Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(KAIN)
TOTONG, AT., MT.
Rule of Conduct
Min 70% Present in Class
Present in Class Before Starting the Lecture
Dont Use Sandal, Kaos Oblong and Hand
Phone During the Lecture
Having Good Attitude
Assessment
Requirements:
Min 70% Present in Class
Having Good Attitude
Score/Grade :
Mid Semester Test (UTS) : 30 %
Final Test (UAS): 40 %
Homework (PR) : 30 %
EVALUASI
Evaluasi atau penilaian berarti tindakan untuk menentukan nilai
sesuatu. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses dalam
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, maka
dapat dikatakan bahwa :
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Yang
dimaksud dengan proses sistematis ialah kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan pada
permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program
setelah program dianggap selesai.
Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data
yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi.
Dalam setiap kegiatan evaluasi, tidak lepas dari tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. Hal ini karena setiap kegiatan penilaian
memerlukan suatu criteria tertentu sebagai acuan dalam
menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai.
EVALUASI
Evaluasi memerlukan data/informasi
Salah satu cara untuk memperoleh data
dengan melakukan pengujian
Pengujian harus memiliki sifat Valid dan
Reliable
Validitas
Validitas : Sifat benar menurut barang bukti
yang ada, logika berfikir atau kekuatan
hukum
Validitas menentukan sampai seberapa bagus
suatu alat ukur yang didesain mampu
mengukur suatu konsep tertentu yang ingin
diukur (Ancok, 1989; Sekaran, 2000).
Reliabilitas
Reliabilitas adalah bersifat andal/dipercaya
Ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran, keterandalan
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan (Ancok, 1989).
Jika suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk
mengukur sesuatu yang sama dan hasil kedua pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel (Ancok, 1989).
Reliabilitas mengukur sampai seberapa jauh tingkat
konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu
(berhubungan dengan stabilitas dalam pengukuran).
Tujuan Evaluasi
Seleksi bahan baku dalam proses
Seleksi bahan baku secara teoritis
Penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan
Dalam evaluasi diperlukan :
- Contoh uji
- Alat
- Standar cara uji tertentu
Jenis Serat
Waktu (jam)
8
6
8
4
2
DIMENSI KAIN
Dimensi kain adalah ukuran panjang, lebar
dan tebal kain.
Panjang kain adalah jarak antara ujung kain
yang satu dengan ujung lainnya, yang diukur
searah dengan lusi pada kain tenun atau wale
pada kain rajut dimana kain tidak dalam
keadaan terlipat dan rata serta dalam keadaan
tidak tegang.
DIMENSI KAIN
Tebal kain adalah jarak antara dua permukaan
kain yang berbeda.
Tekanan adalah gaya yang dibeban kan pada
suatu permukaan kain per unit luas , yang
dinyatakan dalam kg/cm2 atau kPa.
BERAT KAIN
Berat kain adalah berat untuk satu satuan luas
tertentu atau berat untuk satu satuan panjang
tertentu dari kain, yang dinyatakan dalam
gram per meter persegi, gram per meter dan
lain-lain.
Alat pengukur berupa tongkat atau meteran rol dengan ketelitian dalam millimeter
dan panjangnya melebihi lebar kain yang akan diukur.
Cara Pengujian
Kain diletakan rata tanpa tegangan
Letakan kain rata tanpa tegangan di meja rata.
Ukur jarak antara kedua tepi kain dengan arah tegak lurus pada tepi kain.
Jumlah pengukuran paling sedikit lima kali pada tempat yang berbeda tersebar
di seluruh kain.
Kain sedang diproses finish atau sedang diinspeksi
Ukur lima kali pengukuran pada tempat yang berbeda pada rol kain atau pada waktu yang
berlainan selama proses
Pengukuran tidak dilakukan pada jarak 1 meter dari ujung kain.
Hitung lebar rata-rata dan lebar terbesar dan terkecil.
Diameter Kaki
Penekan (mm)
Jumlah
Pembebanan
(kPa)
Ketelitian skala
pembacaan
(mm)
Beban tetap
28,7 0,02
4,14 0,21
0,02
Kain Coated,
Webbing, Pita
Beban tetap
8,5 0,02
20,4 0,7
0,02
Selimut, handuk
wool
Beban tetap
28,7 0,02
5,7 0,07
0,02
Jenis Bahan
Untuk kain berbentuk pita dengan lebar tidak lebih dari 30 cm yang mempunyai
anyaman khusus padakedua pinggirnya.
Ambil 3 contoh laboratorium masing-masing 100 0,3 cm, dari tempat atau gulungan yang
berbeda.
Ukur lebar kain dengan ketelitian dalam mm
Timbang tiap-tiap contoh uji.
Hitung berat rata-rata per meter.
Tentukan arah lusi dan arah pakan dan arah pakan diberi tanda panah, dengan pedoman :
Pada kain biasanya terlihat bekas-bekas garis sisir, berupa garis lurus, arah garis lurus tersebut searah lusi.
Bila salah satu arah adalah benang gintir maka benang gintir adalah benang lusi.
Untuk kain grey bila kedua benang adalah benang tunggal maka yang dikanji adalah benang lusi.
Pada kain tentukan mana yang dipakai acuan sebagai lusi pertama dan pakan pertama, demikian juga
pada kertas desain.
Dengan kaca pembesar dan dibantu jarum, buka dan amati lusi pertama dan lihat efek anyaman pada
pakan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, untuk efek lusi beri tanda silang atau arsiran pada kertas
desain.
Apabila dengan cara diatas sukar maka yang dibuka adalah pakan pertama dan lihat efeknya terhadap lusi
pertama, kedua dan seterusnya. Untuk efek lusi diberi tanda silang atau arsiran pada kertas desain.
Apabila efek anyaman sudah berulang berarti satu raport anyaman telah tercapai dan pada kertas pola
diberi tanda satu raport anyamannya.
Gambar dalam kertas desain satu raport anyaman, buat rumus anyamannya dan nama anyamannya.
Nomor Benang
Nomor benang (yarn count) adalah kehalusan
benang, yang dinyatakan dalam satuan berat
setiap panjang tertentu atau satuan panjang
setiap berat tertentu.
Penomoran benang dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu :
Nomor Langsung, TD, Tex
Nomor tidak Langsung, Ne1, NM
Satuan Panjang
= 840 yard
1 hank
768 meter
1 lea
= 120 yard
1 yard
= 36 inch = 0,914 meter
1 inch
= 2,54 cm
Satuan metrik
Satuan Berat
Kilogram (kg)
Gram (g)
Miligram (mg)
Dst.
Satuan Panjang
Kilometer
Meter
Centimeter
Milimeter, dst
Contoh
TD = 1 berarti berat benang 1 gram setiap panjang benang
9000 meter
TD = 100 berarti berat benang 100 gram setiap panjang
panjang benang 9000 meter
Contoh
Tex = 1 berarti berat benang 1 gram setiap panjang benang
1000 meter
Tex = 100 berarti berat benang 100 gram setiap panjang
benang 1000 meter
Nomor benang gintirnya dapat dihitung dengan rumus :
Nomor benang gintir (NG) = N1 + N2 + N3 +.dst.
Ne1
Nm
TD
Tex
Ne1
0,59 Nm
5315/TD
590/Tex
Nm
1,69 Ne1
9000/TD
1000/Tex
TD
5315/Ne1
9000/Nm
9 Tex
Tex
590/Ne1
1000/Nm
TD/9
Tetal Benang
Tetal benang adalah kerapatan benang pada kain atau
jumlah benang setiap satuan panjang tertentu,
misalnya jumlah benang setiap cm atau inci.
Ada beberapa cara menentukan tetal benang, yaitu :
Dengan kaca pembesar
Dengan kaca penghitung secara bergeser
Dengan cara urai
Dengan proyektor
Dengan parallel line grating dan
Dengan taper line grating
Cara Pengujian
Mengkeret benang
Apabila benang ditenun maka akan berubah panjangnya, hal ini
karena adanya silangan pada kain. Untuk menyatakan perubahan
ukuran tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
Crimp
Adalah prosentase perubahan panjang benang dari keadaan lurus
(pb) menjadi panjang kain tenun (pk) terhadap panjang kain tenun.
Take Up
Adalah prosesntase perubahan panjang benang dari kedaan lurus
(pb) menjadi panjang kain tenun (pk) terhadap panjuang benang
dalam keadaan lurus.
Cara Pengujian
Potong contoh uji sejajar dengan benang lusi dan benang pakan dengan
ukuran 20 cm X 20 cm.
Ambil 20 helai benang lusi/pakan dari kain diatas, masing-masing 10 helai
dari kedua pinngirnya
Ukur panjang masing-masing benang lusi/pakan dengan tegangan benang
tidak terlalu besar juga tidak kendor.
Grading Kain
Grading kain adalah penggolongan kain berdasarkan cacat
kain. Cacat kain adalah kelainan yang tampak pada
permukaan kain secara visual yang dapat menurunkan
mutu kain dan terjadi tanpa direncanakan.
Kegunaan grading kain adalah :
Untuk menggolongkan dalam hal mutu, misalnya mutu
pertama dan kedua, berdasarkan keinginan pasar atau
konsumen.
