KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
MARAKNYA PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH. Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan di Universitas Islam Nusantara
Bandung.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada :
1. Bapak Prof.H.Abdurrakhman Ginting,Ph.D selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
2. Rekan-rekan semua di prodi Pendidikan Bahasa Inggris
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor penyebab maraknya bullying antar pelajar di
sekolah?
Tujuan
1.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Definisi Bullying
Bullying (arti harfiahnya: penindasan) adalah perilaku seseorang atau
sekelompok orang secara berulang yang memanfaatkan ketidakseimbangan
kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau
secara fisik. Menurut Merriam-Webster Online Dictionary, bullying adalah a
blustering rowbeating person; especially one who is habitually cruel to
others who are weaker. Melakukan bullying berarti to treat someone
abusively or to affect them by means of force or coercion.. Center for
Children and Families in the Justice System mendefinisikan bullying sebagai ,
repeated and systematic harassment and attacks on others. Bullying bisa
terjadi dalam berbagai format dan bentuk tingkah laku yang berbeda-beda.
Di antara format dan bentuk tersebut adalah; nama panggilan yang
tidak disukai, terasing, penyebaran isu yang tidak benar, pengucilan,
kekerasan fisik, dan penyerangan (mendorong, memukul, dan menendang),
intimidasi, pencurian uang atau barang lainnya, bisa berbasis suku, agama,
gender, dan lain-lain.
Bullying merupakan suatu bentuk ekspresi, aksi bahkan perilaku
kekerasan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi
pengertian bullying sebagai kekerasan fisik dan psikologis berjangka
panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai
atau
menakuti
orang
atau
membuat
orang
tertekan, trauma atau depresi
dan
tidak
berdaya.Bullying biasanya
d.
Bullying elektronik, merupakan bentuk dari perilaku bullying yang
dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya
ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi,
gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi,
menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh
kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap
sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.
2.3. Faktor Penyebab Perilaku Bullying antar Pelajar
Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying. Pada
umumnya
orang
melakukann
bullying
karena
merasa
tertekan,
terancam,terhina, dendam dan sebagainya. Berikut faktor-faktor yang
menyebabkan perilaku bullying antar pelajar :
1. faktor keluarga
Pelaku bullying bisa jadi menerima perlakuan bullying pada dirinya, yang
mungkin dilakukan oleh seseorang di dalam keluarga. Anak-anak yang
tumbuh dalam keluarga yang agresif dan berlaku kasar akan meniru
kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan fisik dan verbal yang
dilakukan orangtua kepada anak akan menjadi contoh perilaku. Hal ini akan
diperparah
dengan
kurangnya
kehangatan
kasih
sayang
dan
tiadanya dukungan dan pengarahan membuat anak memiliki kesempatan
untuk menjadi seorang pelaku bullying. Sebuah studi membuktikan bahwa
perilaku agresif meningkat pada anak yang menyaksikan kekerasan
yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya.
2. faktor kepribadian
Salah
satu
faktor
terbesar
penyebab
anak
melakukan bullying
adalah tempramen. Tempramen adalah karakterisktik atau kebiasaan yang
terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan
tingkah laku personalitas dan sosial anak. Seseorang yang aktif dan impulsif
lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan orang yang pasif atau
pemalu.
Beberapa anak
pelaku bullying sebagai
jalan
untuk
mendapatkan
popularitas, perhatian, atau memperoleh barang-barang yang diinginkannya.
Biasanya mereka takut jika tindakan bullying menimpa diri mereka sehingga
mereka mendahului berlaku bullying pada orang lain untuk membentuk citra
sebagai pemberani. Meskipun beberapa pelaku bullying merasa tidak suka
dengan perbuatan mereka, mereka tidak sungguh-sungguh menyadari
akibat perbuatan mereka terhadap orang lain.
3. faktor sekolah
Tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan
seringnya terjadi
peristiwa bullying. Sebagaimana
rendahnya
tingkat
pengawasan di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan erat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan penting guna
mendapatkan data yang obyektif, valid dan selanjutnya digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Pengertian Metode
adalah cara yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang
digunakan untuk mencapai tujuan (W.J.S Poerwodarminto 1987 :649).
Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika
mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk
memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan
dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan tujuan
mengadakan penelitian berdasarkan fakta fakta yang ada untuk menguji
kebenaran sesuatu secara ilmiah.
Dalam metodelogi telah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan penelitian
mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu
data. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu :
Baik buruknya suatu research sebagian tergantung dari pengumpulan data
research ilmiah bermaksud memperoleh bahan bahan yang relevan, aktual
dan variabel, maka untuk memperoleh data seperti itu pekerjaan research
menggunakan tehnik tehnik, prosedur, alat alat serta kegiatan yang
diandilkan.
Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa
kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi
alami. Sebaiknya observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali
informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti.
6. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur
karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, dimana
subyek diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan
ungkapan pandangannya secara bebas dan sesuai harinya. Interview ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat anak didik mengenai
kegiatan mewarnai gambar dengan crayon.
7. Alat Pengumpulan Data
Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
dan wawancara, maka alat pengumpulan datanya adalah :
8. Lembar observasi
Lembar observasi atau kuesioner yang sifatnya open euded (terbuka) dan
lentur, sehingga dapat menggali data sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
9. Pedoman wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan akrab dan terbuka serta mendalam,
dengan ini diharapkan dapat menangkap informasi secara utuh oleh karena
itu, teknik wawancara itu sering disebut wawancara mendalam (in-depthinterviewing (HB. Sutopo, 2002)
10.
Validasi Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus di usahakan kemantapan kebenarannya. Oleh karena itu,
setiap peneliti harus dapat memilih dan menentukan cara cara yang tepat
untuk mengembangkan valisasi data yang diperolehnya yakni dengan teknik
triangulasi (HB. Sutopo, 2002)
Berkaitan dengan proses pembelajaran yang menekankan pada
mengelompokkan bentuk bentuk geometri dalam pembelajaran, maka
validasi data yang digunakan adalah melalui triangulasi sumber dan
triangulasi metode.
BAB IV
PENUTUP
1.
2.
Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara
berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan
untuk melukai dan memnuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan
pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang
berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Pemahaman moral bukan tentang apa yang baik atau buruk, tetapi tentang
bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu
adalah baik atau buruk.
Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan
dahulu perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan
menyakiti atau melakukan bullying kepada temannya.
Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian
yang wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu
menghadapi berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga
di masa mendatang. Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan
dan pendidikan yang menunjang untuk perkembangannya.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z.M. (2010). Mengatasi Bullying di Sekolah. Diperoleh pada 07
Desember 2013 dari http://www.masbied.com.
Ehan. (2007). Bullying dalam Pendidikan. Diperoleh pada 05 Desember 2013
darihttp://www.upi.edu.ac.id.
Rahmawati, N. (2013).Makalah Kasus Bullying. Diperoleh pada 05 Desember
2013 dari http://www.nurrahmawatidududu.blogspot.com.
Sahputra, H. (2009). Stop Bullying di Kalangan Pelajar. Diperoleh pada 07
Desember 2013