Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PEMINATAN BK KARIR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
BK Karir

Oleh:

Aulia Rizka Noviyanti


1114500106
Semester 3 C
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL


2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

BAB I IDENTITAS

A. Identitas Konselor.............................................................. 1

B. Identitas Klien dan Orang Terdekat.................................................. 1

BAB II PELAKSANAAN KONSELING

I.

Pendekatan Trait and Factor............................................... 5

II. Proses Konseling.............................................................................. 8

III. Analisis............................................................................................. 9

IV. Sintesis............................................................................................. 12

V. Diagnosis.......................................................................................... 13

VI. Tritment (Konseling)........................................................................ 13

VII. Follow Up (Tindak Lanjut).............................................................. 21

BAB I
IDENTITAS
A. IDENTITAS KONSELOR
Nama

: Aulia Rizka Noviyanti

Tempat Tanggal Lahir

: Tegal, 17 November 1996

Jenis Kelamin

: Perempuan

NPM

: 1114500106

Progdi

: Bimbingan Konseling

Alamat

: Desa Tembok Kidul RT 01/01 No. 32 Adiwerna


Tegal

No.Hp

: 089673668389

B. IDENTITAS KLIEN DAN ORANG TERDEKAT


Klien I
Identitas Siswa
Nama

: Maydita Nurul Fuady

Tempat Tanggal Lahir

: Tegal, 28 Mei 2001

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kelas

: IX D

Asal Sekolah

: SMP Negeri 1 Adiwerna

Alamat

: Desa Tembok Kidul RT 01/02 No.43


Adiwerna Tegal

No.Hp Siswa

: 085601533081

Identitas Orang Tua (Saksi Konseling)


Nama Orang Tua
Ayah

: Agus Nur Fuadi

Ibu

: Eli Yois Kandedes

Pekerjaan Orang Tua


Ayah

: Wiraswasta

Ibu

: Wiraswasta

Pendidikan Orang Tua


Ayah

: Sarjana

Ibu

: SMA

No.Hp Orang Tua

: 081325058030

Klien II
Identitas Siswa
Nama

: Putri Najwa

Tempat Tanggal Lahir

: Tegal, 26 Juni 2001

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kelas

: IX H

Asal Sekolah

: SMP Negeri 1 Adiwerna

Alamat

: Kajen RT 02/01 Jl. Pancakarya gang Parkit


Tegal

No.Hp Siswa

: 085742946986

Identitas Orang Terdekat (Saksi Konseling)


Nama Orang Tua
Ayah

: M. Fauzan

Ibu

: Siti Kuriyah

Pekerjaan Orang Tua


Ayah

: Wiraswasta

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Orang Tua


Ayah

: SMA

Ibu

: SMA

No.Hp Orang Tua

: 081

Klien III
Identitas Siswa
Nama

: Nur Azizah

Tempat Tanggal Lahir

: Tegal, 29 Januari 2001

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kelas

: IX H

Asal Sekolah

: SMP Negeri 1 Adiwerna

Alamat

: Jl. Manunggal RT32/07 Desa Tembok


Luwung Adiwerna Tegal

No.Hp Siswa

: 0895320184047

Identitas Orang Terdekat (Saksi Konseling)


Nama Orang Tua
Ayah

: Edi

Ibu

: Siti Umayah

Pekerjaan Orang Tua


Ayah

: Buruh

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Orang Tua


Ayah

: SD

Ibu

: SMP

No.Hp Orang Tua

: 08

BAB II
PELAKSANAAN KONSELING

A. PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR


1. Pandangan tentang Manusia.
Menurut teori ini, manusia merupakan sistem sifat atau faktor
yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan,
minat, sikap, dan temperamen. Perkembangan individu mulai dari masa
bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. Telah
banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori individu atas dasar
dimensi sifat dan faktor. Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah:
a) mengukur dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes
psikologis,
b) mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu,
c) membantu individu untuk memahami diri dan lingkungannya,
serta
d) memprediksi keberhasilan yang mungkin dicapai pada masa
mendatang.
Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan
pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan
potensinya. Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk.
Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak
kejahatan. Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada hubungannya
dengan orang lain. Dalam Pendekatan Trait and Factor, memandang
bahwa ada delapan dangan tentang manusia yang bisa disimpulkan dari
pendapat Williamson (Lutfi Fauzan, 2004:79) yaitu sebagai berikut:
1) Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.
Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap
manusia pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkungan
lah yang membentuknya menjadi jahat. Menurut Williamson,
kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap manusia.
Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata

dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata


penuh dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh
manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang tergantung
pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.
2) Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara
optimal ditengah-tengah masyarakat. Manusia memerlukan
orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi
diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau
dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup
sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3) Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good live)
Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi
merupakan kepedulian setiap orang. Salah satu dimensi
kebaikan adalah arte. Manusia berjuang mencapai arte yang
menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arte
diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan
(axcelent)
4) Manusia banyak berhadapan dengan pengintroduksi konsep
hidup yang baik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang
baik dari orang tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari
guru, selain itu dari teman dan anggota masyarakat yang lain.
5) Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (The
Universe), Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta
dan hubungan manusia terhadapnya sering terjadi salah satu
dari:
1. Manusia menyendiri, ketidakramahan alam semesta.
2. Alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau
menguntungkan bagi manusia dan perkembangannya.
Selain konsepsi pokok tentang manusia sebaimana dikemukakan
Williamson, terdapat cakupan penting untuk dikemukakan karakteristik
atau hakiki yang lain tentang manusia, yaitu:

1) Manusia merupakan individu yang unik.


2) Manusia memiliki sifat-sifat yang umum.
3) Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya.
2. Asumsi Pokok Pendekatan Konseling Trait and Factor.
Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan
kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan
kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-karateristik individu.
Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah laku kerja
tertentu. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan
minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan. Individu akan belajar
dengan lebih mudah dan efektif apabila potensi dan bakatnya sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Baik klien maupun konselor hendaknya
mendiagnosis potensi klien untuk mengawali penempatan dalam
kurikulum atau pekerjaan. Setiap individu mempunyai kecakapan dan
keinginan untuk

mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya

sendiri.
3. Pandangan tentang Kepribadian.
Kepribadian merupakan suatu sistem yang saling tergantung
dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperamen. Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh faktor
pembawaan dan lingkungan. Setiap individu ada sifat-sifat yang umum
dan ada sifat-sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik. Unsur
dasar

dari

struktur

kepribadian

disebut

sifat

dan

merupakan

kecenderungan luas untuk memberi reaksi dan membentuk tingkah laku


yang relatif tetap. Sifat (trait) adalah struktur mental yang dapat diamati
untuk menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah laku.
B. PROSES KONSELING
1. Analisis
Merupakan tahapan kegiatan pengumpulan informasi dan data
mengenai klien beserta latar belakangnya yang terorganisir dengan baik.
Konselor dan klien memiliki informasi yang dapat dipercaya, tepat, dan
relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat, motif, keseimbangan

emosional dan sifat-sifat lain yang memudahkan penyesuaian diri.


Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, seperti: cacatan
kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes psikologis, dan studi kasus.
Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus memperhatikan pula
cita-cita dan sikap klien dan cara memandang permasalahannya.
2. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan merangkum dan mengatur data hasil
analisis yang sesuai dengan keputusan dan masalah klien, yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan bakat klien, kelamahan
dan kekuatan, serta kemampuan penyesuaian diri klien.
3. Diagnosis
Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola yang
dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifatsifat klien yang relevan dan berpengaruh terhadap proses penyesuaian
diri. Langkah diagnosis mencakup:
a. Identifikasi masalah, yaitu mengklasifikasikan masalah ke dalam
masalah fisiologis dan psikologis,
b. Etimologi, yaitu menentukan sebab-sebab masalah yang dihadapi
klien baik dari faktor endogen maupun eksogen,
c. Prognosis, yaitu langkah untuk menentukan jenis bantuan yang
akan dilaksananakan untuk membimbing anak.
4. Tritment/Konseling
Tritment/Konseling merupakan tahap membantu klien untuk
menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar dirinya dalam
upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai dengan
kemampuannya. Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu:
a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri
b. Mendidik/mengajar
kembali
untuk
mencapai
tujuan
kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya
c. Bantuan pribadi agar klien mengerti dan terampil dalam
menerapkan prinsip dan teknik yang

diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari
d. Konseling yang mencakup hubungan dan teknik yang bersifat
menyembuhkan

e. Mendidik

kembali

yang

sifatnya

sebagai

katarsis

atau

penyaluran.
5. Follow Up (Tindak Lanjut)
Follow up atau tindak lanjut merupakan tahap memberikan
bantuan kepada klien

dalam menghadapi masalah baru dengan

mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga menjamin


keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan konselor harus
disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa individu itu
sifatnya unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang berlaku untuk
semua klien.
C. ANALISIS
1. Wawancara Awal
a. Identitas Klien
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Kelas
Asal Sekolah
Alamat

: Maydita Nurul Fuady


: Tegal, 28 Mei 2001
: Perempuan
: IX D
: SMP Negeri 1 Adiwerna
: Desa Tembok Kidul RT 01/02 No.43
Adiwerna Tegal

Riwayat Pendidikan
TK
SD
No.Hp Siswa
b. Identitas Keluarga
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
Ibu
Pendidikan Orang Tua
Ayah
Ibu
No.Hp Orang Tua
Jumlah Sodara
Kakak
Adik
2. Ilustrasi Cerita

: TK Aisyah Tembok Banjaran


: SDIT Budi Mulya Tembok Banjaran
: 085601533081

: Agus Nur Fuadi


: Eli Yois Kandedes
: Wiraswasta
: Wiraswasta
: Sarjana
: SMA
: 081325058030
::2

Klien merupakan siswa kelas 3 SMP di salah satu sekolah


negeri di Adiwerna. Dia adalah siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan sedang, namun dia tekun dan memiliki semangat yang
kuat untuk berusaha, karena sejak SD dia bercita-cita untuk menjadi
psikolog atau penulis yg sukses. Sehingga dia berusaha untuk
menjadi siswa yang berprestasi di sekolahnya.
Di rumah dia tinggal bersama orang tua dan 2 adiknya yang
masih kelas 4 dan 1 SD. Ayah Klien adalah seorang wiraswasta dan
Ibu klien merupakan seorang pedagang. Ketika praktikan datang
mengunjungi rumah klien untuk melakukan assesmen peminatan,
praktikan sangat senang karena disambut dengan ramah oleh
keluarga klien, karena kebetulan juga mereka masih memiliki
hubungan keluarga dengan praktikan. Klien pun sangat antusias
mengikuti konseling tersebut.
Setelah praktikan melakukan wawancara dan pengamatan di
rumah klien bersama keluarga klien, praktikan dapat menyimpulkan
hasil wawancara yaitu klien ingin melanjutkan sekolah di salah satu
SMA favorit di Slawi dan mengambil jurusan IPS sesuai dengan
minat dan cita-cita klien sejak SD. Ayahnya pun tidak pernah
keberatan ketika klien memilih sekolah lanjutan dimana saja asalkan
klien belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian ayah klien
sangat memberikan kebebasan kepada klien untuk memutuskan
sekolah lanjutan. Namun, Ibu klien menginginkan klien untuk
melanjutkan sekolah ke salah satu SMK negeri di Slawi saja dan
mengambil jurusan Akuntansi agar setelah lulus dapat langsung
bekerja atau mengambil jurusan Kewirausahaan agar kelak dapat
melanjutkan usaha ibunya tersebut. Ibu klien menganggap bahwa
setelah lulus SMA harus melanjutkan kuliah dan memerlukan
banyak biaya lagi, sehingga yang ditakutkan beliau tidak mampu
membiayai anaknya tersebut sampai kuliah, mengingat orang tuanya
masih harus membiayai pendidikan kedua adiknya. Setelah

