Kortikosteroid
Glukokortikoid, mineralokortikoid dan hormon-hormon
kelamin merupakan hormon steroid yang dihasilkan
oleh bagian kulit (cortex) kelenjar anak ginjal/kelenjar
adrenal.
Glukortikoid (kortisol) berfungsi terhadap
metabolisme karbohidrat, pertukaran protein,
pembagian lemak dan reaksi peradangan.
Sekresi kortisol memperlihatkan ritme circadian
(ritme siang malam) naik di waktu pagi dan
sepanjang hari menurun lagi.
Produksi kortisol total sehari kurang lebih 20-30 mg
pada kondisi strees produksi meningkat sampai
100-200 mg
progesteron
prasteron
17OH-progesteron
kortikosteron
kortisol
aldosteron
Testoteron +
androgen
lainya
Estradiol +
estrogen lainya
17
12
11
C
10
2
A
8
B
3
4
13
14
16
D
15
5
6
kortikosteron
2. Efek mineralokortikoid
yaitui retensi natrium dan air oleh tubuli ginjal,
sedangkan kalium ditinggkatkan ekskresinya.
Penggunan glukokortikoid
Terapi subtitusi, digunakan pada insufisiensi
adrenal, seperti pada penyakit addison (rasa
letih, kurang tenaga dan otot lemah akibat
kekurangan kortisol). Dalam hal ini diberikan
hidrokortison karena efek mineralokortikoidnya
paling kuat.
Terapi non-spesifik, yaitu berdasar efek antiradang, anti-alergi dan imunosupresif. Juga
untuk menghilangkan perasaan tidak enak
(malaise). Umumnya diberikan prednisolon,
triamsinolon, & deksametason.
Efek samping
1. Efek samping glukokortikoid yang penting
adalah:
1.a. Sindrom Cushing, gejala utamanya adalah
retensi cairan di jaringan-jaringan yang
menyebabkan naiknya berat badan dengan
pesat, muka menjadi bundar (moon face)
adakalanya kaki tangan gemuk bagian atas,
selain itu terjadi penumpukan lemak di bahu
dan tengkuk, kulit menjadi tipis dan mudah
terluka, timbul garis kebiru-biruan (akibat
pendarahan di bawah kulit.)
Kontra indikasi
Sedian kortikoid lokal tidak boleh
digunakan pada gangguan kulit untuk
infeksi kuman, virus, jamur atau parasit,
juga tidak pada acne.