Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGI YANG

MEMPENGARUHI PESERTA DIDIK DALAM


PENGAJARAN
Oleh :
Muchlishotul Amalia (1542200
Pratama Maulana Putra
(15422003)

Dalam proses pembelajaran sering dipahami bahwa di dalamnya


terjadi interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk
mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah
laku siswa. Pembelajaran berupaya mengubah siswa yang belum
terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki
pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki
pengetahuan, siswa yang masih memiliki sikap (tingkah laku)
negative menjadi sikap positif (lebih diutamakan).Dari proses
tersebut dipastikan akan timbul kendala-kendala yang dapat
menyebabkan menurunnya minat belajar siswa. Salah satunya pada
aspek psikologis.
Banyak faktor yang mempengaruhi aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas peroleh belajar siswa. Namun,
di antar faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut :
1. Intelegensi siswa (tingkat kecerdasan)
2. Minat
3. Bakat
4. Sikap siswa
5. Motivasi

1. Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara tepat (Reber, 1988). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan
persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran
organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan pengontrol hampir
seluruh aktivitas manusia.
Raden Cahaya Prabu (1986: 45) mengatakan bahwa anak-anak yang taraf
inteligensinya di bawah rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil, dan idiot
sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai pendidikan
tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan anak-anak yang
taraf intelingensinya normal, di atas rata-rata seperti superior, gifted atau
genius, jika saja lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan
pendidikannya turut menunjang, maka mereka akan dapat mencapai
prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya.
Akhirnya pembahasan ini bermuara pada kesimpulan, bahwa kecerdasan
merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang memengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.

2. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Timbulnya minat disebabkan beberapa hal,
diantaranya adalah ingin menaikkan martabat, pekerjaan,
serta hidup senang dan bahagia tentunya.
Menurut (Dalyono, 1997: 56), minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang
rendah.
Cara untuk menimbulkan minat anak didik terhadap sesuatu
dengan memahami kebutuhan anak didik dan melayani
kebutuhan anak didik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat
bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat
pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat anak didik yang telah ada.

3. Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang dalam proses
belajar untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Memang, bakat diakui
sebagai keahlian tertentu yang dimiliki
seseorang sejak masih usia dini, bahkan sejak
lahir. Namun keahlian tersebut masih
memerlukan latihan-latihan supaya keahlian
tersebut menjadi lebih matang.

4. Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon
(respon tendency) dengan cara relatif tetap terhadap
obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif.
Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah
kecendrungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya
sikap itu dapat kita anggap suatu kecendrungan siswa
untuk bertindak dengan cara tertentu.

5. Motivasi
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan
internal organism yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi
berarti pemasok daya (energizer) untuk
bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986;
Reber,1988)
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

A. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan
tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi
yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya:
ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik
adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.

B. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa,
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi
ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah
yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata
tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh
konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting.
Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar
keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga
siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah
maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai