Topik
Penyuluhan
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
: Depresi
: Depresi
: Masyarakat
: Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
: Rabu, 13 April 2016
: 20 menit
A. LATAR BELAKANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia / WHO (World Health
Organitation), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah
menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada satu
dari empat orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar
450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo,
2006). The Indonesian Psychiatric Epidemiologic Network menyatakan bahwa
di 11 kota di Indonesia ditemukan 18,5% dari penduduk dewasa menderita
gangguan jiwa (Prasetyo, 2006).
Berdasarkan Riskesdas (2007) disebutkan, rata-rata nasional gangguan
mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15
tahun ke atas mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat,
sebesar 20%. Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti
psikotis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat, sebesar 0,46%. Untuk
gangguan jiwa ringan banyak diderita kaum perempuan, yaitu dua kali lebih
banyak dibanding laki laki.Sedangkan gangguan jiwa berat pada perempuan
lebih ringan dibanding laki-laki.Gangguan jiwa ringan sangat dipengaruhi oleh
kondisi sosial ekonomi.
B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan, diharapkan para warga dapat mengerti dan memahami
tentang depresi
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan peserta mampu
untuk:
1.
2.
3.
4.
D. ACARA
WAKTU
TAHAP
Pembukaan :
Mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Menyebutkan materi yang
5 menit
diberikan.
Menanyakan kesiapan peserta
WAKTU
TAHAP
Pelaksanaan :
Penyampaian materi
Menjelaskan pengertian depresi
Menjelaskan tipe depresi
Menjelaskan patofisiologi depresi
depresi
Peserta bertanya kepada
presentan.
depresi
Menjelaskan penanganan depresi
7 menit
RESPON
RESPON
Tanya Jawab :
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
T
WAKTU
TAHAP
RESPON
Evaluasi :
Menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan
5 menit
Penutup :
Menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
3 menit
Peserta mendengarkan.
Peserta menjawab salam.
E. METODE
1.
Ceramah
2. Tanya Jawab
F. MEDIA
Power point dengan proyektor dan Leaflet
G. RENCANA EVALUASI
Persiapan :
1.
Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2.
Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3.
SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
Proses :
1. Peserta memperhatikan penjelasan presentan
2. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
3. Media dapat digunakan secara efektif
Hasil :
1. Peserta dapat memahami tentang definisi depresi
2. Peserta dapat memahami tentang tipe depresi
3. Peserta dapat memahami tentang patofisiologi depresi
4. Peserta dapat memahami tentang tanda dan gejala awal depresi
5. Peserta dapat memahami tentang pengelolaan depresi
H. SUMBER PUSTAKA
1. Anonim. Major depressive disorder. [online]. Update 0n 2012. Available from :
http://www.Major_depressive_disorder.htm
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
DEPRESI
Definisi Depresi
Depresi merupakan salah satu gangguan mood (mood disorder). Depresi sendiri
adalah gangguan unipolar, yaitu gangguan yang mengacu pada satu kutub (arah) atau
tunggal, yang terdapat perubahan pada kondisi emosional, perubahan dalam motivasi,
perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik, dan perubahan kognitif. Terdapat
gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek
atau masalah-masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang
mendalam dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi
terhadap stressor) dengan kondisi mood yang menurun.
Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan
sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat
juga berkelanjutan yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. (National Institute
of Mental Health, 2010). Menurut WHO, depresi merupakan gangguan mental yang
ditandai dengan munculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap
sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan
penurunan konsentrasi. (WHO, 2010)
Depresi Mayor merupakan gangguan yang lebih berat, membutuhkan lima
atau lebih simptom-simptom selama dua minggu, salah satunya harus ada gangguan
mood, atau ketidaksenangan pada anak-anak. Sedangkan episode depresi berat
menurut kriteria DSM-IV-TR, adalah suasana perasaan ekstrem yang berlangsung
paling tidak dua minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif (seperti perasaan tidak
berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu (seperti perubahan pola
tidur, perubahan nafsu makan dan berat badan yang signifikan, atau kehilangan
5
banyak energi) sampai titik dimana aktivitas atau gerakan yang paling ringan
sekalipun membutuhkan usaha yang luar biasa besar.
Tipe Depresi
Depresi mayor termasuk di dalam Gangguan Mood yang menurut ICD 10
dalam bagian F30-F39, yakni:
F32 Episode depresif
o F32.0 Episode depresif ringan
Tanpa gejala somatik
Dengan gejala somatik
o F32.1 Episode depresif sedang
Tanpa gejala somatik
Dengan gejala somatik
o F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
o F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
o F32.8 Episode depresif lainnya
o F32.9 Episode depresif YTT
F33 Gangguan depresif berulang
o F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
F33.00 Tanpa gejala somatik
F33.01 Dengan gejala somatik
o F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang
F33.10 Tanpa gejala somatik
F33.11 Dengan gejala somatik
o F33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala
psikotik
o F33.3 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan
gejala psikotik
o F33.4 Ganguan depresif berulang ,sekarang dalam remisi
o F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya
o F33.9 Gangguan depresif berulang YTT
F34 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap
o F34.0 Siklotimia
o F34.1 Distimia
o F34.8 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap
lainnya
o F34.9 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap YTT
F38 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) lainnya
o F38.0 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) tunggal lainnya
F38.00 Episode afektif campuran
o F38.1 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) berulang
lainnya
F38.10 Gangguan depresif singkat berulang
Neurobiologi
o Monoamin
Hipotesis monoamina telah menjadi dasar teori neurobiologis depresi
selama 50 tahun terakhir. Berdasarkan pengamatan dari mekanisme
kerja antidepresan, hipotesis ini menyatakan bahwa depresi merupkan
hasil dari defisit serotonin (5-HT) di otak atau neurotransmisi
norepinefrin pada sinaps. Antidepresan bertindak dengan menghalangi
transpor
serotonin
(SERT),
yang
meningkatkan
ketersediaan
faktor
pelepasan
kortikotropin/hormon
(CRF/CRH)
hipofisis
adrenal
dan
MDD
dikaitkan
dengan
Minat. Kehilangan minat pada aktivitas atau interaksi sosial yang biasanya
ada merupakan salah satu tanda penting pada depresi. Anhedonia juga
memperlihatkan sebagai pembedanya, dan tetap ada walaupun penderita
tidak memperlihatkan mood yang turun. Kehilangan minat seksual,
keinginan, atau fungsi juga umum terjadi, dimana dapat menyebabkan
masalah dalam hubungan terdekat atau konflik rumah tangga.
10
saat cemas menyertai. Tetapi, hipersomnia atau tidur yang berlebihan juga
bisa menjadi gejala yang umum terjadi pada pasien depresi.
o
Rasa bersalah. Perasaan tidak berguna dan merasa bersalah dapat menjadi
hal yang umum dipikirkan oleh pasien yang dalam episode depresi. Pasien
depresi
sering
salah
menginterpretasikan
kejadian
sehari-hari
dan
makan.
Tetapi,
berkurangnya
aktifitas
dan
olahraga
akan
11
Bunuh diri. Beberapa ide bunuh diri, dimulai dari pemikiran bahwa dengan
bunuh diri diharapkan semuanya akan selesai bersamaan dengan rencana
bunuh diri tersebut, terjadi pada 2/3 orang dengan depresi. Walaupun ide
bunuh diri merupakan hal yang serius, pasien depresi sering kekurangan
tenaga dan motivasi untuk melaksanakan bunuh diri. Tetapi, bunuh diri
merupakan hal yang menjadi pusat perhatian karena 10-15% pasien yang
dirawat inap adalah pasien yang matinya karena bunuh diri. Waktu resiko
tinggi untuk terjadinya bunuh diri adalah saat awalan pengobatan, ketika
tenaga dan motivasinya mulai berkembang baik selain gejala kognitif
(keputusasaan), membuat pasien depresi mungkin bertindak seperti apa yang
mereka pikirkan dan rencanakan untuk bunuh diri.
Penatalaksanaan
Memilih pengobatan harus mencakup evaluasi seberapa parah episode depresif
telah terjadi, ketersediaan sumber daya pengobatan, dan keinginan pribadi pasien.
Untuk depresi ringan sampai berat, psikoterapi berbasis bukti sama efektifnya dengan
farmakoterapi. Terdapat sedikit bukti bahwa kombinasi antara farmakoterapi dan
psikoterapi untuk pengobatan dini lebih unggul daripada pengobatan lainnya untuk
depresi
tanpa
komplikasi.
