Percobaan Tempe
Percobaan Tempe
ii
ABSTRAK
JURUSAN GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2009
INTAN WILYATA
SIFAT ORGANOLEPTIK TEMPE KEDELAI YANG DIBUNGKUS
PLASTIK, DAUN PISANG DAN DAUN JATI
5 Bab, 46 Halaman, 4 Tabel, 3 Daftar gambar, 7 Lampiran
Tempe adalah salah satu makanan fermentasi tradisional yang
mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Tempe mudah dicerna dan diserap oleh
tubuh. Penelitian ini mempelajari efek dari plastik, daun pisang dan daun jati
sebagai bahan kemasan tempe terhadap sifat organoleptik dan daya terimanya.
Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan satu faktor yaitu waktu fermentasi yaitu (2 hari). Sifat organoleptik
dan daya terima tempe diukur dengan uji Friedman. Uji LSD digunakan untuk
membandingkan perbedaan yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan kemasan yang
berbeda pada tempe mempengaruhi sifat organoleptiknya, seperti warna, aroma,
rasa dan kekompakan. Namun berbeda dalam hal teksturnya. Daun pisang
memberikan tingkat penerimaan panelis yang tertinggi.
Kata kunci
: Tempe, Kedelai kuning, Pembungkus, organoleptik.
Daftar pustaka : (1980 - 2008 : 28)
ii
iii
ABSTRACT
NUTRITION DEPARTMENT, HEALTH SLIENCE FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA SCHOLARLY PAPER,
JULY 2009
INTAN WILYATA
ORGANOLEPTIC PROPERTIES OF SOYBEAN TEMPE THAT IS
PACKAGED BY PLASTIC, BANANA LEAF AND TEAK LEAF.
5 Chapters, 46 Pages, 4 Tables, 3 Tables of picture, 7 Appendix.
Tempe is one of the traditionally fermentation food contain high level of
nutrition. It is easy to digest and adsorb by body. This study investigated the effect
of plastic, banana leaf and teak leaf as packaging stuff of tempe on its
organoleptic properties and its acceptability.
The research was used a completely random design with one factor, that is
fermentation time (2 day). The organoleptic properties and acceptability of tempe
were measured by Friedman test. LSD (Least Significant Difference) test was
used to compare the significant difference.
The research showed that the using of different packaging stuff of tempe
were affecting its organoleptic properties, such as color, aroma, taste and
compactness. However, there was a difference in their texture properties. The
using of banana leaf showed a highest level of panelist acceptance.
Keywords : Tempe, soybean, packaging, organoleptic.
Daftar Pustaka : (1980 2008 : 28)
iii
iv
iv
vi
MOTTO
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah SWT) dengan sabar dan sholat
dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang orang
yang khusyu
(Al Quran, Al Baqarah : 45)
Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh
kali lipat amalnya dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka
dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
(Al Quran, Al Anaam, ayat 160)
Sabar adalah pahit dan tidak ada yang sanggup meneguknya kecuali
orang yang mulia.Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu, maka
alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
(Q.S. Ar-Raadu : 24)
Rosulullah SAW bersabda : Barang siapa yang mempelajari suatu ilmu
yang seharusnya hanya karena Allah, tetapi hanya untuk memperoleh
tujuan keduniaan saja, maka dia tidak akan bisa mencium wangi
wangian surga di Hari Kiamat kelak
(HR.Abu Hurairah r.a)
Sesungguhnya bersama kesulitan itu adalah kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap
(Q.S.AI-Insyirah : 6 - 8)
jadi diri sendiri walau sepahit apapun
(Penulis)
vi
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala ketulusan hati, kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini
Kepada :
Allah SWT. Darinya nafasku berhembus, jantungku berdetak,
tanganku mengayun, kakiku melangkah & otakku berfikir.
Ayah dan bunda ku tercinta terima kasih atas segala pengorbanan,
kasih sayang dan doa yang tiada akhir.
Kakak kakakku tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan
motivasi.
Adikku tercinta Ocy, Adex salim yang senantiasa memberikan
dukungan dan motivasi.
Keponakanku tersayang terima kasih atas segala keceriaan dan
senyum mungilnya.
Seseorang dihati yang selama ini sayang sama aku Insya Allah apabila
Allah SWT mengijinkan kau menjadi imam terbaik bagiku dan anak
anakku, the only one in my heart. Terima kasih atas segala bantuan,
dukungan dan kesabarannya, thanks for all
Almamaterku tercinta
vii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya, Sholawat serta salam teruntuk nabi
Muhammad SAW. Dengan usaha yang telah dilakukan Insya Allah dengan
sungguh sungguh sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul SIFAT ORGANOLEPTIK TEMPE KEDELAI YANG
DIBUNGKUS PLASTIK, DAUN PISANG DAN DAUN JATI
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
akademi dalam menyelesaikan program D3 Gizi di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Atas selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof.Dr.Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Arif Widodo, A.Kep,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Dwi Sarbini, SST,M.Kes, selaku Ketua program studi Gizi D3 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Bapak Pramudya Kurnia,STP,.M.Agr, selaku dosen Pembimbing I atas segala
bimbingan, bantuan dan arahan.
5. Bapak Rusdin Rauf, STP.,M.P, selaku dosen Pembimbing II atas segala
bimbingan, bantuan dan arahan.
viii
ix
6. Bapak dan ibu dosen yang telah mencurahkan ilmu selama perkuliahan di
Jurusan Gizi D3 dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta terima kasih atas bimbingannya.
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dorongan baik spiritual maupun
material sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah selesai.
8. Teman seperjuanganku Tari, Fany, Tina, dll terima kasih atas kebersamaan,
kerja sama dan motivasinya selama ini.
9. Teman teman Gizi D3 angkatan 06 yang telah memberikan pengalaman dan
pelajaran selama ini.
10.My best friends kost TRIO, Farida, lia, yunita, fajar, anis, dyah, evi, santi,
win, ana, endru, mury, happy, reni dll terima kasih atas segala canda tawa dan
ukhuwah yang telah terjalin selama ini.
11.Semua pihak yang telah membantu penulis terselesaikannya penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak
mungkin penulis sebutkan satu per satu karena terbatasnya tempat dan waktu.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan imbalan pahala
dari Allah SWT, Amin. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, untuk itu semua saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dimasa
mendatang.
Selanjutnya atas partisipasi dari semua pihak, kami ucapkan banyak terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
ABSTRACT .....................................................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
vi
vii
viii
xiii
xiv
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...........................................................................
1. Kedelai .................................................................................
2. Fermentasi............................................................................
xi
3. Tempe ..................................................................................
13
14
16
7. Sifat Organoleptik................................................................
17
18
20
C. Kerangka Konsep.......................................................................
21
D. Hipotesis ....................................................................................
21
22
22
22
22
2. Waktu Penelitian..................................................................
22
22
23
E. Subyek penelitian.......................................................................
24
24
26
27
1. Penelitian Pendahuluan........................................................
27
2. Penelitian Utama..................................................................
30
32
32
xi
xii
34
34
35
36
37
42
46
A. Kesimpulan ................................................................................
46
B. Saran ..........................................................................................
46
BAB V
47
LAMPIRAN ...................................................................................................
49
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Kandungan zat gizi dalam 100 gram kedelai dan tempe .............................
11
35
37
42
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
23
29
31
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Formulir sifat organoleptik produk tempe.
2. Formulir uji daya terima produk tempe.
3. Gambar tempe kedelai dengan pembungkus plastik, daun pisang, dan daun jati.
4. Gambar tempe kedelai
5. Gambar Bahan yang digunakan dalam penelitian
6. Gambar Alat yang digunakan dalam penelitian
7. Surat permohonan ijin pengambilan data.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di
Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan
menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di
Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu dan 10% dalam bentuk
produk lain (seperti tauco, kecap dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per
orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg (Astawan, 2004).
Tempe diminati oleh masyarakat Indonesia, selain harganya relatif
murah dan enak rasanya, tempe juga memiliki kandungan protein nabati yang
tinggi. Melalui proses pembuatan tempe, kedelai menjadi lebih enak dimakan
dan meningkat nilai nutrisinya karena rasa dan aroma kedelai berubah sama
sekali setelah menjadi tempe, kadar protein yang larut dalam air akan
meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik. Tempe lebih dapat diterima oleh
masyarakat setelah menjadi bahan pangan (dikonsumsi) dibanding masih
berupa kedelai. Tempe yang masih baik (baru) memiliki rasa dan bau yang
spesifik (Kasmidjo, 1990).
