LAPORAN KASUS
I.
KASUS
1. Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tgl. Lahir
Alamat
No. RM
Tgl. Dirawat
Tgl. Pemeriksaan
Dokter yang memeriksa
Dokter muda
: Nn. M
: 16 tahun, 2 bulan
: Perempuan
: 19-11-1999
: Kp. Sumur No. 31 RT/RW 07/17, Klender.
Duren Sawit
: 01017141
: 15 Januari 2016
: 18-1-2016
: dr. R.A.H.I. Ariestina, SpPD
: Putri Ayu Kesuma
2. Anamnesis
Dilakukan pada hari Senin, tanggal 18 Januari 2016 pukul 13.00 WIB secara
autoanamnesis dan alloanamnesis dengan orang tua pasien.
Keluhan Utama:
Demam
hari SMRS, demam naik turun, menggigil (+). Demam turun sebentar
dengan obat penurun panas kemudian naik lagi. Batuk (+), mual (+),
muntah (-), nyeri kepala (+), pusing (+), nyeri ulu hati (+), sesak (+), nafsu
makan menurun. Terdapat bintik-bintik merah pada daerah lengan bawah
sejak 1 hari SMRS yang tidak hilang dengan penekanan, perdarahan gusi
dan hidung tidak ada, muntah merah-kehitaman tidak ada, BAB warna
kehitaman tidak ada, BAK lancar berwarna kuning. Pasien sebelumnya
dibawa berobat ke dokter umum di Puskesmas, dilakukan tes rumple leed
dan hasilnya positif, diberi obat dan disarankan melakukan pemeriksaan
darah di laboratorium. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
3. Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB : 40 kg
TB : 165 cm
BMI : 14,69
Status gizi : gizi kurang
Tanda vital : TD: 90/60mmHg
N: 108 x/mnt
RR: 24 x/mnt
S: 38,00C
Kepala : Normocephali
Rambut: lurus sukar di cabut
Mata : Konjungtiva: Anemis (+/+)
Sclera
: Ikterus (-/-)
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 15/1/2016 (UGD)
Jenis pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
Hb
Ht
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
SGOT
SGPT
GDS
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
Hasil
2,5 ribu/L
4,6 juta/L
14,5 g/dL
42 %
19 ribu/L
90,8 fL
31,3 pg
34,4 g/dL
12,0 %
93 mU/dl
49 mU/dl
103 mg/dL
137 mmol/L
3,6 mmol/L
107 mmol/L
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
12,8-16,8
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
< 27
< 23
< 110
135-155
3,6-5,5
98-109
Hasil
2,8 ribu/L
4,7 juta/L
13,5 g/dL
38 %
28 ribu/L
80,9 fL
28,6 pg
35,3 g/dL
11,6 %
14,5 detik
45,7 detik
169 mg/dL
< 0,1 mg/L
1,09 mmol/L
7,47
25 mmHg
144 mmHg
18 mmol/L
19 mmol/L
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
12,8-16,8
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
12-17
20-40
200-400
< 0,3
1,13-1,32
7,35-7,45
35-45
80-100
21-28
23-27
Saturasi O2
BE
Laktat darah
Protein total
Albumin
Globulin
Gula darah CITO
Ureum
Kreatinin
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
Magnesium (Mg)
CRP kuantitatif
Procalcitonin
Urinalisis :
Warna
Kejernihan
Glukosa
Bilirubin
Keton
PH
Berat jenis
Albumin urine
Urobilinogen
Nitrit
Darah
Esterase lekosit
Sedimen urine :
Lekosit
Eritrosit
Epitel
Silinder
Kristal
Bakteri
Jamur
99 %
-3,3 mEq/L
1,9 mmol/L
4,8 g/dL
2,7 g/dL
2.1 g/dL
114 mg/dL
15 mg/dL
0,59 mg/dL
140 mmol/L
3,9 mmol/L
112 mmol/L
2,14 mg/dL
< 5 g/L
0,61 ng/mL
95-100
-2,5-2,5
0,5-2,2
6,0-8,0
3,2-4,5
1,8-3,5
< 110
11-39
< 1,0
135-145
3,6-5,5
98-109
1,6-2,6
<5
< 0,5
Kuning
Agak keruh
Negative
Negative
Negative
6,5
1.015
2+
0,2 E.U./dL
Negative
1+
Negative
Kuning
Jernih
Negative
Negative
Negative
4,6-8
1.005-1.030
Negative
0,1-1
