1) Pengkajian
a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.
b. Tanda-tanda perdarahan.
- Petekie terjadi spontan.
- Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
- Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
- Hematuria. (seperti kencing darah)
- Perdarahan gastrointestinal.
c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
d. Aktivitas / istirahat.
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum.
- toleransi terhadap latihan rendah.
Tanda : takikardia / takipnea (pernapasan yang sangat cepat), dispnea pada beraktivitas /
istirahat.
- kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi.
Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis,
- palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
f. Integritas ego.
Gejala : keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse
darah.
Tanda : DEPRESI.
g. Eliminasi.
Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi.
Tanda : distensi abdomen.
h. Makanan / cairan.
Gejala : penurunan masukan diet.
- mual dan muntah.
Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
i. Neurosensori.
Gejala : sakit kepala, pusing.
- kelemahan, penurunan penglihatan.
Tanda : epistaksis.
- mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal).
j. Nyeri / kenyamanan.
Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala.
Tanda : takipnea, dispnea.
k. Pernafasan.
Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, dispnea.
l. Keamanan
Gejala : penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya.
Tanda : petekie, ekimosis.
2) Riwayat Keperawatan
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang pada pasien dengan ITP bervariasi tingkat keparahannya. Gejala
biasanya perlahan lahan dengan riwayat mudah berdarah dengan trauma maupun tanpa trauma.
B. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu mencakup penyakit yang pernah diderita oleh pasien
sebelumnya.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Pengkajian ini mencakup penyakit keluarga atau penyakit keturunan yang diderita oleh keluarga
pasien.
3) Pemeriksaan Fisik
Jika dokter mencurigai ITP, maka akan dilakukan pemeriksaan kulit pasien
yang dicurigai memar, daerah purpura, atau petechiae. Jika pasien ada riwayat mimisan atau
perdarahan dari mulut atau bagian lain dari tubuh, akan diperiksa penyebab lain dari perdarahan.
Pasien dengan ITP biasanya terlihat dan merasa sehat kecuali apabila terjadi perdarahan. yang
palaing penting diperiksa adalah spleen dan adanya demam. Pasien dengan ITP biasanya tidak
demam, sedangkan pasien dengan lupus atau adanya trombositopenia biasanya demam
4) Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa
oksigen darah.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
5.
Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi.
selama kehamilan dan pada bayi dengan Rh-positif untuk mencegah sensitisasi terhadap faktor
Rh pada bayi baru lahir. Anti-D telah dibuktikan efektif pada beberapa pasien ITP, tetapi mahal.
3. Agen steroid-sparing
Immunosuppresants seperti mycophenolate mofetil dan azathioprine menjadi lebih populer untuk
efektivitas penderita ITP. Dalam kasus refraktori kronis dimana kekebalan tubuh telah
terdeteksi, dapat menggunakan vincristine, sebuah agen kemoterapi. Namun, vincristine, sebuah
alkaloid tapak dara , dimana penggunaannya dalam mengobati ITP harus hati-hati, terutama
pada anak-anak. Immunoglobulin intravena (IVIG) juga termasuk salah satu terapi untuk
penderita ITP, tetapi lebih mahal karena obat ini akan berespon kurang lebih dalam kurun waktu
satu bulan dan dapat mencegah terjadinya perdarahan. Namun, dalam kasus ITP dijadwalkan
untuk operasi bagi pasien yang memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah dan berbahaya.
4. Thrombopoietin Reseptor Agonis
Thrombopoietin reseptor agonis adalah agen farmasi yang memperlakukan ITP dengan
merangsang untuk mengurangi kerusakan trombosit. Pada tahun 2011, produk di bawah ini
sudah tidak tersedia:
Eltrombopag adalah agen yang dikelola secara oral dengan efek yang mirip dengan romiplostim.
Ini juga telah ditunjukkan untuk meningkatkan jumlah trombosit dan penurunan pendarahan
dalam yang tergantung dengan dosis.
5. Operasi
Splenektomi dapat dianggap sebagai sasaran perusakan platelet biasanya akan ditemui
dalam limpa. Prosedur ini berisiko dalam kasus-kasus ITP karena kemungkinan meningkatnya
perdarahan yang signifikan selama operasi. Sebagaimana dicatat sebelumnya, penggunaan
splenektomi untuk mengobati ITP telah berkurang sejak pengembangan terapi steroid dan obat
farmasi lainnya.
6. Treatment lain
Transfusi Platelet
Paisen ITP yang mengalami perdarahan berat membutuhkan transfuse platelet untuk
meningkatkan jumlah platelet dalam darah dan perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa pasien
memerlukan transfuse platelet sebelum dilakukan pembedahan.
Mengobati infeksi
Beberapa tipe infeksi dapat dengan mudah menurunkan jumlah platelet pasien. Jika pasien ITP
terkena infeksi yang menyebabkan plateletnya menurun, mengobati infeksi dapat membantu
meningkatkan jumlah platelet dan mengurangi resiko perarahan.
Jika pasien ITP mengkonsumsi obat yang dapat menurunkan jumlah platelet dan menyebabkan
perdarahan, menghentikan pengobatan kadang-kadang dapat membantu meningkatkan jumlah
platelet. Misalnya, aspirin dan ibuprofen contoh obat yang menyebabkan penurunan fungsi
platelet dan meningkatkan risiko perdarahan. Pasien ITP sebaiknya tidak menggunakan obat
tersebut.