PERCOBAAN I
PENAPISAN FITOKIMIA
Oleh :
Nama
: Nursin
Stambuk
: F1C1 14 018
Kelompok
: X (Sepuluh)
Asisten
: Diva Ardiyanti
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di zona khatulistiwa
(tropik) dan terkenal mempunyai kekayaan alam dengan beranekaragam jenis
tumbuhan, tetapi potensi ini belum seluruhnya dimanfaatkan sebagai bahan
industri khususnya tumbuhan berkasiat obat. Masyarakat Indonesia secara turuntemurun telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan obat
tradisional baik sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan terhadap
berbagai jenis penyakit. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional akan terus
berlangsung terutama sebagai obat alternatif, hal ini terlihat pada masyarakat
daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan modern. Dalam masa krisis
ekonomi seperti saat ini, penggunaan obat tradisional lebih menguntungkan
karena relatif lebih mudah didapat, lebih murah dan dapat diramu sendiri, selain
itu bahan bakunya dapat ditanam di halaman rumah sebagai penghias taman
ataupun peneduh halaman rumah.
Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin
memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan
baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit
primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi, yang bukan
merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara langsung, tetapi lebih
sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma. Aktivitas biologi tanaman
dipengaruhi oleh jenis metabolit sekunder yang terkandung didalamnya. Aktivitas
biologi ditentukan pula oleh struktur kimia dari senyawa. Unit struktur atau gugus
TINJAUAN PUSTAKA
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk
sayuran dan
definisi
umum,
fitokimia memiliki
senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit (Herbert, 1995).
Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian
fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang
dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu
pereaksi warna (Simaremare, 2014).
Sebelum
skrining
fitokimia
dilakukan,
bahan
harus
diekstraksi
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Maret 2016, pukul 13.00
15.25 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu evaporator, blender,
corong, plat tetes, pipet tetes, gelas kimia 250 mL, penangas air, batang pengaduk,
aluminium foil, dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu metanol, larutan
amonia, HCl, serbuk Mg, amil alkohol, NaOH, eter, vaselin, glatin dan FeCl3.
C. Prosedur Kerja
1 Persiapan sampel
- dijemur
dipotong kecil-kecil
Daun- Gamal
- dihaluskan menggunakan blender.
Serbuk daun gamal
2
Ekstraksi
- daun
dimaserasi
77 gram
gamal dengan metanol selama
24 jam
- disaring
Filtrat
-
Residu
dievaporasi
Ekstrak sampel
Tes Identifikasi
a Alkaloid
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- sampel
dtambahkan 2 mL ammonia 1 %
2 mL ekstrak
- diamati
Hasil pengamatan
Flavonoid
5 mL ekstrak sampel
-
Hasil pengamatan
Saponin
5 mL ekstrak sampel
-
Hasil Pengamatan
d
Steroid / triterpenoid
Hasil Pengamatan
e
Tanin / polifenol
5 mL ekstrak sampel
-
Hasil pengamatan
Perlakuan
Ekstrak uji saponin
(air 8 mL + ekstrak gamal)
Ekstrak uji flavonoid
(2 mL ekstrak gamal + Mg + 2 mL HCl)
Ekstrak uji tannin
(2 mL ekstrak gamal + dipanaskan + 2
mL larutan glatin)
Ekstrak uji alkaloid
(2 mL ekstrak gamal + 2 mL ammonia 1
%)
Ekstrak uji Kuonin
(2 mL ekstrak gamal + dipanaskan +
Disaring, filtrate + NaOH)
Hasil pengamatan
Tidak terdapat busa
Berwarna kuning
Tidak terdapat endapan
Ada endapan
2. Reaksi
Proses reaksi ketika sampel mengandung senyawa-senyawa bahan alam
seperti alkoloid, flavonoid, dan tanin dapat dilihat sebagai berikut ;
a. alkoloid
-
N
N
N
N
KI
KI2
Endapan Coklat
b. Flavonoid
Mg
OH
H
H
OH
OH
O
Mg
H
H
H3C
OH
CH3
OH
Cl
Cl
CH2
CH2 OH
OH
OH
Mg
Mg
H3C
CH2
OH
Cl
H
OH
Mg
H3C
CH2
OH
Cl
OH
CH3
C
H2
O
Mg
c. Steroid
H2SO4
H3C
CH3
CH3
C
H3C
C
O
d. Saponin
O
CH3
O
CH3
CH3
O
+ 80
H2OC
e.
dikocok
f.