mendengar penjelasan orang tua tadi klien masih tetap dengan


keinginannya melanjutkan di SMA, karena itu Ibu klien kembali
mengatakan bahwa beliau hanya bisa menyarankan dan semua
pilihan ada di tangan klien, karena sebagai orang tua, beliau
menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dengan demikian Ibu
klien tidak terlalu memaksakan klien untuk mengikuti keinginannya.
Mengetahui hal ini klien sangat bimbang dan ragu dalam
memilih sekolah lanjutan mana yang cocok untuk diri klien. Klien
merasa tidak mahir dalam pelajaran matematika dan menghitung apa
lagi jika harus masuk jurusan Akuntansi yang mayoritas adalah
kemampuan menghitung, dan untuk jurusan kewirausahaan sendiri
klien memiliki bakat dalam membuka usaha atau berdagang seperti
ibunya, namun yang dia inginkan adalahh melanjutkan kuliah dan
menjadi Psikolog atau Penulis. Begitu pula jika klien memutuskan
untuk melanjutkan ke SMA, dia harus mempertimbangkan nilai
UNnya, karena untuk masuk ke SMA favorit yang klien inginkan
memerlukan nilai UN yang cukup tinggi agar mampu bersaing,
sehingga klien terlihat ragu dengan kemampuan dan bakat yang dia
miliki.
Dari hasil penelusuran minat karir yang praktikan ajukan
seminggu sebelum konseling dilaksanakan, praktikan melihat bahwa
kemampuan dan ketrampilan klien ada di bidang sosial, investigativ
dan Enterprising sedangkan kelemahan klien ada pada kemampuan
musik.
D. SINTESIS
Pada tahap selanjutnya agar pemahaman praktikan mengenai
analisis ilustrasi di atas lebih mendalam kemudian praktikan mencoba
mengidentifikasikan permasalahan yang dialami oleh klien. Secara hasil
tes klien termasuk anak yang pandai bersosialisasi dengan temantemannya baik di sekolah maupun di maupun di lingkungan rumahnya,
dia juga senang dengan hal-hal yang berhubunga dengan makhluk hidup,

di sisi lain dia merasa memiliki kelemahan pada kemampuan matematis


dan kemampuan verbal untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ketika
Ibu klien memberi saran agar klien melanjutkan studi di SMK dengan
jurusan

Akuntansi

atau

Kewirausahaan

klien

merasa

sangat

kebingungan. Sedangkan keinginan klien adalah melanjutkan studi di


SMA dengan mengambil jurusan IPS. Meskipun Ayah klien sangat
memberikan kebebasan dalam memutuskan untuk memilih dimana
anaknya akan melanjutkan sekolahnya, namun klien masih harus
mempertimbangkan nilai UNnya jika di memilih melanjutkan ke SMA
atau mengikuti saran Ibunya untuk melanjutkan di SMK. Klien bingung
dengan bakat yang dimilikinya, dia masih membutuhkan banyak
informasi tentang berbagai studi lanjut untung tindak lanjut kedepannya
agar langkahnya menuju sukses bisa lebih tepat.
E. DIAGNOSIS
Dari uraian sintesis di atas berkaitan dengan langkah-langkah
diagnosis yaitu Identifikasi masalah, etimologi atau sebab masalah dan
prognosis atau jenis bantuan, dapat disimpulkan bahwa identitas masalah
klien merupakan berasal dari dalam diri klien itu sendiri, yaitu masalah
mengenai klien yang belum mampu membedakan secara memadai
pilihan karia serta menumbuhkan komitmen yang kuat terhadap pilihan.
Kemudian hal ini disebabkan karena klien masih banyak membutuhkan
informasi mengenai studi lanjut yang akan diambil. Untuk itu praktikan
memberikan alternative tindakan yang akan dilakukan untuk membantu
klien yaitu dengan memberikan layanan individual berupa konseling
Trait and Factor. Dimana konseling ini bertujuan untuk membantu klien
dalam menghadapi kebingungannya menentukan studi lanjut.
F. TRITMENT (KONSELING)
Proses konseling dilakukan di rumah klien selama 35 menit dan
didampingi oleh Ibu klien.
1. Attending

Konselor

: (Datang mengunjungi rumah klien, dan


mengetuk

Klien

pintu)

tok...tok...tok...

Assalamualaikum Wr.Wb.
: Waalaikumsalam Wr.Wb, iya sebentar
(Buru-buru membukakan pintu) Eh ada
mba Aulia, masuk aja mba, kita mau

Konselor

melanjutkan diskusi kemarin toh mba?


: Iya may, kamu sudah siap untuk

Klien

berdiskusi? (Duduk di ruang tamu).


: Siap mba, tapi Abi sedang tidak ada di
rumah mba. (Ikut duduk di sebelah

Konselor
Klien

konselor).
: Oh, kalo begitu Bulik ada?
: Ada, tadi sedang di belakang, sebentar mba
May panggilkan Ummi dulu, mba mau

Konselor

minum apa?
: Mmm, ngga perlu May, panggilkan Bulik

Klien
Konselor

saja.
: Baiklah. (Meninggalkan ruang tamu).
: (Tersenyum kepada Ibu klien) Bulik,

Orang terdekat klien :

gimana kabarnya?
(Membalas senyuman

dari

konselor)

Alhamdulillah sehat nok, kamu kesini


Konselor

sendirian? (Duduk di sebelah klien).


: Iya bu, sebelumnya saya meminta maf
sudah mengganggu Bulik. Begini bu, kami
ingin melanjutkan diskusi yang beberapa
hari lalu tentang pemilihan studi lanjutan
dari May, kebetulan sekali Bulik di rumah,

Klien

mungkin Bulik bisa ikut berdiskusi disini?


: Oh ya ya bisa nok, malahan ibu sangat

Konselor

senang sekali kamu mau membantu May.


: Kalo begitu, dari pembahasan kita saat
beberapa hari yang lalu, apa masih ada yang
mengganjal di hati kamu May? (Duduk

condong ke klien dan dan melakukan kontak


mata

dengan

klien

seakan

memberi

Klien

perhatian).
: Masih mba, saya bingung. (Ekspresi

Konselor

antusias)
: Baiklah saya senang jika kamu mau bersed
ia mencertakan apa yang menjadi beban
pikiran kamu (Penuh ketertarikan terhadap
klien).

2. Responding
Konselor
Klien

: Mmmm, lalu apa yang membuat kamu


bingung?
: Saya bingung memilih masuk SMA atau

SMK mba.
Orang terdekat klien : Iya ini, May maksa sekali untuk masuk
SMA, padahal ya sudah saya bilang SMK
jurusan Akuntansi atau Kewirausahaan saja
lebih enak, nanti pengalaman kerja kamu
lebih banyak, pas lulus bisa langsung kerja
Konselor
Klien

bantuin mama.
: Jadi Bulik inginya May masuk SMK saja?
: Iya, tapi ya terserah anak juga lah, saya
cuma

menyarankan,

keputusan

saya

kembalikan lagi ke anaknya langsung, toh


Konselor

yang mau jalanin kan anak.


: Oh, dengan kata lain

Bulik

tidak

memaksakan May untuk memilih SM pilihan


Bulik? Lalu bagaimana dengan kamu May?
Apa yang kamu bingungkan?
Orang terdekat klien : Iya, terserah May aja.
Klien
: Aku ngga mau masuk SMK Ummi, aku
Konselor

pengin masuk SMA aja.


: Apa yang membuat kamu tidak mau masuk
SMK dan memilih masuk SMA?

Klien

Ummi

maunya

aku

masuk

jurusan

Akuntansi atau Kewirausahaan sedangkan


aku ngga suka hitung-hitungan. Kalo masuk
SMA nanti kalo lulus aku mau melanjutkan
Konselor
Klien

kuliah, tapi aku takut kalo ngga diterima bu.


: Jadi kamu takut?
: Iya, nanti kalo saya ngga berhasil
memperoleh nilai yang tinggi dan cukup
untuk bersaing saya takut tidak diterima di
SMA favorit saya, karena disana saingannya

Konselor
Klien

berat sekali.
: SMA mana yang kamu pilih?
: SMA 1 Slawi mba, selain mutunya bagus
tidak terlalu jauh juga dari rumah mba.

