Anda di halaman 1dari 13

Strategi Industri Farmasi dalam

menghadapi MEA 2016


Muhajiburrahman 1204106010031
Hasbi Arrizky 1204106010059

Pendahuluan
Industri farmasi menurut Surat Keputusan

Menteri Kesehatan
No.1799/Menkes/XII/2010 adalah badan
usaha yang memiliki izin dari Mentri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan
pembuatan obat atau bahan obat.
Industri farmasi dibagi dalam dua kelompok
yaitu industri padat modal dan industri
padat karya.

jumlah industri farmasi di Indonesia berkisar

antara 214-224 perusahaan yang terdaftar.


Terdiri dari 4 BUMN (Biofarma, Indofarma,
Kimia Farma, Phapros), 24 multinasional, dan
186-196 swasta nasional Indonesia. Data
tersebut juga menyebutkan, mayoritas
industri farmasi dalam negeri saat ini adalah
industri formulasi atau industri pembuatan
obat jadi. Pertumbuhan pasarnya, dalam
beberapa tahun terakhir mencapai 10-14
persen per tahun.

Grand Scenario
Pemerintah bersama dengan GP Farmasi

telah membuatroadmapkarena
pemerintah dan GPF menyadari harus
adanya percepatan.
Roadmapini dipengaruhi oleh beberapa
hal.
Pertama asumsi makro ekonomi Indonesia.
Kedua, apakah perusahaan farmasi yang ada

di Indonesia mampu memanfaatkan pasar


tersebut dengan melakukan transformasi
industri.

Melakukan investasi di berbagai aspek,

seperti
research and development(R&D),
bahan baku,
natural product.

Regional Scenarios
Dibandingkan kebanyakan negara lain,

pengeluaran untuk perawatan kesehatan di


Indonesia sangat kecil. Yaitu hanya 3,15%
dari PDB, dibandingkan dengan rata-rata di
dunia 6,3%. Angka tersebut bahkan jauh
lebih rendah bila dibandingkan dengan
negara-negara tetangga

Oleh karena itu regional scenario yang

harus dilakukan oleh pemerintah dan GP


Farmasi untuk memajukan industri farmasi
lokal adalah dengan cara meng-cover biaya
obat dan perawatan kesehatan serta
mengkampanyekan bahwasanya obat itu
tidak mahal dan jangan takut untuk
berobat.

Industry Scenarios
Untuk mendorong pertumbuhan industri

farmasi diperlukan beberapa cara yaitu :


Melakukan investasi pada pabrik
Peningkatan R&D yang semula berfokus pada

formulasi, kini lebih menuju biofarmasi.


Menampung para ahli farmasi

Market Scenarios
Pasar farmasi nasional diproyeksikan

meningkat 9% menjadi Rp 69,4 triliun


tahun ini, dibanding 2013 sebesar Rp 63,8
triliun. Salah satu faktor pendongkraknya
adalah berlakunya Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang dijalankan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. (Data tahun 2014)

Meski begitu, BMI menilai, layanan kesehatan

di Indonesia belum terlalu luas. Tahun ini,


layanan BPJS baru mencakup 40-50%
penduduk. Oleh karena itu, butuh waktu bagi
perusahaan farmasi untuk mengkapitalisasi
potensi pasar farmasi nasional yang sangat
besar. Peran pemerintah selanjutnya adalah
memberikan pelayanan lesehatan secara
menyeluruh hingga mencapai 85-95 %
penduduk Indonesia.

Product Scenarios
Berikut ini merupakan beberapa produk

farmasi Indonesia yang berpotensi besar


untuk diproduksi dan dipasarkan di pasar
lokal maupun internasional
Bioteknologi & Vaksin
Herbal & Maritim (Natural)
Drug Delivery System (DDS)
Diagnostik (IVD / In-vitro Diagnostic)
Cell Therapy

Organisation Scenarios
perusahaan-perusahaan farmasi skala

besar dapat melakukan kerja sama dengan


beberapa perusahaan farmasi dengan skala
yang lebih kecil atau sebanding
dengannya. Contohnya seperti perusahaan
jamu Nyonye Meneer yang melakukan
kerjasama industri produksi dengan
berbagai perusahaan serupa di indonesia
dengan memanfaatkan fasilitas produksi
pabrik untuk memproduksi produknya.

Selain itu Nyonya Meneer juga masuk ke

pasar farmasi Vietnam. Nyonya Meneer akan


investasi dengan mekanisme maklon di sana
yaitu pembuatan produknya di vietnam,
namun masih menggunakan merek lokal.
Sistem serupa juga sudah diterapkan di
Malaysia dengan nilai investasi sebesar US$
500 ribu.

Anda mungkin juga menyukai