Untuk memberikan informasi tentang kain yang sedang
dihasilkan.
Grading Kain
Grading kain bisa menjadi sukar apabila hanya
berdasarkan penglihatan atau perasaan.
Selembar kain mungkin akan tampak menjadi
mutu pertama bagi seseorang tetapi tidak bagi
orang lain. Kedaan ini menyulitkan bagi
perusahaan-perusahaan karena harus melayani
beragam pembeli, hal ini dapat diatasi dengan
adanya standar untuk menilai grade kain secara
kuantitatif. Cara yang banyak dipakai adalah
system point, dengan cara ini tiap cacat kain
(defect) dinilai dengan angka tertentu.
Grading Kain
Ketentuan umum cacat kain mentah (grey) adalah :
Cacat mayor
Cacat mayor adalah cacat kain yang tidak dapat
diperbaiki
Cacat minor
Cacat minor adalah cacat kain yang masih bisa
diperbaiki dan akan hilang pada proses
penyempurnaan.
Grading Kain
Ketentuan umum cacat kain yang telah disempurnakan (finish) adalah :
Cacat minor
Cacat yang agak nampak pada kilasan pandangan pertama, dan mungkin
menyebabkan cacat pada pakaian, cacat ini dinilai lebih kecil tergantung
panjang cacat.
Cacat Mayor
Cacat ini kelihatan atau sangat terlihat dan kebanyakan menyebabkan
kerusakan pakaian. Cacat ini dinilai lebih besar tergantung panjang cacat.
Critical defect
Cacat yang menyebabkan pakaian sudah tidak dapat dipakai lagi,
meskipun mutu kedua. Bagian cacat ini harus dibuang atau dipotong.
Kelompok Cacat
Mutlak
1.
Nep
2.
3.
Slub
Benang tidak rata
Besar
Ukuran
> 50 cm X lebar
kain
> 5 cm
> 50 cm
4.
Benang putus
> 50 cm
10
10 50 cm
< 10 cm
5.
> 50 cm
10
10 50 cm
< 10 cm
6.
7.
8.
Garis lipatan
Garis lusi
Garis pakan
10
10
10
2,5 10 cm
10 25 cm
lebar - lebar
5
5
5
< 2,5 cm
< 10 cm
< lebar kain
3
3
3
9.
10.
11.
12.
13.
Salah pola
Bare
Belang
Sobek
Benang tak teranyam
10
< 0,5 X 2 cm
Noda
10
0,5 X 2 cm 0,5 X
5 cm
0,5 X 0,5 cm samar
14.
15.
Cacat lebar
> 10 cm
> 25 cm
>3 garis
lebar kain
pakan
Tampak
Tampak
Tampak
Tampak
> 0,5 X 10 > 0,5 X 5 cm 0,5
cm
X 10 cm
0,5 X 0,5 0,5 X 0,5 cm Jelas
cm kontras
> 2 % lebar
-
16.
Pakan bias
> 5 % lebar
10
<1%
<1%
17.
Cacat pinggir
>25%
N
5
Kecil
Ukuaran
2 10 cm X lebar
N
3
1 5 cm
10 50 cm
5
5
< 1 cm
< 10 cm
3
3
Diberi nalai 1
Pakan Bias
Kecepatan penarikan
Jenis
Penggerak
Waktu putus
Jarak jepit
Ukuran penjepit
: 30 1 cm per menit
: ayunan
: motor atau tangan
: 20 3 detik setelah penarikan
: 7 cm
:
Cara Pengujian
a. Pengujian Kekuatan Tarik Kering
Jepit contoh uji simetris pada jepitan atas, dengan arah bagian panjang searah dengan arah
tarikan.
Beri tegangan awal pada contoh uji sebesar 170 gram, lalu jepit simetris pada jepitan bawah.
Jalankan mesin hingga contoh uji putus.
Hentikan mesin saat contoh uji putus, kemudian baca besarnya kekuatan tarik pada skala.
Ulangi pengujian hingga 5 kali pengujian dan apabila contoh uji putus pada penjepit pengujian
harus diulangi.
Pengujian kekuatan sobek kain adalah menguji daya tahan kain terhadap sobekan. Pengujian
kekuatan sobek kain sangat diperlukan untuk kain-kain militer seperti kain untuk kapal
terbang, payung udara dan tidak kalah pentingnya juga untuk kain sandang. \
Jarak jepit 2,5 cm untuk cara trapesium dan 7 cm uintuk cara lidah
Kecepatan penarikan 30 1 cm/menit
Ukuran klem 7,5 cm X 2,5 cm
Penggerak mesin
Gunting
Kertas grafik
Pena/tinta
15 cm
Sobekan awal 1 cm
10 cm
2,5 cm
Contoh uji cara Trapesium
2,5 cm
7,5 cm
Contoh uji cara Lidah
20 cm
7,5 cm
7,5 cm
sobekan awal
Kalibrasi alat
Pasang load cell yang sesuai untuk pengujian kekuatan sobek kain.
Pindahkan switch Uji kekuatan tarik dan mulur pada posisi ON.
Atur posisi pena pada posisi 0 (nol) (tanpa beban/ tombol beban pada 0 (nol)), kemudian pindahkan posisi tombol beban pada 5 kg atur
posisi pena pada 0 (nol).
Pasang beban 5 kg pada klem atas, lihat posisi pena harus pada sekala 10, jika tidak maka atur sehingga pada posisi 10.
Untuk mengecek kebenaran pembacaan, pindahkan beban pada sekala 10, cek apakah pena pada posisi angka 5, jika tidak ulangi
langkah di atas.
Pengujian
Atur posisi tombol beban pada skala 5 kg atau 10 kg (sesuai dengan kekuatan sobek kain).
Atur kertas grafik sehingga kedudukan pena pada grafik berada pada salah satu titik potong absis dan ordinat grafik.
Off kan switch kekuatan tarik dan mulur, kemudian turunkan klem dengan menekan tombol Down.
Untuk cara tarpesium, beri tanda pada grafik 5 titik puncak tertinggi dan 5 titik puncak terendah dan hitung rata-rata 5 titik puncak
tertinggi dan 5 titik puncak terendah, sedangkan untuk cara lidah beri tanda pada 5 titik puncak tertinggi dan hitung rata-rata 5 titik
puncak tertinggi.
Hitung rata-rata, standar deviasi dan Koefisien variasi dari data hasil pengujian.
4,5 cm
Kain yang disobek 4,3
mm
1,2 cm
7,5 cm
Sobekan awal
2,0 cm
10 ,2 cm
Gambar 4.2
Contoh Uji Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Elmendorf
Cara Pengujian
Contoh uji disediakan 10 contoh uji, masing-masing tidak merupakan course atau wale yang sama,
bisa juga berupa selembar kain tanpa dipotong dengan jarak antar contoh uji 70 mm.
Atur diafragma pada alat sampai rata, dengan cara menghilangkan tekanannya.
Atur penunjuk skala pada angka nol (0).
Jepit contoh uji dengan kuat.
Naikan tekanan terhadap karet diafragma dengan laju tekanan tetap sampai kain jebol/pecah.
Hilangkan tekanan setelah kain tersebut jebol, catat angka dalam skala yang ditunjukan jarum
penunjuk.
Ulangi pengujian diatas sampai 10 contoh uji.
Pengujian kekuatan jebol kain dilakukan pada kain rajut dan beberapa jenis kain
tertentu, misalnya kain-kain untuk militer dan payung terbang, selain itu dipakai
pula intuk kertas. Pengujian tahan jebol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengujian dengan bola penekan dan pengujian dengan diafragma.
Pengujian dengan bola penekan dilakukan dengan alat uji kekuatan tarik yang
dilengkapi dengan bola baja yang mendorong contoh yang dijepit oleh penjepit
yang berbentuk cincin untuk memegang contoh uji. Peralatan terpasang pada alat
uji kekuatan tarik sedemikian rupa, sehingga pada saat berjalan, bola yang
berukuran satu inci akan mendorong kain ke atas. Beban yang diperlukan untuk
memecah kain menunjukan kekuatan jebol kain tersebut.
Cara Pengujian
Contoh uji disediakan 10 contoh uji, masing-masing tidak merupakan course atau wale yang sama,
bisa juga berupa selembar kain tanpa dipotong dengan jarak antar contoh uji 70 mm.
Atur diafragma pada alat sampai rata, dengan cara menghilangkan tekanannya.
Atur penunjuk skala pada angka nol (0).
Jepit contoh uji dengan kuat.
Naikan tekanan terhadap karet diafragma dengan laju tekanan tetap sampai kain jebol/pecah.
Hilangkan tekanan setelah kain tersebut jebol, catat angka dalam skala yang ditunjukan jarum
penunjuk.
Ulangi pengujian diatas sampai 10 contoh uji.
d.2 Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar,
Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1
mm), benang jahit poliester tex 60 atau benang kapas tex 70
Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapas
tex 105.
Dijahit
5 cm
2,5 cm
20 cm
1,3 cm
Gambar 4.3
Contoh Uji Pengujian Kekuatan Jahitan
Kain putus.
Benang jahit putus.
Benang-benang kain tergelincir.