3. Personalizing
Konselor

: Oh begitu, jadi intinya May masih bingung


mana yang kamu pilih, antara pilihan
keinginan kamu atau keinginan mama?
Selain itu kamu juga merasa takut dan cemas
jika kamu tidak berhasil memperoleh nilai
UN yang tinggi namun nilai kamu rendah
kamu tidak bisa bersaing dan tidak diterima

Klien
Konselor

di SMA yang kamu pilih, begitu?


: Iya benar mba.
: Kamu takut nilai kamu rendah? Mengapa

Klien

May?
: Mungkin karena saya kurang tekun belajar

dan persiapan UN saya kurang matang.


Orang terdekat klien : Iya lah, May ini mba banyak mainnya,
menurut Ummi kalo kamu ingin nilai UN
kamu tinggi ya kamu harus rutin belajar,
jangan main terus, kalo mau nanti Ummi
daftarkan kamu di bimbingan belajar biar
kamu belajarnya rutin.

Konselor

: Nah, menurut mba juga begitu lebih baik

Klien

May, bagaimana menurut kamu?


: Berarti aku harus rutin belajar ya mi?
Yaudah nanti aku ikut bimbingan belajar
deh, aku juga mau rajin belajar dan ngga

Konselor

kebanyakan main.
: Bagus sekali May keputusan kamu itu, dan
mba

Klien
Konselor

juga

sangat

setuju.

(Tersenyum

bangga)
: Iya mba. (membalas senyuman)
: Baiklah, mengenai kebingungan kamu mau
masuk SMA atau SMK. Tadi kamu bilang
ingin masuk SMA karena ingin kuliah sesuai
dengan cita-cita kamu, memangnya apa cita-

Klien
Konselor

cita kamu May?


: Saya Ingin jadi Psikolog atau penulis mba.
: Iya, mba sedikit paham mengenai cita-cita
kamu, tapi tadi menurut Ummi kamu tadi
dia ingin kamu melanjutkan usahanya,
bagaimana menurut kamu? Apa kamu tidak

Klien

tertarik menjadi pengusaha?


: Mmm, iya sih mba, saya juga ingin menjadi

Konselor

pengusaha hehehe....
: Iya, karena hasil dari angket yang kemarin
mba berikan, kamu selain bakat di bidang
sosial dan investigativ, kamu juga bakat

Klien

dalam bidang enterpresing.


: Oh begitu ya mba, tapi enterpresing itu apa

Konselor

mba?
: Ya bakat kamu untuk mempengaruhi orang
lain, bisa dalam hal mempengaruhi pembeli

Klien

supaya tertarik untuk membelinya.


: Oh, aku baru tau bakat dan minat aku mba
hehe...

Konselor

: Iya May, mba senang kalo kamu mulai


paham dengan bahak kamu, jadi setelah
mengetahui

Klien

bakat

kamu,

kamu

sudah

menentukan prioritas cita-cita kamu?


: Cit-cita yang paling utama yang menjadi
Psikolog mba, karena itu saya ingin masuk

Konselor

SMA dan kemudian melanjutkan kuliah.


: Kalau masuk SMA, memangnya kamu

Klien
Konselor
Klien

ingin mengambil jurusn IPA atau IPS?


: IPS mba.
: Apa kamu yakin?
: Yakin mba, karena sesuai dengan cita-cita
saya,

dan

setau

saya

jurusan

untuk

Konselor

melanjutkan ke Psikologi ya IPS mba.


: Memangnya kamu sudah tau apa saja yg

Klien

akan dipelajari ketika kamu masuk IPS?


: Mmm, setau saya sih sama kaya pelajaran
yang di SMP kaya sejarah, sosiologi,
geografi,

Konselor

pokoknya

yang

berhubungan

dengan sosial.
: Betul sekali, tapi perlu di ketahui pelajaran
IPS SMA lebih rumit dan lebih mendalami
materi lagi dari pada pelajaran SMP dan
untuk masuk kuliah di jurusan Psikologi itu
tidak mudah, harus dengan nilai yang tinggi
juga, jadi apa kamu siap belajar lebih keras
lagi supaya kamu dapat mencapai cita-cita

kamu?
Orang terdekat klien :Iya May, masuk di jurusan Psikologi itu
bukan hal yang mudah, kamu siap?
Klien

: Siap Ummi, Insya Allah saya akan belajar


dengan tekun dan sungguh-sungguh supaya
saya bisa masuk jurusan Psikologi.

