Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN I
PENAPISAN FITOKIMIA

Oleh :
Nama

: Nursin

Stambuk

: F1C1 14 018

Kelompok

: X (Sepuluh)

Asisten

: Diva Ardiyanti

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di zona khatulistiwa
(tropik) dan terkenal mempunyai kekayaan alam dengan beranekaragam jenis
tumbuhan, tetapi potensi ini belum seluruhnya dimanfaatkan sebagai bahan
industri khususnya tumbuhan berkasiat obat. Masyarakat Indonesia secara turuntemurun telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan obat
tradisional baik sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan terhadap
berbagai jenis penyakit. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional akan terus
berlangsung terutama sebagai obat alternatif, hal ini terlihat pada masyarakat
daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan modern. Dalam masa krisis
ekonomi seperti saat ini, penggunaan obat tradisional lebih menguntungkan
karena relatif lebih mudah didapat, lebih murah dan dapat diramu sendiri, selain
itu bahan bakunya dapat ditanam di halaman rumah sebagai penghias taman
ataupun peneduh halaman rumah.
Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin
memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan
baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit
primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi, yang bukan
merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara langsung, tetapi lebih
sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma. Aktivitas biologi tanaman
dipengaruhi oleh jenis metabolit sekunder yang terkandung didalamnya. Aktivitas
biologi ditentukan pula oleh struktur kimia dari senyawa. Unit struktur atau gugus

molekul mempengaruhi aktivitas biologi karena berkaitan dengan mekanisme


kerja senyawa terhadap reseptor di dalam tubuh.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan praktikum
tentang penapisan fitokimia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan penapisan fitokimia yaitu :
1. Bagaimana cara melakukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinngi
(daun gamal) ?
2. Bagaimana cara melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia dengan sebaikbaiknya ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan penapisan fitokimia adalah:
1. Untuk mengetahui cara melakukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan
tinngi (daun gamal).
2. Untuk mengetahui cara melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia dengan
sebaik-baiknya.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan penapisan fitokimia adalah:
3. Agar dapat melakukan cara penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinngi
(daun gamal).
4. Agar dapat melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia dengan sebaikbaiknya.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk

sayuran dan
definisi

buah-buahan. Dalam penggunaan

umum,

fitokimia memiliki

yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada

senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit (Herbert, 1995).
Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian
fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang
dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu
pereaksi warna (Simaremare, 2014).
Sebelum

skrining

fitokimia

dilakukan,

bahan

harus

diekstraksi

menggunakan metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk mendapatkan senyawa


fitokimia dari dalam dinding sel bahan. Berbagai penelitian tentang metode
ekstraksi terhadap Tetraselmis chuii pernah dilakukan diantaranya ekstraksi
menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol, etanol, aseton. Ekstraksi
metode microwave assisted extraction dengan pelarut kloroform dan aseton.
Ekstraksi metode sonikasi menggunakan gelombang ultrasonik dengan pelarut
metanol, etanol dan aseton. Hasil dari beberapa penelitian di atas adalah metode
sonikasi merupakan metode ekstraksi terbaik dengan rendemen tertinggi dengan
pelarut metanol, namun karena ketoksikan metanol sangat tinggi maka pada
penelitian ini pelarut yang digunakan adalah etanol (Sani dkk., 2014).
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis
senyawa kimia atau biasa disebut dengan skrining fitokimia yang terkandung

dalam tanaman. Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya golongan


senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon,
steroid / terpenoid (Teyler. V. E, 1988).
Maserasi terlibat dalam perendaman tanaman yang berbahan kasar atau
bubuk dalam wadah bertutup dengan campuran pelarut tertentu dan kemudian
didiamkan pada suhu kamar untuk jangka waktu minimal 3 hari dengan sering
agitasi. Tehnik pengolahannya dimaksudkan untuk melunakkan dan memecahkan
dinding sel pada tanaman (Azwanida, 2015).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Maret 2016, pukul 13.00
15.25 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu evaporator, blender,
corong, plat tetes, pipet tetes, gelas kimia 250 mL, penangas air, batang pengaduk,
aluminium foil, dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu metanol, larutan
amonia, HCl, serbuk Mg, amil alkohol, NaOH, eter, vaselin, glatin dan FeCl3.

