Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM

Oleh:
Wike Widia Fitri. S.Ked
15174003
Pembimbing:
Dr. Haris Marta Saputra. Sp.A

DEFINISI

KEJANG DEMAM
Bangkitan kejang yg
terjadi pada kenaikan
suhu tubuh ( suhu
rektal > 38 C ) yg
disebabkan proses
ekstrakranium

PREVALE
- 3-8NSI
% dari semua

umur anak

< 7 tahun
- Usia 6 bulan sampai 5 tahun

Faktor
Tiga
faktor utama:
resiko

- temperatur tubuh saat


kejang
- Umur
- Gen

Etiologi
Semua jenis infeksi yang
bersumber di luar susunan
saraf pusat

Penyakit
Infeksi saluran pernafasan
atas
Otitis media akut
Pneumonia
Gastroenteritis akut
Bronchitis
Infeksi saluran kemih

klasifikasi
Kejang demam
sederhana (Simple
febrile seizure)

lamanya < 15
umumnya akan
berhenti sendiri.
Kejang umum
tonik
dan
atau
klonik,
tanpa
gerakan fokal.
tidak
berulang
dalam 24 jam

Kejang demam
kompleks
(Complex febrile
seizure)

Lamanya > 15
Kejang fokal atau
parsial
satu
sisi
atau kejang umum
didahului
kejang
parsial
Berulang
atau
lebih dari 1 kali
dalam 24 jam.

patofisiologi
Pada
keadaan
demam

Kenaikan suhu 1C akan


mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen
akan meningkat 20%.

Perubahan
keseimbangan
dari membran
sel neuron
Lepas
muatan
listrik.

Diagnosis
Menentukan adanya kejang, jenis kejang,
kesadaran, lama kejang, suhu sebelum dan saat
kejang, frekuensi, interval pasca kejang,
penyebab demam diluar susunan saraf pusat.
Mengetahui hal yang meningkatkan risiko kejang
demam
Menemukan faktor yang memengaruhi terjadinya
kejang demam berulang

Gejala klinis
Suhu tubuh
mencapai 39C.

Kehilangan
kesadaran saat
kejang.

Mata mendelik,
tungkai dan
lengan mulai
kaku, bagian
tubuh anak
menjadi
berguncang.

Kulit pucat dan


mungkin menjadi
biru.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
-darah rutin
Elektrolit dan gula darah

Pungsi lumbal
(pemeriksaan cairan
serebrospinalelektri)

Elektroensefalogr
afi (EEG)

Diagnosis banding
Infeksi
pada SSP

meningi
tis
ensefalit
is
Abses
otak

penatalaksanaan
Pengobatan fase akut
Mencari dan Mengobati Penyebab
Pengobatan Profilaksis dan Edukasi
orangtua
Profilaksis terus-

Profilaksis
intermitten, pada
waktu demam.

menerus, dengan
obat
antikonvulsan
tiap hari

Mengatasi segera
bila terjadi
kejang.

Diazepam rektal (level II-2, level II-3, Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk
anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg, Atau dengan dosis 5 mg untuk
anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.
Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,30,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1
mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12
jam setelah dosis awal.

Edukasi
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang :
Tetap tenang dan tidak panik.
Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihakan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
Tetap bersama pasien selama kejang.
Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih.

Prognosis
Dengan
n
a
g
n
a
l
u
g
penang
n
a
d
t
a
p
e
yang t
cepat,
ik
a
b
a
y
n
s
i
s
progno
dan tidak
n
a
k
b
a
b
e
meny
kematian.

IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. Z
Usia : 9 bulan

Jenis kelamin :
laki-laki
Berat badan: 7,8
kg

Alamat :
meulaboh

Tanggal
masuk: 02
juni 2015

Ruang Anak
popaye

Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 02 juni 2015 Pukul 09:46 di Ruang Popeye

KU

Kejang

KT

Demam
Batuk & pilek

Riwayat penyakit sekarang

Pasien Kejang, 3 kali dalam sehari, jarak antar kejang 3 jam, setiap
kejang lamanya lebih dari 10 menit. Kejang seluruh tubuh, mata
mendelik ke atas disertai kedua tangan dan kaki kiri kanan kaku.
Setelah kejang pasien menangis dan terlihat sangat lemas sesaat
setelah kejang. Keluhan kejang didahului oleh demam sejak 2 hari
SMRS, demam timbul mendadak tinggi, terus-menerus , awal timbul
saat sore menjelang malam hari, diberi obat penurun panas dan
demam berkurang selama beberapa saat 30 menit kemudian panas
kembali naik. keluhan juga disertai dengan batuk dan pilek sejak 5 hari
SMRS. Pilek (+), sekret putih kental, batuk (+) tidak berdahak, mual
(-), muntah (-), BAB dan BAK normal. Karena keluhannya penderita
langsung di bawa ke IGD RSUD Cut Nyak Dhien meulaboh. Saat di IGD
kejang (-) namun masih demam.

Riwayat Penyakit Dahulu


o Tidak ada riwayat demam kejang sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


o Ibu kandung pasien menderita kejang umur 1 tahun

Riwayat Kehamilan Ibu dan kelahiran


o Ibu pasien tidak pernah memeriksa kehamilan, Pasien lahir di rumah bidan dan ditolong oleh bidan,
riwayat minum obat saat hamil (-), riwayat sakit saat hamil (-)

Riwayat Imunisasi
o Tidak pernah imunisasi

Riwayat Sosial Ekonomi


o keadaan sosial ekonomi kurang

Kepala
simetris, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut.
Mata
pupil isokor , conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (-/-)
Telinga
Bentuk telinga normatia , sekret (-/-)
Hidung
sekret (+/+), konka hiperemis (+)
Mulut
Bibir Kering (-), sianosis (-),
Tenggorokan
tonsil T1_T1, hiperemis (-/-) faring hiperemis (-)
Leher
kelenjar getah bening tidak membesar

Thorax
Paru-paru: Simetris, retraksi -/-, Sonor pada kedua
paru, Vesikuler(+) normal, ronki (-),wheezing (-).
Jantung : Iktus kordis tidak terlihat, HR: 120 x/menit, irama
bising (-)
Abdomen
Inspeksi
: pergerakan simetris
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+) normal
Palpasi : lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Turgor : kembali cepat
Ekstremitas

Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-)

lapangan
reguler,

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis, tanpak lemas
Tanda Vital
o Suhu
: 40,2 oC
o Nadi
: 144 x/menit, teraba kuat, reguler
o Frekuensi napas
: 32 x/menit, reguler, kedalaman cukup
o Berat Badan : 7,8 kg
o Umur
: 9 bulan

Hasil
laboratoriu
m
Darah

Hasil :
HB: 9,9 g/%
Nilai rujukan:
12-17

Hasil :
HT: 32,2 g/%
Nilai rujukan:
35-50 g/%

Hasil :
Lekosit : 12,1 10 / l
Nilai rujukan:
5-10 10 / l

Hasil:
Eritrosit: 5,44 10 / l
Nilai rujukan:
4-6 10 / l

Hasil:
Trombosit
151 10 / l
Nilai rujukan :
150-450 10 / l

Diagnosis Banding

1. Kejang demam
kompleks
(Complex febrile
seizure) + ISPA

2. Kejang
demam
sederhana
(Simple
febrile
seizure) +
ISPA

3. Meningitis
+ ISPA

Diagnosis Kerja

Kejang demam kompleks


(Complex febrile seizure)
+ ISPA

Terapi
Infus RL
10 Tpm
Ij. Diazepam 2,3 mg IV
(jika kejang)
Ij cefotaxime 200 mg/12
jam
Paracetamol (PCT) syr 3
x 2/3 cth
Ambroxol syr 3x 1/3 cth

FOLLOW UP
03 juni 2015

S/
demam (+)
kejang tidak ada
batuk & pilek tidak ada
O / kompos mentis, baik
Nadi
: 110 x/menit,
Nafas
: 32 x/menit
Suhu
: 38 C
FOLLOW UP
03 juni 2015
S/

O/

demam tidak ada


kejang tidak ada
batuk & pilek tidak ada
compos mentis , baik
Nadi
: 113x/menit,
Nafas
: 39 x/menit
Suhu
: 36,7C

FOLLOW UP
03 juni 2015

S/

O/

demam tidak ada


kejang tidak ada
batuk & pilek tidak ada
compos mentis , baik
Nadi
: 120 x/menit,
Nafas
: 40 x/menit
Suhu
: 36, 3C

Thank you

Anda mungkin juga menyukai