 15 o inclinasi cephalic,
sepanjang tulang scapula. Normal aligment pada sendi dengan
proyeksi AP apabila ukuran celah sendi kurang dari 5 mm dan
facies bagian bawah akromion dan distal clavicula tidak terputusputus.
2) CT Scan
Medial clavicula dan SC joint
CT scan seharusnya digunakan dengan mencakup SC
joint dan secara otomatis setengah dari kedua clavicula untuk
membandingkan satu sisi dengan sisi yang lain. Jika
didapatkan ada kelainan vaskular, bisa kita nilai dengan

menggunakan intravenous contras.


Lateral clavicula dan AC joint
14

CT scan merupakan salah satu alat pencitraan dibidang


radiologi yang cukup sensitif dalam menegakkan diagnosa.
CT scan kadang-kadang digunakan untuk mendiagnosa fraktur
intra-artikular atau stress fraktur pada AC joint. Meskipun
demikian CT scan terbatas untuk menilai sekitar jaringan
3.2.6.

lunak termasuk kapsula, ligament, dan rotator cuff injury.


Diagnosis Banding
a. Fraktur kosta
Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul pada
dinding

dada,

tergantung

lokasi

yang

mengalami

trauma

bisa

menyebabkan fraktur 1 tulang costa atau lebih. Pada pasien dengan fraktur
kosta bisa menyebabkan terjadinya pneumothorax, hemathorax karena
perdarahan atau cedera pada pleksus brachialis untuk fraktur kosta I-III.
Untuk fraktur kosta I-III gejala dan tanda bisa mirip dengan fraktur
clavicula, harus bisa dibedakan dengan seksama pada pemeriksaan
radiologi.
b. Fraktur sternum
Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya
disertai dengan trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis
fraktur sternum biasanya dipakai plain photo proyeksi lateral.
c. Dislokasi sendi bahu
Paling sering adalah anterior dislocation sekitar 85% dari semua
dislokasi sendi bahu. Pasien dengan dislokasi sendi bahu juga bisa
mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah menggerakkan lengan.
d. Rotator cuff injury pada bahu
Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan
utama nyeri pada persendian bahu disertai dengan kekauan, terbatasnya
pergerakan sendi bahu dan krepitasi. Pemeriksaan yang paling akurat pada
3.2.7.

kelaianan ini adalah MRI.


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan
tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan nonbedah atau
nonoperative treatment.
Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung
dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga
agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi
deformitas dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih
cepat.
15

Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang


cukup lama. Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan sling
selama 6 minggu. Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu,
siku dan lengan. Setelah sembuh, tulang yang mengalami fraktur biasanya
kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan
pembidaian untuk membatasi pergerakan, atau mobilisasi pada tulang untuk
mempercepat penyembuhan.
-

NONOPERATIF
Imobilisasi sling dengan latihan ROM bertahap 2-4 minggu
Indikasi:
Nondisplacement Grup I (1/3 tengah)
Fraktur Grup II stabil (tipe I, III, IV)
Nondisplacement Grup III (1/3 medial)
Fraktur clavicula distal pediatrik (tulang immatur)
Teknik:
Sling atau figure-of-eight
Merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah.
Balutan berbentuk angka 8 atau strap clavicula dapat digunakan untuk
mereduksi fraktur. Hal ini akan menarik bahu ke belakang dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap clavicula maka
ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera
kompresi pada plexus brachialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan

saraf kedua lengan harus dipantau.


Setelah 2-4 minggu mulai latihan ROM bertahap

16

Gambar A multitude of slings, straps, and braces have been proposed for
clavicular immobilization. A. Parham support. B. Bohler brace. C. Taylor support.
D. Unnamed support. E. Velpeau wrap. F. Modified Velpeau wrap. G. Modified
Sayre bandage. H. Billington yoke (plaster figure-of-eight). I.Commercial figureof-eight.
Komplikasi:

Nonunion (1-5%)
Faktor risiko untuk nonunion
Grup II (sampai 56%)
Fraktur kominutif
Fraktur displacement dan shortening > 2 cm
Usia tua
Penurunan kekuatan dan ketahanan bahu
Fraktur clavicula 1/3 tengah displacement dengan shortening > 2
cm
Terapi nonunion:
Jika asimptomatik, tidak perlu operasi
Jika simptomatik, ORIF dengan plate dan bone graft
(khususnya nonunion atrofi)
OPERATIF
17

Open Reduction Internal Fixation


o Indikasi:
Absolut
Fraktur grup II tidak stabil (tipe IIA, IIB, V)
Fraktur terbuka
Fraktur displaced dengan penonjolan di kulit
Cedera arteri dan vena subclavia
Penonjolan bahu fraktur clavicula dan collum scapula
Gejala nonunion
Fraktur grup III displacement posterior
Grup I displacement (1/3 tengah) dengan shortening > 2 cm.

