Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara
maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk.
Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin merupakan kelompok rentan
yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan, salah
satu bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada ibu melahirkan
adalah penolong oleh tenaga kesehatan.
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil.
Sebagian besar kehamilan ini berlangsung aman. Namun ada juga yang
menderita komplikasi berat yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.
Kematian ibu atau maternal adalah kematian seorang ibu saat hamil atau
dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung
pada tempat atau usia kehamilan. Kematian ibu dibagi menjadi kematian
langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai
akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas. Kematian ibu
tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau
penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap
kehamilan,

misalnya

malaria,

anemia,

HIV/AIDS

dan

penyakit

kardiovaskuler. Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian


ibu langsung, pola penyebab langsung yaitu (25%, biasanya perdarahan
pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%),

partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan

sebab-

sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2008).


Penyebab kematian dan kesakitan ibu diperkirakan dari setiap ibu
yang meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau nifas 16-17 ibu
menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, umumnya
menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi,
hipertensi dalam kehamilan, partus macet, dan aborsi. (Prawirohardjo,
Ilmu Kebidanan, 2010)
Persalinan lama atau partus macet dapat didefinisikan sebagai
persalinan yang abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3
golongan diantaranya kelainan tenaga (kelainan his), kelainan janin dan
kelainan jalan lahir. Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa
penyebab kematian ibu dan janin. Partus Lama adalah persalinan yang
berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan.
Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi
pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan
asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan pada kasus partus
lama dan BBL dengan asfiksia sedang.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
klien dengan partus lama dan pada BBL dengan asfiksia sedang.
b. Mampu menginterpretasi data untuk menentukan diagnosis,
masalah, kebutuhan, diagnosa potensial dan masalah potensial
serta kebutuhan tindakan segera (jika diperlukan) pada klien
dengan partus lama dan pada BBL dengan asfiksia sedang.
c. Mampu

membuat/merencanakan,

mengembangkan

rencana

asuhan sesuai dengan kebutuhan pada klien dengan partus lama


dan

pada

BBL

dengan

asfiksia

sedang

serta

mengkaji

kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi partus lama


Persalinan lama, disebut juga distosia, didefinisikan sebagai
persalinan yang abnormal/sulit. Pada umunya, perjalanan persalinan
normal dengan P3 (power, passage, dan passanger) adekuat akan
berlangsung aman spontan belakang kepala dalam rentang waktu ;
1. Primigravida : 18 jam
2. Multigravida :12-24 jam
Partus lama adalah perjalanan persalinan yang berlangsung lebih
dari 24 jam, tetapi belum menimbulkan komplikasi maternal atau fetal.

B. Etiologi
Sebab-sebab partus lama (distosia) dapat dibagi dalam 3 golongan
besar :
1. Kelainan tenaga (atau kelainan his) = Power
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya dapat
menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada
setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami
hambatan atau kemacetan.
2. Kelainan janin = passenger
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena
kelainan dalam letak atau bentuk janin.

3. Kelainan jalan lahir = passage

Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi


kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetannya.
C. Faktor Resiko
1. Kelainan his terutama pada primigravida tua, pada multipara lebih
banyak ditemukan insersia uteri (fundus berkontraksi lebih kuat dan
lebih dulu daripada bagian lainnya)
2. Kelainan janin terutama pada ibu hamil dengan gula darah tidak
terkontrol saat kehamilan, beresiko janin makrosomnia (bayi besar).
Kelainan letak janin pun akan menghalangi kemajuan persalinan,
namun ini akan bisa disingkirkan dengan pemeriksaan palpasi yang
benar.
3. Kelainan jalan lahir biasanya didapatkan pada ibu dengan tinggi
badan <145 cm.
D. Patogenesa
1. Distosia karena kelainan tenaga (his)
Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah his yang tidak
normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat
kelancaran persalinan. Satu sebab yang penting dalam kelainan his,
khususnya inersia uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak
berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya pada
kelainan letak janin atau disproporsi sefalopelvik. Peregangan rahim
yang berlebihan pada kehamilan ganda maupun hidramnion juga
dapat merupakan penyebab dari inersia uteri yang murni.

Jenis-jenis kelainan his :

a. Inersia uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagianbagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya
terletak dalam hal kontraksi uterus lebih aman, singkat dan
jarang daripada biasanya.
Inersia uterus dibagi atas 2 keadaan :
1) Inersia uteri primer. Kelemahan his timbul sejak
permulaan persalinan
2) Inersia uteri sekunder. Kelemahan his yang timbul
setelah adanya his yang kuat, teratur dan dalam waktu
yang lama.
Inersia uteri menyebabkan persalinan akan berlangsung lama
dengan akibat-akibatnya terhadap ibu dan janin.
b. Tetania uteri (hypertonic uterine contaction)
Adalah his yang terlampau kuat dan terlambat sering
sehingga tidak ada relaksasi rahim. His yang terlampau kuat
dan terlampau efisien menyebabkan persalinan selesai dalam
waktu singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam
dinamakan partus presipitatus : sifat his normal, tonus otot
diluar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his.
Akibatnya dapat terjadi perlukaan luas pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina, dan perineum, pada bayi
dapat terjadi perdarahan intrakranial.
c. Incoordinate uterine action

Disini sifat his berubah-ubah, tonus otot uterus meningkat


juga diluar his, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara
kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien
dalam mengadakan pembukaan apalagi pengeluaran janin.
2. Distosia karena kelainan janin
Abnormalitas pada presentasi, posisi atau perkembangan janin
antara lain ;
a. Presentasi bokong
b. Presentasi muka
c. Presentasi dahi
d. Presentasi puncak
e. Letak lintang
f.

Presentasi majemuk

g. Makrosomia feetalis
h. Hidrosefalus
i.

Perut bayi yang besar penyebab distosia (distensi hebat


vesika urinaria, pembesaran ginjal dan hati)

j.

Kembar siam

k. Distosia bahu pada kala II


1) Kepala janin telah dilahir tetapi bahu tersangkut dan tidak
dapat dilahirkan
2) Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat
vulva
3) Dagu tertarik dan menekan perineum
4) Tarikan

pada

kepala

gagal

melahirkan

bahu

yang

terperangkap dibelakang simfisis pubis

3. Kelainan jalan lahir


Distosia akibat kesempitan panggul
a. Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan
sempit jika ukuran konjungtiva vera kurang dari 10 cm atau
diameter transversa kurang dari 12 cm
b. Kesempitan

panggul

tengah,

bila

jumlah

diameter

interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior 13,5 cm


(normalnya 10,5 + 5 cm = 15,5 cm)
c. Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia
intertuberum 8 cm
d. Kesempitan panggul umum, mencakup adanya riwayat fraktur
tulang

panggul,

poliomielitis,

kifoskoliosis,

wanita

yang

bertubuh kecil, dan dismorfik, pelvik kifosis.


