Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Proses perkuliahan adalah suatu proses yang menjadikan mahasiswa mampu

untuk terlibat dalam dunia kerja secara nyata, oleh sebab itu maka dalam perkuliahan
teknik industri mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja praktek sebagai
salah satu syarat akademik untuk kelulusan mahasiswa. Setelah banyak teori dan
pembelajaran, mahasiswa perlu mendapatkan fasilitas yang dapat memberikan
pengalaman bagaimana menerapkan ilmu teori yang didapat di dunia kerja pada suatu
perusahaan.
Pada kesempatan ini, penulis melaksanakan kerja praktek di PT. Mifa
Bersaudara yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Media Djaya
Bersama, yang beroperasi di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. PT. Mifa
Bersaudara adalah salah satu perusahaan tambang batubara yang berada di daerah
Aceh Barat, Provinsi Aceh yang memulai produksi sejak tahun 2011 dengan Izin
Usaha Pertambangan dengan Nomor 117.b tahun 2011 dengan luas IUP operasi
produksi sebesar 3.134 Ha.
Dalam memproduksi batubara, PT. Mifa Bersaudara mempunyai 2 lokasi
Kuasa Pertambangan (KP), yaitu Pit A terletak di South East Block, Desa Sumber
Batu, Kec. Meurebo, Kab. Aceh Barat dan Pit B terletak di South West Block, Desa
Balee, Kec. Meurebo, Kab. Aceh Barat. Namun pada tahun 2015, area tambang pit A
tidak beroperasi lagi. Oleh Karena itu, pada tahun 2015 ini penambangan batubara
hanya difokuskan pada area tambang Pit B.. Dengan berbagai kegiatan yang begitu
kompleks, kecelakaan pada pekerja dapat terjadi kapan saja apabila pekerja
mengabaikan prosedur HSE (Health, Safety and Environment) yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. PT.Mifa Bersaudara perlu ada peralihan (pelunakan) dari kondisi
beresiko tinggi menjadi resiko tinggi yang terhitung namun potensi resiko dalam
batas batas tertentu masi ada. Potensi bahaya

tersebut apabila out of

control dapat membahayakan produksi, aset dan utamanya manusia (pekerja dan

masyarakat sekitar). Oleh karna itu pengolahan potensi potensi bahaya, mulai dari
identifikasinya kemudian pencegahannya menjadi sesuatu yang penting dan mutlak
dikelola secara tertata dan tersistem.
Untuk itu diperlukan suatu system penaggulangan bahaya yang disebut dengan
kesehatan dan keselamatan kerja, dan salah satu indicator, penting pelaksanaannya
adalah penerapan alat pelindung diri. Alat pelindung diri bertujuan untuk melindunggi
para pekerja dari kemungkinan resiko bahaya yang dapat mengancam keselamatan
jiwa. Tentu saja alat pelindung kerja harus mempuyai standarrisasi dan spesifikasi
sesuai dengan

fungsinya untuk menangulangi jenis bahaya tertentu. Dengan itu

penulis memilih judul Kelengkapan Alat Pelindung Diri untuk Pekerja di CCP
PT. Mifa Bersaudara.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktik di PT. Mifa Bersaudara ini adalah :
1. Mengetahui proses/kegiatan pengolahan batu bara dan proses produksi di
PT. Mifa Bersaudara
2. untuk menggetahui alat pelindung diri dalam mengatasi potensi bahaya
untuk pekerja di PT. Mifa Bersaudara dan

untuk mengetahui alat

pelindung diri yang dipakai sesuai dengan standard pemerintah untuk


mengantisipasi bahaya yang akan terjadi pada pekerja di PT. Mifa
Bersaudara.
1.3

Ruang Lingkup

1.3.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar

belakang

yang

telah

dipaparkan,

maka

penulis

mengidentifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana gambaran proses/kegiatan pertambangan di PT.Mifa Bersaudara?
2. Apakah pengunaan alat pelindung diri memenuhi syarat k3 di PT. Mifa
3.

Bersaudara?
Alat pelindung diri apa saja yang masih belum ada dan belum memenuhi syarat
k3 di PT. Mifa Bersaudara?

1.3.2 Pembatasan Masalah

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, Kerja praktek ini lebih menitik
beratkan pada pengunaan alat pelindung diri untuk pekerja di PT. Mifa Bersaudara
1.
2.

Gambaran proses/kegiatan produksi pada pertambangan PT.Mifa Bersaudara.


Aktifitas kerja praktek dilakukakan di Departemen HSE (Health, Safety and

3.
4.

Environment) PT.Mifa Bersaudara.


Mengetahui standar kelengkapan alat pelindung diri pada karyawan.
Mengetahui persentase karyawan yang mengunakan APD dan yang tidak

5.

mengunakan APD.
Mengetahui Kondisi Lingkugan Penambangan dan Mengidentifikasi Bahaya
yang dapat ditimbulkan dari lingkugan kerja dan alat yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai