PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gerontik berasal
dari
kata
gerontology
dan
sakit
pada
tingkat
individu,
keluarga,
kelompok
dan
1.2
RumusanMasalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Perubahan pada
Sistem Gastrointestinal?
1.3
Tujuan
1.3.1
TujuanUmum
Untuk mengetahui gangguan sistem penceranaan pada lansia.
1.3.2
Tujuankhusus
1. Mampu memahami penyakit-penyakit yang menyerang Sistem
Gastrointestinal pada lansia.
2. Mampu memahami perubahan yang terjadi pada Sistem
Gatrointestinal
3. Mampu memahami Diagnosa Keperawatan yang muncul pada
perubahan Sistem Gastrointestinal pada lansia.
4. Mampu memahami Intervensi Keperawatan pada perubahan
Sistem Gastrointestinal pada lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit dan hilangnya gigi.
Batasan Lanjut Usia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia
kronologis atau biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan
(middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly)
berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 7590 tahun,
dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 seseorang dapat
dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang
kecantikan,
kehilangan
daya
tarik
jasmaniah,
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
4.
Tipe optimis
Tipe konstruktif
Tipe ketergantungan (dependent).
Tipe defensif
Tipe militan dan serius
Tipe marah atau frustasi (the angry man)
Tipe putus asa (benci pada diri sendiri) atau Self heating man.
bersifat katastrop.
Teori pemakaian dan keausan
Teori biologis yang paling tua adalah teori pemakaian
dan keausan (tear and wear), dimana tahun demi tahun hal ini
sudah mantap
Gastrointestinal. Banyak masalah masalah GI yang dihadapi oleh lansia, lebih erat
di hubungkan dengan gaya hidup mereka.
1. Rongga mulut
a. Penyakit periodontal
Penyakit periodontal (gingivitis dan peridontitis) adalah
inflamasi dari struktur-struktur yang menyokong gigi, dengan hasil
akhir berupa kerusakan tulang. Kerusakan ini menyebabkan kehilangan
secara progresif dan pada akhirnya terjadi kehilangan gigi. Gingivitis
dan periodontitis (piorea) disebabkan oleh bakteri yang terdapat
didalam plak.
Gingivitis adalah infeksi gusi superisial, biasanya disebabkan
oleh hygiene gigi yang buruk. Tanda pertama gingivitis adalah gusi
4.
5.
empedu.
Hati
Hati berfungsi sangat penting dalam metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak selain itu memiliki peranan besar dalam proses detoksikasi,
sirkulasi, penyimpanan vitamin, konjugasi bilirubin dan sebagainya. Karena
terjadi perubahan atrofi sebagian sel berubah bentuk menjadi jaringan
6.
Divertikular
Penyakit divertikular sering terjadi pada lansia. Pada usia 80
tahun, setidaknya 40% orang-orang terkena penyakit ini. Kultur barat
dan diet menyebabkan insidensi divertikulosis yang tinggi.
Pasien dapat mengalami nyeri, nyeri tekan abdomen, demam dan
sering terdapat masa yang dapat diraba. Pendarahan gastrointesninal
bagian bawah terjadi sampai 15% dari pasien dari penyakit divertikular.
Pendarahan sering terjadi tampa nyeri abdomen yang signifikan.
Gangguan
motilitas
usus
dianggap
merupakan
predisposisi
konstipasi
pada
lansia
dimulai
dengan
pengubahan pola
berolahraga,
memijat
makan menjadi
perut,
lebih
sehat,
rajin
sebanyaknya,
laksatif (yang
kadang
kadang
dapat menyebabkan
banyak
cairan,
pemberian
infus
mungkin
efek
konstipasinya
diakibatkan
oleh
ikatan
toksin,
bakteri,
serta
rotavirus.
Smectite
derivat
petidin
(difenoksilatdan
loperamida),
adsorben
yanga
pada
2300 kkal. Untuk lansia diatas 75 th diturunkan menjadi 2050 kkal. Konsumsi
dari kabohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55%-65% dan kurang dari
30%, serta porsi sisanya adalah protein.
Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang
unik pada lansia adalah menurunnya sensitifitas olfaktorius , perubahan persepsi
rasa dan peningkatan koleksistokinin yang dapat mempengaruhi keinginan untuk
makan dan peningkatan rasa kenyang. Perubahan-perubahan dalam kebutuhan
mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada
wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya
bagi lansia sekitar 600 mg/hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 3040% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan
sedikitnya 1000 mg kalsium perhari untuk seluruh lansia dan 1500 mg perhari
untuk wanita lansia yang tidak menggunakan estrogen. Karena perbedaan derajat
kesamaan yang dibutuhkan absorbsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan
bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami
hipoklorhidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal peningkatan
jaringan adiposa secara normal dapat menyertai penurunan masa tubuh dan cairan
tubuh total. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya
mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan
olahraga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan.
1. Pencegahan primer
Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta
dari mereka beresiko tinggi terhadap malnutrisi. Selain faktor-faktor
sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi yang aktual
atau potensial bagi lansia. Instrumen pengkajian sebagaimana yang telah
dikembangkan oleh program nutrition screening initiative untuk menentukan
nafsu
makan,
sementara
obat-obat
lainnya
dapat
3.
dianjurkan.
Kalori pada lanjut usia:
Penentuan status gizi
a. Penentuan status gizi menurut BMI (Body Mass Index)
BMI = berat badan dalam kg : (tinggi badan dalam meter)2
Keterangan :
1) Kurus
: BMI < 18,5
2) Normal
: BMI 18,5 22,9
3) Lebih
: BMI 23
4) Dengan resiko : BMI 23 24,9
5) Obesitas I
: BMI 25 29,9
6) Obesitas II
: BMI 30
b. Penentuan status gizi berdasarkan rumus Broca
Berat badan idaman (BBI) = (tinggi badan dalam cm 100) 10%
Penentuan status gizi dihitung dari:
1) Berat badan kurus
: BB < 90% BBI
2) Berat badan normal : BB 90-110% BBI
3) Berat badan lebih
: BB 110-120% BBI
4) Gemuk
: BB > 120% BBI
Penghitungan kalori sesuai kebutuhan
Kebutuhan energi kalori dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, aktivitas
fisik atau pekerjaan, dan berat badan.
a. Kebutuhan basal:
1) Laki-laki
: BBI (kg) x 30 kalori
2) Perempuan
: BBI (kg) x 25 kalori
b. Koreksi atau penyesuaian:
Dari total kalori kebutuhan basal, jumlahkan sesuai kriteria dibawah ini:
1) Umur diatas 40 tahun : -5%
2) Aktifitas ringan
: +10%
3) Aktifitas sedang
: +20%
4) Aktifitas berat
: +30%
5) Berat badan gemuk : -20%
6) Berat badan lebih
: -10%
7) Berat badan kurang : +20%
Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
4.
5.
dibutuhkan
6. Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya
7. Air, 6-8 gelas perhari
2.4 Masalah gizi pada lanjut usia
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lanjut usia banyak terdapat di daerah barat dan kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan
berlebih, apalagi pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang akibat
berkurangnya aktivitas fisik. Kegemukan merupakan salah satu pencetus
berbagai penyakit contohnya jantung, diabetes, penyempitan pembuluh darah
2.
dan hipertensi.
Gizi kurang
Sering disebabkan karena masalah ekonomi social dan juga gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu sedikit dari yang diperlukan
mengakibatkan berat badan berkurang dari normal. Faktor yang menyebabkan
3.
2.3
1.
2.
3.
diturunkan.
Konstipasi berhubungan
dengan
penurunan
motilitas
traktus
gastrointestinal.
2.4
Intervensi :
1) Tentukan jumlah kalori yang dibutuhkan berdasarkan BMI
(Body Mass Index).
2) Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Diskusikan dengan klien dalam perencanaan nutrisi klien yang
sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien dan kemampuan klien.
4) Ajarkan pada klien mengenai pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang adekuat.
5) Berikan motivasi pada klien untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
6) Berikan penguatan positif pada klien yang telah berhasil
2.
c.
3.
Konstipasi
berhubungan
dengan
penurunan
motilitas
traktus
gastrointestinal.
a.
b.
c.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Pada lansia sistem gastrointestinal mengalami perubahan seperti
kehilangan gigi, indra pengecap yang mengalami penurunan fungsi, rasa
lapar yang menurun, peristaltic yang menurun dan lain-lain. Sehingga pada
lansia pola eliminasi urine dan fekal mengalami perubahan dimana perawat
harus mampu membantu lansia dalam menghadapi perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA