FRAKTUR CLAVICULA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Pembimbing :
Letkol CKM dr. Basuki Widodo, Sp.OT
Oleh :
Desi Karina Wardhani
(01.211.6361)
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
FRAKTUR CLAVICULA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :
Desi Karina Wardhani
(01.211.6361)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi
Fisiologi
i
ii
iii
Clavicula
3
3.2 Fraktur Clavicula
5
3.2.1
Definisi
3.2.2
5
Etiologi
3.2.3
5
Mekanisme
3.2.4
7
Klasifikasi
3.2.5
9
Diagnosis
3.2.6
Diagnosis
3.2.7
12
Penatalaksanaan
3.2.8
Komplikasi
Cedera
Banding
19
3.2.9.................................................................................
Prognosis
20
DAFTAR
PUSTAKA
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama
perkembangan embrio minggu ke 5 dan ke 6. Tulang clavicula, tulang humerus bagian
proximal dan tulang scapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang clavicula juga
membentuk hubungan antara anggota badan atas dan thorax. Tulang ini membantu
mengangkat bahu ke atas, ke luar dan ke belakang thorax. Pada bagian proximal
tulang
clavicula
bergabung
dengan
sternum
disebut
sebagai
sambungan
sternoclavicular. Pada tulang clavicula bagian distal bersama dengan acromion dari
tulang scapula disebut sebagai sambungan acromioclavicular.
Fraktur clavicula mudah dikenali karena letak tulang clavicula yang di bawah
kulit (subcutaneous) dan tempatnya yang relatif di depan, karena posisi tulang
clavicula ini yang menyebabkan rawan terjadi fraktur. Fraktur clavicula terjadi karena
adanya tekanan yang kuat atau hantaman yang keras pada bahu. Sering terjadi pada
anak-anak dan laki-laki muda serta wanita tua. Pada anak-anak, tipe fraktur biasanya
greenstick.
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula
sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki : perempuan
adalah 2:1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85%
dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10%, dan
proksimal sekitar 5%.
Sekitar 2-5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut
American Academy of Orthopaedi Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1 kasus
dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus trauma
pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang
hidup.
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.
clavicula
bergabung
dengan
sternum
disebut
sebagai
sambungan
sternoclavicular. Pada tulang clavicula bagian distal bersama dengan acromion dari
tulang scapula disebut sebagai sambungan acromioclavicular.
clavicularis
manubrium
sterni
membentuk
articulatio
sternoclavicularis.
6
3.2.3.
Mekanisme Cedera
fraktur. Fraktur bisa juga terjadi setelah jatuh pada siku atau lengan yang
tertarik kuat.
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme
kompresi atau penekanan, karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan
tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu karena jatuh, kecelakaan
olahraga, ataupun kecelakaan bermotor.
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak diperkuat oleh otot ataupun
ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula.
Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral
dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada daerah ini paling
sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal atau proksimal.
3.2.4.
Klasifikasi
Klasifikasi fraktur clavicula berdasarkan lokasi fraktur, ada tiga lokasi
pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu pada bagian
midshape clavicula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian distal
clavicula dan bagian proksimal clavicula.
Tipe IIA
Tipe IIB
coracoclavicular
conoid)
atau
interligamen
Biasanya
terjadi
minimal
Stabil karena ligamen conoid dan
displacement
ruptur Operatif
Tipe III
terapi nonoperatif
Fraktur intraartikular sampai ke AC
joint
Ligamen conoid dan trapezoid intak
Nonoperatif
stabil
Pasien
yang
mungkin
komplikasi
Tipe IV
terjadi
artritis
AC
posttraumatik
Fraktur fiseal yang terjadi pada Nonoperatif
periosteal lengan
Ligamen conoid
menempel
ke
dan
trapezoid
periosteum
dan
stabil
Fraktur kominutif
Ligamen conoid
Operasi
dan
trapezoid
costoclavicular
Harus dinilai jalan napas
dan
12
Diagnosis
a. Gejala Klinis
Pada penderita fraktur clavicula biasanya pasien datang riwayat
trauma. Penderita mengeluhkan nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut
dan sulit untuk mengangkat lengan dan bahu kemudian semakin terasa nyeri
dengan gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan nyeri tekan
pada daerah fraktur dan bisa didapatkan krepitasi pada setiap gerakan. Pada
inspeksi didapatkan penonjolan kulit akibat desakan fragmen patah tulang.
Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna kulit akibat
fraktur dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.
Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya
asimetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke posterior.
Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan
radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis
misalnya apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bisa kita
dapatkan pembengkakan daerah clavicula, diagnosanya akan lebih mudah
apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumothorax biasa
didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang
mengalami multiple traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan
fraktur clavicula mengalami pneumothorax.
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Plain photo
Mid clavicula
Evaluasi fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi
anteroposterior (AP) yang dipusatkan pada bagian tengah
13
cukup
sulit,
namun
beberapa
pemeriksaan
dada,
tergantung
lokasi
yang
mengalami
trauma
bisa
menyebabkan fraktur 1 tulang costa atau lebih. Pada pasien dengan fraktur
kosta bisa menyebabkan terjadinya pneumothorax, hemathorax karena
perdarahan atau cedera pada pleksus brachialis untuk fraktur kosta I-III.