Abnormalitas pada jalan lahir yang bukan tulang panggul :
1) Abnormalitas vulva (atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat
vulva)
2) Abnormalitas vagina (atresia vagina, septum longitudinalis
vagina, struktur anuler)
3) Abnormalitas serviks (atresia dan stenosis serviks, Ca serviks)
4) Kelainan letak uterus (anttefleksi, retrofleksi, mioma uteri,
mioma serviks)
5) Tumor ovarium (jinak atau ganas)

E. Manifestasi klinis
Menurut chapman (2006), penyebab partus lama adalah :
a. Pada ibu :

1) Gelisah
2) Letih
3) Suhu badan meningkat
4) Berkeringat
5) Nadi cepat
6) Pernafasan cepat
7) Meteorismus
8) Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva,
oedema

serviks,

cairan

ketuban

berbau

terdapat

mekonium
b. Janin :
1) DJJ cepat, hebat, tidak teratur bahkan negatif
2) Air ketuban terdapat mekonium kental kehijau-hijauan,
cairan berbau
3) Caput succedenium yang besar
4) Moulage kepala yang hebat
5) Kematian janin dalam kandungan
6) Kematian janin intrapartal

F. Diagnosis
Kriteria diagnostik kelaianan persalinan akibat persalinan lama
atau persalinan macet
Pola persalinan

Nulipara

Multipara

Persalinan lama
pembukaan
penurunan

<1,2 cm/jam
<1,0 cm/jam

<1,5 cm/jam
<2,0 cm/jam

Persalinan macet
Tdk ada pembukaan
Tdk ada penurunan

>2 jam
>1 jam

>2 jam
>1 jam

G. Penatalaksanaan partus lama


Penatalaksanaan partus lama dikarenakan tenaga/his :
1. Inersia uteri
Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin,
turunnya bagian terbawah janin dan keadaan panggul.
Kemudian buat rencana untuk menentukan tindakan yang
akan dikerjakan, misalnya pada letak kepala.
a. Berikan oksitosin drip 5-10 satuan dalam 500 cc
dekstrosa 5% dimulai dengan 12 tetes per menit,
dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes per
menit. Maksud pemberian oksitosin adalah supaya
serviks dapat membuka.
b. Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus, sebab
bila tidak memperkuat his setelah pemberian lama,
hentikkan dulu dan ibu dianjurkan istirahat
c. Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis
maka sebaiknya dilakukan seksio cesaria
d. Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia
uteri sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung
lebih dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi,
tidak

ada

gunanya

memberikan

oksitonsin

drip;

10

sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan


hasil

pemeriksaan

dan

indikasi

obstetriklainnya

(ekstraksi vakum atau forsep, atau seksio cesario)


2. Tetania uteri / his terlalu kuat
a. Berikan obat seperti morfin, lumial, dsb, asal janin tidak
akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam) kemudian
b. Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus
segera diselesaikan dengan seksio cesaria
c. Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat
dilakukan karena janin lahir tiba-tiba dan cepat
3. Incoordinate uteri
a. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot,
memberikan obat-obat penghilang sakit dan penenang
(sedatif dan analgetik) seperti morfin, petidin, dan
valium.
b. Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan
berlarut-larut, selesaikan partus menggunakan hasil
pemeriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum,
forsep, atau seksio cesaria.
Penatalaksanaan partus lama karena kelainan janin :
Distosia bahu :
1. Buat episiotomi yang cukup luas
2. Posisi setengah duduk dengan hiperfleksi panggul
3. Penekanan pada bahu yang terletak didepan dengan
arah

sternum

bayi

untuk

memutar

bahu

dan

mengecilkan diameter bahu.

11

4. Jika semua tindakan tidak dapat melahirkan bahu,


parahkan klavikula.
Jika bayi besar dengan presentasi kepala : dapat lakukan vakum
ekstraksi
Penatalaksaan partus lama karena kelainan jalan lahir :
1. Jika diagnosis CPD, lakukan seksio cesaria
2. Jika bayi mati lakukan kraniotomi atau embriotomi
H. Asfiksia
Asfiksia neonatorum adalah keadaan gawat bayi yang tidak dapat
bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan oksigen dan
makin meningkatkan karbon dioksida yang menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut.

Klasifikasi Asfiksia
Berdasarkan nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration) asfiksia diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
2. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10.
Tabel : APGAR SCORE
Nilai
Nafas
Denyut jantung

0
Tidak ada
Tidak ada

Warna kulit

Biru atau pucat

1
Tidak teratur
<100
Tubuh kemerahan
,kaki tangan biru

2
Teratur
>100
Kemerahan

12

Gerakan/tonus otot
Refleks (menangis)

Tidak ada
Tidak ada

Sedikit fleksi
Llemah/lambat

Fleksi
kuat

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan


gangguan sirkulasi darah uteroplasenter
ke

bayi

menjadi

berkurang

sehingga

pasokan

oksigen

yang mengakibatkan hipoksia bayi di

dalam rahim dan dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru


Beberapa

faktor

tertentu

diketahui

dapat

menjadi

lahir.

penyebab

terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah :

Faktor ibu
a. Pre-eklampsi dan eklampsi
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
d. Partus lama (rigid serviks dan atonia/ insersi uteri).
e. Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi darah ke plasenta.
f.

Perdarahan banyak: plasenta previa dan solutio

Faktor Tali Pusat


a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat

Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)

13

d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

Diagnosa
Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap
terjadinya asfiksia neonatorum.
1. Gangguan/ kesulitan waktu lahir.
2. Cara dilahirkan.
3. Ada tidaknya bernafas dan menangis segera setelah dilahirkan

Pemeriksaan fisik
1. Bayi tidak bernafas atau menangis.
2. Denyut jantung kurang dari 100x/menit.
3. Tonus otot menurun.
4. Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium, atau sisa
mekonium pada tubuh bayi.
5. BBLR (berat badan lahir rendah) (Ghai, 2010).

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan
hasil asidosis pada darah tali pusat jika:
1. PaO2 < 50 mm H2O

14

2. PaCO2 > 55 mm H2
3. pH < 7,30 (Ghai, 2010)

Penatalaksanaan
Menurut Perinasia (2006), Cara pelaksanaan resusitasi sesuai
tingkatan asfiksia, antara lain:
a. Asfiksi Ringan (Apgar score 7-10) Caranya:
1. Bayi dibungkus dengan kain hangat
2. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada hidung
kemudian mulut
3. Bersihkan badan dan tali pusat.
4. Lakukan observasi tanda vital dan apgar score dan masukan ke
dalam inkubator.
b. Asfiksia sedang (Apgar score 4-6)
Caranya:
1. Bersihkan jalan napas.
2. Berikan oksigen 2 liter per menit.
3. Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila
belum ada reaksi, bantu pernapasan dengan melalui masker
(ambubag).
4. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan
natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dextrosa 40% sebanyak
4cc disuntikan melalui vena umbilikus secara perlahan-lahan,
untuk mencegah tekanan intra kranial meningkat.
c. Asfiksia berat (Apgar skor 0-3) Caranya:

15

1. Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.


2. Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
3. Bila tidak berhasil lakukan ETT.
4. Bersihkan jalan napas melalui ETT.
5. Apabila bayi sudah mulai benapas tetapi masih sianosis
berikan

natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dextrosa 40%

sebanyak 4cc.

16

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PADA NY.S G1 P0 A0 DENGAN PARTUS LAMA

A. Pengkajian Pada Ibu bersalin


Tanggal Pengkajian : 14-12-2014
Waktu Pengkajian

: 02:30 WIB

Tempat Pengkajian : RSUD Cianjur


Pengkaji

: kelompok 2

1. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas / Biodata
Nama

: Ny. S

Nama Suami

: Tn. S

Umur

: 18 tahun

Umur

: 29 tahun

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Buruh

Alamat rumah

: Cibeber

Alamat rumah : Cibeber

Suku

: Sunda

b. Status Kesehatan
a) Keluhan Utama

: os mengaku hamil 9 bulan mengeluh mules-

mules sejak pagi kemarin, keluar cairan dari jalan lahir kemarin sore,
gerakan janin masih di rasakan, air ketuban sudah keluar jam 19:30

17

dari jalan lahir, sudah di pimpin mengedan oleh bidan sejak jam
20:00 malam tadi. Os datang ke vk melaui IGD kebidanan, datang ke
IGD kebidanan jam 02.00 WIB dan sudah mendapatkan penanganan
pertama di IGD kebidanan.
b) Riwayat kehamilan ini
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 09-03-2014
b)

Taksiran persalinan (TP)

c) Pergerakan Janin

: 16-12-2014
: masih

dirasakan ibu
d) Pola ibu sehari hari
NO

Pola sehari hari

Sebelum hamil

Saat hamil

Pola nutrisi

a. Makan
Frekwensi
Jenis makanan

3x / hari

3x / hari

Nasi, lauk, sayur

Nasi, lauk sayur

Tidak ada

Tidak ada

Air putih

Air putih

7-8 gelas/hari

6-7 gelas/hari

1.
Makanan pantangan

b. Minum
Jenis minum
Frekwensi
2.

Pola eliminasi

18

a. BAK
Frekwensi

5-6x / hari

5-6x / hari

Kuning jernih

Kuning jernih

Frekwensi :

1x / hari

1x / hari

Konsistensi :

Lunak

Lunak

Kuning pucat

Kuning pucat

Warna
b. BAB

Warna
3.

Pola istirahat dan tidur

Cukup 7 jam / hariCukup 7 jam / hari

Personal Hygiene

4.

Mandi

2x / hari

2x / hari

Gosok gigi

3x / hari

3x / hari

Keramas

3x / minggu

3x / minggu

Perawatanpayudara

Setiap mandi

Setiap mandi

Setiap mandi dan

Setiap mandi dan

cebok

cebok

Pekerja ibu rumah

Bekerja ringan

Perawatan vulva

Pola aktivitas
5.

tangga
6.

Pola seksual

2x / minggu

jarang

19

e) Imunisasi TT

: Ibu mengatakan pernah 2x di suntik

imunisasi di tangan selama hamil ini.


f) Kontrasepsi yang pernah digunakan : ibu mengatakan tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya.
g) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

(1) Jantung

: tidak ada

(2) Ginjal : tidak ada


(3) Asma/ TBC

: tidak ada

(4) DM

: tidak ada

(5) Hipertensi

: tidak ada

(6) Epilepsi

: tidak ada

(7) Lain lain

: tidak ada

h) Riwayat penyakit keluarga

i)

(1) Jantung

: tidak ada

(2) Hipertensi

: tidak ada

(3) DM

: tidak ada

Riwayat sosial

(1) Perkawinan

: yang pertama kali

(2) Kehamilan ini : Direncanakan dan sangat di terima


(3) Perasaan tentang kehamilan ini: sangat senang
(4) Status perkawinan : sah

Kawin : 1 Kali

(5) Kawin ke 1: Umur : 17 tahun,

20

dengan suami umur: 28 tahun


Lamanya

: 1 tahun, anak : belim punya

Kawin ke 2

: tidak

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran

: composmentis

TTV

: TD : 120/80 mmHg
R : 20x/ menit

Tinggi badan

: 156 cm

Berat badan

: 60 kg

N : 95x/ menit
S : 36,5C

Sebelum hamil : 50 kg

2) Kepala
Rambut

: bersih

Muka

: tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera mata putih

Telinga : bersih, pendengaran baik


Hidung : bersih, penciuman baik
Mulut

: bersih

Gigi

: bersih tidak ada karies

3) Leher
TVJ

: tidak ada pembengkakan vena jugularis

Kelenjar getah bening

: tidak ada pembengkakan kelenjar

Kelenjar tiroid

: tidak ada pembengkakan kelenjar

21

4) Dada dan payudara


(a) Dada
Jantung

: normal

Paru- paru : normal


(b) Payudara
Bentuk

: simetris

Putting susu

: menonjol

Pengeluaran

: ASI kolostrum

Rasa nyeri : tidak ada


Benjolan

: tidak ada

5) Pemeriksaan Abdomen
a)

Inspeksi
Bentuk

: normal

Striae

: ada

Bekas luka : tidak ada


b) Palpasi
TFU

: 32 cm

Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)


Leopold II : kanan : teraba keras, datar, panjang (punggung), kiri
: teraba bagian kecil dan ruang kosong (ekstremitas).
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : divergen
Perlimaan : 2/5
Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ): (32-11)x155 = 3255 gram
HIS : Frekwensi : 5x dalam 10 menit Lama : 45 detik

22

c) Auskultasi
DJA

: 148x / menit Reguler

6) Ekstremitas atas dan bawah


a)

Atas
Bentuk

: simetris

Oedema

: tidak ada

Kekuatan Otot

: baik

Pergerakan : normal
Lila

: 27 cm

Tangan kanan terpasang infus cairan RL 20 tetes/menit


b)

Bawah
Oedema

: tidak ada

Varices

: tidak ada

Reflek patella

: (+/+)

Kekuatan otot

: baik

Pergerakan : normal
7) Genetalia
Keadaan

: normal

Vulva/ Vagina : t.a.k


Oedema: tidak ada
Varices

: tidak ada

Kelenjar Bartholini & Skene


Perineum

: normal

: kaku

Pemeriksaan Dalam
Vulva/ vagina

: t.a.k
23

Portio

: tidak teraba

Pembukaan

: lengkap

Ketuban

: tidak utuh

Persentasi

: kepala

Posisi

: ubun-ubun kecil

Penurunan Kepala

: hodge 3

Molase

: tidak ada

Bagian Menumbung

: tidak ada

8) Anus
Haemoroid

: tidak ada

b. Data penunjang
Laboratorium
Hb

: 10,1 gr%

Glukosa

:-

leukosit : 8,0
Prot. Urine

:-

3. ANALISA
a. Diagnosa : G1P0A0 parturient gravida 39-40 minggu kala II janin tunggal
hidup intrauterin dengan partus lama
1) Dasar : Ibu mengatakan baru pertama kali hamil, belum pernah
keguguran, dari hasil pemeriksaan leopold didapatkan Leopold 1
bokong, Leopold 2 punggung di sebelah kanan, ekstremitas di sebelah
kiri, Leopold 3 kepala, Leopold 4 divergen, penurunan kepala 2/5,
janinnya tunggal, djj 148x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan
sudah lengkap, ketubannya sudah pecah, dengan presentasi kepala,

24

sudah di pimpin mengedan 6 jam yang lalu tetapi kepala masih di


H-III

2) Masalah

: ibu tampak kelelahan dan keluar keringat banyak

3) Kebutuhan : memberikan asupan nutrisi dan cairan


b. Masalah Potensial : bagi ibu : infeksi, atonia uteri, rupture uteri
Bagi bayi : asfiksia
c. Tindakan Segera

: kolaborasi dengan dokter obgyn

4. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent tindakan yang akan dilakukan kepada ibu dan
keluarga
Evaluasi : sudah dilakukan
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi

: ibu mengerti

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter


Evaluasi : advis dokter : melahirkan dengan vacum ekstraksi
4. Memberitahu ibu dan keluarga untuk menyiapkan paket persalinan
Evaluasi

: paket persalinan telah di siapkan

5. Menganjurkan ibu untuk mengatur nafas jika mulas


Evaluasi

: ibu mengatur nafas dengan baik

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum supaya ada energi untuk
mengedan
Evaluasi

: ibu makan dan minum air putih

7. Menyiapkan partus set steril, oksitosin 1 ampul dalam spuit 3 cc serta


menyiapak lidocain 1 ampul dalam spuit 5 cc
Evaluasi

: partus set dan obat-obatan telah di siapkan

25

8. Mendekatkan alat partus set dan menggunakan APD


Evaluasi

: partus set telah lengkap dan APD telah digunakan

9. Mengatur posisi ibu


Evaluasi : posisi ibu litotomi
10. Menganjurkan ibu cara meneran yang baik dan benar
Evaluasi

: ibu meneran dengan baik

11. Melakukan episiotomi karena perineum tidak elastis (kaku)


Evaluasi

: perineum telah di epis untuk melebarkan jalan lahir

12. Melindungi perineum dan kepala bayi


Evaluasi

: kepala bayi tidak defleksi

13. Melahirkan bayi dengan langkah-langkah APN


Evaluasi

: bayi telah lahir pada jam 02:45 WIB

14. Menilai bayi secara sepintas, warna kulit, tangisan, kekuatan otot, nafas dan
aktivitas
Evaluasi

: nilai apgar bayi 4/7

15. Mengecek bayi ke 2


Evaluasi

: tidak ada bayi ke 2

16. Melakukan resusitasi


Evaluasi

: bayi sudah menangis

17. Bayi di alih rawat ke ruang perinatologi


Evaluasi : bayi sudah di pindahkan ke ruang perinatologi

B. Asuhan Kala III


Tanggal Pengkajian : 14-12-2014
Waktu Pengkajian
: 02.50 WIB
26

Tempat Pengkajian : RSUD Cianjur


Pengkaji
: kelompok 2

1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa senang, lega dan juga lelah atas kelahiran bayi
pertamanya, serta merasa mules-mules di perut bagian bawahnya

2. DATA OBJEKTIF
a.

Keadaan Umum
Kesadaran

b.

: Composmentis

Abdomen
TFU

c.

i.

: Baik

: sepusat

Uterus

: membundar

Kontraksi

: baik / keras

Kandung kemih

: kosong

Genetalia

:belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta

ANALISA
a. Diagnosa

: P1A0 parturient aktif kala III

a) Dasar

: bayi telah lahir dan plasenta masih dalam uterus

b) Masalah

: tidak ada

c) Kebutuhan

: tidak ada

b.

Masalah Potensial

: retensio plasenta

c.

Tindakan Segera

: manual plasenta

4. PENATALAKSANAAN
a. Melakukan manajemen aktif kala III :

27

1)

Suntik oksitosin 1 ampul IM (10 IU)


Evaluasi : oksitosin telah di suntikan

2)

Melakukan Penegangan tali pusat terkendali dengan tekanan dorsocranial


pada uterus
Evaluasi : tali pusat memanjang, ada semburan darah, uterus globuler

3)

Melahirkan plasenta secara bread and draw


Evaluasi : plasenta lahir spontan jam 03.00 WIB

4)

Melakukan masase fundus uteri 15x dalam 15 detik


Evaluasi : uterus berkontraksi dengan baik

5)

Mengecek kelengkapan plasenta bagian fetal (selaput ketuban dan tali


pusat), dan bagian maternal (kotiledon)
Evaluasi : plasenta lahir lengkap

6)

Menilai volume darah yang keluar


Evaluasi : darah yang keluar 250 cc

7)

Mengecek luka laserasi pada jalan lahir


Evaluasi : luka laserasi derajat 2

8) Melakukan penjahitan
Evaluasi : penjahitan luka sudah dilakukan

C. Asuhan Kala IV
Tanggal Pengkajian : 14-12-14
Waktu Pengkajian
: 03:00 WIB
Tempat Pengkajian : RSUD Cianjur
Pengkaji
: kelompok 2

28

1.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa lelah dan mules mules

2.

DATA OBJEKTIF
a.

Keadaan Umum
Kesadaran

: baik
: composmentis

Tanda-Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg


R : 21x /menit

N: 80x /menit
S: 36,5 C

b. Abdomen
TFU

: 2 jari di bawah pusat

Kontraksi Uterus

: baik

Kandung kemih

: kosong

c. Genetalia

i.