Gabungan dua atau tiga penyebab diatas.
Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 90 (diameter blade 0,9 mm), benang jahit poliester tex 40
atau benang kapas tex 35
Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 110, benang jahit poliester tex 60 atau kapas tex 70.
g.2 Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar,
Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1 mm), benang jahit poliester tex 60
atau benang kapas tex 70
Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapas tex 105.
10 cm
25 cm
10 cm
10 cm
Gambar 4.4
Contoh Uji Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Lidah dan Cara Travesium
Keawetan kain (serviceability) adalah lamanya suatu kain bisa dipakai sampai tidak
bisa dipakai lagi, karena suatu sifat penting telah rusak. Misalnya karena warna
sudah berubah, mengkeret atau cembung pada siku atau lutut. Keawetan kain
tenda misalnya ditentukan oleh daya tembus air, keawetan kain kanvas atau kain
sepatu benar benar ditentukan oleh keusangan. Jadi keawetan tidak diuji dan ia
tergantung dari lamanya dipakai atau jumlah kali pakai. Sedangkan keusangan
(wear) adalah jumlah kerusakan kain karena serat-seratnya putus atau lepas.
Dalam hal-hal tertentu, misalnya kain belt keawetan dan keusangan mungkin
sama, tetapi dalam banyak hal lainnya berbeda. Keusangan juga merupakan suatu
mutu kain yang tidak diuji sebab kondisi-kondisi sangat bervariasi disamping tidak
dapat diketahui secara kuantitatif pengaruh macam-macam faktor terhadap
keusangan.
Pilling kain adalah istilah yang diberikan untuk cacat permukaan kain karena
adanya pills, yaitu gundukan serat-serat yang mengelompok dipermukaan kain
yang menyebakan tidak baik dilihat. Pills akan terbentuk ketika dipakai atau dicuci,
karena kekusutan serat serat lepas yang menonjol di permukaan kain akibat
gosokan.
Berdasarkan uraian diatas, faktor gosokan dalam banyak hal merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan keusangan. Pengujian ketahanan gosokan kain hanya merupakan pengujian yang
sederhana terhadap mutu kain. Jadi harus diingat bahwa gosokan bukan hanya satu-satunya factor yang
mempengaruhi keusangan dan keawetan.
J.E. Booth menggolongkan gosokan menjadi beberapa bagian, yaitu :
Gosokan datar (pane or plate abration), yaitu penggosokan pada permukaan datar dari contoh.
Gosokan pinggir (Edge abration), yaitu gosokan yang terjadi pada leher atau lipatan kain.
Gosokan tekuk (Flex abration), yaitu gosokan yang disertai dengan tekukan dan lengkungan.
Pembagian diatas hanya pembagian yang kasar saja karena sesungguhnya banyak dijumpai pula
gosokan campuran yang rumit.
Pengujian ketahanan gosokan kain dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan kain
menahan gosokan yang berputar dengan tekanan tertentu. Ada beberapa hal penting yang
mempengaruhi hasil pengujian ketahanan gosokan kain, yaitu :
Kedaan contoh, jika tidak ditentukan lain maka keadaan contoh harus dikondisikan dalam kondisi
standar pengujian.
Pemilihan alat, tergantung pada karakter pengujian yang diperlukan, apakah menggunakan gosokan
datar, tekanan dan lain-lain.
Karakter gerakan, apakah arah gerakan bolak-balik, maju saja, memutar atau macam-macam
gerakan.
Arah gerakan, arah gerakan apakah searah lusi, pakan atau membentuk sudut terhadap lusi dan
pakan.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian ketahanan gosokan kain, yaitu :
Pemilihan bahan penggosok, Kain penggosok bisa berupa kain itu sendiri, kain standar (kanvas atau
wool), baja, silicon carbide, kain amplas atau kertas amplas. Masing-masing penggosok mempunyai
kelebihan dan kelemahan, misalnya jika kain penggosok adalah kain contoh itu sendiri, proses
penggosokan memrlukan waktu lama dan hasil pengujiannya tidak bisa dibandingkan.
Pelapis contoh, kain pelapis contoh mempengaruhi hasil pengujian.
Kebersihan alat daerah yang digosok harus bersih dari kotoran, karena akan mempengaruhi hasil
gosokan, misalnya serat yang tinggal di daerah gosokan.
Tegangan contoh, tegangan harus distandarkan sehingga hasilnya sesuai dengan standar.
Tekanan antara penggososok dengan contoh, tekanan sangat berpengaruh terhadap lamanya
penggosokan, karena itu harus distandarisasi.
Interval Pengamatan
Potong 8 contoh uji secara acak hingga mewakili seluruh contoh, untuk contoh uji
bercorak struktur, potong contoh uji setiap corak.
Kondisikan contoh uji di ruangann standar
Timbang-masing-masing contoh uji.
Lakukan pengujian dua contoh uji seperti cara tersebut di atas, sehingga diketahui
jumlah gosokannnya.
Gosok masing-masing dua contoh uji lainnya dalam 3 tahap jumlah gosokan, yaitu
25 %, 50 %, 75 % dari jumlah gosokan.
Kondisikan kembali contoh uji setiap selesai pekerjaan selama 24 jam dan
ditimbang masing-masing sampai mg terdekat.
Buat grafik pengurangan berat terhadap jumlah gosokan.
Apabila tiga titik terletak mendekati garis lurus, tentukan rata-rata pengurangan
berat dalam mg setiap 1000 gosokan.
Apabila tiga titik berbentuk kurva, tentukan nilai pengurangan berat untuk setiap
tahap.
Alat uji pilling buatan ICI, berupa kotak ukuran 9 inci X 9 inci X 9 inci dengan pintu, Bagian dalam dilapisi lempeng gabus
dengan tebal 1/8 inci, kotak diputar dengan kecepatan 60 putaran per menit.
Tabung karet atau poliuretan diameter luar 1,25 inci, panjang 6 inci dan tebal 1/8 inci
Gunting
Mistar
Cara Pengujian
Potong kain dengan ukuran 5 inci X 5 inci , kemudian dijahit supaya kencang.
Masukan tabung dari karet ke dalam contoh uji yang berbentuk silinder.
Tutup ujung potongan kain dengan Cellophane.
Masukan empat tabung karet beserta contoh uji ke dalam satu.
Putar alat dengan kecepatan 60 putaran per menit selama 5 jam.
Untuk pakaian pengujian dapat dilakukan pada kain asli dan kain setelah pencucian sebanyak pencucian yang
ditetapkan. Pencucian dipakai standar cara pencucian yang berlaku.
Bandingkan secara visual kenampakan pilling yang timbul pada contoh uji dengan foto standar pilling dalam kotak
pengamatan.
Kekakuan Kain
Prinsip penentuan kekakuan kain dengan Shirley
Stiftness Tester adalah contoh uji kain dengan
ukuran 20 X 2,5 cm yang disangga oleh bidang
datar bertepi. Pita kain tersebut digeser kearah
memanjang dan ujung pita melengkung karena
beratnya sendiri. Setelah ujung pita kain sampai
pada bidang yang miring dengan sudut 41,5 o
terhadap bidang datar, maka dari panjang kain
yang menggantung tadi dan sudut dapat
dipertimbangkan parameter-parameter :
Drape Tester
Alat Pengukur contoh Uji
Gunting
Printer
Cara Pengujian
Gunting kain contoh uji sesuai pola piringan standar diameter 25 cm sebanyak 5 lembar.
Beri tanda muka dan belakang kain, buat lubang pada titik pusat lingkaran diameter 3
mm, kondisikan dalam ruang standar pengujian.
Nyalakan komputer
Nyalakan Drape Tester, dengan cara membuka kaca, kemudian tekan saklar kanan bawah
alat sampai lampunya menyala.
Klik icon Drape Tester, sampai keluar menu Drape Tester.
Pasang contoh uji pada landasan uji, sehingga titik pusatnya berada pada titik tengah
landasan uji.
Jalankan alat sehingga contoh uji berputar 30 detik atau 60 putaran. Biarkan beberapa
saat.
Klik reset, tunggu sampai lampu merah pada alat menyala.
Beri nama operator dan nama kain.
Klik Start untuk memulai pengujian, photo sensor bekerja membaca drape kain, biarkan
sampai pengujian selesai.
Klik print untuk mencetak hasil pengujian. Hasil pengujian dapat dibaca pada layar
monitor komputer dan atau pada kertas hasil print.
Prinsip pengujian dengan cara ini adalah kain dipotong dengan ukuran 4 cm X 1
cm, kemudian dilipat dan ditekan dengan beban 500 gram untuk mengusutkan
selama 5 menit. Kain diambil dan digantungkan pada kawat selama 3 menit
supaya kembali dari kekusutannya, setelah itu jarak antara kedua ujung pita (V)
diukur. Untuk wol yang mempunyai mutu crease recovery yang baik jarak antara
kedua ujung pita 33 35 mm.