Untuk fraktur kosta I-III gejala dan tanda bisa mirip dengan fraktur
clavicula, harus bisa dibedakan dengan seksama pada pemeriksaan
radiologi.
b. Fraktur sternum
Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya
disertai dengan trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis
fraktur sternum biasanya dipakai plain photo proyeksi lateral.
c. Dislokasi sendi bahu
Paling sering adalah anterior dislocation sekitar 85% dari semua
dislokasi sendi bahu. Pasien dengan dislokasi sendi bahu juga bisa
mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah menggerakkan lengan.
d. Rotator cuff injury pada bahu
Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan
utama nyeri pada persendian bahu disertai dengan kekauan, terbatasnya
pergerakan sendi bahu dan krepitasi. Pemeriksaan yang paling akurat pada
3.2.7.
NONOPERATIF
Imobilisasi sling dengan latihan ROM bertahap 2-4 minggu
Indikasi:
Nondisplacement Grup I (1/3 tengah)
Fraktur Grup II stabil (tipe I, III, IV)
Nondisplacement Grup III (1/3 medial)
Fraktur clavicula distal pediatrik (tulang immatur)
Teknik:
Sling atau figure-of-eight
Merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah.
Balutan berbentuk angka 8 atau strap clavicula dapat digunakan untuk
mereduksi fraktur. Hal ini akan menarik bahu ke belakang dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap clavicula maka
ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera
kompresi pada plexus brachialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan
16
Gambar A multitude of slings, straps, and braces have been proposed for
clavicular immobilization. A. Parham support. B. Bohler brace. C. Taylor support.
D. Unnamed support. E. Velpeau wrap. F. Modified Velpeau wrap. G. Modified
Sayre bandage. H. Billington yoke (plaster figure-of-eight). I.Commercial figureof-eight.
Komplikasi:
Nonunion (1-5%)
Faktor risiko untuk nonunion
Grup II (sampai 56%)
Fraktur kominutif
Fraktur displacement dan shortening > 2 cm
Usia tua
Penurunan kekuatan dan ketahanan bahu
Fraktur clavicula 1/3 tengah displacement dengan shortening > 2
cm
Terapi nonunion:
Jika asimptomatik, tidak perlu operasi
Jika simptomatik, ORIF dengan plate dan bone graft
(khususnya nonunion atrofi)
OPERATIF
17
Relatif
Cedera pleksus brachialis (66% bisa kembali spontan)
Cedera kepala tertutup
Kejang
Multitrauma
Fraktur bilateral
Fraktur extremitas atas ipsilateral
o Teknik:
18
19
3.2.8.
Komplikasi
Komplikasi pada fraktur clavicula antara lain:
a. Malunion
Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah
telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut,
atau miring. Komplikasi ini dapat dicegah dengan melakukan analisis
yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi
itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.
Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita
tidak puas. Gejala sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejalagejala neurologik, dan munculnya perasaan yang cemas (bahu yang
semakin memburuk dengan gejala-gejala lainnya).
b. Nonunion
Faktor risiko untuk nonunion
Grup II (sampai 56%)
Fraktur kominutif
Fraktur displacement dan shortening > 2 cm
Usia tua dan jenis kelamin wanita
c. Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis
dan pseudoaneurisma pada arteri axillaris dan vena subclavia
kemudian bisa menyebabkan timbulnya cereberal emboli. Kerusakan
nervus supraclavicular menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.
d. Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur
sebelumnya
20
DAFTAR PUSTAKA
A.Graham Appley 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya
Medika, Jakarta.
Canadian Orthopaedic Trauma Society, 2007, Nonoperative Treatment Compared with Plate Fixation
of Displaced Midshaft Clavicular Fractures, The Journal of Bone and Joint Surgery.
Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta
Duckworth, T., dan Blundell, C. M., 2010, Orthopaedics and Fractures, 4th ed, USA, Wiley-Black
Well.
Giorgi, S. D., Notamicola, A., Tafum, S., Solarino G., Moretti, L., Moretti B., 2011, Conservative
Treatment of Fractures of the Clavicle, Italy, BioMed Central.
Hubner, E. J., Hausschild O., Sudkamp, N. P., Strohm, P. C., 2011, Clavicle Fractures-Is there a
Standard Treatment?, Acta /chirurgiae Orthopaedicae et Traumatologiae Cechosl.
Kendrew, M., 2008. Clavicle Fractures, London, Ministry of Defence.
Kennedy, J. F., 2012, Dorlands Illustrated Medical Dictionary, 32 nd ed, Philadelphia, Elsevier
Saunders.
Laboratorium FK Unissula, 2011, Diktat Anatomi Musculuskeletal, Semarang
Lannotti, J. P., Zuckerman, J. D., Williams, G. R., Miniaci A, 2014, Disorders of the Shoulder:
Trauma, ed.3, Philadelphia, Williams, L. Dan Wilkins.
21
Lazaruz, M. D., Seon, C., 2006, Rockwood and Greens Fracture in Adults, 6th edition, Philadelphia,
Williams, L. Dan Wilkins.
Moore, K. L., Agur, A. M. R., 2002, Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates, Jakarta.
McRae, R., 2004, Clinical Orthopaedic Examination, 4th ed, Philadelphia, Churchill Livingstone.
Paulsen, F., dan Waschke, 2012, Atlas Anatomi Manusia-Sobotta, edisi 23, EGC, Jakarta.
Reznik, A. M., 2011, Clavicle Fracture, The Orthopaedic Group, LLC.
Stanley, D., Trowbridge, E. A., Norris, S. H., 1988, The Mechanism of Clavicular Fracture, Journal
Bone Joint Surgery, 70-B; 461-4.
Virtanen, K., Remes, V., Malmivaara, A., Paavola M., 2009, Treatment of Clavicle Fractures:
Systematic Review, Suomen Ortopedia ja Traumatologia Vol.32.
22