Anda di halaman 1dari 1

1.

Pada penelitian ini TiO2 akan di deposisikan dengan teknik lapisan tebal, dan TiO2 yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Titanium (IV) Oxide, nanopowder, 21 nm > 99,5%
trace metals basis. Adapun langkahlangkah pendeposisian pasta TiO2 adalah:
a. Menyiapkan kaca FTO (Flour-doped in oxide), kemudian mengukur resistensinya
dengan menggunakan multimeter digital. Setelah itu kaca FTO di buat luasanya
dengan perbandingan 2 x 1.5, kemudian pinggirnya diberikan isolasi aluminium.
b. Menimbang TiO2 sebanyak 2 gram, dicampur dg laruran 4 ml etanol, kemudian di
campur sampai homogen dengan magnetik stirel.
c. Setelah TiO2 sudah jadi, kemudian dideposisikan ke atas kaca FTO dengan metode
spin coating dengan posisi konduktif menghadap keatas. Setelah itu dinyalakan mesin
kompresor, mesin penghisap udara, dan mesin spin coater secara bersamaan.
Kemudian diatur mesin dengan putaran 500 RPM ( rotation per minute ) selama 15
detik dan 1000 RPM ( rotation per minute ) selama 30 detik. Kemudian pasta TiO2
yang telah jadi diteteskan sebanyak 3 tetes keatas kaca konduktif, lalu menekan
tombol enter pada mesin spin coater sehingga mesin berputas sesuai dengan resep
yang telah diatur pada mesin, setelah mesin berhenti kemudian pasta diangkat. Pada
kaca FTO yang telah dilapisi TiO2 tersebut dipanaskan dengan suhu 500 0C selama
60 menit.
2. Metode spin coating
Metode spin coating adalah merupakan salah satu metode pelapisan TiO2 melalui proses
pemutaran atau spin. Metode ini, biasanya digunakan untuk membentuk lapisan tipis yang
bahannya dibuat dalam bentuk larutan atau gel. Bahan ini biasanya diteteskan di atas suatu
substrat (dalam hal ini FTO) kemudian diletakkan di atas piringan yang dapat berputar dengan
kecepatan tinggi. Gaya sentripetal akan timbul ketika piringan mulai berputar yang
mengakibatkan bahan tertarik ke pinggir substrat dan dapat tersebar secara merata (Purwanto
& Prajitno, 2013).
3. Metode Electrospinning
Electrospinning merupakan metode untuk menghasilkan fiber dengan proses percepatan
pancaran larutan polimer dalam suatu medan listrik (Lee et al., 2006). Electrospinning
memanfaatkan gaya elektrostatik yang muncul dari partikel bermuatan akibat adanya
tegangan tinggi antara ujung tip (jarum tabung syring/spinneret) dengan kolektor fiber.
Bagian utama alat electrospinning tersusun atas sumber tegangan tinggi DC, tabung siring
(spinneret), jarum berdiameter kecil dan plat kolektor dari bahan logam. Elektroda positif
dihubungkan pada ujung jarum sehingga larutan bermuatan positif dan elektroda negatif
dihubungkan pada plat kolektor sebagai tempat terkumpulnya fiber (Muhaimin et al., 2014).

Anda mungkin juga menyukai