Cita rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan
juga oleh jenis pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini
digunakan tiga jenis pembungkus tempe, yaitu plastik, daun pisang dan daun
jati. Kemasan plastik memiliki kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak karatan serta
dapat diberi warna, sedangkan kelemahannya adalah molekul kecil yang
terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam
bahan
mengandung bahan kimia tapi juga memiliki kekurangan apabila tersentuh kulit
tangan akan terasa sedikit gatal dan sulit didapat pada musim kemarau
(Winarno, 1994).
Pembungkus tempe dengan mengunakan daun merupakan cara
tradisional yang paling banyak dilakukan. Membungkus tempe dengan daun
sama halnya dengan menyimpannya dalam ruang gelap (salah satu syarat ruang
fermentasi), mengingat sifat daun yang tidak tembus pandang. Di samping itu,
aerasi (sirkulasi udara) tetap dapat berlangsung melalui celah celah
pembungkus yang ada (Suprapti, 2003). Menurut Sarwono (2005), bahwa bakal
tempe dapat dibungkus menggunakan daun pisang dan daun jati.
Selain dengan daun, bahan tempe dapat dibungkus dengan kantong
plastik. Pembungkusan bahan tempe dalam kantong plastik jangan sampai
terlalu rapat agar bagian dalam substrat cukup memperoleh udara. Kapang
tempe membutuhkan banyak udara (Sarwono, 2005). Kantong plastik bersifat
kedap udara, sehingga permukaan kantong plastik harus dilubangi kecil kecil
dengan menggunakan lidi agar aerasi dapat terjadi (Suprapti, 2003).
Penggunaan pembungkus dalam fermentasi akan mempengaruhi cita
rasa tempe kedelai yang dihasilkan. Di samping karena faktor koreksi
lingkungan yang dibentuk oleh kemasan tersebut dalam proses fermentasi, juga
karena adanya reaksi yang mungkin terjadi antara bahan yang difermentasi dari
komponen kemasan.
Pengemasan bahan
dalam
mengetahui
pengaruh
penggunaan
pembungkus
dalam
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat bagi peneliti
a. Memperoleh informasi tentang sifat organoleptik dan daya terima tempe
kedelai yang dibungkus plastik, daun pisang dan daun jati.
b. Menambah khasanah keilmuan, pengetahuan dan pengalaman penulis.
c. Memberikan informasi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang sifat
organoleptik dan daya terima pada tempe kedelai yang dibungkus
plastik, daun pisang dan daun jati.
2. Manfaat bagi masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai warna, aroma, rasa, tekstur
dan kekompakan terhadap sifat organoleptik dan daya terima tempe dari
kedelai baik yang dibungkus plastik, daun pisang dan daun jati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Kedelai
Kedelai yang dapat diolah menjadi tempe adalah biji tanaman kedelai
(Glysine max) yang kini telah dibudidayakan hampir di seluruh dunia.
Tanaman kedelai berbentuk semak pendek setinggi 30-100 cm. Kedelai yang
telah dibudidayakan tersebut diperkirakan berasal dari jenis liar Glysine soya
alias Glysine usuriensis yang banyak terdapat di Cina, Jepang, Korea, dan
Rusia. Tanaman kedelai liar tumbuh merapat. Buahnya berbentuk polong.
Bijinya bulat lonjong seperti kedelai biasa dan kulit bijinya sangat tebal
sehingga embrio dan keping biji dapat terlindung lebih baik dibandingkan biji
kedelai biasa (Sarwono, 2005).
Jenis kedelai dapat dibedakan menjadi empat macam menurut
Hyeronymus (1993) antara lain:
a. Kedelai Kuning
Kedelai Kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning atau
putih. Apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada
irisan keping bijinya dan biasanya dibuat tahu atau tempe.
b. Kedelai Hitam
Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam.
c. Kedelai Hijau
Kedelai hijau adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau, apabila
dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping
bijinya.
d. Kedelai Coklat
Kedelai coklat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna coklat.
Tempe yang dibuat dari kedelai merupakan tempe yang paling dikenal
luas dan paling banyak dimanfaatkan orang untuk lauk makanan. Tempe
kedelai yang murni dari biji kedelai tanpa campuran bahan lain. Selain tempe
kedelai, ada juga yang membuat tempe dari bahan lain, contohnya tempe
benguk yang dibuat dari biji benguk, tempe lamtoro dari biji lamtoro, tempe
gembus dibuat dari bahan bungkil tahu, tempe bungkil dari bungkil kacang
tanah atau tempe bongkrek dari bungkil kelapa (Sarwono, 2005).
Proses pembuatan tempe dapat diawali dengan perebusan kacang
kedelai 2 jam dan dibiarkan dalam air perebus tanpa api 24 jam.
Kemudian kulit bijinya dibuang dan direbus kembali selama setengah jam,
lalu ditiriskan untuk didinginkan. Setelah cukup dingin dicampur bibit tempe
dan dibentuk menjadi lempengan-lempengan tipis, dibungkus daun pisang
atau dalam kantung plastik yang dilubangi agar panas dapat keluar dengan
uap air yang terjadi. Tempe dibiarkan mengalami fermentasi selama 24 jam
maka terjadilah hasil olahan tempe yang diliputi benang-benang jamur secara
merata. Campuran untuk membuat tempe dapat ditambah tepung atau ampas
tahu agar pertumbuhan jamur lebih baik (Sediaoetama, 1999).
Menurut Tarwotjo (1998), bahwa Beberapa sifat tempe yang unggul yaitu :
1) Mempunyai nilai biologi tinggi, mengandung 8 asam amino esensial.
2) Lemak jenuh rendah.
3) Kadar Vitamin B12 tinggi.
4) Mudah dicerna, jadi baik untuk segala umur.
5) Dengan fermentasi kacang kedelai, asam-asam amino lebih terurai lagi
sehingga mudah dicerna.
Menurut Widianarko (2002), bahwa secara kuantitatif, nilai gizi tempe
sedikit lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai (Tabel 1). Namun, secara
kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi karena tempe mempunyai nilai cerna
yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan
meningkat akibat aktivitas enzim Proteolitik.
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram Kedelai dan Tempe
Komposisi Zat Gizi 100gram
Kedelai
Tempe
Energi
381 kal
201 kal
Protein
40,4 g
20,8 g
Lemak
16,7 g
8,8 g
Hidrat Arang
24,9 g
13,5 g
Serat
3,2 g
1,4 g
Abu
5,5 g
1,6 g
Kalsium
222 mg
155 mg
Fosfor
682 mg
326 mg
Besi
10 mg
4 mg
Karotin
31 mkg
34 mkg
Vitamin A
0 SI
0 SI
Vitamin B
0,52 mg
0,19 mg
Vitamin C
0 mg
0 mg
Air
12,7 g
55,3 g
Sumber : Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Depkes RI Dir.
Zat Gizi
Komposisi
gizi
tempe
baik
kadar
protein,
lemak
dan
pasar kemasan dunia, yang awalnya ditempati kemasan kaleng dan gelas.
Kemasan plastik memiliki kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak karatan serta
dapat diberi warna, sedangkan kelemahannya adalah molekul kecil yang
terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam
bahan
local masih banyak dijumpai pengemas dari daun misalnya daun pisang, waru,
jati. Namun, daun sebagai bahan organic juga memiliki sifat yang perlu
diperhatikan yaitu adanya kontaminan alami yang ada pada daun, sehingga
ketika digunakan sebagai pengemas dapat mempengaruhi kualitas makanan
yang dikemasnya. Dalam suatu percobaan pengemasan makanan dapat
diketahui bahwa jumlah bakteri pada makanan yang dikemas dengan daun
4
pisang pada hari pertama mencapai 1,1 x 10 sampai 2,2 x 10 cfu/g dan
kapang dari 20 sampai 60 per g. Macam bakteri yang sering ada pada
permukaan daun adalah Bacillus cereus, B.Subtilis, Lacotbacillus acidophilus
sp., Staphylococcus aureus, S.epidermidis, pseudomonas sp.,Corynebacterium
sp.,Micrococcus sp. Kapang yang sering ada adalah Mucor mucedo,
Aspergillus niger, A.flavus, penicilium expansum,Rhizopus stolonifer (Supardi
dan Sukamto, 1999).
Daun pisang juga dapat digunakan untuk membungkus tempe. Daun
pisang dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus makanan.