e. Tannin
Busa
OH
OH
O
OH
OH
HO
FeCl3
Gelatin
Endapan coklat
OH
B. Pembahasan
Tanaman gamal (Gliricidia maculata) merupakan tumbuhan asli daerah
tropis Pantai Pasifik di Amerika Tengah. Pada tahun 1600-an penyebaran tanaman
ini terbatas pada hutan musim kering gugur daun, tetapi banyak tumbuh di dataran
rendah yang tersebar di Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan bagian utara,
Asia dan diperkirakan masuk ke Indonesia pertama kali sekitar tahun 1900.
dikocok kuat akan terbentuk 2 lapisan, lapisan amilalkohol berada diatas dan
lapisan amilalkohol menjadi berwarna merah menunjukan adanya senyawa
flavonoid.
Pada uji saponin yang menggunakan filtrat kumis kucing setelah dilakukan
pengocokan kuat pada filtrat akan terbentuk busa, busa ini terjadi karena rantai
gula yang terkandung dalam filtrat pecah. Untuk membuktikan busa yang
terbentuk merupakan hasil dari adanya rantai gula yang pecah dapat ditambahkan
HCl encer, jika saponin maka busa akan tetap stabil.
Pengujian golongan senyawa kuinon yang menggunakan filtrat daun kumis
kucing tidak menunjukan perubahan warna merah intensif setelah ditambah
NaOH 1N, hal ini terjadi karena memang dalam tanaman kumis kucing tidak
mengandung kuinon.
Tanin atau polifenol yang termasuk golongan senyawa fenol dapat diidentifikasi
secara khas dengan Ferri (III) klorida akan menunjukan warna biru tua atau hijau
kehitaman. Reaksi ini menunjukan adanya tanin dalam filtrat gambir, untuk
menguji adanya tanin katekuat dengan menambahkan pereaksi Stiasny kemudian
dipanaskan dalam penangas air yang kemudian akan terbentuk endapan merah
muda. Untuk tanin galat setelah endapan disaring, filtrat ditambahkan
CH3COONa sampai jenuh, kemudian ditambah FeCl3 akan terbentuk warna biru
tinta.
Minyak atsiri diidentifikasi dari rimpang jahe. Minyak atsiri yang merupakan
senyawa non-polar dapat dipisahkan dari komponen lain dengan menggunakan
pelarut organik yang bersifat non-polar, seperti petroleum eter yang ditambahkan
pada serbuk simplisia dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas
air dan pada mulut tabung ditutup dengan kapas agar petroleum eter tidak mudah
menguap, dan jika ditutup rapat dikhawatirkan akan terjadi bumping. Minyak
atsiri yang bersifat non-polar akan tertarik sempurna kedalam pelarut non-polar
(petroleum eter). Residu yang didapat dari hasil penyaringan dicuci dengan
alkohol, residu yang didapat dari penyaringan berbau aromatik (berbau
menyenangkan) menunjukan dalam rimpang jahe mengandung minyak atsiri.
Golongan steroid dan triterpenoid yang bersifat non-polar yang terkandung dalam
brotowali diekstraksi dengan cara maserasi dingin, yang merupakan ekstraksi cairpadat antara serbuk simplisia dan pelarut, metode ini digunakan karena
dikhawatirkan jika dengan pemanasan akan ada komponen dari simplisia yang
rusak. Filtrat yang didapat diuapkan pelarutnya hingga didapat residu, residu ini
kemudian diidentifikasi dengan pereaksi Libermann-Burchard dan menunjukan
warna hijau atau merah yang menunjukan adanya senyawa golongan steroid dan
triterpenoid.
Simplisia ditambahkan pelarut kloroform untuk menarik senyawa kuinon dari
simplisia, tabung ketika dipanaskan ditutup dengan kapas agar kloroform tidak
mudah menguap, tidak ditutup langsung agar tidak terjadi bumping. Tetapi dari
hasil praktikum ini tidak dapat dibuktikan karena sinar UV yang ada panjang
gelombangnya tidak sesuai.
V.
KESIMPULAN
1.
DAFTAR PUSTAKA
Azwanida, NN., 2015, A Review on the Extraction Methods Use In Medicinal
Plants, Principle, Strength and Limitation, Medicinal & Aromatic Plants,
4(3).
Sani, R. N., Fithri, C. N., Ria, D. A., dan Jaya, M. M., 2014, Analisis Rendamen
dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii,
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2).
Simaremare, E. S., 2014, Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal
(Laportea decumana (Roxb.) Wedd), Pharmacy, 11(1).