Pengujian dengan alat Shirley Crease Recovery Tester
Prinsip pengujiannya sama seperti Tootal tetapi yang diukur adalah sudut (V)
nya bukan jaraknya. Alat terdiri dari beban pemberat dan piringan busur
derajat yang dipasang dan bisa berputar pada porosnya. Tepat pada 0 o
dipasang penjepit untuk menjepit contoh uji. Tepat dibawah poros piringan,
pada dudukan terdapat lempeng penunjuk. Disamping itu terdapat pula garis
penunjuk sudut pada sekala.
Cara Pengujian
Lipat contoh uji menjadi dua bagian kearah panjang.
Jepit contoh uji dengan pinset dan letakan dibawah beban penekan 800 gram dan
biarkan selama 3 menit.
Setelah 3 menit, ambil salah satu ujung kain contoh uji dengan pinset, kemudian ujung
lain contoh uji dimasukan ke dalam penjepit pada alat. Posisi bagian lipatan menempel
tepat pada ujung penjepit dan ujung lainnya menjuntai ke bawah segaris dengan garis
penunjuk vertikal, dan diamkan selama 3 menit.
Setelah 3 menit contoh uji yang menjuntai diatur kembali posisinya segaris dengan
penunjuk vertikal, baca penunjuk sampai derajat terdekat dari busur derajat.
Pengujian dilakukan untuk lipatan arah muka dan belakang kain pada contoh uji yang
berbeda.
Cara Pengujian
Pegang pemegang contoh uji dengan tangan kiri, contoh uji diletakan
dengan menggunakan penjepit diantara lempeng pemegang contoh dan
salah satu ujung tepat bedara dibawah garis 18 mm. Dengan
menggunakan penjepit ujung yang bebas dilipat kebelakang sampai tepat
pada tanda garis 18 mm pada lempeng logam yang lebih pendek dan
dipegang dengan kuku ibu jari kiri.
Cara Pengujian
Letakan penekan bersama-sama contoh uji diatas dan dengan perlahanlahan pemberat 500 gram diletakan diatas bagian yang tebal. Setelah 5
menit 5 detik pemberat diambil pemegang bersama penekan diambil
bersama-sama, ujung pemegang contoh dimasukan pada penjepit yang
terpasang pada permukaan piringan alat uji. Plastik penekan segera
dilepaskan. Ujung contoh uji dijaga supaya tidak tergulung dan letak
pemegang contoh uji diatur dengan baik.
Lipatan harus tepat terletak pada titik tengah piringan dan bagian contoh
uji yang tergantung harus segaris dengan garis penunjuk vertikal.
Pengerjaan-pengerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak
menyentuh atau meniup bagian contoh uji yang tergantung atau
menempelkannya pada permukaan piringan dengan menekan pemegang
contoh uji kebelakang dan pengerjaan tersebut harus dilakukan secepat
mungkin.
Untuk menghilangkan pengaruh gaya tarik bumi, bagian contoh uji yang
tergantung dibiarkan segaris dengan garis penunjuk vertikal selama 5
menit waktu kembali. Apabila diperlukan hasil yang lebih teliti maka
pengaturan setiap 15 detik pada menit pertama dan selanjutnya setiap 1
menit.
Setelah 5 menit 5 detik dari pengambilan beban (10 menit dari
pembebanan) bagian contoh uji yang tergantung diatur lagi segaris
dengan garis vertikal untuk yang terakhir, dan baca besarnya sudut
kembali sampai derajat terdekat dari busur derajat.
(mm)
h (harga minimal)
H (harga maksimal
4,0
11,4
9,3
26,6
20,0
58,0
32,0
91,0
40,0
113,0
72,0
197,0
11
137,0
375,0
16
292,0
794,0
Cara Pengujian
Letakan mesin uji pada meja atur agar letaknya benar-benar horizontal.
Isi penampung air dengan air suling sehingga manometer air menunjukan
sekala nol (0), dan atur letak manometer agar benar-benar tegak.
Isi penampung minyak dengan minyak khusus dengan berat jenis 0,834
sehingga manometer minyak menunjukan sekala nol (0).
Pasang contoh uji pada lubang tempat contoh uji, dijepit dengan cincin
yang sesuai sehingga kain cukup tegang, dan kemudian lubang ditutup.
Pasang orifice terpilih, yang cocok untuk kain tersebut sehingga angka
pada manometer air berada diantara 4 sampai 14.
Hubungkan alat melalui rheostat, ke sumber listrik dan kemudian kipas
penghisap dijalankan.
Atur Rheostat agar tekanan udara sesuai dengan tekanan 12,7 mm (0,5
inci) air dengan indikator baca pada manometer minyak menunjukan
sekala 0,5 dan tetap.
Cara Pengujian
Gray Scale
Gray Scale terdiri dari sembilan pasangan standar
lempeng abu-abu, setiap pasangan mewakili
perbedaan warna atau kekontrasan warna (Shade and
Strength) sesuai dengan penilaian tahan luntur dengan
angka.
Pada gray scale, penilaian tahan luntur warna dan
perubahan warna yang sesuai, dilakukan dengan
membandingkan perbedaan pada contoh yang telah
diuji dengan contoh asli terhadap perbedaan standar
perubahan warna yang digambarkan oleh Gray scale
Gray Scale
Nilai 5 berarti tidak ada perubahan dan seterusnya
sampai nilai 1 yang berarti perubahan warna sangat
besar. Nilai tahan luntur 5 ditunjukkan pada skala oleh
dua lempeng yang identik yang diletakkan
berdampingan berwarna abu-abu netral dengan
reflektansi 12 1 persen. Perbedaan warna sama
dengan nol.
Nilai tahan luntur 4 5 sampai 1 ditunjukkan oleh
lempeng pembanding yang identik dan yang
dipergunakan untuk tingkat 5, berpasangan dengan
lempeng abu-abu netral yang sama tetapi lebih muda.
Staining Scale
Pada staining scale penilaian penodaan warna pada kain
putih di dalam pengujian tahan luntur warna, dilakukan
dengan membandingkan perbedaan warna dari kain putih
yang dinodai dan kain putih yang tidak dinodai, terhadap
perbedaan yang digambarkan oleh staining scale
Staining Scale terdiri dari satu pasangan standar lempeng
putih dan 8 pasang standar lempeng abu-abu dan putih,
dan setiap pasang mewakili perbedaan warna atau
kekontrasan warna (shade and strength) sesuai dengan
penilaian penodaan dengan angka.
Staining scale digunakan untuk mengevaluasi penodaan
pada kain putih pada pengujian tahan luntur warna.
Cara Pengujian
Letakan sebagian bahan tekstil yang asli dan contoh yang telah diuji
berdampingan pada bidang dan arah yang sama,
Letakan Gray Scale di sampingnya pada bidang yang sama. Gray scale dan
tekstil yang dinilai ditutup sedemikian sehingga bagian yang terbuka hanya
gray scale pembanding dan luas kain terbuka sama dengan luas gray scale.
Daerah sekitarnya harus berwarna abu-abu yang merata dengan
kecerahan yang sedikit lebih kecil dari kecerahan Gray Scale yang paling
tua. Bilamana perlu untuk mencegah pengaruh latar belakang pada
kenampakan bahan tekstil dipergunakan dua lapisan atau lebih bahan
yang asli di bawah kedua contoh tersebut. Permukaan bahan diterangi
dengan cahaya yang mempunyai kuat penerangan 540 lux atau lebih.
Cahaya harus dijatuhkan pada permukaan membentuk sudut 45 dan arah
pengamatan kira-kira tegak lurus pada bidang permukaan.
Perbedaan visual antara contoh asli dan yang telah diuji dibandingkan
dengan perbedaan yang sesuai dengan kekontrasan antara contoh uji asli
dan contoh yag telah diuji. Nilai 5 hanya diberikan apabila tidak ada
perbedaan warna (shade and strength) antara contoh asli dan contoh yang
telah diuji.
Cara Pengujian
Letakan sepotong kain putih yang tidak dinodai dan yang telah diuji
berdampingan pada bidang dan arah yang sama,
Letakan staining scale di sampingnya pada bidang yang sama. staining
scale dan tekstil yang dinilai ditutup sedemikian sehingga bagian yang
terbuka hanya staining scale pembanding dan luas kain terbuka sama
dengan luas staining scale.
Daerah sekitarnya harus berwarna abu-abu yang merata dengan
kecerahan yang sedikit lebih kecil dari kecerahan lempeng staining scale
yang paling tua. Bilamana perlu untuk mencegah pengaruh latar belakang
pada kenampakan bahan tekstil dipergunakan dua lapisan atau lebih
bahan yang asli di bawah kedua contoh tersebut. Permukaan bahan
diterangi dengan cahaya yang mempunyai kuat penerangan 540 lux atau
lebih. Cahaya harus dijatuhkan pada permukaan membentuk sudut 45
dan arah pengamatan kira-kira tegak lurus pada bidang permukaan.
Perbedaan visual antara contoh asli dan yang telah diuji dibandingkan
dengan perbedaan yang sesuai dengan kekontrasan antara contoh uji asli
dan contoh yag telah diuji. Nilai 5 hanya diberikan apabila tidak ada
perbedaan warna (shade and strength) antara contoh asli dan contoh yang
telah diuji.
5
45
4
34
3
23
2
12
1
Baik sekali
Baik
Baik
Cukup baik
Cukup
Kurang
Kurang
Jelek
Jelek
Deterjen AATCC :
Garam natrium alkilsulfonal linier (LAS)
: 14,00 0,02 %
Alkohol etoksilat
: 2,30 0,02 %
Sabun berat molekul tinggi
: 2,50 0,02 %
Natrium tripoliposfat
: 48,00 0,02 %
Natrium silikat (SiO2 /Na2O = 2/1): 9,70 0,02 %
Natrium sulfat
: 15,40 0,02 %
Karboksil metil selulosa (CMC) : 0,25 0,02 %
Air
: 1,85 0,02 %
Deterjen ECE
Garam natrium alkilsulfonal linier (LAS)
( panjang rata-rata rantai alkana C 11,5)
Alkohol lemak dietoksilasi (14 EO)
Sabun Natrium, panjang rantai
C 12 C 16 : 13 % - 26 %
C 18 nC 22 : 74 % - 87 %
Natrium silikat (SiO2 / Na2O = 3,3/1)
Magnesium silikat
Karboksil metil selulosa (CMC)
Garam natrium dan asam etilena diamida
Tetra asetat (EDTA)
Natrium sulfat
Air
: 8,00 0,02 %
: 2,90 0,02 %
:
:
:
:
3,50 0,02 %
7,50 0,02 %
1,90 0,02 %
1,20 0,02 %
: 0,20 0,02 %
: 21,20 0,02 %
: 9,90 0,02 %
Suhu (oC)
Jumlah
Larutan
(ml)
Khlor aktif
(%)
Natrium
Perborat
(g/l)
Waktu
(menit)
Jumlah
Kelereng
Pengaturan
(pH)
A1S
A1M
A2S
40
40
40
150
150
150
30
45
30
10*
10
10*
B1S
B1M
B2S
50
50
50
150
150
150
30
45
30
25*
50
25*
C1S
C1M
C2M
60
60
60
50
50
50
30
45
30
25
50
25
10,5 0,1
10,5 0,1
10,5 0,1
D1S
D1M
D2S
D3S
D3M
70
70
70
70
70
50
50
50
50
50
0,015
0,015
1
-
30
45
30
30
45
25
100
25
25
100
10,5 0,1
10,5 0,1
10,5 0,1
10,5 0,1
10,5 0,1
E1S
E1M
95
95
50
50
30
30
25
25
10,5 0,1
10,5 0,1
*) Untuk kain-kain ringan dan kain wool atau sutera serta campurannya, tidak perlu menggunakan kelereng
baja. Catat dalam laporan hasil uji bila menggunakan kelereng baja.
PH
Berat Kain
(g/m2)
Kapas
Rayon
Viskosa
Poliamida
Poliester
Akrilic
Sutera
Wool
7 0,5
7 0,5
115
140
7 0,5
7 0,5
7 0,5
7,8 0,5
0,5
130 5
130 5
135 5
60 5
125 5
Kadar
Derajat Putih
Minyak
Kurang dari
(%)
70 5,0
70 5,0
1,0
0,5
1,0
0,5
0,4 0,1
70 5,0
70 5,0
70 5,0
70 5,0
43 5,0
Catatan :
Jenis kain pelapis pertama adalah kain sejenis
dengan jenis serat contoh uji
Untuk contoh uji yang terbuat dari serat
campuran, kain pelapis pertama dipakai kain
pelapis tunggal yang sejenis dengan jenis serat
dominan, dan kain pelapis kedua adalah kain
dengan serat dominan kedua
Sabun tanpa pemutih optik seperti sabun standar
AATCC atau sabun ECE.
Grey Scale dan Stanining Scale
Air suling
Larutan 0,2 g/liter asam asetat glasial
Cara Pengujian
Siapkan larutan pencuci dengan melarutkan sabun 4 g/l ke dalam air
suling. Untuk kondisi larutan pencuci C, D dan E atur agar pH sesuai
kondisi pada tabel 9.4, dengan penambahan kira-kira 1 g/l natrium
karbonat. Pada waktu pengaturan pH, larutan harus dingin (suhu
kamar). Untuk kondisi A dan B tidak perlu pengaturan pH.
Untuk pengujian yang menggunakan perborat, pada saat mau
dipakai siapkan larutan pencuci yang mengandung perborat dengan
cara pemanasan pada suhu tidak lebih dari 60 oC dengan waktu
tidak lebih dari 30 menit.
Untuk pengujian D3S dan D3M, tambahkan larutan natrium
hipoklorit atau litium hipoklorit kedalam larutan pencuci sesuai
dengan tabel 9.4.
Masukan larutan pencuci kedalam tabung tahan karat sesuai jumlah
larutan seperti tercantum pada tabel 9.4, kecuali untuk cara D2S dan
E2S. Atur suhu larutan sesuai persyaratan. Masukan contoh uji dan
kelereng baja, kemudian tutup tabung dan jalankan mesin pada
suhu dan waktu sesuai kondisi pengujian pada tabel 9.4.
Cara Pengujian
Untuk pengujian D2S dan E2S, masukan contoh uji ke dalam tabung baja tahan
karat yang berisi larutan pencuci pada suhu kira-kira 60 oC, tutup tabung dan naikan
suhu larutan sampai suhu pengujian yang dipersyaratkan selama waktu tidak lebih
dari 10 menit. Perhitungan waktu pencucian tepat dimulai pada saat tabung
ditutup. Jalankan mesin selama waktu sesuai dengan kondisi pengujian.
Keluarkan contoh uji kemudian bilas dua kali dengan 100 ml air suling selama 1
menit pada suhu 40 oC.
Bilas dengan 100 ml larutan 0,2 g/l asam asetat glasial selama 1 menit pada suhu
30 oC kemudian bilas dengan 100 ml air suling selama 1 menit pada suhu 30oC,
kemudian peras.
Keringkan contoh uji dengan cara digantung pada suhu tidak lebih dari 60 oC. Jaga
agar kain pelapis tidak kontak dengan contoh uji kecuali pada bagian jahitan.
Penilaian
Tentukan nilai perubahan warna contoh uji dengan Gray scale dan
penodaan warna pada kain pelapis dengan staining scale. Jika menggunakan
kain pelapis multiserat, untuk pengujian bahan wool dan sutera pada pada
suhu 60 oC serta pengujian seluruh bahan pada suhu 70 oC dan 95 oC,
penodaan pada wool dan asetat tidak dinilai
:5g
: 2,2 g
:0,5 g
: 5,5
: 0,1 N
:5g
: 2,5 g
: 0,5 g
:8
: 0,1 N
Bahan-bahan :
Dua helai kain putih dimana sehelai dari serat yang sejenis dengan bahan
yang diuji, sedang yang sehelai lagi dari serat pasangan seperti di bawah ini :
Catatan:
Yang dimaksud dengan kain putih untuk kapas, wol, sutera dan linen adalah
kain grey yang diputihkan.
Cara Pengujian
Siapkan larutan keringat asam dan basa buatan dalam cawan.
Rendam dan aduk-aduk contoh uji dalam larutan, biarkan 15 30
menit untuk mendapatkan pembasahan sempurna. Apabla kain
sukar dibasahi, contoh uji direndam, diperas dengan mangel,
direndam lagi, diperas lagi demikian dilakukan berulang-ulang,
sampai mendapatkan pembasahan yang sempurna.
Peras contoh uji, sehingga beratnya menjadi 2,25 3 kali berat
semula. Untuk contoh-contoh uji yang sama, kadar larutan dalam
contoh uji setelah pemerasan harus sama, karena derajat penodaan
bertambah dengan beratnya kadar larutan yang tertinggal dalam
contoh uji.
Letakkan Contoh uji diantara 2 lempeng kaca atau plastik
perspiration tester, lalu seluruh lempeng kaca dan contoh uji
dipasang pada perspiration tester dan diberi tekanan 10 pound ( 60
g/Cm2 ), dan diatur sedemikian rupa sehingga tekanan padacontoh
uji tetap.
Masukan contoh uji yang telah diberi tekanan tersebut ke dalam
oven dalam kedudukan contoh uji vertikal pada suhu 38 1 C,
selama paling sedikit 6 jam.
Cara Pengujian
Bila setelah 6 jam contoh uji belum kering, maka contoh uji
tersebut dilepaskan dari perspiration tester, kemudian dikeringkan
di udara pada suhu tidak lebih dari 60C. Untuk mudahnya contoh
uji tersebut dapat dikerjakan semalam selama 16 jam.
Percobaan percobaan menunjukkan bahwa setelah 6 jam tidak
terjadi lagi perubahan warna atau penodaan.
Pengujian dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali dan hasil rata-rata
ketiganya merupakan hasil pengujian. Tidak tahan lunturnya warna
terhadap keringat dapat disebabkan oleh migrasi warna ( bleeding )
atau perubahan warna contoh uji.
Perubahan warna dapat terjadi tanpa bleeding, sebaliknya mungkin
pula terjadi bleeding, tanpa perubahan warna atau dapat terjadi
keduanya.
Evaluasi perubahan warna contoh uji dilakukan dengan
membandingkan terhadap Gray Scale dan evaluasi penodaan warna
dilakukan dengan membandingkan penodaan warna pada kain
putih terhadap Staining Scale.