Shortening artinya bahwa tulang mengalami operlapping lebih dari 2

cm atau 2cm lebih pendek dari normal.


penurunan neurologi progresif

Relatif
Cedera pleksus brachialis (66% bisa kembali spontan)
Cedera kepala tertutup
Kejang
Multitrauma
Fraktur bilateral
Fraktur extremitas atas ipsilateral
o Teknik:

18

Open reduction and internal fixation (ORIF) of a transverse


midclavicle fractures. A. Surgical exposure is achieved through a
transverse incision through skin and soft-tissues. B. Fracture reduction is
accomplished by direct manipulation, assisted with upward displacement
of the arm. C.Fixation is performed with a 3.5-mm locking DC plate
placed superiorly and in compression mode. Displaced transverse fracture
in a 21-year-old man (D) is effectively treated with this technique (E).

Hasil mengalami perbaikan dengan ORIF untuk fraktur clavicula dengan


shortening > 2 cm dan displacement 100%.
Kelebihan Dan Kekurangan Nonsurgical Treatment vs Surgical
Treatment

19

3.2.8.

Komplikasi
Komplikasi pada fraktur clavicula antara lain:
a. Malunion
Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah
telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut,
atau miring. Komplikasi ini dapat dicegah dengan melakukan analisis
yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi
itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.
Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita
tidak puas. Gejala sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejalagejala neurologik, dan munculnya perasaan yang cemas (bahu yang
semakin memburuk dengan gejala-gejala lainnya).
b. Nonunion
Faktor risiko untuk nonunion
Grup II (sampai 56%)
Fraktur kominutif
Fraktur displacement dan shortening > 2 cm
Usia tua dan jenis kelamin wanita
c. Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis
dan pseudoaneurisma pada arteri axillaris dan vena subclavia
kemudian bisa menyebabkan timbulnya cereberal emboli. Kerusakan
nervus supraclavicular menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.
d. Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur
sebelumnya
20

e. Pneumothorax biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula


terutama yang mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh karena
robeknya lapisan pleura sehingga masuk udara pada ruang potensial
3.2.9.

antara pleura visceral dan parietal.


Prognosis
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada
berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan
usia penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan
sangat cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari
penanganannya, jika penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir.
Fraktur clavicula disertai multple trauma memberi prognosis yang lebih buruk
daripada prognosis fraktur clavicula murni.

DAFTAR PUSTAKA
A.Graham Appley 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya
Medika, Jakarta.
Canadian Orthopaedic Trauma Society, 2007, Nonoperative Treatment Compared with Plate Fixation
of Displaced Midshaft Clavicular Fractures, The Journal of Bone and Joint Surgery.

Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta
Duckworth, T., dan Blundell, C. M., 2010, Orthopaedics and Fractures, 4th ed, USA, Wiley-Black
Well.
Giorgi, S. D., Notamicola, A., Tafum, S., Solarino G., Moretti, L., Moretti B., 2011, Conservative
Treatment of Fractures of the Clavicle, Italy, BioMed Central.
Hubner, E. J., Hausschild O., Sudkamp, N. P., Strohm, P. C., 2011, Clavicle Fractures-Is there a
Standard Treatment?, Acta /chirurgiae Orthopaedicae et Traumatologiae Cechosl.
Kendrew, M., 2008. Clavicle Fractures, London, Ministry of Defence.
Kennedy, J. F., 2012, Dorlands Illustrated Medical Dictionary, 32 nd ed, Philadelphia, Elsevier
Saunders.
Laboratorium FK Unissula, 2011, Diktat Anatomi Musculuskeletal, Semarang
Lannotti, J. P., Zuckerman, J. D., Williams, G. R., Miniaci A, 2014, Disorders of the Shoulder:
Trauma, ed.3, Philadelphia, Williams, L. Dan Wilkins.
21

Lazaruz, M. D., Seon, C., 2006, Rockwood and Greens Fracture in Adults, 6th edition, Philadelphia,
Williams, L. Dan Wilkins.
Moore, K. L., Agur, A. M. R., 2002, Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates, Jakarta.
McRae, R., 2004, Clinical Orthopaedic Examination, 4th ed, Philadelphia, Churchill Livingstone.
Paulsen, F., dan Waschke, 2012, Atlas Anatomi Manusia-Sobotta, edisi 23, EGC, Jakarta.
Reznik, A. M., 2011, Clavicle Fracture, The Orthopaedic Group, LLC.
Stanley, D., Trowbridge, E. A., Norris, S. H., 1988, The Mechanism of Clavicular Fracture, Journal
Bone Joint Surgery, 70-B; 461-4.
Virtanen, K., Remes, V., Malmivaara, A., Paavola M., 2009, Treatment of Clavicle Fractures:
Systematic Review, Suomen Ortopedia ja Traumatologia Vol.32.

22

Anda mungkin juga menyukai