Anda di halaman 1dari 4

Masalah

1. Bagaimana pandangan terhadap kasus aborsi dilihat dari nilai adat bangsa
Indonesia?
2. Bagaimana nilai adat yang seharusnya dibudayakan oleh bangsa Indonesia untuk
mengatasi peningkatan kasus aborsi?
3. Bagaimana pandangan nilai adat bangsa Indonesia terhadap legalisasi pengguguran
kandungan yang sudah disahkan oleh Presiden RI?
Pembahasan
1. Untuk memberi pandangan dari segi nilai adat, kita perlu mengetahui definisi kasus
aborsi itu sendiri dan adat apa yang dianut oleh masyarakat Indonesia secara umum.
Menurut World Health Organization (WHO) pengertian aborsi adalah penghentian
kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu karena secara medis janin tidak bisa
bertahan di luar kandungan. Sebaliknya bila penghentian kehamilan dilakukan saat
janin sudah berusia berusia di atas 20 minggu maka hal tersebut adalah infanticide
atau pembunuhan janin. Dari pengertian medis, aborsi adalah pengakhiran
kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau berat badan janin belum mencapai
1000 gram, atau keluarnya janin sebelum waktunya yang terjadi pada trimester
pertama kehamilan (Jayadilaga, 1995).
Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
Berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN pada 1 Januari 2013, diperkirakan
setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Dari jumlah
tersebut, sekitar 62 persen lebih dilakukan oleh remaja.
Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini memang sangat
memprihatinkan.

Berdasarkan

beberapa

data,

di

antaranya

dari

Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa sebanyak 32 persen


remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya,
dan Bandung) pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga menyatakan, satu
dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pranikah dan
membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku
SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah

melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat dari perilaku
seks bebas (Kompas, 14 Juli 2010).
Pergaulan bebas remaja di Indonesia sangat berdampak pada hubungan seks dan
kehamilan di luar nikah. Hal ini sangat disesalkan karena sebagai negara yang
beradat timur, masyarakat Indonesia seharusnya sangat menjaga etika pergaulan.
Aborsi yang dianggap sebagai jalan keluar juga bertentangan dengan adat Timur.
Dari segi adat masyarakat Indonesia, anak seharusnya dihasilkan dari suatu
hubungan sah dalam bentuk pernikahan yang selanjutnya dilahirkan sebagai kabar
gembira dengan acara-acara perayaan sesuai adat setempat sebagai ungkapan rasa
syukur, bukan dihasilkan dari hubungan yang tidak sah dan dibunuh dengan cara
aborsi.
2. Salah satu cara untuk mengatasi peningkatan kasus aborsi adalah dengan cara
menerapkan budaya yang sesuai dengan nilai adat timur bangsa Indonesia. Adapun
nilai adat budaya timur bangsa Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
Gaya Hidup
Adat timur mewariskan budaya yang saling peduli satu sama lain, tidak egois,
dan menjunjung tinggi persaudaraan.

Budaya timur cenderung lebih

bersosialisasi, lebih senang jika dekat dengan keluarga dan teman-temannya.


Saling peduli dan bersosialisasi dalam konteks ini tidak terlepas dari aturan etika
timur yang mengutamakan moral baik.
Trendi
Budaya timur cenderung tidak mengikuti trend dan justru lebih menyukai
sesuatu yang bersifat tradisional. Adapun trend yang tidak menentang aturan
nilai adat masyarakat Indonesia boleh diikuti, seperti trend hijab.
Sopan Santun atau tata krama
Seperti halnya pada saat berpakaian, orang timur seharusnya lebih mengetahui
tata krama dan sopan santun sehingga mereka cenderung berpakaian sopan dan
dapat menyesuaikan pakaian dengan tempat yang ingin dikunjungi.
Pergaulan
Adat timur lebih mengutamakan norma yang ada. Etika pergaulan orang timur
tidak memperbolehkan seseorang untuk melakukan hubungan sex kepada orang
yang bukan pasangan sahnya.
Di dalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah aib dan merupakan suatu
tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.

Sebagai negara yang memegang adat dan budaya timur, masyarakat Indonesia
seharusnya sangat menjaga etika pergaulan.
3. Legalisasi

pengguguran

kandungan sebagaimana

tertuang

dalam

Peraturan

Pemerintah (PP) No 61 Tahun 2014 telah ditandatangani Presiden SBY pada


tanggal 21 Juli 2014. Peraturan tentang Kesehatan Reproduksi tersebut
melegalkan perempuan hamil yang diindikasikan mengalami kondisi darurat medis
dan atau hamil akibat perkosaan untuk menggugurkan kandungannya.
Menanggapi hal tersebut, Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kota
Malang berpendapat bahwa selain untuk alasan kesehatan, tindakan tersebut tidak
patut untuk dilakukan. Rasanya Menkes kita ini terlalu jauh dari adab budaya kita
termasuk kebijakan alat kontrasepsinya, tegasnya. Saya sebenarnya heran kenapa
Menteri Kesehatan kita kebijakannya tidak mencirikan adab ketimuran, tegasnya
menambahkan. Dirinya melanjutkan bahwa hadirnya PP aborsi ini dinilai dapat
menjadi celah

dan

peluang

bagi

masyarakat

untuk

melakukan

tindakan

tersebut dengan dalih pemerkosaan.


Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, dalam UU Kesehatan, aborsi jelas disebutkan
tidak diperbolehkan kecuali ada indikasi kedaruratan medis. Misalnya menjaga
keselamatan nyawa ibu dan anaknya. Dipandang dari nilai adat timur, kesehatan ibu
dan anak adalah hal yang penting karena menunjang kesejahteraan keluarga dan
masyarakat juga sehingga bisa melestarikan adat dan budayanya. Akan tetapi PP
yang dilegalisasi tersebut juga mengizinkan aborsi karena hamil akibat
pemerkosaan. Adat timur cenderung pada nilai-nilai mengikat yang baik, seperti
nilai agama dan hukum adat. Pemerkosaan dipandang sebagai tindakan yang tercela
dan tidak ada toleransi untuk itu. Maka dengan mempertimbangkan nilai adat
masyarakat Indonesia, legalisasi aborsi hanya dibenarkan dengan indikasi medis,
sedangkan akibat pemerkosaan itu bertentangan dengan adat timur bangsa
Indonesia.
Referensi:
Amex.

2014.

Pro

Kontra

PP

Kesehatan

Reproduksi

(dalam

http://www.ambonekspres.com/index.php/aeberita/aeopini/item/2973-prokontra-pp-kesehatan-reproduksi, diakses 27 September 2014)

Gondet.

2010.

Budaya

Timur

VS

Budaya

Barat

(dalam

http://gondet.blogspot.com/2010/11/budaya-barat-vs-budaya-timur.html,
diakses 26 September 2014)
Kuncahya, Agung. 2013. BKKBN: Tiap Tahun, Kasus Aborsi Meningkat 15 Persen
(dalam http://gaulglobal.wordpress.com/2013/01/01/bkkbn-tiap-tahun-kasusaborsi-meningkat-15-persen/,diakses 26 September 2014)

Marka,

group.

2014.

PP

Aborsi

Diminta

Direvisi

(dalam

http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/08/15/nac50r-ppaborsi-diminta-direvisi,diakses 27 September 2014)


Rizky, Doddy. 2014. Legalkan PP Aborsi, Menkes Tak Cerminkan Adat Timur (dalam
http://wartamalang.com/2014/08/legalkan-pp-aborsi-menkes-tak-cerminkanadat-timur/, diakses 25 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai