Anda di halaman 1dari 9

GENERATOR DC SHUNT

(PENGUAT SENDIRI)

3.1. Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini, kami diharapkan dapat.
1.

Menggambarkan diagram rangkaian generator dc shunt.

2.

Menghubungkan dan mengoperasikan torsi meter sebagai motor dan mesin


dc sebagai generator.

3.

Menarik

kesimpulan

dari

pengukuran-pengukuran,

dimana

besarnya

tegangan yang dibangkitkan ditentukan oleh kecepatan putar, arus medan dan
pengaruh arus jangkar.
4.

Menjelaskan fungsi regulator medan.

5.

Menghubungkan dan mengoperasikan mesin dc sebagai generator shunt


penguat sendiri untuk menetukan karakteristik luar.

6.

Mengukur arus beban dan tegangan terminal generator apabila beban diubah.

7.

Menghitung daya listrik yang dikirimkan.

8.

Menggambarkan karakteristik luar.

9.

Menjelaskan alasan pada generator dc, tegangan turun apabila bebannya


dinaikkan dan daya yang dikirimkan naik secara linier sampai maksimum,
tetapi dengan tajam apabila bebannya terus dinaikkan.

3.2. Dasar Teori


1.

Pada generator shunt penguat sendiri, lilitan penguat (exciter winding )


dihubungkan paralel dengan lilitan jangkar.

2.

Jika jangkar diputar, tegangan kecil diinduksikan oleh generator yang


disebabkan magnit sisa pada jangkar. Jadi mesin memberi pengwuatan
sendiri. Yaitu dari start, arus penguat kecil mengalir yang menyebabkan
medan magnit diperkuat dan menghasilakan tegangan generator naik.

3.

Apabila generator dibebani, tegngan yang dikirimkan turun lebih besar


dibandingkan dengan generator penguat terpisah.

4.

Untuk menggerakkan generator, dalam percobaan ini digunakan torsi meter


yang dioperasikan sebagai motor atau dengan mengguanakn motor asinkron
3-fase.

5.

Jika tegangan yang dibangkitkan hanya kecil atau bahkan masih tetap nol,
maka :

a)

Atur reostat medan jangan sampai melebihi nilai


kritisnya.

b)

Apabila mesih belum ada perubahan, maka arah putar


mesin harus dibalik, yaitu dengan mengubah polaritas/hubungan pada
jangkar motor penggeraknya. Jika menggunakan motor asinkron 3-fase,
mka untuk membalik putaran, dapat dilakukan dengan hubungan 2
penghantar aktifnya.

6.

Hati-hati dalam memakai lood resistor, perhatikan batas arus yang


diizinkan. Jangan sampai melebihi batas yang telah ditentukan agar lood
resistor tidak rusak.

3.3.

Instrumen/ Komponen

Torsi meter, motor dc 2Kw atau motor asinkron rotor sangkar 3-fase,1 kW.

Mesin dc, generator (G), 1 kW

Tachometer (TG)

Rheostat shunt (Rm)

Resistor beban (RB)

Ammeter (IB), 12 A

Ammeter (IE), 1 A

Voltmeter 300 V

Switch (S)

Power pack (F)

3.4.

Set kabel penghubung.

Diagram Rangkaian

Gambar 1.1 Torsi meter sebagai motor

Gambar 1.2 Mesin dc sebagai generator shunt

3.5.
1.

Langkah Kerja
Melengkapi diagram rangkaian, pada lembar kerja 1, digunkan diagram
pada sub-bab 3.3 sebagai referensi.

2.

Menghubungkan torsi meter sebagai motor dan mesin dc sebagai generator


shunt sesuai dengan diagram rangkaian yang digambarkan pada 3.2.

3.

4.

Range multimeter:
a)

Tegangan generator, UG = 300 V, dc.

b)

Arus beban, IB = 6 A, dc.

c)

Arus medan, Im = 1 A, dc.

Sebelum mengoperasikannya, memerikasakan hubungannya pada pengajar.


Kemudian mengatur resistor beban 100%. Sakalr S pada pada posisi OFF.

5.

Memutar saklar tegangan dc tetap pada posisi ON dan mengatur rheostat


shunt torsi meter sehingga diperoleh arus eksitasi maksimum.

6.

Menempatkan pengatur tegangan dc variabel sampai posisi nol dan


memutar saklar tegangan dc variabel pada posisi ON. Kemudian menaikkan
tegangan rotor sampai 220 V.
Pengaturan tegngan

7.

Mengatur torsi meter sampai kecepatannya 1800 rpm. Kecepatan ini harus
dijaga tetap konstan selama percobaan berlangsung dan karena itu harus
diperiksa dari waktu kewaktu dan memutar saklar S dalam posisi ON.

8.

Gunakan regulator medan dan mengatur arus medan IM = 0,3 A dan menjaga
arus ini tetap (konstan). Memutar sakelar S dalam posisi ON. Setelah itu
mengubah resistor beban untuk mendapatkan arus medan sesuai dengan
yang diberikan dalam Tabel 3.2. Mengukur tegangan generator dan
memasukkan harganya kedalam Tabel 3.1.

9.

Mengatur tahanan beban untuk mendapatkan arus jangkar 3 A dan menjaga


arus ini konstan. Mengubah arus medan sesuai dengan harga-harga yang
diberikan dalam Tabel 3.2. yaitu dengan mengatur regulator medan. Setelah

itu mengukur tegangan generator dan memasukkan harganya kedalam tabel


3.2.
Pengukuran karakteristik luar U = f (I B) yaitu tegangan generator sebagai
fungsi arus beban IB.
10.

Setelah selesai melakukan pengukuran untuk percobaan pengaturan


tegangan, memutar sakelar S dalam posisi OFF. Menjaga putarannya tetap
2000 rpm dan mengatur rheostat generator RM sehingga tegangan generator
menjadi 220 V (maksimum). Setting rheostat shunt ini tidak boleh diubah
selama percobaan berlangsung. (jika generator tidak membangkitkan
tegangan, maka RM dari rangkaian harus dilepaskan).

11.

Memutar sakelar S dalam posisi ON dan mengatur resistor beban sehingga


diperoleh variasi arus beban IB secara bertahap dari 1 A sampai arus
nominalnya. Mengukur tegangan generator dan memasukkan harga-harga
tersebut kedalam tabel 3.3.
Pada setiap perubahan beban, memeriksa kecepatan dan rheostat shunt
jangan sampai berubah.

12.

Setelah pengukuran selesai, menghentikan putaran motor dengan cara


menurunkan sumber tegangan dc sampai nol (0). Kemudian memutar
sakelar tegangan dc vaeriabel pada posisi OFF dan memutar sakelar
tegangan dc tetap (tegangan medan ) pad posisi OFF.
N.B. Ingat bahwa tegangan medan harus selalu di- switched OFF terakhir.

3.6. Hasil Percobaan


Tabel 3.1 Untuk langkah kerja 8

n (rpm)

IM (A)

1800

IA (A)

UG (V)

0,33

34

47

1,46

51

1,88

52

IM (A)

UG (V)

0,33

39

0,05

47

1,09

65

1,11

70

0,05

Tabel 3.2 Untuk langkah kerja 9

n (rpm)

IB (A)

1800

Tabel 3.3 Untuk langkah kerja 11 dan pertanyaan no 3.

IB(A)

UG(V)

PO(W)

0,18 0,21 0,30


18

19

14,4 3,99

23
6,9

0,43

0,6

0,78

1,01

1,18

1,55

27

31

34

37

39

41

11,61 18,6 26,52 37,37 46,02 63,55

3.7. Pertanyaan dan Tugas.


1. Nyatakan beberapa kemungkinan perubahan tegangan generator pada
generator?
Jawab :
Kemungkinan 3 perubahan yaitu :
a.

IM tetap sedangkan yang diatur IA, rpm tetap

b.

IB tetap sedangkan IM yang diatur, rpm tetap

c.

IB diatur dengan tidak memperhatikan IM sedangkan rpm tetap.

2. Untuk apa regulator medan itu?


Jawab:
fungsi regulator medan pada rangkaian adalah untuk mengatur arus medan IM
(arus exitasi) sehingga dengan makin besarnya arus IM maka makin besar pula
tegangan generator UG.
3. Gambarkan karakteristik luarnya, UG = f(IB)
Jawab:

3.8. Analisa
Hasil percobaan pada tabel 1 menyatakan bahwa pada putaran 1800 rpm
konstan arus medan IM yang diatur adalah 0,05A juga konstan dan arus jangkar
yang berfariasi sebesar IA 0,33A sehingga tegangan generator UG yang dikeluarkan
menjadi 34 V, IA 1A tegangan generatornya menjadi 47V, IA 1,46A tegangan
generatornya menjadi 51V, dan IA 1,88A tegangan generatornya menjadi 52V.
Pada kondisi ini yang diatur adalah arus yang mengalir pada kumparan jangkar
atau arus yang mengalir pada beban, sehingga dengan diaturnya arus I A sangat
berpengaruh terhadap tegangan keluaran generator. Ini merupakan hubungan
paralel yang apabila arus beban naik maka tegangan generatornyapun ikut naik.
Pada data tabel 2 putaran yang diatus konstan adalah 1800 rpm, arus beban
atau arus pada kumparan jangkar IB konstan 1A dan arus medan I M yang berfariasi
sebesar 0,03A menghasilkan tegangan generator sebesar 39V, diubah lagi IM
sebesar 0,05A tegangan generatornya sebesar 47V, IM dibuat 0,09A tegangan
generatornya sebesar 65V dan diubah lagi IM sebesar 0,11 sehingga tegangan
generatornya muncul sebesar 70 V. Karakteristik ini sangat identik dengan dengan
tabel percobaan 1 diatas. Arus IB diatur konstan 1A sedangkan arus IM diatur
berfariasi sehingga sangat berpengaruh pada tegangan keluaran generator yang
apabila arus medannya IM semakin besar maka semakin besar pula tegangan yang
dikeluarkan oleh generator. Dari analisa kedua tabel tadi maka pengaturan
tegangan generator pada hubungan shunt sangat berpengaruh pada arus medan
dan arus jangkar (beban). Dengan prinsipnya apabila arus beban bertambah maka
berpengaruh pada putaran yang dibangkitkan oleh torsi meter akan rendah. Maka
disini sangat perlu diperhatikan putaran torsimeter apabila beban mencapai
kenaikan arus.

3.9. Kesimpulan
Pada tabel hasil percobaan 1 dapat diambil kesimpulan bahwa tegangan
generator UG dapat diatur dengan arus jangkar yang diatur dengan cara menaikkan
arus pada kumparan jangkar atau dengan kata lain menambahkan beban sehingga
arusnya naik. Apabila arus jangkar IA semakin besar maka tegangan generator U G
yang dihasilkan semakin besar. Ini dinamakan berbanding lurus. Dari pernyataan
ini tegangan generator UG dapat diatur dengan menaikkan dan menurunkan arus
jangkar IA. Ini terbukti dengan rumus :
Vt = Ea + Ia . Ra
Semakin besar fluks atau arus medan yang dibangkitkan maka semakin
besar pula tegangan generator UG yang dikeluarkan. Ini sangat berpengaruh pada
keluaran tegangan generator UG.
Daya yang dihasilkan sangat besar karena arus beban dikalikan dengan
tegangan yang dikeluarkan oleh generator

Anda mungkin juga menyukai