Daun pisang memberi aroma sedap. Daun pisang memang banyak diperjualbelikan untuk dimanfaatkan sebagai pembungkus alami yang sangat serbaguna
dan relatif mudah ditemukan. Mulai dari nasi bungkus, bubur jenang, nasi
lontong, kue lemper dan tempe. Serat yang membentuk daunnya membuat
lembaran-lembaran daun ini cukup kuat untuk dilipat-lipat, apalagi jika
dipanaskan terlebih dahulu sehingga agak layu dan tidak mudah sobek. Daun
pisang juga relatif mudah dibersihkan, cukup mengelap permukaannya dengan
kain
dan
aneka
makanan
dapat
perlu
7. Sifat Organoleptik
Sifat Organoleptik adalah sifat dari bahan pangan yang dinilai dengan
menggunakan panca indra, merupakan penilaian yang bersifat subyektif.
Penilaian cara ini banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil
pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat
dilaksanakan dengan cepat dan langsung (Soekarto, 1985).
Penilaian sifat organoleptik pada pembuatan tempe kedelai meliputi :
a. Warna
Warna adalah kenampakan dari tempe dan diamati dengan indera
penglihatan. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya tergantung
pada faktor mikrobiologis secara visual faktor-faktor penunjang yang lain.
Selain sebagai faktor-faktor yang lain sebagai faktor yang ikut menentukan
mutu, warna dapat juga digunakan sebagai indikator penentuan mutu, warna
dapat digunakan sebagai indikator kematangan (Winarno, 1997)
b. Aroma
Aroma adalah rangsangan yang dihasilkan oleh tempe kedelai yang
diketehui dengan indera pembau. Indera pembau adalah instrumen yang
paling banyak berperan mengetahui aroma terhadap makanan. Dalam
industri makanan pengujian terhadap bau dianggap karena dengan cepat
dapat memberikan hasil penelitian terhadap suatu produk. Dalam pengujian
indrawi, bau lebih komplek dari pada rasa. Bau atau aroma akan
mempercepat timbulnya rangsangan kelenjar air liur (Kartika, 1998).
c. Rasa
Rasa adalah rangsangan yang dihasilkan oleh tempe setelah dimakan
terutama
dirasakan
oleh
indera
pengecap
sehingga
dapat
sangat suka sekali, sangat suka, agak suka, suka, agak tidak suka, tidak suka
dan sangat tidak suka (Soekarto, 1985).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut skala yang
dikehendaki. Dalam analisanya skala hedonik ditransformasikan menjadi skala
numerik dengan skala angka yang berurutan menurut tingkat kesukaan, adanya
skala hedonik ini secara tidak langsung uji coba ini dapat digunakan untuk
mengetahui adanya perbedaan. Untuk mengetahui diterima atau tidak diterima
produk ini, diperlukan panelis untuk mewakili masyarakat. Panel ini terdiri dari
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau kelompok yang bertugas
menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subyektif orang yang
menjadi panel tersebut dinamakan panelis.
Jenis-jenis panelis menurut Soekarto (1985) :
a. Panelis Perorangan
Panelis perorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan
yang sangat intensif. Panel perorangan mengenal sifat, peranan dan cara
pengolahan bahasa yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisa
organoleptik dengan sangat baik.
b. Panelis terbatas
Panelis terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bisa lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenali dengan baik
faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara
pengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan
diambil setelah berdiskusi diantara anggotanya.
c. Panelis terlatih
Pencicip hanya berfungsi sebagai alat analisis terbatas pada kemampuan
membedakan, panelis terlatih biasanya terdiri dari 15 sampai 25 orang yang
mempunyai kepekaan yang cukup baik. Tingkat kepekaannya tidak setinggi
panelis terbatas. Untuk menjadi panelis perlu didahului dengan seleksi dan
Fermentasi
Tempe
Kedelai
1. Sifat Organoleptik
2. Daya Terima
C. Kerangka Konsep
Pembungkus :
- Plastik
- Daun pisang
- Daun Jati
Sifat Organoleptik
dan Daya Terima :
- Warna
- Aroma
- Tekstur
- Rasa
- Kekompakan
Tempe
Waktu Fermentasi
Keterangan:
D. Hipotesis
Ada perbedaan sifat organoleptik dan daya terima (warna, aroma, rasa,
tekstur dan kekompakan) tempe yang dibungkus plastik, daun pisang dan daun
jati.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menurut jenisnya termasuk penelitian eksperimen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat organoleptik dan daya terima
tempe kedelai dengan pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Pembuatan tempe dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
b. Sifat organoleptik dan daya terima tempe kedelai yang dibungkus
plastik, daun pisang, dan daun jati dilaksanakan di Laboratorium ITP
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai Bulan Juni 2009.
C. Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
dengan 3 (tiga) variasi pembungkus tempe yaitu :
1. Perlakuan A: Pembungkus tempe kedelai dengan plastik
2. Perlakuan B: Pembungkus tempe kedelai dengan daun pisang
3. Perlakuan C: Pembungkus tempe kedelai dengan daun jati
Masing-masing perlakuan dua kali ulangan sehingga diperoleh 3 x 3 = 9
satuan percobaan, adapun bagan rancangan penelitian dapat dilihat pada
gambar berikut:
22
23
TK I
A
TK I
B
TK I
C
D
TK II
TK II
TK II
TK III
A
O
TK III
B
D
D
TK III
C
: Tempe Kedelai
: Ulangan I
II
: Ulangan II
III
: Ulangan III
: Uji pembeda
D. Variabel Penelitian
Variabel Bebas
E. Subyek Penelitian
Sifat organoleptik dan daya terima tempe kedelai yang dibungkus plastik
daun pisang dan daun jati.
F. Definisi Operasional
1. Tempe adalah salah satu produk olahan kedelai yang terbentuk atas peran
ragi tempe melalui proses fermentasi. Warna putih ini disebabkan adanya
miselia kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Jenis kedelai
kuning yang digunakan adalah (Glysine max ).
2. Plastik adalah pembungkus tempe kedelai ukuran 1 kg, plastik yang
biasanya buat pembungkus tempe yang cirinya warnanya putih, agak tebal
dan diperoleh dari pasar Sragen dengan jenis PP untuk kemasan tempe.
3. Daun pisang adalah pembungkus tempe kedelai yang diambil dari bagian
daun tanaman pisang (Musa spp)
4. Daun jati adalah pembungkus
:5
Putih
:4
Agak Putih
:3
Kurang putih
:2
Tidak putih
:1
:5
Khas tempe
:4
:3
:2
:1
:5
Keras
:4
Agak keras
:3
Kurang keras
:2
Tidak keras
:1
dirasakan
oleh
indera
pengecap
sehingga
dapat
:5
Enak
:4
Agak enak
:3
Kurang enak
:2
Tidak enak
:1
:5
Kompak
:4
Agak kompak
:3
Kurang kompak
:2
Tidak kompak
:1
6. Daya terima adalah karakteristik yang membedakan antara produk satu dengan
produk yang lain dengan melihat tingkat kesukaan panelis terhadap tempe
kedelai yang dinilai meliputi warna, aroma, tekstur, rasa dan kekompakan
yang terdiri dari lima kategori, yaitu :
Parameter: Sangat suka
:5
Suka
:4
Agak suka
:3
Kurang suka
:2
Tidak suka
:1
3) Daun jati
Daun jati sebagai pembungkus tempe diperoleh dari daun tanaman
jati kebun sendiri.
c. Alat :
Alat untuk membuat tempe : Kompor, tampah, panci, baskom, saringan,
nampan, dandang, timbangan, sendok dan ember.
2. Bahan dan Alat untuk Sifat Organoleptik dan Daya Terima
a. Bahan :
1) Sampel tempe kedelai sesuai perlakuan pada saat pengujian
disajikan, contoh yang diberi kode masing-masing adalah :
Nama
Kode
Arti Sampel
Sampel
575
392
724
2) Air Putih
3) Tisu
b. Alat :
Alat untuk menguji sifat organoleptik dan daya terima : Form uji, alat
tulis, garpu, sendok, piring kecil.
H. Prosedur Penelitian
1. Penelitian pendahuluan, bertujuan untuk mengetahui variabel yang
dikendalikan yaitu :
a. Menentukan lama fermentasi yang optimal baik untuk sifat organoleptik
dan daya terima.
Pemeraman / Penginkubasian
Tempe kedelai
2. Penelitian utama
Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat organoleptik dan
daya terima dari tempe kedelai yang meliputi: warna, aroma, tekstur, rasa dan
kekompakan. Penelitian utama digunakan tiga pembungkus :
a. Pembungkus tempe dengan plastik
b. Pembungkus tempe dengan daun pisang
c. pembungkus tempe dengan daun jati
Prosedur penelitian pembuatan tempe kedelai (Suprapti, 2003)
1) Menyotir dan menapi biji kedelai sebanyak 500 gram kemudian mencucinya
sampai bersih dalam ember yang berisi air atau pada air yang mengalir.
2) Merebus selama 30 menit dalam panci setelah air mendidih, menggunakan
air 1000 ml, sampai kedelai setengah matang.
3) Melakukan pengelupasan kulit kedelai dengan meremas-remasnya dalam air
4) Merendam kedelai selama 24 jam dalam baskom plastik dengan
menggunakan air 1000 ml.
5) Mencuci kembali kedelai tersebut dan merebusnya sampai matang.
6) Setelah matang meletakkannya diatas tampah dengan meratakan dan
membiarkannya dingin sampai permukaan kedelai kering dan air yang
menetes habis.
7) Mencampurkan kedelai yang telah dingin dengan laru (ragi) sebanyak 1
gram sampai rata, guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur.
Proses mencampur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit.
Tahap peragian (fermentasi) adalah kunci keberhasilan atau tidaknya
membuat tempe kedelai.
8) Mengemas kedelai yang telah dicampur ragi dengan kemasan plastik, daun
pisang dan daun jati masing-masing 50 gram.
9) Melakukan pemeraman selama 2 hari pada suhu kamar.
10) Diamati sifat Organoleptik dan daya terima meliputi warna, aroma, tekstur,
rasa dan kekompakan.
Pemeraman / Penginkubasian
Tempe kedelai
ini
untuk
melakukan
pengecekan
kelengkapan
data,
c. Enteri data
Proses pemasukan data dalam suatu program komputer. Data yang
dimasukkan yaitu sifat organoleptik dan daya terima.
d. Tabulasi data
Tahap ini mencangkup proses pemilahan frekuensi, penyusunan data dan
penyajian dalam bentuk tabel.
2. Analisis data
Data hasil penelitian sifat organoleptik dan daya terima diolah dan
dianalisis dengan uji kenormalan data, apabila data normal menggunakan
statistik parametik dan apabila data tidak normal menggunakan statistik non
parametik dengan mengunakan metode Friedman dengan taraf signifikan
95% untuk mengetahui adanya perbedaan pembungkus terhadap sifat
organoleptik dan daya terima meliputi warna, aroma, tekstur, rasa dan
kekompakan dan didukung oleh teori-teori yang ada. Jika terdapat perbedaan
dilanjutkan dengan uji beda atau LSD. Analisis dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 12.0
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pembungkus plastik merupakan pembungkus modern. Pembungkus tempe
kedelai menggunakan plastik ukuran 1 kg beras, plastik yang biasanya
pembungkus tempe cirinya warnanya putih, agak tebal yang diperoleh dari
pasar Sragen. Kemasan plastik memiliki kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak
karatan serta dapat diberi warna, sedangkan kelemahannya adalah molekul
kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam
bahan makanan yang dikemas.
Pembungkus daun pisang merupakan pembungkus alami. Daun pisang
yang digunakan untuk membungkus tempe kedelai ini yang diperoleh dari daun
tanaman pisang (Musa spp). Daun pisang memiliki kelebihan pembungkus
alami yang tidak mengandung bahan kimia, mudah ditemukan, mudah dillipat
dan memberi aroma sedap. Di samping itu juga memiliki kekurangan, antara
lain mudah sobek dan kebersihan kurang.
Pembungkus daun jati merupakan pembungkus alami. Daun Jati yang
digunakan untuk membungkus tempe kedelai ini yang diperoleh dari daun
tanaman jati (Tectona grandis). Daun jati memiliki kelebihan tidak
mengandung bahan kimia tapi juga memiliki kekurangan apabila tersentuh
kulit tangan akan terasa sedikit gatal dan sulit didapat pada musim kemarau
Pembungkus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembungkus
plastik, daun pisang dan daun jati. Pembungkus dalam pembuatan tempe
berfungsi untuk mempercepat proses fermentasi, karena kedelai mengandung
protein yang cukup tinggi dan penambahan ragi sehingga jamur dapat
berkembang biak dengan baik. Sedangkan kedelai yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kedelai kuning yang dicirikan oleh irisan keping bijinya
yang berwarna kuning direndam selama 24 jam.
34
35
Tabel 2
1 hari
2 hari
3 hari
Rasa
Kekompakan
Pembungkus
Plastik
Kuning khas
kedelai
Khas
kedelai
Tidak
Keras
Enak
Tidak
kompak
Pembungkus
daun pisang
Kuning khas
kedelai
Khas
kedelai
Tidak
keras
Enak
Tidak
kompak
Pembungkus
daun jati
Pembungkus
Plastik
Kuning khas
kedelai
Putih Seperti
tempe segar
Khas
kedelai
Tempe
segar
Tidak
keras
Keras
Enak
Enak
Tidak
kompak
Kompak
Pembungkus
daun pisang
Putih Seperti
tempe segar
Tempe
segar
Keras
Enak
Kompak
Pembungkus
daun jati
Pembungkus
Plastik
Putih Seperti
tempe segar
Putih
kecoklatan
Tempe
segar
Tempe
busuk
Keras
Enak
Kompak
Keras
Enak
Agak
kompak
Pembungkus
daun pisang
Pembungkus
daun jati
Putih agak
kecoklatan
Putih agak
kecoklatan
Tempe agak
busuk
Tempe agak
busuk
Keras
Enak
Keras
Enak
Agak
kompak
Agak
kompak
Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa didapatkan hasil yang terbaik untuk lama
fermentasi 2 hari. Sedangkan untuk warna, aroma, tekstur, rasa dan kekompakan
didapatkan hasil terbaik pada hari kedua atau lama fermentasi 2 hari dan untuk
hasil yang kurang baik pada hari pertama atau lama fermentasi 1 hari. Lama
fermentasi 3 hari hasil kurang baik.
C. Hasil Penelitian Utama
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan didapatkan hasil fermentasi
yang baik yaitu selama 2 hari dan dalam penelitian utama ini menggunakan
lama fermentasi 2 hari, masing masing tiap pembungkus tempe yang dibuat
ditimbang sebanyak 50 gram kedelai yang sudah dicampur ragi dan dibungkus
dengan 3 pembungkus yaitu plastik, daun pisang dan daun jati. Perlakuan
kemudian, masing masing perlakuan di Uji Organoleptik dan Daya Terima
Tempe Kedelai dengan pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati.
Pada penelitian ini tempe kedelai yang diteliti adalah perbedaan
pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati yang memiliki persamaan
dalam proses pembuatan dan komposisi bahan yang digunakan tetapi hanya
memiliki perbedaan pembungkus saja yaitu pembungkus plastik, daun pisang
dan daun jati. Bahan-bahan untuk membuat tempe kedelai ini adalah kedelai
kuning, ragi, air.
Berdasarkan
percobaan
yang
dilakukan,
pembungkusan
dengan
menggunakan plastik lebih baik daripada menggunakan daun pisang. Hal ini
terjadi karena pada pembungkusan dengan plastik dibuat suatu lubang kecil
sebagai ventilasi udara sehingga oksigen (O 2) yang dibutuhkan untuk proses
fermentasi bisa masuk dengan lebih terkontrol, sedangkan pada pembungkusan
menggunakan daun pisang, oksigen (O2) yang masuk tidak begitu terkontrol
Data
hasil
penelitian
telah
dilakukan
pengolahan data
dengan
pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati pada tempe kedelai. Adapun
hasil uji organoleptik, adalah sebagai berikut :
1. Uji Sifat Organoleptik pada Tempe Kedelai
Uji sifat organoleptik ini dilakukan oleh 20 orang panelis dengan kriteria
panelis agak terlatih yaitu 20 orang mahasiswa progdi DIII Gizi UMS Semester
IV dan semester VI. Penilaian yang dilakukan meliputi warna, aroma, tekstur,
rasa, dan kekompakan dengan hasil seperti tercantum pada tabel berikut :
Kriteria
Tabel 2
Rata Rata Hasil Uji Sifat Organoleptik
Perbedaan
Pembungkus plastik
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Kekompakan
a,b
Pembungkus
daun pisang
b
3,50
a
3,60
3,75
a,b
3,10
a,b
3,35
3,70
b
3,65
3,85
b
3,15
b
4,20
Pembungkus
daun jati
a
2,95
a
3,60
3,70
a
2,85
a
3,20
Keterangan :
- Angka yang diberi huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
signifikansi 95 %
Data tersebut diolah dengan metode Friedman dengan hasil sebagai berikut :
a. Warna
Warna penting bagi makanan, baik bagi makanan yang tidak diproses
maupun yang diproduksi. Bersama sama dengan aroma, tekstur, rasa dan
kekompakan, warna memegang peranan penting dalam penerimaan makanan.