Perineum

: ada luka jahitan episiotomi

Perdarahan

: 250 cc

ANALISA
b. Diagnosa

: P1A0 inpartu kala IV

1)

Dasar : bayi dan plasenta sudah lahir

2)

Masalah

: tidak ada

3)

Kebutuhan

: observasi setelah 2 jam persalinan

c. Masalah Potensial : tidak ada


d. Tindakan Segera

: tidak ada

29

i.

PENATALAKSANAAN
a.

Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik


Evaluasi : ibu mengerti

b.

Melakukan observasi setelah 2 jam persalinan, TD, N, S, TFU,


kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan
Evaluasi : tercatat di lembar partograf dan di lembar observasi

c.

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum


Evaluasi : ibu makan dan minum

d.

Membersihkan tempat persalinan dengan klorin 0,5 % dan air DTT

e.

Membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu

f.

Membereskan alat, mendekontaminasikan dalam air klorin 0,5 %


selama 10 menit, mencucinya dengan air sabun, membilasnya di air
mengalir dan melakukan DTT
Evaluasi : alat telah di sterilkan dan alat sudah siap di gunakan

g.

Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

Tabel 3.4 Pemantauan Kala IV Persalinan

Jam
ke
1

Waktu

Tekanan
Darah

Tinggi
Nadi

Suhu

Fundus
Uteri

03:00

120/70

85

03:15

120/90

85

03:30

120/70

83

03:45

120/ 70

80

04:15

120/70

83

36,5

Uterus

Kemih

an

2 jari

Baik

Kosong

30 cc

pusat
2 jari

Baik

Kosong

30 cc

Baik

Kosong

20 cc

Baik

Kosong

20 cc

Baik

200 cc

20 cc

pusat
2 jari
pusat
2 jari
36,5

Kontraksi Kandung Perdarah

pusat
3 jari

30

04:45

pusat
3 jari

baik

kosong

20 cc

pusat

FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN


PERIODE POSTNATAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS
PADA NY S P1A0 POSTPARTUM 6 JAM
D.
E. Asuhan Masa Nifas
1. Asuhan Nifas 6 Jam
Tanggal Pengkajian

: 14-12-2014

Waktu Pengkajian : 09:00 WIB


Tempat Pengkajian : RSUD Cianjur
Pengkaji

: kelompok 2

31

a.

DATA SUBJEKTIF
1) Identitas / Biodata
Nama

: Ny. S

Nama Suami

: Tn. S

Umur

: 18 tahun

Umur

: 29 tahun

Suku

: Sunda

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Buruh

Alamat rumah

: Cibeber

Alamat rumah : Cibeber

2) Status Kesehatan
a) Keluhan : ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan yang dirasakan

b) Riwayat Ambulasi

: ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas

berjalan-jalan kecil d ruangan, bisa ke kamar mandi sendiri jika ingin


BAK.
c) Pola ibu sehari hari
NO
1.

Pola sehari hari

Sebelum hamil

Saat hamil

Pola nutrisi
a. Makan
Frekwensi
Jenis makanan
Makanan pantangan

3x / hari

3x / hari

Nasi, lauk, sayur

Nasi, lauk sayur

Tidak ada

Tidak ada

Air putih

Air putih

e. Minum
Jenis minum

32

Frekwensi

7-8 gelas/hari

6-7 gelas/hari

5-6x / hari

5-6x / hari

Kuning jernih

Kuning jernih

Frekwensi :

1x / hari

1x / hari

Konsistensi :

Lunak

Lunak

Kuning pucat

Kuning pucat

Pola eliminasi
a. BAK
Frekwensi
Warna
2.
b. BAB

Warna
3.

Pola istirahat dan tidur

Cukup 7 jam / hariCukup 7 jam / hari

Personal Hygiene
Mandi

2x / hari

2x / hari

Gosok gigi

3x / hari

3x / hari

Keramas

3x / minggu

3x / minggu

Perawatanpayudara

Setiap mandi

Setiap mandi

Setiap mandi dan


cebok

Setiap mandi dan


cebok

Pola aktivitas

Pekerja ibu rumah


tangga

Bekerja ringan

Pola seksual

2x / minggu

jarang

4.

Perawatan vulva

5.

6.

b.

DATA OBJEKTIF
1)

Pemeriksaan fisik

33

a)

Keadaan umum : Baik


Kesadaran

: composmentis

TTV

: TD : 120/80 mmHg
R : 20x/ menit

b)

c)

S : 36,5C

Kepala
Rambut

: bersih

Muka

: tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera mata putih

Telinga

: bersih, pendengaran baik

Hidung

: bersih, penciuman baik

Mulut

: bersih

Gigi

: bersih tidak ada karies

Leher
TVJ

: tidak ada pembengkakan vena jugularis

Kelenjar getah bening


Kelenjar tiroid
d)

N : 80x/ menit

: tidak ada pembengkakan kelenjar

: tidak ada pembengkakan kelenjar

Dada dan payudara


1) Dada

Jantung

: normal

Paru- paru

: normal

2) Payudara

Bentuk

: simetris

Putting susu

: menonjol

Pengeluaran

: ASI kolostrum

Rasa nyeri

: tidak ada

34

Benjolan
e)

: tidak ada

Pemeriksaan Abdomen

1)

Inspeksi
Bentuk

: normal

Striae

: ada

Bekas luka : tidak ada


2) Palpasi

f)

TFU

: 3 jari di bawah pusat

Kontraksi Uterus

: baik

Kandung Kemih

: kosong

Diastasis Rekti

: tidak

Ekstremitas atas dan bawah


1)

2)

Atas
Bentuk

: simetris

Oedema

: tidak ada

Kekuatan Otot

: baik

Pergerakan

: normal

Bawah
Oedema

: tidak ada

Varices

: tidak ada

Reflek patella

:+

Kekuatan otot

: baik

Pergerakan

: normal

Homan sign

: tidak ada kemerahan pada betis

35

g)

Genetalia
Keadaan

: normal

Vulva/ Vagina : t.a.k


Oedema

: tidak ada

Varices

: tidak ada

Kelenjar Bartholini & Skene

h)

: normal

Perineum

: Luka jahitan

Tanda-tanda infeksi

: tidak ada

Lochea

: alba

: masih basah

Anus
Haemoroid

: tidak ada

2) Data penunjang
Laboratorium
Hb

:-

Glukosa

:-

Prot. Urine

c.