C. Prosedur Kerja
1 Persiapan sampel
- dijemur
dipotong kecil-kecil
Daun- Gamal
- dihaluskan menggunakan blender.
Serbuk daun gamal
2

Ekstraksi
- daun
dimaserasi
77 gram
gamal dengan metanol selama
24 jam
- disaring

Filtrat
-

Residu
dievaporasi

Ekstrak sampel

Tes Identifikasi
a Alkaloid
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- sampel
dtambahkan 2 mL ammonia 1 %
2 mL ekstrak
- diamati
Hasil pengamatan

Flavonoid
5 mL ekstrak sampel
-

dimasukkan dalam tabung reaksi


ditambahkan 0,5 gram magnesium
ditambahkan 2 mL alkohol HCl (1:1)
ditambahkaan 2 mL amil alkohol
dikocok
diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan

Saponin

5 mL ekstrak sampel
-

dimasukan dalam tabung reaksi


ditambahkan 2 mL air
dikocok keras-keras
Diamati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan
d

Steroid / triterpenoid

5 tetes ekstrak sampel


-

dimasukkan dalam tabung reaksi


diteteskan 2 tetes asam asetat anhidrat
diteteskan 2 tetes asam sulfat
diamati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan
e

Tanin / polifenol

5 mL ekstrak sampel
-

dimasukkan dalam tabung reaksi


ditambahkan 2 mL FeCl3
ditambahkan 1 mL gelatin
dikocok
diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengaman
1. Tabel pengamatan
No
.
1
2
3

Perlakuan
Ekstrak uji saponin
(air 8 mL + ekstrak gamal)
Ekstrak uji flavonoid
(2 mL ekstrak gamal + Mg + 2 mL HCl)
Ekstrak uji tannin
(2 mL ekstrak gamal + dipanaskan + 2
mL larutan glatin)
Ekstrak uji alkaloid
(2 mL ekstrak gamal + 2 mL ammonia 1
%)
Ekstrak uji Kuonin
(2 mL ekstrak gamal + dipanaskan +
Disaring, filtrate + NaOH)

Hasil pengamatan
Tidak terdapat busa
Berwarna kuning
Tidak terdapat endapan

Ada endapan

Tidak berubah warna

2. Reaksi
Proses reaksi ketika sampel mengandung senyawa-senyawa bahan alam
seperti alkoloid, flavonoid, dan tanin dapat dilihat sebagai berikut ;
a. alkoloid
-

N
N

N
N

KI

KI2
Endapan Coklat

menggunakan reagen wagner

b. Flavonoid

Mg
OH

H
H

OH

OH

O
Mg

H
H

H3C
OH

CH3

OH

Cl

Cl
CH2

CH2 OH

OH
OH

Mg

Mg

H3C

CH2

OH

Cl
H
OH

Mg

H3C

CH2

OH
Cl
OH

CH3

C
H2
O

Mg

c. Steroid

H2SO4
H3C

CH3

CH3
C
H3C
C
O

d. Saponin
O

CH3
O

CH3

CH3
O

+ 80
H2OC

e.
dikocok
f.
e. Tannin

Busa

OH
OH
O
OH
OH
HO

FeCl3

Gelatin

Endapan coklat

OH

B. Pembahasan
Tanaman gamal (Gliricidia maculata) merupakan tumbuhan asli daerah
tropis Pantai Pasifik di Amerika Tengah. Pada tahun 1600-an penyebaran tanaman
ini terbatas pada hutan musim kering gugur daun, tetapi banyak tumbuh di dataran
rendah yang tersebar di Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan bagian utara,
Asia dan diperkirakan masuk ke Indonesia pertama kali sekitar tahun 1900.

Praktikum kali ini untuk menguji adanya kandungan metabolit sekunder


pada beberapa jenis tanaman yang telah diketahui kandungannya, jadi praktikum
ini untuk membuktikan adanya kandungan metabolit sekunder itu. Kandungan
metabolit sekunder yang dibuktikan pada praktikum kali ini adalah alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon,

steroid dan triterpenoid pada daun gamal.

Untuk membuktikan adanya senyawa golongan alkaloid menggunakan serbuk


simplisia kina cortex, alkaloid termasuk senyawa yang bersifat basa lemah dapat
diekstraksi dengan pelarut seemipolar dalam suasana basa atau dengan alkohol
dalam suasana asam. Pada percobaan ini dilakukan dengan metode yang pertama.
Yakni serbuk simplisia ditambahkan dengan NH4OH (basa) hal ini dilakukan
untuk mengendapkan alkaloidnya, kemudian ditambahkan pelarut kloroform
(semi polar) sehingga didapat senyawa-senyawa yang bersifat semi polar seperti
alkaloid, lipid, pigmen, dan senyawa lainnya. Setelah disaring didapat filtrat
(larutan A) yang mengandung alkaloid, sebagian ekstrak kental diekstraksi dengan
asam encer (HCl) sehingga didapat larutan asam/garam alkaloid (larutan B).
Larutan A diuji dengan menggunakan pereaksi Dragendorff pada kertas saring
sehingga akan tampak semburat warna merah/jingga. Dan untuk larutan B
ditambahkan pereaksi dragendorff dan pada tabung yang lainnya ditambah dengan
pereaksi mayer akan terbentuk endapan. Tetapi dari hasil praktikum setelah
ditambah pereaksi tidak menghasilkan endapan yang kemungkinan kesalahan itu
timbul dari human error yang terjadi pada saat mengekstraksi dengan asam encer
dan kondisi pereaksi yang tidak dibuat baru sehingga mempengaruhi pada hasil
ekstraksi.
Untuk senyawa golongan flavonoid dibuktikan pada tanaman kumis kucing
(bagian daun). Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat asam. Filtrat dari
daun kumis kucing tersebut ditambahkan serbuk magnesium dan HCl
pekat. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang mudah larut dalam air karena
umumnya mereka sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, HCl
ditambahkan agar kemudian terbentuk aglikon flavonoid (memisahkan flavonoid
dari senyawa gula yang mengikatnya). Setelah amilalkohol ditambahkan dan