Selain itu, warna dapat memberikan petunjuk mengenai perubahan kimia
dalam makanan seperti pencoklatan (De Man, 1997).
Berdasarkan Tabel 2 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
a,b
tempe agak putih, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata
rata warna skor tertinggi yaitu 3,70 menurut persepsi panelis yang berarti
warna tempe agak putih, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun jati
a
yang rata rata skor warna yaitu 2,95 menurut persepsi panelis yang berarti
warna tempe kurang putih.
Perubahan warna pada tempe disebabkan oleh jenis pembungkusnya yaitu
pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati. Disamping itu warna kuning
pada tempe muncul dikarenakan pada kedelai sendiri mempunyai warna
kuning (Adisarwanto, 2005).
Selain itu juga dapat disebabkan karena penerimaan orang terhadap warna
itu berbeda beda dimana penerimaan warna dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Winarno (1997) penerimaan warna suatu bahan makanan
tergantung dari faktor alam, geografis dan aspek sosial masyarakat penerima.
Hasil uji sifat organoleptik warna tempe untuk tiap tiap pembungkus
menunjukkan hasil warna yang agak putih (angka dibulatkan). Hasil uji
Friedman untuk warna yaitu nilai P = 0,000 nilai ini menunjukkan bahwa P <
0,05 artinya ada perbedaan pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati
terhadap warna tempe kedelai.
Warna khas tempe adalah putih. Warna putih ini disebabkan adanya
miselia kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Bila terjadi warna
yang mengalami perubahan selama fermentasi pada tempe kedelai yang
dibungkus plastik, daun pisang dan daun jati selama fermentasi sehingga
mempengaruhi warna yang dihasilkan.
b. Aroma
Aroma berhubungan dengan indera pembauan yang berfungsi untuk
menilai produk. Cita rasa bahan pangan sesungguhnya terdiri dari komponen
yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut. Bau makanan banyak menentukan
kelezatan bahan makanan (Winarno, 1993).
memiliki rata rata aroma 3,60 menurut persepsi panelis berarti aroma agak
khas tempe, tempe dengan pembungkus daun jati yang rata rata skor aroma
a
tempe yaitu 3,60 menurut persepsi panelis yang berarti aroma agak khas
tempe, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata rata aroma
b
skor tertinggi yaitu 3,65 menurut persepsi panelis yang berarti aroma agak
khas tempe.
Hasil uji sifat organoleptik aroma tempe kedelai pada Tabel 2 diatas, untuk
tiap tiap perlakuan menunjukkan hasil aroma yang khas tempe (angka
dibulatkan). Hasil uji Friedman untuk aroma yaitu nilai P = 0,074 nilai ini
menunjukkan bahwa P < 0,05 artinya ada perbedaan pembungkus plastik,
daun pisang dan daun jati terhadap aroma tempe kedelai.
Aroma langu khas kedelai disebabkan enzim lipsigenase yang terkandung
dalam kedelai (Sediaoetama, 1993). Aroma langu tersebut menjadi berkurang
karena kedelai difermentasi menjadi tempe.
c. Tekstur
Penginderaan tekstur yang berasal dari sentuhan dapat ditangkap oleh
seluruh permukaan kulit. Biasanya jika orang ingin menilai tekstur bahan
digunakan ujung jari tangan. Macam macam penginderaan tekstur yang
dapat dinilai dengan ujung jari meliputi kebasahan, kering, keras, halus, kasar
dan berminyak (Soewarno, 1985).
Berdasarkan Tabel 2 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
yang rata rata skor tekstur tempe yaitu 3,75 menurut persepsi panelis yang
berarti tekstur agak keras, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki
rata rata tekstur skor tertinggi yaitu 3,85 menurut persepsi panelis yang
berarti tekstur agak keras, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun
jati memiliki rata rata tekstur 3,70 menurut persepsi panelis berarti tekstur
agak keras.
Hasil uji sifat organoleptik tekstur tempe pada Tabel 2 diatas, untuk tiap
tiap perlakuan menunjukkan hasil tekstur yang agak keras (angka dibulatkan).
Hasil uji Friedman untuk tekstur yaitu nilai P = 0,332 nilai ini menunjukkan
bahwa P > 0,05 artinya tidak ada perbedaan pembungkus plastik, daun pisang
dan daun jati terhadap tekstur tempe kedelai.
Tekstur tempe disebabkan oleh miselia miselia kapang yang
menghubungkan antara biji biji kedelai. Tekstur tempe dapat diketahui
dengan melihat lebat tidaknya miselia yang tumbuh pada permukaan tempe.
Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tempe telah
membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya.
d. Rasa
Instrumen yang paling berperan mengetahui rasa suatu bahan pangan
adalah indera lidah. Dalam pengawasan mutu makanan, rasa termasuk
komponen yang sangat penting untuk menentukan penerimaan konsumen.
Meskipun rasa dapat dijadikan standar dalam penilaian mutu, disisi lain rasa
adalah sesuatu yang nilainya sangat relatif (Winarno, 1993).
Menurut Winarno (1997) rasa adalah sesuatu yang nilainya sangat relatif.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
a,b
berarti rasa agak enak, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata
b
rata rasa skor tertinggi yaitu 3,15 menurut persepsi panelis yang berarti
rasa agak enak, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun jati
a
memiliki rata rata rasa 2,85 menurut persepsi panelis berarti rasa kurang
enak.
Hasil uji sifat organoleptik rasa tempe pada Tabel 2 diatas, untuk tiap
tiap perlakuan menunjukkan hasil rasa yang agak enak (angka dibulatkan).
Hasil uji Friedman untuk rasa yaitu nilai p = 0,061 nilai ini menunjukkan
bahwa P < 0,05 artinya ada perbedaan pembungkus plastik, daun pisang dan
daun jati terhadap rasa tempe kedelai.
Rasa yang khas pada tempe disebabkan terjadinya degradasi komponenkomponen dalam tempe selama berlangsungnya proses fermentasi. Rasa khas
tempe yang enak adalah tidak kecut. Rasa kecut yang muncul dikarenakan
adanya pencucian kedelai yang kurang bersih, sehingga mempengaruhi rasa
yang dihasilkan.
e. Kekompakan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
yang rata rata skor kekompakan tempe yaitu 3,35
a,b
menurut persepsi
panelis yang berarti agak kompak, tempe dengan pembungkus daun pisang
b
memiliki rata rata kekompakan skor tertinggi yaitu 4,20 menurut persepsi
panelis yang berarti kompak, terendah adalah tempe dengan pembungkus
a
daun jati memiliki rata rata kekompakan 3,20 menurut persepsi panelis
berarti agak kompak.
Hasil uji sifat organoleptik kekompakan tempe pada Tabel 2 diatas, untuk
tiap tiap perlakuan menunjukkan hasil kekompakan yang agak kompak
(angka dibulatkan). Hasil uji Friedman untuk tekstur yaitu nilai P = 0,000
nilai ini menunjukkan bahwa P < 0,05 artinya ada perbedaan pembungkus
plastik, daun pisang dan daun jati terhadap kekompakan tempe kedelai.
Kekompakan tekstur tempe disebabkan oleh miselia miselia kapang yang
menghubungkan antara biji biji kedelai. Kompak tidaknya tekstur tempe
dapat diketahui dengan melihat lebat tidaknya miselia yang tumbuh pada
permukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa
tekstur tempe telah membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya.
Kriteria
Tabel 3
Rata Rata Hasil Daya terima
Perbedaan
Pembungkus plastik
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Kekompakan
4,20
b
3,95
3,65
b
3,35
b
4,30
Pembungkus
daun pisang
b
4,20
b
3,95
3,65
b
3,35
b
4,30
Pembungkus
daun jati
a
2,25
a
3,15
3,05
a
2,55
a
3,20
Keterangan :
- Semakin tinggi angka menunjukkan semakin disukai
- Skor 5 : sangat suka, skor 4 : suka, skor 3 : agak suka, skor 2 : kurang suka,
skor 1 : tidak suka
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa perbedaan pembungkus plastik, daun pisang
dan daun jati adalah yang paling disukai dari segi warna, aroma, tekstur, rasa
dan kekompakan. Data tersebut diolah dengan metode Friedman dengan hasil
sebagai berikut :
a. Warna
Berdasarkan Tabel 3 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
b
yang rata rata skor warna tempe yaitu 4,20 menurut persepsi panelis yang
berarti suka, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata rata skor
b
warna tempe yaitu 4,20 menurut persepsi panelis yang berarti suka, terendah
a
adalah tempe dengan pembungkus daun jati memiliki rata rata warna 2,25
menurut persepsi panelis berarti kurang suka.
Hasil uji daya terima warna tempe untuk tiap tiap pembungkus
menunjukkan rata rata panelis suka terhadap warna tempe (angka
dibulatkan). Hasil uji Friedman untuk warna yaitu nilai P = 0,000 nilai ini
menunjukkan bahwa P < 0,05 artinya ada perbedaan pembungkus plastik,
daun pisang dan daun jati terhadap warna tempe kedelai.
b. Aroma
Berdasarkan Tabel 3 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
b
yang rata rata skor aroma tempe yaitu 3,95 menurut persepsi panelis yang
berarti agak suka, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata
b
rata skor aroma tempe yaitu 3,95 menurut persepsi panelis yang berarti agak
suka, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun jati memiliki rata
a
yang rata rata skor rasa tempe yaitu 3,35 menurut persepsi panelis yang
berarti agak suka, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata
b
rata skor rasa tempe yaitu 3,35 menurut persepsi panelis yang berarti agak
suka, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun jati memiliki rata
a
Hasil uji daya terima rasa tempe untuk tiap tiap perlakuan menunjukkan
rata rata panelis agak suka terhadap rasa tempe kedelai (angka dibulatkan).
Hasil uji Friedman untuk rasa yaitu nilai P = 0,061. Nilai ini menunjukkan
bahwa P < 0,05 artinya ada perbedaan pembungkus plastik, daun pisang dan
daun jati terhadap rasa tempe kedelai.
e. Kekompakan
Berdasarkan Tabel 3 diketahui, bahwa tempe dengan pembungkus plastik
b
yang rata rata skor kekompakan tempe yaitu 4,30 menurut persepsi panelis
yang berarti suka, tempe dengan pembungkus daun pisang memiliki rata
b
rata skor kekompakan tempe yaitu 4,30 menurut persepsi panelis yang
berarti suka, terendah adalah tempe dengan pembungkus daun jati memiliki
a
rata rata kekompakan 3,20 menurut persepsi panelis berarti agak suka.
Hasil uji daya terima kekompakan tempe untuk tiap tiap perlakuan
menunjukkan ratarata panelis suka terhadap kekompakan tempe kedelai
(angka dibulatkan). Hasil uji Friedman untuk kekompakan yaitu nilai P =
0,000. Nilai ini menunjukkan bahwa P
pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati terhadap kekompakan tempe
kedelai.
Kekompakan adalah sifat kekompakan dari tempe kedelai yang diamati
dengan indera peraba. Sifat kekompakan dapat dilihat dari kompak tidaknya
tempe kedelai tersebut. Biasanya jika orang ingin menilai kekompakan suatu
bahan digunakan ujung jari tangan dan biasanya dilakukan dengan
menggosokkannya. Tekstur yang kompak pada tempe kedelai akan membuat
produk tersebut lebih enak (Soewarno, 1985).
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan jenis pembungkus plastik, daun pisang dan daun jati pada
tempe kedelai berpengaruh terhadap sifat organoleptik seperti warna,
aroma, rasa, tekstur dan kekompakan, namun tidak ada perbedaan nyata
pada sifat teksturnya.
2. Penggunaan pembungkus daun pisang pada tempe kedelai lebih disukai
panelis dibanding pembungkus plastik dan daun jati.
B. Saran
Dari hasil penelitian dapat disarankan :
1. Diharapkan dapat memilih tempe yang fermentasinya tidak terlalu lama
dan pembungkus yang tepat.
2. Kepada masyarakat luas untuk memperhatikan jenis pembungkus yang
tepat yang terdapat pada tempe kedelai dan akibat yang ditimbulkan
terhadap kesehatan masyarakat.
3. Bagi masyarakat sebaiknya perlu menambah keanekaragaman pangan dan
nilai gizi karena tidak hanya bahan dasar kedelai saja yang bisa dibuat
suatu makanan melainkan banyak bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan makanan yang lebih mempunyai nilai gizi yang tinggi.
4. Sebagai pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut tentang kadar protein
pada tempe kedelai, jenis bakteri dan usaha usaha untuk memperpanjang
daya simpan tempe kedelai pada tempe yang dibungkus plastik, daun
pisang dan daun jati.
46
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1995. Kedelai.Yogyakarta : Kanisius.
Adisarwanto. 2005. Kedelai. Swadaya : Jakarta.
Anonim, 2008 a, Daun : Lembar Pembungkus Alami. On-line 2 Desember
2008 diperoleh dari http : //klinikhijau. multiply. Com /journal/
item/ 5/ DAUN_LEMBAR_PEMBUNGKUS_ALAMI. 2008
Anonim, 2008 b. Tempe, Manfaat Lebih Besar Dari Sekedar Hemat.
Majalah Nova Tahun XX. No 1043/XX 18-24 Februari hal : 39.
Jakarta.
Astawan M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Solo :
Tiga Serangkai
Buckle K.A dkk. 2007. Ilmu Pangan. Jakarta : Indonesia University Press.
De Man. J. M. 1999. Kimia Makanan. ITB. Bandung.
Hyeronymus B. S. 1993. Pembuatan Tempe dan Tahu. Yogyakarta :
Kanisius.
Kartika, Bambang., P. Hastuti dan W. Supartono. 1988. Pedoman Pengujian
Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Kasmidjo R. B. 1990. Tempe : Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan
serta pemanfaatannya. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kresno Aji. 2008. Spesifikasi & Budidaya Tanaman Jati. On-line 24
Februari 2008 diperoleh dari http : // kbmwbu. jawatengah. go. id/
index. php? option = com content & task = view & id = 68 &
Itemid = 45 & limit = 1 & limitstart = 8
Kusharyanto dan A. Budianto. 1995. Upaya Pengembangan Produk Tempe
Dalam Industri Pangan. Yogyakarta. Simposium Nasional
Pengembangan Tempe Dalam Industri Pangan Modern. Puslitbang
Gizi.
22
xlviii
(Spermatophyta).
xlix
50
Lampiran 1
FORMULIR SIFAT ORGANOLEPTIK PRODUK TEMPE
No Panelis
: .......................
Tanggal
: .......................
Aroma
Tekstur
Skala Hedonik
Skala Numerik
Sangat putih
Putih
Agak Putih
Kurang putih
Tidak putih
Khas tempe
Sangat keras
Keras
Agak keras
Kurang keras
Tidak keras
51
Rasa
Sangat enak
Enak
Agak enak
Kurang enak
Tidak enak
Kompak
Agak kompak
Kurang kompak
Tidak kompak
Faktor Pengujian
575
392
724
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Kekompakan
Komentar : .....................................................................................................
.....................................................................................................
......................................................................................................
52
Lampiran 2
FORMULIR UJI DAYA TERIMA PRODUK TEMPE
No Panelis
: .......................
Tanggal
: ........................
Dihadapan saudara tersedia 3 macam tempe kedelai yang telah diberi kode.
Saudara dimohon untuk memberi penilaian satu sampai lima berupa warna, aroma,
rasa, tekstur dan kekompakan sesuai dengan tingkat kesukaan saudara, Besarnya
angka penilaian adalah :
Sangat Suka
nilai
Suka
nilai
Agak suka
nilai
kurang suka
nilai
Tidak suka
nilai
Faktor Pengujian
575
392
724
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Kekompakan
Komentar : ....................................................................................................
....................................................................................................
.....................................................................................................