:-

ANALISA
1) Diagnosis

: P1A0 postpartum 6 jam dalam keadaan normal

a) Dasar

: semua hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik

b) Masalah

: tidak ada

c) Kebutuhan

: tidak ada

2) Masalah Potensial: tidak ada

36

3) Tindakan Segera

d.
1)

: tidak ada

PENATALAKSANAAN
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
Evaluasi : ibu mengerti

2)

Menginformasikan pada ibu tentang tanda bahaya postpartum


Evaluasi : ibu mengetahui tanda bahaya postpartum

3)

Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi nya karena bayinya tidak d
rawat
Evaluasi : ibu mengerti dan memberikan ASI pada bayi nya

4)

Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi dan istirahat yang baik


Evaluasi : ibu mengerti

5)

Membertitahu ibu tentang cara perawatan luka, cebok yang benar, dan
kebersihan diri
Evaluasi : ibu mengerti dan bisa melakukannya

6)

Menganjurkan ibu untuk melaksanakan senam nifas

7)

Memberi motivasi pada ibu untuk mengikuti program ber KB


Evaluasi : ibu sudah berniat untuk ber KB

8)

Memberitahu ibu jika pulang dari RS untuk memeriksakan masa nifasnya pada
bidan setempat setelah 2 minggu persalinan sampai ke 6 minggu setelah
persalinan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ke bidan.

37

FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN


PERIODE POSTNATAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS
PADA NY S P1A0 POSTPARTUM 2 JAM

Asuhan Nifas 1 hari


Tanggal Pengkajian

: 14-12-2014

Waktu Pengkajian

: 05.00 WIB

Tempat Pengkajian

: RSUD Cianjur

Pengkaji

: kelompok 2

a.

DATA SUBJEKTIF
1) Identitas / Biodata

38

Nama

: Ny. S

Nama Suami

: Tn. S

Umur

: 18 tahun

Umur

: 29 tahun

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Buruh

Suku

Alamat rumah : Cibeber

: Sunda

Alamat rumah : Cibeber

2) Status Kesehatan
a) Keluhan

: ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan yang dirasakan

b) Riwayat Ambulasi : ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas berjalan-jalan


kecil d ruangan, bisa ke kamar mandi sendiri jika ingin BAK.
c) Pola ibu sehari hari
NO

:
Pola sehari hari

Sebelum hamil

Saat hamil

Pola nutrisi
a. Makan
Frekwensi
Jenis makanan

3x / hari

3x / hari

Nasi, lauk, sayur

Nasi, lauk sayur

Tidak ada

Tidak ada

Air putih

Air putih

7-8 gelas/hari

6-7 gelas/hari

1.
Makanan pantangan
b. Minum
Jenis minum
Frekwensi
2.

Pola eliminasi
a. BAK

39

Frekwensi

5-6x / hari

5-6x / hari

Kuning jernih

Kuning jernih

Frekwensi

1x / hari

1x / hari

Konsistensi

Lunak

Lunak

Kuning pucat

Kuning pucat

Warna
b. BAB

Warna
3.

Pola istirahat dan tidur

Cukup 7 jam / hariCukup 7 jam / hari

Personal Hygiene

4.

Mandi

2x / hari

2x / hari

Gosok gigi

3x / hari

3x / hari

Keramas

3x / minggu

3x / minggu

Perawatanpayudara

Setiap mandi

Setiap mandi

Setiap mandi dan


cebok

Setiap mandi dan


cebok

Pola aktivitas

Pekerja ibu rumah


tangga

Bekerja ringan

Pola seksual

2x / minggu

jarang

Perawatan vulva

5.
6.

b.

DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan fisik
a)

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : composmentis
TTV

: TD : 120/80 mmHg
R : 20x/ menit

b)

N : 80x/ menit
S : 36,5C

Kepala

40

c)

Rambut

: bersih

Muka

: tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera mata putih

Telinga

: bersih, pendengaran baik

Hidung

: bersih, penciuman baik

Mulut

: bersih

Gigi

: bersih tidak ada karies

Leher
TVJ

: tidak ada pembengkakan vena jugularis

Kelenjar getah bening


Kelenjar tiroid
d)

: tidak ada pembengkakan kelenjar

: tidak ada pembengkakan kelenjar

Dada dan payudara

(1)

(2)

Dada
Jantung

: normal

Paru- paru

: normal

Payudara
Bentuk

: simetris

Putting susu : menonjol


Pengeluaran : ASI kolostrum

e)

Rasa nyeri

: tidak ada

Benjolan

: tidak ada

Pemeriksaan Abdomen
(1)

Inspeksi
Bentuk

: normal

41

Striae

: ada

Bekas luka : tidak ada


(2)

f)

Palpasi
TFU

: 3 jari di bawah pusat

Kontraksi Uterus

: baik

Kandung Kemih

: kosong

Diastasis Rekti

: tidak

Ekstremitas atas dan bawah


(1)

(2)

Atas
Bentuk

: simetris

Oedema

: tidak ada

Kekuatan Otot

: baik

Pergerakan

: normal

Bawah
Oedema

: tidak ada

Varices

: tidak ada

Reflek patella

:+

Kekuatan otot

: baik

Pergerakan

: normal

Homan sign
g)

: tidak ada kemerahan pada betis

Genetalia
Keadaan

: normal

Vulva/ Vagina

: t.a.k

Oedema

: tidak ada

42

Varices

: tidak ada

Kelenjar Bartholini & Skene

: normal

Perineum : Luka jahitan

: masih basah

Tanda-tanda infeksi: tidak ada


Lochea
h)

: alba

Anus
Haemoroid : tidak ada

2) Data penunjang
Laboratorium
Hb

:-

Glukosa

c.

:-

Prot. Urine

:-

ANALISA
1)

Diagnosis
a) Dasar

: P1A0 postpartum 6 jam dalam keadaan normal


: semua hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik

b) Masalah : tidak ada

d.

c) Kebutuhan

: tidak ada

2)

Masalah Potensial

: tidak ada

3)

Tindakan Segera

: tidak ada

PENATALAKSANAAN
1)

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan


Evaluasi : ibu mengerti

2)

Menginformasikan pada ibu tentang tanda bahaya postpartum


Evaluasi : ibu mengetahui tanda bahaya postpartum

43

3)

Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi nya karena bayinya tidak d
rawat
Evaluasi : ibu mengerti dan memberikan ASI pada bayi nya

4)

Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi dan istirahat yang baik


Evaluasi : ibu mengerti

5)

Membertitahu ibu tentang cara perawatan luka, cebok yang benar, dan
kebersihan diri
Evaluasi : ibu mengerti dan bisa melakukannya

6)

Memberikan resep terapi obat oral : cefadroxil, asam mefenamat, Fe, Kalk, dan
Viliron
Evaluasi : obat telah telah tersedia

7)

Menganjurkan ibu untuk melaksanakan senam nifas

8)

Memberi motivasi pada ibu untuk mengikuti program ber KB


Evaluasi : ibu sudah berniat untuk ber KB

9)

Memberitahu ibu jika pulang dari RS untuk memeriksakan masa nifasnya pada
bidan setempat setelah 2 minggu persalinan sampai ke 6 minggu setelah
persalinan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ke bidan.
Ibu sudah diperbolehkan untuk pulang

44

FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN


NEONATAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. S UMUR BAYI 2 JAM

F. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) 2 Jam
Tanggal Pengkajian

: 14-12-2014

Waktu Pengkajian : 04:00 WIB


Tempat Pengkajian : RSUD Cianjur
Pengkaji

: kelompok 2

a) Data Subjektif
1)

Identitas
Nama Bayi

: By. Ny. S

Tanggal Lahir

: 14-12-2014

Jenis Kelamin

: perempuan

Berat Badan : 3600 gram


Panjang Badan

: 50 cm

Jenis Persalinan

: spontan

Nama

: Ny. S

Nama Suami

: Tn. S

Umur

: 18 tahun

Umur

: 29 tahun

45

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Suku

: Sunda
Agama

: Islam

Pendidikan : SMP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Buruh

Alamat

: Cibeber

Alamat : Cibeber

2) Status Kesehatan

a) Riwayat penyakit kehamilan


(1) Perdarahan

: tidak ada

(2) Pre eklampsia

: tidak ada

(3) Eklampsia

: tidak ada

(4) Penyakit kelamin

: tidak ada

b) Kebiasaan waktu hamil


(1) Makanan

: nasi, sayur, dan lauk

(2) Obat obatan/ jamu : tidak mengkonsumsi


(3) Merokok

: tidak

(4) Lain lain

: tidak ada

c) Riwayat persalianan sekarang


(1) Jenis persalinan

: spontan

(2) Ditolong oleh

: bidan

(3) Lama persalinan


Kala I

: 13 Jam

Kala II

: 8 Jam

(4) Ketuban pecah

: spontan

46

Warna

: jernih Tidak berbau

(5) Komplikasi persalinan


Ibu

: tidak ada

d) Riwayat Eliminasi

Bayi

: asfiksia

: tidak ada keluhan saat kencing

e) Riwayat Pemberian Obat : f) Riwayat Menyusui

: ibu belum terlalu bisa menyusui

bayinya

b) Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik

(a) Keadaan Umum

: lemah

Menangis

: tidak langsung menangis

Pergerakan

: lemah

Kulit

: kemerahan

Tanda-tanda Vital
Denyut Jantung

: 100 x / menit

Respirasi

: 30 x / menit

Suhu

: 37C

Ukuran BB

: 3600 gram

Ukuran PB

: 50 cm

(b) Kepala
(1)Ubun ubun

: tidak ada penyusupan

(2)Sutura, molase

: tidak ada

(3)Pembengkakan

: tidak ada

47

(4)Ukuran lingkar kepala

: 32 cm

(5)Caput sucedanium

: tidak ada caput

(6)Cepal haematum

: tidak ada

(c) Mata
(1) Bentuk

: simetris

(2) Tanda tanda infeksi

: tidak ada

(3) Perdarahan pada kornea

: tidak ada

(4) Refleks pupil

:+

(5) Refleks mengedip

:+

(d) Telinga
(1) Bentuk

: simetris

(2) Hubungan letak antara mata dan telinga : sejajar


(3) Keadaan
(4) Pengeluaran

: normal
: tidak ada

(e) Hidung
(1) Bentuk

: normal

(2) Keadaan

: normal

(3) Pengeluaran

: tidak ada

(f) Mulut
(1) Bibir dan langit langit

: normal

(2) Periksa adanya sumbing

: tidak ada

(3) Refleks rooting

:+

(4) Refleks sucking

:+
48

(5) Refleks swallowing

:-

(g) Leher
(1) Pembengkakan

: tidak ada

(2) Benjolan

: tidak ada

(3) Refleks tonic neck

:+

(h) Dada
(1) Bentuk

: normal

(2) Putting

: tidak menonjol

(3) Frekuansi bunyi nafas

: normal 30x /menit

(4) Frekuensi dan bunyi jantung: normal 100x /menit


(5) Pembesaran mammae

: tidak ada

(6) Sekresi mammae

: tidak ada

(i) Bahu, lengan dan tangan


(1) Gerakan

: aktif

(2) Bentuk

: normal

(3) Jumlah jari

: kanan 5 jari kiri 5 jari

(4) Refleks grasping

:+

(j) Sistem saraf


Refleks moro

:+

(k) Abdomen
(1) Bentuk

(2) Benjolan tali pusat

: normal
: ada

(saat menangis)

49

(3) Perdarahan tali pusat

: tidak ada

(4) Benjolan

: tidak ada

(l) Genital
(1) Wanita
Bentuk

: normal

Vagina berlubang

: berlubang

Uretra berlubang

: berlubang

Labia minora dan mayora : ada


Miksi dalam 24 jam

: belum ada

(m) Tungkai dan kaki


(1) Gerakan

: aktif

(2) Bentuk

: simetris

(3) Jumlah jari

: kanan 5 jari kiri 5 jari

(4) Refleks walking

:+

(5) Refleks babinsky

:+

(n) Punggung
(1) Pembengkakan

: tidak ada

(2) cekungan

: tidak ada

(o) Anus
(2) Lubang Anus anus

: berlubang

(3) Pengeluaran mekonium dalam 24 jam: belum ada


(4) Warna mekonium

: belum ada

(p) Kulit

50

(1) Verniks

: ada

(2) Warna

: kemerahan

(3) Pembengkakan

: tidak ada

(4) Tanda lahir

: tidak ada

(5) Berrcak hitam

: tidak ada

2) Data penunjang
Laboratorium : -

c) Analisa

1) Diagnosis

: Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan dengan

asfiksia ringan

(a) Dasar

: bayi lahir dalam usia kehamilan 39-40 minggu,


dengan keadaan lahir, menangis tidak kuat dan
nafas megap-megap dengan apgar skor 4/7, belum
ada refleks menghisap