Negative
Negative
Negative
2-4 /LBP
2-4 /LBP
Positif
Negative
Negative
Negative
Negative /LBP
<5
<2
Positif
Negative
Negative
Negative
Negative
Hasil
4,1
5,1
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
Hb
Ht
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Kalsium ion
pH
PCO2
PO2
Bicarbonat
Total CO2
Saturasi O2
BE
Glukosa darah jam 06.00
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
Anti Dengue IgG
Anti Dengue IgM
Berat jenis
14,3
42
37
81,2
27,9
34,4
11,7
1,25
7,44
32
200
22
23
99
-1,2
98
142
3,9
112
Positif
Positif
1025
12,8-16,8
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
1,13-1,32
7,35-7,45
35-45
80-100
21-28
23-27
95-100
-2,5-2,5
< 110
135-155
3,6-5,5
98-109
Negative
Negative
1.005-1.030
Hasil
3,8
5,1
13,7
41
72
81,9
27,1
33,1
11,7
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
12,8-16,8
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
Hasil
3,4 ribu/L
4,7 juta/L
13,3
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
12,8-16,8
Ht
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
38
86
81,8
28,5
34,8
11,7
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
49 mU/dl
< 23
Hasil
3,8 ribu/L
4,7 juta/L
13,5 g/dL
39 %
187 ribu/L
82,2 fL
28,5 pg
34,6 g/dL
11,7 %
Nilai normal
4,5-12,5
3,8-5,2
12,8-16,8
35-47
154-386
80-100
26-34
32-36
< 14
5. Ringkasan
Nn. M usia 16 tahun, masuk rumah sakit dengan keluahan demam sejak
4 hari SMRS, demam naik turun, menggigil (+). Demam turun sebentar dengan
obat penurun panas kemudian naik lagi. Batuk (+), mual (+), nyeri kepala (+),
pusing (+), nyeri ulu hati (+), sesak (+), ptekie (+) pada daerah tangan sejak 1
hari SMRS. Nafsu makan menurun, mimisan (-), gusi berdarah (-). BAK lancer
berwarna kuning, BAB hitam (-). Pemeriksaan fisik TD: 90/60mmHg, N: 108
x/mnt, RR: 24 x/mnt, S: 38,00C. Akral dingin (+), rumple leede (+). Dari
pemeriksaan laboratorium, Leukosit : 2,5 ribu/L, Trombosit 19 ribu/L,
SGOT : 93 mU/dl, SGPT : 49 mU/dl. APTT : 45,7 detik, Anti Dengue IgG/IgM
: positif/positif.
6. Daftar masalah
- DHF grade III dengan Dengue Shock Syndrome (DSS)
7. Analisis masalah
a. DHF grade III dengan Dengue Shock Syndrome (DSS)
Dari anamnesis didapatkan pasien demam sejak 4 hari SMRS, demam
naik turun, menggigil (+), mual (+), nyeri kepala (+), pusing (+), nyeri ulu
hati (+), sesak (+), ptekie (+) pada daerah tangan sejak 1 hari SMRS. Pada
pemeriksaan fisik, rumple leede (+). Dari pemeriksaan tersebut, terdapat
uji turniket positif berarti fragilitas kapiler meningkat. Dinyatakan positif
bila terdapat > 10 petekie dalam diameter 2,5 cm di lengan bawah bagian
volar termasuk fossa cubiti. Selain itu ditemukan tekanan darah 90/60
mmHg, yang menunjukkan tekanan darah menyempit (20 mmHg) dan
ekstremitas dingin. Pemeriksaan laboratorium, Leukosit : 2,5 ribu/L,
Trombosit 19 ribu/L, SGOT : 93 mU/dl, SGPT : 49 mU/dl. APTT : 45,7
detik. Dari pemeriksaan laboratorium tersebut, trobosit mengalami
penurunan dan pemeriksaan anti Dengue IgG/IgM : positif/positif. Jadi,
dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa pasien didiagnosis dengan Demam Berdarah Dengue
derajat 3 (Dengue Shock Syndrome) karena pada pasien terjadi demam
yang disertai perdarahan spontan di kulit, penurunan trombosit, dan
penyempitan tekanan nadi.