Oleh karena
itu,
pengobatan
kombinasi
harus
dipertimbangkan ketika terjadi depresi berat, komorbiditas dengan kondisi lain, atau
tidak adanya respon yang memadai pada monoterapi.1
Farmakoterapi
Anti depresi
12
13
14
MAOI biasanya dipakai pada pasien yang tidak berespons pada pengobatan
trisiklik antidepresan.
Antidepresan lainnya
Mirtazapine dapat meningkatkan pelepasan norepinefrin dengan menghambat
autoreseptor a2-adrenergic dan reseptor serotonin 5-HT2A, reseptor serotonin
5-HT3, serta reseptor hitsamin H-1.
Nefazodone, menghambat reseptor serotonin 5-HT2A dan reuptake serotonin
dengan begitu memiliki efektivitas yang mirip dengan SSRI namun dengan
efek samping minimal. Nefazodone juga sering dipakai pada depresi pasca
melahirkan, depresi kronis dan depresi major dengan gangguan cemas yang
resisten terhadap pengobatan lainnya.
Mood stabilizer
Lithium merupakan obat antimanik dan berfungsi sebagai mood stabilizer yang
fungsinya untuk mencegah rekurensi dari episode depresi maupun episode manik.
Lithium baik dipakai untuk pasien dengan bipolar, namun tidak dianjurkan untuk
pasien dengan depresi mayor.
Antikonvulsan lamotrigine dapat dipakai pada pasien depresi mayor, dan untuk
pencegahan relaps bipolar. Namun lamotrigine memiliki efek samping
menginduksi Steven Johnson syndrome dan Toxic epidermal nercrolisis meskipun
penurunan dosis secara gradual dapat mengurangi resiko tersebut.
Mood stabilizer lainnya yang termasuk dalam golongan antikonvulsan seperti
asam valproat, divalproex dan carbamazepine biasa dipakai untuk mengobati
episode mania dalam kasus bipolar.
Obat-obatan antipsikotik
Obat-obatan antipsikotik tipikal seperti chlorpromazine, fluphenazine, dan
haloperidol menginhibisi reseptor dopamin D2, dimana agen antipsikotik atipikal
(clozapine, olanzapine, risperidone, quetiapine, ziprasidone, and aripiprazole)
berperan sebagan antagonis dari 5HT2A. Obat-obatan antipsikotik yang
15
psikotik.
Atipikal
antipsikotik
memberikan
efek
samping
terapi.
Interpersonal Therapy
Dilakukan terhadap pasien yang mengalami konflik saat ini dengan pihakpihak lain yang bermakna sehingga ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi
16
Intervensi krisis:
Dilakukan terhadap pasien yang sedang mengalami suatu krisis dan
memerlukan tindakan segera (catatan: krisis yaitu suatu respons terhadap
keadaan bahaya atau penuh risiko dan dirasakan/dihayati sebagai keadaan
yang menyakitkan, agar tercapai kembali keadaan seimbang (emotional
equilibrium). Dalam terapi ini kita harus secepatnya membina hubungan
interpersonal yang adekuat serta mengerti peran psikodinamik dan
hubungannya terhadap krisis yang terjadi. Teknik yang dilakukan yaitu
reassurance, sugesti, manipulasi lingkungan dan medikasi psikotropik. Kita
ajarkan kepada pasien untuk menghindari situasi yang berbahaya untuk
mencegah terjadinya kembali krisis di masa yang akan datang.
Terapi keluarga
Terapi keluarga umumnya tidak digunakan sebagai terapi primer untuk
pengobatan gangguan depresif berat, tetapi semakin banyaknya bukti
menyatakan bahwa membantu seorang pasien dengan gangguan mood
menurunkan stress dan menerima stress dapat menurunkan kemungkinan
relaps. Terapi keluarga diindikasikan jika gangguan membahayakan
perkawinan atau fungsi keluarga pasien atau jika gangguan mood
dikembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga. Terapi keluarga
memeriksa peranan anggota yang mengalami gangguan mood dalam
kesehatan psikologis keseluruhan keluarga; terapi ini juga memeriksa peranan
17
18