53
Lampiran 3
Tempe Kedelai Pembungkus Plastik
54
Lampiran 4
Tempe Kedelai Pembungkus Plastik
55
b. Kedelai
Keterangan :
a. Ragi Tempe
b. Kedelai
c. Plastik, Daun Pisang dan Daun Jati
56
Lampiran 6
Alat yang digunakan dalam penelitian
a. Gelas Ukur
b. Timbangan
c. Wadah
d. Ember
e. Kompor gas
g. Tampah
i. Panelis
Keterangan :
a. Gelas Ukur
b. Timbangan
c. Wadah
d. Ember
e. Kompor gas
f. Dandang dan Pengaduk
g. Tampah
h. Centong dan beri
i. Panelis
57
Lampiran 7
Sifat organoleptik tempe kedelai dengan pembungkus dan lama fermentasi yang
berbeda
Tempe fermentasi 1 hari
Plastik
58
59
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Warna
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SO
SO
SO
warna
warna
plastik
DT
DT
DT
warna Warna
Warna
Warna
Daun
Daun
Daun
Daun
Pisang
Jati
Pisang
Jati
Plastik
20
20
20
20
20
20
Mean
3.50
3.70
2.95
4.20
4.20
2.25
Std. Deviation
.889
.571
.999
.696
.696
.786
Most Extreme
Absolute
.263
.350
.230
.263
.263
.275
Differences
Positive
.263
.250
.230
.263
.263
.275
-.187
-.350
-.171
-.237
-.237
-.225
1.177
1.566
1.029
1.177
1.177
1.229
.125
.015
.240
.125
.125
.098
Normal Parameters
a,b
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Warna
Descriptive Statistics
SOwarna plastik
SOwarna D.Pisang
N
20
Mean
3.50
Std. Deviation
.889
Minimum
2
Maximum
5
20
3.70
.571
SOwarna D.Jati
20
2.95
.999
DTWarna Plastik
20
4.20
.696
DTWarna D.Pisang
20
4.20
.696
DTWarna D.Jati
20
2.25
.786
60
Friedman Test : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima warna
Ranks
Mean Rank
3.45
SOwarna plastik
SOwarna D.Pisang
3.83
SOwarna D.Jati
2.60
DTWarna Plastik
4.72
DTWarna D.Pisang
4.72
DTWarna D.Jati
1.68
Test Statisticsa
N
20
Chi-Square
50.086
df
Asymp. Sig.
.000
a. Friedman Test
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.886
df
2
Mean Square
.443
14.114
17
.830
15.000
19
F
.533
Sig.
.596
61
Post Hoc Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya TerimaWarna
(Pembungkus Plastik)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: SOwarna plastik
(I) DT (J) DT
Mean
Std.
Warna Warna
Difference (I-J)
Error
Sig.
Plastik Plastik
Tukey HSD
3
4
5
LSD
3
4
5
Bonferroni
3
4
5
Lower Bound
Upper Bound
.600
.600
.587
-.94
2.14
.571
.629
.642
-1.04
2.18
-.600
.600
.587
-2.14
.94
-.029
.449
.998
-1.18
1.12
-.571
.629
.642
-2.18
1.04
.029
.449
.998
-1.12
1.18
.600
.600
.331
-.67
1.87
.571
.629
.376
-.76
1.90
-.600
.600
.331
-1.87
.67
-.029
.449
.950
-.98
.92
-.571
.629
.376
-1.90
.76
.029
.449
.950
-.92
.98
.600
.600
.994
-.99
2.19
.571
.629
1.000
-1.10
2.24
-.600
.600
.994
-2.19
.99
-.029
.449
1.000
-1.22
1.16
-.571
.629
1.000
-2.24
1.10
.029
.449
1.000
-1.16
1.22
62
SOwarna plastik
Tukey HSDa,b
DTWarna Plastik
4
5
10
Subset
for alpha
= .05
1
3.40
3.43
4.00
3
Duncan a,b
Sig.
4
.549
10
3.40
3.43
4.00
Sig.
.329
ANOVA
SOwarna D.Pisang
Between Groups
Sum of
Squares
.576
df
2
Mean Square
.288
.331
Within Groups
5.624
17
Total
6.200
19
F
.871
Sig.
.436
63
Post Hoc Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Warna
(Pembungkus Daun Pisang)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: SOwarna D.Pisang
(I) DT
(J) DT
Mean
Std.
Warna
Warna
Difference
Error
D.Pisang
D.Pisang
Sig.
(I-J)
Lower Bound
Tukey HSD
3
4
5
LSD
3
4
5
Bonferroni
3
4
5
Upper Bound
-.367
.379
.606
-1.34
.60
-.524
.397
.404
-1.54
.49
.367
.379
.606
-.60
1.34
-.157
.283
.846
-.88
.57
.524
.397
.404
-.49
1.54
.157
.283
.846
-.57
.88
-.367
.379
.346
-1.17
.43
-.524
.397
.204
-1.36
.31
.367
.379
.346
-.43
1.17
-.157
.283
.587
-.76
.44
.524
.397
.204
-.31
1.36
.157
.283
.587
-.44
.76
-.367
.379
1.000
-1.37
.64
-.524
.397
.613
-1.58
.53
.367
.379
1.000
-.64
1.37
-.157
.283
1.000
-.91
.60
.524
.397
.613
-.53
1.58
.157
.283
1.000
-.60
.91
64
SOwarna D.Pisang
Subset
for alpha
= .05
1
3.33
10
3.70
3.86
Sig.
3
3.33
10
3.70
3.86
DTWarna D.Pisang
Tukey HSDa,b 3
4
Duncana,b
.330
Sig.
.181
ANOVA
SOwarna D.Jati
Between Groups
Sum of
Squares
4.450
df
3
Mean Square
1.483
.906
Within Groups
14.500
16
Total
18.950
19
F
1.637
Sig.
.220
65
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Aroma
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SO
SO
SO
Aroma
Aroma
Aroma
Plastik
Daun
Pisang
N
Normal
DT
DT
Aroma
Aroma
Daun
Aroma
Daun
Daun
Jati
Plastik
Pisang
Jati
20
20
20
20
20
20
3.60
3.65
3.60
3.95
3.15
3.95
.754
.813
.821
.826
.988
.826
.252
.317
.287
.274
.205
.274
Positive
.237
.233
.213
.226
.160
.226
Negative
-.252
-.317
-.287
-.274
-.205
-.274
1.128
1.416
1.283
1.226
1.226
.918
.157
.036
.074
.099
.099
.369
Mean
Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme
DT
Absolute
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Aroma
Descriptive Statistics
N
SOAromaPlastik
SOAromaDaunPisang
SOAromaDaunJati
DTAromaPlastik
DTAromaDaunPisang
DTAromaDaunJati
20
20
20
20
20
20
Mean
3.60
3.65
3.60
3.95
3.95
3.15
Std.
Deviation
.754
.813
.821
.826
.826
.988
Minimum Maximum
2
5
2
5
2
5
2
5
2
5
1
5
66
Friedman Test :Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Aroma
Ranks
Mean Rank
3.25
SOAromaPlastik
SOAromaDaunPisang
3.48
SOAromaDaunJati
3.43
DTAromaPlastik
4.05
DTAromaDaunPisang
4.05
DTAromaDaunJati
2.75
Test Statisticsa
N
20
Chi-Square
df
10.030
Asymp. Sig.
.074
a. Friedman Test
df1
df2
2
Sig.
.687
16
ANOVA
SOAromaPlastik
Between Groups
Sum of
Squares
3.600
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
1.200
7.200
16
.450
10.800
19
F
2.667
Sig.
.083
df1
df2
2
16
Sig.
.314
67
ANOVA
SOAromaDaunPisang
Between Groups
Sum of
Squares
3.450
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
1.150
9.100
16
.569
12.550
19
F
2.022
Sig.
.151
df1
df2
2
Sig.
.538
15
ANOVA
SOAromaDaunJati
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
2.907
df
4
Mean Square
.727
9.893
15
.660
12.800
19
F
1.102
Sig.
.392
68
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SO
SO
SO
DT
DT
DT
Tekstur
Tekstur
Tekstur
Tekstur
Tekstur
Tekstur
Plastik
Daun
Daun
Plastik
Daun
Daun
Pisang
Jati
Pisang
Jati
20
20
20
20
20
20
3.75
3.85
3.70
3.65
3.05
3.65
1.070
.933
.733
.875
.999
.875
.192
.219
.280
.255
.180
.255
Positive
.158
.219
.280
.195
.170
.195
Negative
-.192
-.191
-.209
-.255
-.180
-.255
Kolmogorov-Smirnov Z
.860
.978
1.254
1.142
1.142
.805
.450
.294
.086
.147
.147
.536
Normal
Mean
Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
N
20
Mean
3.75
Std. Deviation
1.070
Minimum
2
Maximum
5
SOTeksturDPisang
20
3.85
.933
SOTeksturDJati
20
3.70
.733
DTTeksturPlastik
20
3.65
.875
DTTeksturDPisang
20
3.65
.875
DTTeksturDJati
20
3.05
.999
69
Friedman Test : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
Ranks
Mean Rank
3.95
SOTeksturPlastik
SOTeksturDPisang
3.80
SOTeksturDJati
3.63
DTTeksturPlastik
3.38
DTTeksturDPisang
3.38
DTTeksturDJati
2.88
Test Statistics
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
a. Friedman Test
20
5.748
5
.332
df1
df2
3
Sig.