Rencana terapi
Sesuai dengan prinsip pengobatan pada Demam Dengue, pasien
diberikan terapi suportif dan terapi simptomatik. Penatalaksanaan demam
berdarah
disesuaikan
dengan
derajat
keparahan.
Penatalaksanaan
10. Follow up
HARI
PERAWATAN
TANDA VITAL
KU
KELUHAN
UTAMA
UGD
15-1-2016
T :80/50
17-1-2016
T : 90/60
Lantai 5 Barat
18-1-2016
19-1-2016
T : 90/60
T : 100/60
mmHg
mmHg
mmHg
mmHg
N : 78 x/i
N : 80 x/m
N : 94 x/m
N : 88 x/m
P : 18 x/i
P : 24 x/m
P : 16 x/m
P : 20x/m
S : 37,8 0C
SS/CM
Demam
(+)
S : 37 0C
SS/CM
Demam
S : 37,9 0C
S : 36,8 0C
SS/CM
SS/CM
(-). Demam (+) tadi Demam
sejak
Mual
(+), malam.
muntah
hari
SMRS.
Mimisan
(-).
ICU
16-1-2016
Nyeri
(-),
Mual
(+),
muntah
(-),
Nyeri
(-)
Kepala
KEPALA
(+)
ANEMIS : +/+
ANEMIS : -/-
ANEMIS : -/-
ANEMIS : +/+
THORAKS
RH : -/-
RH : -/-
RH : -/-
RH : -/-
Wh : -/BU : (+)
Wh : -/BU : (+)
Wh : -/BU : (+)
Wh : -/BU : (+)
NT : (-)
EDEMA : -/-
NT : (-)
EDEMA : -/-
NT : (-)
EDEMA : -/-
ABDOMEN
NT : (-)
EKSTREMITAS EDEMA : -/DIAGNOSA
DSS
UTAMA
TERAPI
Pro ICU
IVFD RL/6jam
Voluven / 12
jam
Norepinephrin
e 0,1 mcg
atau
dobutamin
0,5mcg
Cendantron
3x8mg
PCT 3x500mg
Oksigen 2
liter/menit
Transamin 3x1
Vit. K 3x1
Pumpicel
DSS
IVFD Kaen
MG3 : RF =
1:1
Ceftriaxone
2x1gr
Vit C 1x200
Omeprazole
DSS
DSS
2x1gr
Kalnex 3x1
Vit C 1x200
1x40mg
Ondancentron Omeprazole
1x40mg
3x1 amp
PCT 3x500mg Ondancentron
PINDAH
3x1 amp
DARI ICU PCT 3x500mg
3x1
Ceftriaxone
2x1gr
Kalnex 3x1
Vit C 1x200
Omeprazole
1x40mg
Ondancentron
3x1 amp
B comp 3x1
BLPL
1x40mg
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi
Infeksi virus dengue adalah suatu infeksi virus akut yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi demam, sakit kepala, nyeri otot atau persendian,
ruam dan trombositopenia. Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu
11
bentuk dari infeksi virus dengue disertai dengan perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi. Perembesan plasma yang terjadi bisa saja
menyebabkan syok hipovolemik yang sering kita sebut sebagai dengue shock
syndrome .(1,2)
12
13
Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan
Karibia. Di Asia Tenggara, angka kejadian DBD meningkat dari dibawah 100.000
kasus pada tahun 1950-1960an menjadi 200.000 kasus pada tahun 90an.
Peningkatan angka kejadian juga dilaporkan terjadi diluar dari area tropis dan
subtropis.(5)
14
IV.