Cara Pengujian
Catatan :
Walaupun banyaknya contoh uji kurang dari 20
buah, lempeng lempeng kaca sebanyak 21 buah
seluruhnya dipasang pada perspiration tester.
Untuk mendapatkan pembebanan 10 pound ( 60
g/cm2 ) beban seberat 8 pound diletakkan di atas
alat tersebut, kemudian alat penahan tekanan
pada lempeng-lempeng kaca dikunci dengan
memutar sekrupnya. Setelah beban diambil,
perspiration tester dimasukkan ke dalam oven
sedemikian rupa, sehingga letak lempenglempeng kaca dan contoh uji tersebut tegak.
Cara Pengujian
a. Gosokan Kering
Letakan contoh uji rata di atas alat penguji dengan sisi
yang panjang, searah dengan arah gosokan.
Bungkus jari crockmeter dengan kain putih kering
dengan anyamannya miring terhadap arah gosokan.
Kemudian gosokkan 10 kali maju mundur ( 20 kali
gosokan ) dengan memutar alat pemutar 10 kali
dengan kecepatan satu putaran per detik. Kain putih
diambil dan dievaluasi.
Bandingkan kain penggosok dengan Stainning scale.
Cara Pengujian
Gosokan Basah.
Kain putih dibasahi dengan air suling, kemudian
diperas diantara kertas saring, sehingga kadar air dalam
kain menjadi 65 5 % terhadap berat kain contoh uji.
Kemudian dikerjakan seperti pada cara gosokan kering
secepat mungkin untuk menghindarkan penguapan.
Kain putih dikeringkan diudara sebelum dievaluasi.
Bandingkan kain penggosok dengan stainning scale.
Pengujian kering dan basah masing-masing dikerjakan
tiga kali dan hasil rata-rata dari ketiganya merupakan hasil
pengujian
Peralatan :
Gray Scale, untuk menentukan perubahan warna
Lempeng penutup yang tidak tembus sinar, dapat dibuat dari
karton, aluminium atau bahan lainnya.
Rak untuk menempatkan contoh uji. Rak ini dibuat dari kayu,
logam atau bahan-bahan lainnya.
Apabila tempat pengujian berada di sebelah utara khatulistiwa,
maka rak tersebut dihadapkan ke selatan, sedang jika berada di
sebelah selatan khatulistiwa rak dihadapkan ke utara, dan diatur
sedemikian sehingga letak contoh uji membentuk sudut dengan
bidang horizontal yang besarnya kurang lebih sama dengan
besarnya derajat garis lintang tempat dimana pengujian dilakukan.
*Menurut Colour Index, edisi ke 2 The Society of Dyers and Colourists, New York.
Cara pengujian
Dengan Standar Celupan
Standar-standar celupan dan contoh uji diletakkan pada karton dengan
tutup yang buram dari bahan karton yang sama, yang menutupi setengah
bagian daripada standar celupan dan contoh uji. Sebagai pembanding
setiap standar celupan dan contoh uji harus mempunyai daerah
penyinaran yang sama.
Tahan luntur warna terhadap cahaya matahari
Standar celupan dan contoh uji disinari secara terus-menerus terhadap
sinar matahari pada kondisi tersebut di atas. Penyinaran contoh uji dan
standar celupan di dalam kotak penyinaran hanya dilakukan pada hari
cerah antara jam 09.00 sampai jam 15.00 (waktu setempat. Contoh uji
tidak boleh ditinggal di dalam kotak peyinaran sebelum jam 09.00 dan
sesudah jam 15.00 atau kalau hari mendung dipindahkan ke dalam
ruangan penyimpanan yang gelap dan kering pada suhu kamar.
Tahan luntur warna terhadap cahaya terang hari
Cara pengujiannya sama dengan cara pengujian untuk cahaya matahari,
kecuali contoh uji dan standar celupan tetap dalam kotak penyimpanan
selama 24 jam tiap hari dan hanya diangkat untuk tiap pemeriksaan
Cara pengujian
Dengan Standar Celupan
Amati pengaruh penyinaran terhadap standar celupan dengan seringkali
membuka tutupnya. Teruskan penyinaran sehingga standar nilai 1
menunjukan perbedaan warna antara daerah yang disinari dan yang
tertutup sesuai dengan nilai 4 pada gray scale. Apabila hal ini terjadi buka
tutup contoh-contoh uji dan pindahkan standar nilai 1 dan semua contoh
uji yang mempunyai perubahan warna yang sesuai dengan atau lebih
besar dari nilai 4 pada grey scale.
Sisa standar dan contoh uji ditutup lagi dan penyinaran dilanjutkan sampai
terjadi perubahan warna pada standar berikutnya sesuai pada nilai 4 pada
gray scale. Buka tutup pada contoh dan standar uji yang mempunyai
perubahan warna yang sesuai dengan atau lebih besar dari nilai 4 pada
gray scale.
Teruskan penyinaran, dan pisahkan contoh uji dan standar yang
mempunyai nilai lebih tinggi dan mempunyai perubahan warna dengan
nilai 4 pada gray scale sampai semua contoh uji mmenunjukan perubahan
warna sesuai dengan nilai 4 pada gray scale.
Cara pengujian
Dengan Contoh Standar
Contoh standar dan contoh uji diletakan pada karton dengan tutup yang buram
dari bahan karton yang sama, yang menutupi setengah bagian dari pada contoh
standar dan contoh uji. Dimana semua contoh akan disinari, pemasangan dapat
dilakukan dalam kondisi yang sama. Sebagai bahan pembanding, setiap standar
dan contoh uji harus mempunyai penyinaran yang sama.
Tahan luntur warna terhadap cahaya matahari
Sinari contoh standar dan contoh uji secara terus menerus terhadap cahaya
matahari pada kondisi tersebut di atas. Penyinaran terhadap contoh uji dan contoh
standar di dalam kotak penyinaran hanya pada hari cerah jam 09.00 sampai 15.00
(waktu setempat). Contoh standar dan contoh uji tidak boleh terletak dalam kotak
penyinaran sebelum jam 09.00 atau setelah jam 15.00 atau kalau hari mendung
tapi dipindahkan ke dalam ruangan penyimpanan yang gelap dan kering pada suhu
kamar.
Tahan luntur warna terhadap cahaya terang hari
Cara pengujiannya sama dengan cara pengujian untuk cahaya matahari, kecuali
contoh uji dan contoh standar tetap didalam kotak penyinaran selama 24 jam tiap
hari dan hanya diangkat untuk tiap pemeriksaan.
Amati pengaruh penyinaran terhadap contoh standar dengan seringkali membuka
tutupnya, teruskan penyinaran sampai contoh standar mengalami perubahan
sesuai dengan niali 4 pada gray scale. Pindahkan contoh uji dan contoh standar
dari kotak penyinaran.
Evaluasi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada contoh uji dibandingkan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada standar celupan.
Nilai tahan sinar contoh uji adalah tingkat standar celupan yang
menunjukkan derajat perubahan yang sesuai dengan contoh uji
yang diuji.
Apabila contoh uji menunjukkan perubahan diantara dua standar
celupan, maka tahan sinarnya terletak diantara kedua standar
tersebut, nilai tahan sinar 4 5 berarti bahwa nilai tahan sinar dari
contoh uji tersebut lebih besar dari 4 tetapi kurang dari 5. Apabila
nilai tahan sinar dari suatu contoh uji kurang dari 1, maka diberi
nilai 1.
Apabila suatu contoh standar telah disetujui dan contoh uji telah
disinari bersama-sama sampai contoh standar menujukkan
perubahan warna sesuai dengan nilai 4 dari Gray Scale, tahan
warnanya dinyatakan memuaskan, apabila contoh uji menunjukkan
perubahan warna yang tidak lebih besar dari contoh standar.
Dinyatakan tidak memuaskan apabila contoh uji menunjukkan
perubahan yang lebih besar dari contoh standar.
Peralatan
Mesin cuci
Mesin tipe A1
silinder pencuci horizontal dengan pintu pemasukan dari depan
Kedudukan silinder pencuci horizontal dengan pintu pemasukan dari
depan.
Diameter silinder dalam (51,5 0,5 ) cm
Kedalaman silinder dalam (33,5 0,5) cm
Jarak antara silinder luar dan dalam 2,8 cm
Tiga buah sayap pengangkat dengan tinggi masing-masing (5,0 0,5) cm
sudut ketajaman 120 o.
Gerakan putar 1 (normal)
12 0,1 detik berputar searah jarum jam, 3 0,1 detik berhenti, 12 0,1
berputar berlawanan dengan arah jarum jam , 3 0,1 detik berhenti dan
seterusnya.
Peralatan
Gerakan putar 2 (ringan)
3 0,1 detik berputar searah jarum jam, 12 0,1 detik berhenti, 3 0,1
berputar berlawanan dengan arah jarum jam , 12 0,1 detik berhenti dan
seterusnya.
Frekwensi putaran
Saat pencucian 52 putaran per menit.
Saat pemerasan 530 20 putaran per menit.
Pengisian air pada kondisi normal 25 5 liter per menit, suhu 20 5 oC
Waktu pengisian, untuk mencapai ketinggian maksimum (13 cm) kurang
dari 2 menit .