dikocok kuat akan terbentuk 2 lapisan, lapisan amilalkohol berada diatas dan
lapisan amilalkohol menjadi berwarna merah menunjukan adanya senyawa
flavonoid.
Pada uji saponin yang menggunakan filtrat kumis kucing setelah dilakukan
pengocokan kuat pada filtrat akan terbentuk busa, busa ini terjadi karena rantai
gula yang terkandung dalam filtrat pecah. Untuk membuktikan busa yang
terbentuk merupakan hasil dari adanya rantai gula yang pecah dapat ditambahkan
HCl encer, jika saponin maka busa akan tetap stabil.
Pengujian golongan senyawa kuinon yang menggunakan filtrat daun kumis
kucing tidak menunjukan perubahan warna merah intensif setelah ditambah
NaOH 1N, hal ini terjadi karena memang dalam tanaman kumis kucing tidak
mengandung kuinon.
Tanin atau polifenol yang termasuk golongan senyawa fenol dapat diidentifikasi
secara khas dengan Ferri (III) klorida akan menunjukan warna biru tua atau hijau
kehitaman. Reaksi ini menunjukan adanya tanin dalam filtrat gambir, untuk
menguji adanya tanin katekuat dengan menambahkan pereaksi Stiasny kemudian
dipanaskan dalam penangas air yang kemudian akan terbentuk endapan merah
muda. Untuk tanin galat setelah endapan disaring, filtrat ditambahkan
CH3COONa sampai jenuh, kemudian ditambah FeCl3 akan terbentuk warna biru
tinta.
Minyak atsiri diidentifikasi dari rimpang jahe. Minyak atsiri yang merupakan
senyawa non-polar dapat dipisahkan dari komponen lain dengan menggunakan
pelarut organik yang bersifat non-polar, seperti petroleum eter yang ditambahkan
pada serbuk simplisia dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas
air dan pada mulut tabung ditutup dengan kapas agar petroleum eter tidak mudah
menguap, dan jika ditutup rapat dikhawatirkan akan terjadi bumping. Minyak
atsiri yang bersifat non-polar akan tertarik sempurna kedalam pelarut non-polar
(petroleum eter). Residu yang didapat dari hasil penyaringan dicuci dengan
alkohol, residu yang didapat dari penyaringan berbau aromatik (berbau
menyenangkan) menunjukan dalam rimpang jahe mengandung minyak atsiri.

Golongan steroid dan triterpenoid yang bersifat non-polar yang terkandung dalam
brotowali diekstraksi dengan cara maserasi dingin, yang merupakan ekstraksi cairpadat antara serbuk simplisia dan pelarut, metode ini digunakan karena
dikhawatirkan jika dengan pemanasan akan ada komponen dari simplisia yang
rusak. Filtrat yang didapat diuapkan pelarutnya hingga didapat residu, residu ini
kemudian diidentifikasi dengan pereaksi Libermann-Burchard dan menunjukan
warna hijau atau merah yang menunjukan adanya senyawa golongan steroid dan
triterpenoid.
Simplisia ditambahkan pelarut kloroform untuk menarik senyawa kuinon dari
simplisia, tabung ketika dipanaskan ditutup dengan kapas agar kloroform tidak
mudah menguap, tidak ditutup langsung agar tidak terjadi bumping. Tetapi dari
hasil praktikum ini tidak dapat dibuktikan karena sinar UV yang ada panjang
gelombangnya tidak sesuai.

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan


bahwa :

1.

Cara melakukan penapisan fitokimia pada tumbuhan tinggi yaitu dengan


melakukan uji alkaloid, uji saponin, uji tannin, uji steroid dan uji flavonoid

pada tumbuhan tinggi seperti daun gamal (Gliricidia maculata).


2. Senyawa organik yang terkandung dalam sampel daun gamal (Gliricidia
maculata) sangat besar mengandung alkaloid, flavonoid dan tidak mengandung
saponin, steroid dan tannn.

DAFTAR PUSTAKA
Azwanida, NN., 2015, A Review on the Extraction Methods Use In Medicinal
Plants, Principle, Strength and Limitation, Medicinal & Aromatic Plants,
4(3).

Sani, R. N., Fithri, C. N., Ria, D. A., dan Jaya, M. M., 2014, Analisis Rendamen
dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii,
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2).
Simaremare, E. S., 2014, Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal
(Laportea decumana (Roxb.) Wedd), Pharmacy, 11(1).

Anda mungkin juga menyukai