Gejala klinis
Menurut WHO 2009, Gambaran klinis dari penderita dengue dibagi atas 3
fase yaitu fase febris, fase kritis dan fase pemulihan.(8)
A. Fase Febris
Pada fase ini biasanya demam mendadak tinggi 2-7 hari, suhu tubuh
biasanya mencapai 39-400 C, bersifat bifasik. Pada fase ini juga biasanya
disertai rash atau eritema kulit yang bisa ditemukan pada wajah, leher, atau
dada pada 2-3 hari pertama. Ruam berkembang berbentuk makopapular pada
hari ketiga hingga hari keempat.(4,8)
Selain itu dapat pula ditemukan nyeri seluruh tubuh, mialgia, atralgia
dan sakit kepala. Pada beberapa kasus ditemukan pua nyeri pada tenggorokan,
injeksi farings dan konjugtiva, anoreksia, mual dan muntah. Pada fase ini
dapat pula ditemukan tanda perdarahan seperti uji turniket positif atau peteki
dan perdarahan mukosa.Walaupun jarang bisa juga ditemukan epistaksis
hebat, perdarahan pervaginam dan perdarahan gastrointestinal.(4,8)
B. Fase Kritis
15
Terjadi pada hari ke 3-7 dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh
disertai kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya kebocoran plasma yang
biasanya berlangsung selama 24-48 jam. Kebocoran plasma sering didahului
dengan penuruna trombosit. Pada fase ini dapat terjadi syok.(8)
C. Fase pemulihan
Bila fase kritis terlewati maka terjadilah pengembalian cairan dari
ekstravaskular ke intravaskular secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.
Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan kembali serta hemodinamik
membaik.(8)
V.
Patogenesis
Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa menkanisme imunopatologis
berperan terhadap terjadinya DBD dan bentuk yang lebih parah berupa DSS.
Adapun respon imun yang berperan adalah:(1)
a. Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses
netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang
dimediasi oleh antibody. Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam
mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini
disebut antibody dependent enchanment.
16
17
Diagnosis
Menurut WHO, kriteria yang harus dipenuhi untuk menegakkan diagnosis
DBD adalah sebagai berikut:(4)
A. Manifestasi Klinis
- Demam, perlangsungan akut, tinggi dan terus menerus, berlangsung
-
1. DBD Grade I
Memberikan gejala demam, sakit kepalam nyeri retro-orbital, mialgia dan
artralgia ditambah uji turniket memberikan hasil positif. Selain itu pada
hasil laboratorium ditemukan adanya trombositopenia dan peningkatan
hematokrit sebagai tanda terjadinya kebocoran plasma.
2. DBD Grade II
Memenuhi krtieria DBD grade I disertai tanda-tanda perdarahan spontan
seperti perdarahan gusi, epsitaksis, melena dan/atau hematesis.
3. DBD Grade III
Pasien dikategorikan kedalam DBD grade III jika memenuhi kriteria DBD
grade II disertai tanda-tanda adanya kegagalan sirkulasi.
4. DBD Grade IV
Pasien dikategorikan DBD grade IV jika memenuhi kriteria DBD grade III
disertai dengan tekanan darah dan nadi yang tidak terukur.
Pasien dikatakan mengalami Dengue Shock Syndrome jika mengalami DBD
grade III-IV. Kondisi pasien yang menjadi syok biasanya tiba-tiba memburuk
setelah demam selama 2-7 hari. Terdapat tanda khas dari kegagalan sirkulasi yaitu
kulit menjadi dingin dan nadi menjadi cepat dan lemah. Pasien mungkin awalnya
letargi, kemudian menjadi gelisah dan dengan cepat memasuki stadium kritis dari
syok Nyeri abdomen akut seringkali dikeluhkan sebelum terjadinya syok.(2)
Selain tanda tadi, DSS juga seringkali ditandai dengan menyempitnya tekanan
nadi (20 mmHg) dan disertai terjadinya hipotensi. Pasien dengan syok berada
dalam bahaya kematian jika tidak diatasi dengan baik. Pasien bisa saja masuk
kedalam stadium syok yang lebih dalam dengan tekanan darah dan nadi yang
tidak terukur.(1,8)
VII.
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang dilakukan untuk screening infeksi dengue adalah
pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, angka trombosit dan apusan darah tepiuntuk
melihat adanya limfositosis relatif disertai dengan limfosit plasma biru. Diagnosis
19
pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue ataupun deteksi antigen virus RNA
dengue. Namun karena prosedur yang rumit maka tes serologis yang mendeteksi
antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgMatau IgG lebih banyak
digunakan.Parameter laboratorium yang dimonitor antara lain:
Hematokrit;
kebocoran
plasma
dibuktikan
dengan
adanya
peningkatanhematokrit >20% dari nilai awal, umumnya dimulai pada hari ke3 demam.