.521
16
ANOVA
SOTeksturPlastik
Sum of
Squares
7.694
Between Groups
df
3
Mean Square
2.565
.878
Within Groups
14.056
16
Total
21.750
19
Sig.
2.920
.066
df1
df2
3
16
Sig.
.521
70
ANOVA
SOTeksturPlastik
Between Groups
Sum of
Squares
7.694
df
3
Mean Square
2.565
.878
Within Groups
14.056
16
Total
21.750
19
F
2.920
Sig.
.066
71
Post Hoc Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
(Pembungkus Plastik)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: SOTeksturPlastik
(I)
Tukey HSD
DTTekstur
Plastik
(J)
DTTekstur
Plastik
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
LSD
2
3
4
5
Bonferroni
2
3
4
5
Mean
Std.
Difference Error
(I-J)
1.167
.278
1.833
-1.167
-.889
.667
-.278
.889
1.556
-1.833
-.667
-1.556
1.167
.278
1.833(*)
-1.167
-.889
.667
-.278
.889
1.556(*)
-1.833(*)
-.667
-1.556(*)
1.167
.278
1.833
-1.167
-.889
.667
-.278
.889
1.556
-1.833
-.667
-1.556
.765
.733
.856
.765
.494
.663
.733
.494
.625
.856
.663
.625
.765
.733
.856
.765
.494
.663
.733
.494
.625
.856
.663
.625
.765
.733
.856
.765
.494
.663
.733
.494
.625
.856
.663
.625
Sig.
.447
.981
.182
.447
.309
.748
.981
.309
.100
.182
.748
.100
.147
.710
.048
.147
.091
.329
.710
.091
.024
.048
.329
.024
.881
1.000
.287
.881
.545
1.000
1.000
.545
.145
.287
1.000
.145
72
Homogeneous Subsets : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
(Pembungkus Plastik)
SOTeksturPlastik
Tukey HSD
Duncan
DTTeksturPlastik
5
a,b
a,b
N
3
3.33
4.22
4.50
Sig.
5
2.67
3.33
.078
3.33
4.22
4.50
Sig.
.132
.354
df1
df2
3
Sig.
.339
16
ANOVA
SOTeksturDPisang
Between Groups
Sum of
Squares
5.050
df
3
Mean Square
1.683
.719
Within Groups
11.500
16
Total
16.550
19
F
2.342
Sig.
.112
73
Post Hoc Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
(Pembungkus Daun Pisang)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: SOTeksturDPisang
(I)
Tukey HSD
DTTekstur
DPisang
(J)
DTTekstur
DPisang
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
2
4
5
2
3
5
2
3
4
3
4
5
LSD
2
3
4
5
Bonferroni
2
3
4
5
Mean
Difference Std.
(I-J)
Error
.833
.000
-.667
-.833
-.833
-1.500
.000
.833
-.667
.667
1.500
.667
.833
.000
-.667
-.833
-.833
-1.500(*)
.000
.833
-.667
.667
1.500(*)
.667
.833
.000
-.667
-.833
-.833
-1.500
.000
.833
-.667
.667
1.500
.667
.692
.663
.774
.692
.447
.599
.663
.447
.565
.774
.599
.565
.692
.663
.774
.692
.447
.599
.663
.447
.565
.774
.599
.565
.692
.663
.774
.692
.447
.599
.663
.447
.565
.774
.599
.565
Sig.
.633
1.000
.824
.633
.281
.098
1.000
.281
.648
.824
.098
.648
.246
1.000
.402
.246
.081
.024
1.000
.081
.255
.402
.024
.255
1.000
1.000
1.000
1.000
.484
.141
1.000
.484
1.000
1.000
.141
1.000
74
Homogeneous Subsets : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Tekstur
(Pembungkus Daun Pisang)
SOTeksturDPisang
Duncan
a,b
DTTeksturDPisang
3
N
6
4.00
4.00
4.67
Sig.
3
3.17
4.00
4.00
4.00
4.00
.123
4.67
Sig.
.229
.332
df1
df2
2
Sig.
.591
15
ANOVA
SOTeksturDJati
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
3.438
df
4
Mean Square
.860
6.762
15
.451
10.200
19
F
1.907
Sig.
.162
75
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Rasa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SO
SO
SO
DT
DT
DT
Rasa
Rasa
Rasa
Rasa
Rasa
Rasa
Plastik Daun
Daun
Plastik
Daun
Daun
Pisang
Jati
Pisang
Jati
20
20
20
20
20
20
Mean
3.10
3.15
2.85
3.35
2.55
3.35
Std. Deviation
.718
.671
.933
.875
1.146
.875
.255
.288
.219
.271
.184
.271
Positive
.255
.288
.219
.179
.184
.179
Negative
-.245
-.262
-.191
-.271
-.153
-.271
Kolmogorov-Smirnov Z
1.142
1.290
.978
1.213
1.213
.825
.147
.072
.294
.106
.106
.505
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme
Absolute
Differences
20
20
20
20
20
20
Mean
3.10
3.15
2.85
3.35
3.35
2.55
Std. Deviation
.718
.671
.933
.875
.875
1.146
Minimum Maximum
2
4
2
4
1
4
2
5
2
5
1
5
76
Friedman Test : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Rasa
Ranks
Mean Rank
3.58
SORasaPlastik
SORasaDPisang
3.60
SORasaDJati
3.23
DTRasaPlastik
4.00
DTRasaDPisang
4.00
DTRasaDJati
2.60
Test Statisticsa
N
20
Chi-Square
10.536
df
Asymp. Sig.
.061
a. Friedman Test
df1
df2
2
Sig.
.544
16
ANOVA
SORasaPlastik
Between Groups
Sum of
Squares
1.911
df
3
Mean Square
.637
.493
Within Groups
7.889
16
Total
9.800
19
F
1.292
Sig.
.311
77
df1
df2
2
Sig.
.124
16
ANOVA
SORasaDPisang
Between Groups
Sum of
Squares
2.717
df
3
Mean Square
.906
.365
Within Groups
5.833
16
Total
8.550
19
F
2.484
Sig.
.098
df1
df2
3
Sig.
.735
15
ANOVA
SORasaDJati
Between Groups
Sum of
Squares
5.050
df
4
Mean Square
1.263
.767
Within Groups
11.500
15
Total
16.550
19
F
1.647
Sig.
.214
78
NPar Tests : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Kekompakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SO
SO
DT
DT
Kekompa
kan
kan
kan
kan
kan
kan
Plastik
Daun
Daun
Plastik
Daun
Daun
Pisang
Jati
Pisang
Jati
20
20
20
20
20
20
3.35
4.20
3.20
4.30
4.30
3.20
.813
.951
.894
.865
.865
.834
.338
.300
.214
.291
.291
.245
Positive
.212
.200
.188
.209
.209
.245
Negative
-.338
-.300
-.214
-.291
-.291
-.205
1.512
1.341
.959
1.301
1.301
1.095
.021
.055
.316
.068
.068
.182
Mean
Parameters(a,b)
Std.
Deviation
Most Extreme
DT
N
Normal
SO
Absolute
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
N
20
Mean
3.35
Std. Deviation
.813
Minimum
2
Maximum
4
20
4.20
.951
SOKekompakanDJati
20
3.20
.894
DTKekompakanPlastik
20
4.30
.865
DTKekompakanDPisang
20
4.30
.865
DTKekompakanDJati
20
3.20
.834
79
Friedman Test : Hasil Penelitian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Kekompakan
Ranks
Mean Rank
2.70
SOKekompakanPlastik
SOKekompakanDPisang
4.40
SOKekompakanDJati
2.45
DTKekompakanPlastik
4.50
DTKekompakanDPisang
4.50
DTKekompakanDJati
2.45
Test Statistics
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
20
40.978
5
.000
a. Friedman Test
Test Statistics
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
20
40.978
5
.000
a. Friedman Test
df1
df2
2
Sig.
.017
16
ANOVA
SOKekompakanPlastik
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
2.050
df
3
Mean Square
.683
10.500
16
.656
12.550
19
F
1.041
Sig.
.401
80
df1
df2
2
Sig.
.636
16
ANOVA
SOKekompakanDPisang
Between Groups
Sum of
Squares
11.600
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
3.867
5.600
16
.350
17.200
19
F
11.048
Sig.
.000
df1
df2
2
Sig.
.326
16
ANOVA
SOKekompakanDJati
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
13.200
df
3
Mean Square
4.400
2.000
16
.125
15.200
19
F
35.200
Sig.
.000