(b) Masalah

: bayi belum bisa menghisap

(c) Kebutuhan

: penatalaksanaan paska resusitasi, pemenehuan


kebutuhan nutrisi, menjaga kehangatan bayi

2) Masalah Potensial : asfiksia berat, infeksi


3) Tindakan Segera

: kolaborasi dengan dokter anak, dengan


anjuran pemasangan infus, pemasangan
OGT, cek darah
51

d) Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bayinya
Evaluasi : ibu mengerti
2) Melakukan perawatan bayi baru lahir dan menjaga kehangatan bayi
Evaluasi : bayi tetap hangat
3) Perawatan tali pusat
Evaluasi : tali pusat di ikat dan bungkus kasa steril
4) Pemberian Vit K 0,1 mg dan salep mata
Evaluasi : telah diberikan
5) Pemasangan infus dektrose 10%
Evaluasi : infus sudah di pasang
6) Pemasangan OGT
Evaluasi : OGT sudah di pasang
7) Pemasangan O2
Evaluasi : O2 terpasang
8) Pengambilan darah untuk cek laboratorium
Evaluasi : cek lab dilakukan dengan hasil : Hb=13,2, leukosit=19,2
9) Mengobservasi keadaan umum bayi, dan TTV
Evaluasi : observasi dilakukan
10) Bayi di puasakan
Evaluasi : bayi sudah di puasakan
11) Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP
Evaluasi : SOAP telah dilakukan

52

Catatan Perkembangan
Tanggal/Jam

: 15-12-14/ 08.00 WIB

S :
O : Keadaan umum masih lemah, nangis kuat,
Suhu 36.50C,
BAB (-), BAK (-)
Infus dextose 10 % terpasang, O2 terpasang
Bayi masih puasa
A : Bayi Ny.S usia 1 hari dengan asfiksia ringan
P : Memantau keadaan umum dan Tanda Vital.
Melakukan perawatan
Memantau tetesan infus D10%
Pemberian terapi injeksi :
Cefotaxime

: 2x150

Gentamicin

: 1x12

Ranitidine : 2x3
Membatasi pengunjung

Tanggal/Jam

: 15-12-14/ 08.00 WIB

S :O : k/u sedang, nangis kuat, Reflek isap cukup kuat


Suhu 36,80C,
BAB(+), BAK(+) ,
infus terpasang, O2 terpasang
A : Bayi S usia 1 hari dengan asfiksia ringan

53

P : Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital


Melakukan perawatan
Memonitor tetesan infus D10%
Memberikan PASI 2cc
Pemberian terapi injeksi :
Cefotaxime

: 2x150

Gentamicin

: 1x12

Ranitidine : 2x3
Membatasi pengunjung

Tanggal/ jam

: 15-12-14 / 21.00 WIB

S :O : Keadaan umum baik, menangis kuat, BAB/BAK (+), infus terpasang,


NGT terpasang
A : Bayi S usia 1 hari dengan asfiksia ringan
P : Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital
Melakukan perawatan
Memonitor tetesan infus D10%
Memberikan PASI 5 cc
Pemberian terapi injeksi :
Cefotaxime

: 2x150

Gentamicin

: 1x12

Ranitidine : 2x3
Membatasi pengunjung

54

Tanggal/ Jam

: 16-12-14 / 08.00 WIB

S :
O : Keadaan umum baik, menangis kuat, suhu 370C, BAB/BAK (+), Reflek
isap kuat.
A : Bayi S usia 1 hari dengan asfiksia ringan.
P : Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital
Melakukan perawatan
Memonitor tetesan infus D10%
Memberikan ASI setiap 3 jam sekali
Pemberian terapi injeksi :
Cefotaxime

: 2x150

Gentamicin

: 1x12

Membatasi pengunjung

55

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada Ny.S ditemukan bahwa


penyebab terjadinya partus lama adalah inersia uteri. Pada penatalaksanaan dilakukan
pemenuhan nutrisi dan cairan lalu pertolongan persalinan pervaginam dan dibantu dengan
dorongan fundus uteri. Pada evaluasi, setelah dilakukan pertolongan persalinan dengan di
bantu dorongan fundus uteri persalinanpun berjalan dengan baik dan bayi lahir.
Jadi, dapat disimpulkan antara prosedur tetap RSUD Cianjur dan kasus partus
lama pada NY.S tidak ditemukan adanya kesenjangan. Karena adanya kesesuaian antara
prosedur tetap RSUD cianjur dengan penatalaksanaannya pada kasus partus lama.
Pada tinjaunan teori, kasus bayi dengan asfiksia ringan, diperoleh tanda-tanda
seperti: bernapas megap-megap, bayi tidak menangis spontan, tonus otot lemah, warna
kulit kemerahan. Dengan nilai apgar score 4 6. Penyebab terjadinya asfiksia

56

dipengaruhi 3 faktor yaitu: Faktor Ibu, Faktor Tali Pusat, dan Faktor Bayi. Penanganan
yang dilakukan adalah RESUSITASI.
Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada bayi Ny.S dengan asfiksia
ditemukan bahwa penyebab terjadinya asfiksia dipengaruhi karena persalinan yang lama.
Pada intervensi dan implementasi dilakukan resusitasi. Pada evaluasi, setelah dilakukan
implementasi berupa resusitasi, bayi dapat menangis, warna kulit merah dan adanya
peningkatan tonus otot dan tidak tampak terjadi komplikasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa antara tinjauan teori dan kasus nyata pada bayi
Ny.S baru lahir dengan asfiksia ringan tidak ditemukan adanya kesenjangan.

57

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus ini, pengkajian data sudah cukup menunjang untuk penegakkan
diagnosis persalinan dengan partus lama dan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan.
Analisa data didasarkan pada hasil anamnesa (subjektif) dan pemeriksaan
fisik (objektif).
Penatalaksanaan pada kasus ini menitik beratkan pada pencegahan terjadinya
komplikasi pada ibu dan bayi dengan penatalaksanaan segera melahirkan
pervaginam dan melakukan dorongan fundus, melakukan episiotomi dan memantau
DJJ. Penatalaksanaan asfiksia ringan pun berhasil dilakukan dengan resusitasi.
Penatalaksanaan yang lain sudah mendukung dan sudah dilakukan sesuai dengan
kebutuhan

pasien.

Namun

pada

penatalaksanaan

pengkaji

kurang

begitu

mengobservasi intake & output cairan sehingga penatalaksanaan kurang sesuai


dengan teori. Untuk penatalaksanaan secara keseluruhan pada pasien ini sudah sesuai
dengan prosedur tetap RSUD CIANJUR.

B. Saran

58

Diharapkan pelayanan yang sudah baik di Ruang VK RSUD Cianjur


hendaknya dapat tetap selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru
agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Diharapkan bidan selalu dapat termotivasi untuk terus meningkatkan
pengetahuan

dan

keterampilannya,

khususnya

tentang

kasus

obsetri

dan

kegawatdaruratan.
Bagi mahasiswa yang melakukan asuhan kebidanan diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat memberikan asuhan dengan
cepat dan tepat.

59

Anda mungkin juga menyukai