Salah satu akibat dari rotasi bumi adalah terjadi perbedaan waktu
pada permukaan bumi.
Dalam satu rotasi, bumi membutuhkan waktu 1 hari 1 malam atau 24 jam = 24 x 60 menit.
Melakukan 1 kali rotasi artinya bumi telah menempuh 3600 bujur. Sehingga ketika waktu yang
dibutuhkan sebesar 24 x 60 menit, maka untuk 10bujur membutuhkan waktu :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda 4 menit.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki 3 daerah waktu? Apakah menggunakan dasar yang
sama?
Tentunya jawabannya pasti ya.
Telah dijelaskan bahwa setiap tempat yang berbeda bujur 10 akan menunjukkan waktu berbeda 4
menit. Akibatnya seluruh permukaan bumi akan dibagi atas 360 macam waktu yang berbeda 4
menit. Untuk menyederhanakannya, secara internasional ditetapkan 24 daerah waktu yang
masing-masing berbeda 3600/24 = 150 atau 1 jam.
Untuk bujur 00 ditentukan melalui kota Greenwich (dekat London). Setiap garis bujur yang
jauhnya 150 atau kelipatan 150 di sebelah barat atau sebelah timur nol derajat sebagai bujur
standar. Bujur standar ini yang nantinya dinamakan waktu standar atau waktu lokal.
Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200 dan 1350 BT (Bujur Timur). Sehingga
waktu lokalnya berturut-turut adalah Greenwich ditambah dengan 105/15 jam (atau 7 jam),
120/15 jam (atau 8 jam) dan 135/15 jam (atau 9 jam). Sehingga misalnya di Greenwich
menunjukkan jam 9 pagi, maka di Indonesia menunjukkan waktu 16.00, 17.00 dan 18.00.
Contoh :
1. Jika di Jayapura menunjukkan pukul 10.00 pagi, pukul berapa di :
A. di Ujung Pandang
B. di Jakarta
Penyelesaian :
Jayapura masuk pada WIT, yaitu pukul 10.00
A. Ujung Pandang masuk WITA, sehingga lebih pagi selisih 1 jam yaitu pukul 09.00
B. Jakarta masuk WIB, sehingga selisih 2 jam lebih pagi yaitu pukul 08.00
2. Suatu saat di Greenwich menunjukkan pukul 12.00. Pukul berapa :
A. Di kota A yang terletak pada 600 BB
Garis yang tampak pada gambar globe disamping adalah garis lintang (paralel) dan
garis bujur (meridian). Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari bumi,
seolah membelah bumi menjadi belahan bumi bagian utara atau Lintang Utara (LU)
dan belahan bumi bagian selatan atau Lintang Selatan (LS). Garis bujur adalah garis
khayal yang membujur yang membelah bumi menjadi belahan barat atau Bujur
Barat (BB) dan belahan timur atau Bujur Timur (BT). Belahan garis bujur barat atau
bujur timur berpusat pada nol derajat yang melalui kota Greenwich dekat London,
Inggris. Oleh karenanya, kota tersebut ditetapkan sebagai penentu waktu
internasional. Garis bujur yang ada di muka bumi ada 360 buah, terdiri atas 180
buah di sebelah barat belahan bumi dan 180 buah di sebelah timur belahan bumi.
Jarak antara garis yang satu dengan yang lainnya adalah 1 derajat, dan setiap satu
derajat memiliki selisih waktu 4 menit. Setiap 15 derajat memiliki selisih waktu 15 x
4 menit = 60 menit atau satu jam, jadi permukaan bumi dibagi menjadi 24 daerah
waktu (360 : 15). Tiap-tiap daerah waktu selisihnya 1 jam. Jika berdasarkan pada
ketentuan umum, pembagian wilayah waktu di dunia adalah 1 derajat selisihnya 4
menit, jadi wilayah Indonesia yang terletak pada garis bujur 95 derajat BT - 141
derajat BT mempunyai panjang busur 46 derajat sama dengan 46 x 4 menit atau 3
jam 4 menit dibulatkan menjadi 3 jam. Dengan demikian jelaslah bahwa Indonesia
dibagi kedalam 3 wilayah pembagian waktu yaitu waktu Indonesia barat (WIB),
waktu Indonesia tengah (WITA) dan waktu Indonesia timur (WIT).
Pembagian wilayah waktu di Indonesia dimulai dengan terbitnya Keputusan
Presiden RI. No.243 Tahun 1963 yang membagi Indonesia dalam 3 (tiga) wilayah
waktu dan berlaku mulai 1 Januari 1964. Prinsip yang digunakan dalam pembagian
wilayah waktu tersebut adalah :
1. Menuju kebentuk peraturan sederhana
2. Waktu Matahari Sejati jangan sampai berbeda terlalu besar dengan waktu tolok,
terutama bagi kota-kota besar/penting.
3. Batas wilayah jangan sampai membelah suatu propinsi dan pulau
4. Memperhatikan faktor-faktor agama, politik, kegiatan masyarakat dan ekonomi,
kepadatan prnduduk, lalu lintas/perhubungan, sosio-psikologis serta perkembangan
pembangunan
Maka saat itu diputuskan pembagian wilayah waktu sebagai berikut :
a. Waktu Indonesia Barat (WIB)
Wilayah waktu ini terletak pada 105 derajat BT. Selisih waktu 7 jam lebih awal
daripada waktu Greenwich (GMT). Wilayahnya meliputi seluruh Provinsi Sumatra,
Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Madura dan pulau-pulau kecil
disekitarnya.
b.Waktu Indonesia Tengah (WITA)
Wilayah waktu ini terletak pada 120 derajat BT. Selisih waktu 8 jam lebih awal dari
pada waktu Greenwich (GMT). Wilayahnya meliputi seluruh Provinsi Sulawesi,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB dan NTT.
c. Waktu Indonesia Timur (WIT)
Wilayah waktu ini terletak pada 135 derajat BT. Selisih waktu 9 jam lebih awal
daripada waktu Greenwich (GMT). Wilayahnya meliputi Maluku dan Papua serta
pulau-pulau kecil disekitarnya.
Perhitungan waktu menurut standar internasional yang berlaku adalah GMT
(Greenwich Meridian Time) yang berada pada garis 0 derajat. Oleh karena itu,
wilayah Indonesia yang terletak di sebelah timur greenwich waktunya lebih cepat
dari pada GMT.
Apabila kita menyaksikan acara televisi pada saat pergantian tahun baru, akan
tampak sekali adanya perbedaan waktu di wilayah Indonesia. Jika kita berada di
Kota Medan (WIB) menunjukkan pukul 08.00, maka di Kota Denpasar (WITA) adalah
pukul 09.00 (08.00 + 1 jam) dan di Kota Ambon (WIT) pukul 10.00 (08.00 + 2 jam).
Sebaliknya jika kita berada di Kota Jayapura Papua (WIT) pukul 10.00, maka di Kota
Kupang NTT (WITA) adalah pukul 09.00 (10.00 - 1 jam) dan di Kota Padang (WIB)
adalah pukul 08.00 (10.00 - 2 jam). Dengan demikian jika kita bepergian ke daerah
yang berbeda wilayah pembagian waktunya, tentu kita harus menyesuaikan,
caranya yaitu dengan memutar jam yang kita pekai menjadi mundur atau maju 1
jam.
Periode bulan sinodis adalah waktu yang ditempuh oleh Bulan untuk mengelilingi
Bumi relatif terhadap Matahari, yang ditandai oleh berulangnya satu fase Bulan
(misalnya dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya).
Periode bulan sideris adalah waktu yang ditempuh oleh Bulan untuk mengelilingi
Bumi
satu orbit penuh (yaitu 360 derajat), relatif terhadap bintang selain Matahari.
Satu periode sinodis bulan lebih singkat beberapa hari daripada periode siderisnya,
karena peredaran bulan dalam satu periode sinodis itu tidak sampai 360 derajat.
Belum sampai 360 derajat beredar, bulannya sudah purnama lagi. Hal ini karena
fase2 bulan itu (yaitu bulan baru, bulan sabit, purnama, dsb.) disebabkan oleh sinar
Matahari.
Periode bulan sinodis adalah waktu yang ditempuh oleh Bulan untuk mengelilingi
Bumi relatif terhadap Matahari, yang ditandai oleh berulangnya satu fase Bulan
(misalnya dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya).
SATELIT
Adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua varian atau jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan,
satelit adalah sebuah benda diangkasa yang berputar mengikuti rotasi planet bumi.
Fungsi satelit dan cara kerjanya dapat dibedakan dalam kategori bentuk, kegunaan
dan cara kerjanya.
satelit cuaca, satelit telekomonikasi, satelit iptek dan satelit militer.
FUNGSI SATELIT
Satelit Astronomi
Digunakan untuk mengkaji planet,bintang,dan objek lainnya. Salah satu contoh
adalah satelit Hubble yang digunakan untuk memotret Red Rose Nebula.
Satelit Komunikasi
Difungsikan untuk tujuan telekomunikasi,siaran radio,dan televisi yang
menggunakan frekuensi gelombang mikro.
Satelit Pantau Bumi (GPS Satellite)
Seluruh pergerakan satelit dipantau dari bumi atau yang lebih dikenal dengan
stasiun pengendali. Kerja dari satelit ini yaitu dengan cara uplink dan downlink.
Uplink yaitu transmisi yang dikirim dari planet bumi menuju satelit, sedangkan
downlink yaitu transmisi dari satelit ke stasiun bumi. Komunikasi satelit dan cara
kerja pada dasarnya berguna sebagai repeater di langit, satelit ini juga
menggunakan transponders, adalah sebuah alat untuk memungkinkan terjadinya
komunikasi 2 arah.
matahari. Satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun
yang merupakan bahan bakarnya agar dapat beroperasi.
Berikut adalah beberapa nama-nama satelit komunikasi milik Indonesia
yang telah atau akan diluncurkan.
Satelit Palapa A1, satelit Palapa A2, satelit Palapa B1, Palapa B2, Palapa B2P, Palapa
B2R, Palapa B4, Palapa C1, Palapa C2, Indostar I (Cakrawarta I), Telkom-1, Garuda-1,
Telkom-2, INASAT-1, LAPAN-TUBSAT, Indostar II (Cakrawarta II), Palapa D, Telkom-3.