Konselor

: Baiklah, kalo begitu May masih bingung

Klien

dalam menentukan studi lanjut?


: Tidak mba, jadi sekarang saya yakin mau
masuk SMA yang saya pilih dengan jurusan
IPS, serta saya akan belajar dengan sungguh

Konselor

apabila saya masuk SMA.


: Baik sekali May, namun adakah alternatif
jika kamu tidak diterima di SMA yang kamu

Klien

inginkan?
: Mungkin saya akan mendaftar di SMK
dengan Jurusan kewirausahaan yang Ummi
mau, agar saya bisa melanjutkan usaha

Konselor

Ummi.
: Bagus May, rencana kamu sudah sangat

tepat. Bagaimana menurut Bulik?


Orang terdekat klien : Ummi setuju saja May, yang penting yang
harus kamu ingat dimanapun nantinya kamu
akan melanjutkan studi kamu tidak boleh
melakukannya dengan setengah-setengah,
hatus sepenuh hati agar hasilnya juga
Klien
4. Initrating
Konselor

maksimal. (Merangkul anaknya)


: Iya Ummi. (Tersenyum lega)
:

Nah,

sekarang

yang

mba

tanyakan

bagaimana cara kamu untuk maencapai


Klien

tujuanmu itu May?


: Ya saya belajar dengan sungguh-sungguh
agar saya diterima di SMA favorit saya
dengan jurusan IPS, kalo tidak saya harus
mendaftar

Konselor

di

SMK

dengan

jurusan

Kewirausahaan.
: Mba setuju sekali May, awalnya memang
mungkin kamu akan kewalahan dan sedikit
kasulitan

dalam

melaksanakan

langkah

tersebut, tapi kamu perlu untuk memulai


langkah

tersebut

dari

sekarang

agar

kedepannya kamu tidak lebih kuwalahan


lagi, pasti jika kamu sudah memulai untuk
melakukannya tidak akan sesulit yang kamu
Klien
Konselor

bayangkan.
: Baik mba, terima kasih.
: Iya sama-sama, mba tidak menyelesaikan
masalah kamu, melainkan kamu sendiri yang
telah menyelesaikan masalah ini, kamu hebat

Klien

May, mba bangga sama kamu.


: Iya mba, saya bisa seperti ini juga berkat

Konselor

bantuan mba.
: Baiklah, dengan berakhirnya kebingungan
kamu, berakhir pula konseling kita hari ini.
Jika ada yang ingin May tanyakan mengenai
sekolah lanjutan atau masalah apapun My

Klien
Konselor

bisa hubungi lagi mba ya.


: Iya mba.
: Kalo begitu saya pamit pulang ya Bulik.

(Beranjak dari tempat duduk).


Orang terdekat klien : Oh yasudah baiklah, terima kasih ya nok
sudah mau mampir ke rumah dan berdiskusi
dengan kami. (Beranjak dari tempat duduk
Konselor

dan berjabat tangan)


: Sama-sama Bulik, saya juga senang
berdiskusi

dengan

Budhe

dan

May

(Berjabat tangan dengan klien dan orang


terdekat klien kemudian keluar rumah).
Klien

Wassalamualaiku Wr.Wb.
: Waalaikumsalam Wr.Wb (Menjawab
salam bersama orang terdekat klien)

G. FOLLOW UP (TINDAK LANJUT)

Tahap akhir dari konseling ini yaitu tindak lanjut yang kemudian
yang menjadi harapan konselor pada hari selanjutnya klien tidak lagi
merasa kebingungan dalam menentukan pilihan dan dia konsisten
dengan pilihannya sehingga dia menjadi rutin belajar dan sungguh
sungguh untuk mencapai tujuan yang telah dia tentukan.

Anda mungkin juga menyukai