Imunoserologi; IgM dideteksi mulai pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu
ke 3 dan hilang setelah 60-90 hari. IgG pada infeksi primer mulai dideteksi
pada hari ke 14 sedangkan pada infeksi sekunder mulai dideteksi pada hari ke
2.
b. Radiologis
Pada foto dada bisa didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Pemeriksaan foto rontgen sebaiknya dalam posisi dekubitus lateral kanan (RLD)
Ascites dan efusi pleura dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG.(3,4)
20
c. Tes Diagnostik
Diagnosis infeksi dengue yang tepat dan efisien merupakan elemen yang
penting dalam penatalaksanaan infeksi dengue. Metode diagnosis laboratorium untuk
mengkonfirmasi infeksi dengue dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya virus,
asam nukleat virus, antigen, maupun antibodi. Setelah onset penyakit, virus dapat
dideteksi pada serum, plasma, sel darah, dan jaringan lain selama 4-5 hari.Selama
fase awal penyakit, isolasi virus, deteksi asam nukleat atau antigen dapat dilakukan
untuk mendiagnosis infeksi dengue. Pada akhir fase akut infeksi,metode serologi
merupakan pilihan utama.(5)
Respon antibodi terhadap adanya infeksi sangat bervariasi antar individu.
Antibodi IgM merupakan imunoglobulin yang paling awal muncul. Antibodi ini dapat
dideteksi pada 50% pasien 3-5 hari setelah onset penyakit, meningkat menjadi 80%
pada hari ke 5 dan menjadi 99% pada hari ke 10. (5)
Puncak IgM adalah 2 minggu setelah onset penyakit kemudian menurun
sampai pada kadar yang tidak terdeteksi setelah 2-3 bulan. Anti dengue srum IgG
secara umum dapat dideteksi pada kadar kecil pada akhir minggu pertama kemudian
meningkat perlahan. Serum IgG dapat dideteksi setelah beberapa bulan bahkan
seumur hidup. Pada infeksi sekunder, titer antibodi akan meningkat lebih
cepat.Imunoglobulin yang dominan adalah IgG yang terdeteksi dalam kadar yang
tinggi bahkan dalam fase akut.(5)
21
Sebelum hari ke 5 dari onset penyakit atau selama fase demam, infeksi dengue
dapat didiagnosis dengan isolasi virus pada kultur sel, deteksi RNA virus dengan
nucleic acid amplification test (NAAT) atau dengan mendeteksi antigen virus dengan
ELISA atau rapid test. NS1 dan rapid dengue antigen detection test dapat digunakan
karena cepat dan terjangkau. Setelah hari ke 5 dari onset penyakit, virus dengue dan
antigen akan menghilang dari darah dan mulai muncul antibodi spesifik. Antigen NS1
mungkin masih dapat dideteksi pada sebagian kecil orang. Tes serologi, waktu
pengambilan spesimen lebih fleksibel daripada isolasi virus atau antigen.(5)
22
VIII.
Penatalaksanaan
Sampai hari ini, tidak ada terapi spesifik untuk demam dengue. Prinsip utama
pengobatan pada penyakit ini cuma berupa terapi suportif. Steroid, antiviral,
maupun karbazokrom tidak memiliki peran yang berarti. Dengan terapi suportif
yang adekuat angka kematian dapat diturunkan hingga 1%. Pemeliharaan cairan
sirkulasi adalah tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD.
23
Asupan cairan harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral
tidak bisa dipertahankan maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena
untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi.(1,5)
Selain terapi cairan, paracetamol bisa digunakan untuk sebagai obat penurun
panas dan analgesik. Aspirin dan dan NSAID lainnya sebaiknya dihindari karena
bisa meningkatkan resiko terjadinya Reyes syndrome dan hemoragik. Assesmen
dari kondisi pasien berupa pemeriksaan lab harus dievaluasi setiap 24 jam untuk
mengawasi tanda-tanda terjainya syok.(5)
Protokol pengobatan infeksi virus dengue yang digunakan di Indonesia
terbagi dalam 5 kategori yaitu:(1)
DAFTAR PUSTAKA
24
2004.Available
from:
URL:http://www.medscape.com/viewarticle/480288
5. Wills BA, Nguyen MD, Ha TL, Dong TH, Tran TN, Le T, et al. Comparison
25