Waktu pengosongan air : dari ketinggian air maksimum (13 cm) kurang
dari 1 menit sejak katup pembuangan dibuka.
Sistem pemanasan, secara elektronik dilengkapi dengan thermostat.
Kapasistas pemanasan, 5,4 0,11 kW
Peralatan
Mesin Tipe A2
Kedudukan silinder pencuci horizontal dengan pintu pemasukan dari
depan.
Diameter silinder dalam 48 cm
Kedalaman silinder dalam 24,7 cm
Jarak antara silinder luar dan dalam 2,5 cm
Tiga buah sayap pengangkat dengan tinggi masing-masing 4,2 cm sudut
ketajaman 120 o.
Gerakan putar 1 (normal)
13,5 detik berputar searah jarum jam, 1,5 detik berhenti, 13,5 berputar
berlawanan dengan arah jarum jam , 1,5 detik berhenti dan seterusnya.
Gerakan putar 2 (sedang)
9 detik berputar searah jarum jam, 6 detik berhenti, 9 berputar
berlawanan dengan arah jarum jam , 6 detik berhenti dan seterusnya.
Peralatan
Gerakan putar 3 (ringan)
3,5 detik berputar searah jarum jam, 11,5 detik berhenti, 3,5 berputar
berlawanan dengan arah jarum jam , 11,5 detik berhenti dan seterusnya.
Frekwensi putaran
Saat pencucian 50 putaran per menit.
Saat pemerasan 700 putaran per menit.
Pengisian air pada kondisi normal 10 1 liter per menit, suhu 20 5 oC
Waktu pengisian, untuk mencapai ketinggian maksimum (13 cm) kurang
dari 3 menit.
Waktu pengosongan air : dari ketinggian air maksimum (13 cm) kurang
dari 1 menit sejak katup pembuangan dibuka.
Sistem pemanasan, secara elektronik dilengkapi dengan thermostat.
Kapasistas pemanasan, 4,6 kW
Peralatan
Mesin Tipe B
Tipe mesin menggunakan agitator
Kecepatan agitator
Normal
: 70 5 putaran per menit
Ringan
: 50 5 putaran per menit
Diameter silinder pencuci 50 5 cm
Tinggi silinder pencuci 30 5 cm
Pada batas tertinggi : volume air 40 liter
Waktu pencucian dapat diatur
: 0 15 menit dengan
toleransi 1 menit.
Frekwensi putaran
Normal
: 525 15 putaran per menit
Lambat
: 360 15 putaran per menit
Peralatan
Pengering putar, mempunyai keranjang silinder berdiameter
kira-kira 75 cm, kedalaman tidak kurang dari 40 cm, dan
frekwensi putar 50 5 putaran per menit. Dilengkapi dengan
pengatur suhu antara 50 70 oC yang terukur pada lubang
ventilasi terdekat dari silinder pengering serta mempunyai
periode pendinginan 5 menit saat pengeringan selesai.
14,0
2,3
2,5
48,0
9,7
15,4
0,25
7,85
ECE
IEC
8,0
2,9
3,5
43,7
7,5
1,9
1,2
8,0
2,9
3,5
43,7
7,5
1,9
1,2
0,2
21,2
0,2
21,0
9,9
0,2
9,9
Bagian bagian yang diukur pada pakaian jadi sangat banyak, tetapi tidak semua harus
dilakukan, dapat dipilih sesuai dengan tipe atau model pakaian jadi bergantung pada
persyaratan yang harus dilaporkan atau kepentingan langganan yang mengujikan.
Bila diperlukan penentuan perubahan ukuran bahan pakaian jadi yang berbeda dari
perubahan ukuran jahitan dan kelim yang mungkin lebih besar atau lebih kecil dari
perubahan ukuran bahan, maka diperlukan tambahan pengukuran perubahan ukuran
arah lusi dan pakan (wales/courses untuk kain rajut), sepanjang dapat dilakukan.
Petunjuk pengukuran pakaian jadi
Lakukan pengukuran ke arah panjang dan lebar pada titik-titik yang khusus. Sebaiknya
pada jahitan atau antara titik-titik dimana jahitan bertemu. Posisi yang diukur harus
dapat ditandai dan tanda tersebut tidak hilang dalam proses pengujian. Bila model
pakaian jadi cukup rumit sebaiknya dibuat pola pengukuran.
Bila pada pakaian jadi ada kain pelapis yang berfungsi penting bagi pakaian jadi
tersebut, lakukan pengukuran pada posisi ini sesuai dengan pengukuran yang
dilakukan pada pakaian jadi tersebut.
Kondisikan pakaian jadi tersebut dalam ruang standar sampai tercapai keseimbangan
lembab.
Letakan pakaian jadi secara mendatar pada meja datar dan ukur jarak masing-masing
pasangan tanda tanpa tekanan/tarikan menggunakan mistar atau alat ukur dengan
ketelitian 1 mm. Pengukuran pakaian jadi dilakukan dalam keadaan kancing terpasang
dengan baik. Catat data ukuran masing-masing jarak tersebut sebagai panjang awal.
Ukur bagian-bagian elastis dalam keadaan tanpa tegangan/tarikan
Cara Uji
Pilih salah satu cara kerja pencucian yang akan digunakan, menurut tabel 10.1
untuk mesin tipe A dan tabel 10.2 untuk tipe B (hal 84 dan 86).
Masukan contoh uji yang telah dipersiapkan ke dalam mesin cuci dan tambahkan
kain pemberat sampai total berat kering sesuai dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Tambahkan deterjen 1 3 g/l dengan perkiraan ketebalan buih tidak
lebih dari 3 cm pada waktu mesin berputar. Kesadahan air tidak melampaui 5 ppm
(dinyatakan dalam CaCO3). Bila digunakan mesin tipe A, deterjen yang digunakan
mengandung 4 bagian deterjen IEC dan 1 bagian natrium perborat tetrahidrat.
Setelah pemerasan putar teraKhir selesai, pindahkan contoh uji dengan hati-hati
(hindari tarikan dan perubahan bentuk), dan keringkan dengan salah satu cara
pengeringan.
Bila contoh uji akan dikeringkan dengan cara pengeringan tetes, hentikan mesin
tepat sebelum pemerasan putar terakhir. Pindahkan contoh uji dengan hati-hati,
kemudian keringkan dengan cara pengeringan tetes.
Cara Pengeringan
Pengeringan gantung,
Setelah pemerasan terakhir selesai, gantungkan contoh uji dikedua ujung kain
pada gantungan pakaian yang tidak berkarat dengan arah lusi atau wale vertikal
dalam udara tenang suhu kamar dan biarkan sampai kering.
Cara Uji
Pengeringan tetes,
Setelah pembilasan terakhir selesai, keluarkan contoh uji dari mesin
cuci, gantungkan dikedua ujung kain pada gantungan pakaian yang
tidak berkarat dengan arah lusi atau wale vertikal dalam udara
tenang suhu kamar, dan biarkan sampai kering.
Pengeringan kasa,
Setelah pemerasan terakhir selesai, bentangkan contoh uji pada
kasa datar, hilangkan kekusutan menggunakan tangan secara
perlahan dan hati-hati (hindari tarikan dan perubahan bentuk),
diamkan sampai kering pada suhu kamar.
Pengeringan tekan datar,
Setelah pemerasan terakhir selesai, bentangkan contoh uji pada
alat, hilangkan kekusutan menggunakan tangan secara perlahan
dan hati-hati. Letakan penekan, atur suhu dan waktu sesuai dengan
kain yang diuji, catat suhu dan tekanan yang digunakan.
Cara Uji
Pengeringan putar,
Masukan contoh uji bersama kain pemberat, atur suhu
70 oC untuk kain-kain sedang sampai berat atau 50 oC
untuk kain-kain ringan. Lakukan pengeringan sampai
kering dan lanjutkan putaran tanpa pemanas selama 5
menit.
Kondisikan contoh uji yang telah selesai dicuci dan
dikeringkan dalam ruang standar sampai mencapai
keseimbangan lembab.
Lakukan pengukuran kembali jarak-jarak yang ditandai
dan catat hasilnya sebagai panjang dan lebar akhir.
3. Cara Pengujian.
Pasang kain pada simpai bordir sehingga permukaan kain bebas
dari kerutan-kerutan tetapi tanpa mengubah struktur kain
Letakkan simpai bordir tersebut dibawah buret dengan jarak 10
1 mm dari ujung buret. Teteskan setetes air pada permukaan
kain
Ukur waktu yang diperlukan hingga pantulan cahaya tetesan
hilang menggunakan stopwatch. Pengamatan dilakukan dengan
meletakkan simpai bordir diantara pengamat dan sumber
cahaya (jendela atau lampu duduk) dengan sudut sedemikian
sehingga pantulan cahaya dari permukaan tetesan air mudah
dilihat. Ketika tetesan air sedikit demi sedikit terserap, luas
permukaan pantulan cahaya menyusut dan akhirnya hilang
selusuhnya dan meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat
itu stopwatch dihentikan dan waktu yang berlangsung dicatat.
Jika waktu basah melebihi 60 detik, pengukuran waktu
dihentikan dan waktu basah dilaporkan 60 + detik.
Pengujian dilakukan lima kali.
Cara Pengujian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Uji Siram
Prinsip pengujian Uji Siram adalah
menyiramkan air pada permukaan kain
dengan kondisi tertentu, sehingga
menghasilkan pola kebasahan pada
permukaan kain,yang ukurannya relatif
bergantung pada sifat tolak air kain. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan pola
kebasahan kain dengan gambar pada
Penilaian Uji Siram Standar
Cara Pengujian
Pasang contoh uji pada simpai bordir sehingga tidak terdapat
kerutan-kerutan pada kain
Letakkan simpai beserta contoh uji pada penyangga contoh uji
sedemikian sehingga titik tengah penyemprot tepat di atas titik
tengah simpai.
Untuk kain-kain keper, gabardin, atau kain sejenis yang mempunyai
pola rusuk-rusuk, letakkan simpai sedemikian sehingga rusuk-rusuk
miring terhadap aliran air di permukaan kain.
Tuangkan 250 ml air suling, suhu 27 1 C ke dalam corong
penyemprot dan biarkan air menyemprot contoh uji selama 25 30
detik. Waktu menuang air gelas piala jangan menyentuh corong.
Ambil simpai dengan memegangnya pada satu sisi dan ketukkan sisi
lain pada benda keras dengan permukaan kain menghadap ke
bawah satu kali. Putar simpai 180 dan ketukkan sekali pada sisi
yang semula dipegang.
Ulangi pekerjaan tersebut untuk tiga contoh uji
Cara Evaluasi
Segera setelah contoh uji diketukkan, bandingkan pola titik-titik
pembasahan atau bagian basah kain dengan gambar Penilaian Uji Siram
Standar dari AATCC. Nilai Uji Siram masing-masing contoh uji didasarkan
pada nilai terdekat dengan ganbar Penilaian Uji Siram Standar. Dalam
penilaian kain dengan konstruksi kurang rapat seperti voile, air yang
menembus rongga-rongga kain diabaikan.
0
: pembasahan seluruh permukaan atas dan permukaan
bawah
Cara Pengujian
Rangkaian tabung-tabung pemegang contoh uji tanpa contoh uji
dipasang pada alat. Tutup penahan siraman air masih menutup
dan kran air dibuka. Jalankan motor pemutar tabung contoh uji,
buka tutup penahan siraman air selama satu menit, kemudian
tutup kembali. Dengan membuka kran pada tabung pemegang
contoh uji, ukur jumlah air yang tertampung pada masingmasing pemegang contoh uji dengan gelas ukur sampai mililiter
terdekat. Ulangi pekerjaan tersebut dengan mengatur kran
tekanan air sehingga jumlah air yang tertampung dalam tabung
pemegang contoh uji 62 68 ml / menit / tabung.
Timbang masing-masing contoh uji yang telah dikondisikan
dalam ruangan standar pengujian sampai miligram terdekat.
Setelah air dalam masing-masing tabung pemegang contoh uji
dikeluarkan, tutup kembali kran pada tabung tersebut. Pasang
contoh uji pada tabung pemegang contoh uji sehingga tidak
terdapat kerutan-kerutan pada
Cara Pengujian
Tutup penahan siraman air masih menutup, pasang rangkaian
pemegang contoh ji dengan contoh ujinya pada alat.
Jalankan motor pemutar rangkaian tabung pemegang contoh uji,
kemudian buka tutup penahan siraman air, sehingga air menyirami
contoh uji yang berputar selama 10 menit dan tutup kembali.
Matikan motor, ambil rangkaian pemegang contoh uji.
Masing-masing contoh uji diambil dari tabung pemegang contoh uji,
pasang pada alat pemutar contoh uji untuk menghilangkan tetesantetesan air pada permukaan contoh uji. Timbang berat contoh uji
tersebut sampai miligram terdekat.
Dengan membuka kran pada tabung pemegang contoh uji, ukur
jumlah air yang tertampung pada masing-masing pemegang contoh uji
dengan gelas ukur sampai mililiter terdekat. Jumlah air yang
tertampung tersebut adalah jumlah air yang menembus contoh uji
selama 10 menit.
Evaluasi
Hitung jumlah air yang terserap contoh uji dari
selisih berat contoh uji basah dikurangi berat
contoh uji kering dibagi berat contoh uji kering
dinyatakan dalam persen.
Hitung jumlah air yang menembus contoh uji per
tabung dalam mililiter per menit.
Cara Pengujian
Pastikan bahwa air yang digunakan dengan suhu
25 29 C.
Bersihkan permukaan cincin penjepit, kemudian
jepit contoh uji dengan permukaan yang diuji
menghadap ke air. Hidupkan peralatan sehingga
permukaan kolom air meningkat dengan
kecepatan 10 mm / detik.
Catat tekanan hidrostatik ketika tiga titik air yang
berbeda menembus contoh uji. Titik air yang
muncul pada jarak 3 mm dari tepi cincin penjepit
diabaikan.
Prinsip uji sifat tahan api (cara vertikal) adalah membakar kain yang
dijepit rangka dan diletakkan vertikal selama waktu tertentu. Diukur waktu
dari saat api diambil sampai nyala padam, waktu dari saat nyala padam
sampai bara padam dan panjang sobekan pada contoh uji karena sobekan
dengan gaya tertentu.
Cara Pengujian
Keringkan contoh uji dalam oven pada suhu 105 C, selama 30
menit, kemudian dinginkan dalam eksikator sampai dingin;
minimum 15 menit.
Jepit contoh uji pada penjepit contoh uji , kemudian pasang
pada tempat penjepit contoh uji sehingga contoh uji miring 45
dan jarak ujung pembakar gas dari ujung bawah kain 8 mm.
Pasang benang di tempat yang telah ditentukan pada bagian
atas contoh uji
Atur nyala api setinggi 16 mm dari ujung pembakar gas.
Gerakkan pembakar gas dengan nyala api horizontal ke contoh
uji. Nyala api gas akan membakar contoh uji selama 1 0,05
detik, kemudian padam dan stopwatch mulai jalan. Jika nyala api
membakar benang yang dipasang melintang di bagian atas
contoh uji, benang putus dan menggerakkan mekanisme
menghentikan stopwatch.
Evaluasi
Sifat nyala api dinyatakan dalam Kelas 1 (Normal),
Kelas 2 (Antara) dan Kelas 3 (Cepat)
Kelas 1; diterima untuk pakaian :
3,5 detik atau lebih untuk kain tidak berbulu
Lebih dari 7 detik untuk kain berbulu
Kelas 2; antara Kelas 1 & Kelas 2 : 4 7 detik
untuk kain berbulu
Kelas 3; tidak diterima: Kurang dari 3,5 detik
untuk kain tidak berbulu
Kurang dari 4 detik untuk kain berbulu
Cara Pengujian
1.
2.
3.
4.
5.
Jepit contoh uji pada penjepit contoh uji dengan rata dan pasang pada tempat
penjepit contoh uji dalam Alat Uji Tahan Api.
Atur nyala api hingga tingginya 38 mm.
Geser nyala api ke bawah contoh uji dan membakar contoh uji selama 12 0,2
detik kemudian ambil atau padamkan nyala api. Amati adanya lelehan atau
tetesan
Ukur Waktu Nyala (After Flame Time), yaitu waktu sejak api diambil sampai nyala
padam, dan Waktu Bara (After Glow Time), yaitu waktu sejak nyala padam
sampai bara padam
Dinginkan contoh uji kemudian ukur Panjang Arang (Char Length) sebagai berikut
Lubangi salah satu sudut dengan jarak 0,6 mm dari tepi bawah contoh uji,
kemudian diberi beban sesuai berat kain seperti tercantum pada Tabel 14.1
Pegang sudut sebelahnya dan angkat ke atas sehingga bagian kain yang
dibakar akan sobek.
Ukur panjang sobekan tersebut sampai 3 mm terdekat.
Beban, g
68 203
100
203 508
200
508 780
300
780
475
Evaluasi
Untuk kain pelindung terhadap api , Waktu Nyala 0
detik
Di Amerika Serikat, kain untuk pakaian tidur anak-anak
harus mempunyai sifat tahan api sampai batas
tertentu. Untuk mengevaluasi apakah sifat tahan api
kain memenuhi syarat untuk pakaian tidur anak-anak,
pengujian dilakukan menggunakan cara ini tetapi
waktu pembakaran dipersingkat hanya tiga detik,
kemudian diukur Panjang Arang.
Panjang Arang rata-rata dari lima contoh uji tidak boleh
lebih dari 17,8 mm dan Panjang Arang masing-masing
contoh uji tidak boleh lebih dari 25,4 mm.
Laporan
Nyala Api
Laporkan waktu perambatan nyala api rata-rata sampai
0,5 detik terdekat
Laporkan standar uji yang digunakan
Tahan Api.
Laporkan waktu nyala rata-rata, waktu bara rata-rata
sampai 0,5 detik terdekat dan panjang arang rata-rata
sampai 3 milimeter terdekat dan panjang arang
terbesar.
Laporkan standar uji yang digunakan