PROFIL KELUARGA
I.
IDENTITAS
Nama
: Ny. F
Umur
: 54 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS
Alamat
Pemeriksaan Fisis
II.
1)
Tinggi badan
: 158 cm
Berat badan
: 58 kg
Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
Nadi
: 96 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8 0C
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
ANGGOTA KELUARGA
Identitas
Nama
: Tn. A
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Bangsa/suku
: Makassar
34
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Hubungan keluarga
: Suami
Pemeriksaan Fisis
2)
Tinggi badan
: 168 cm
Berat badan
: 55 kg
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: afebris
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Identitas
Nama
: Ss
Umur
: 18 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Hubungan keluarga
: Anak
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 60 kg
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 24 x/menit
35
3)
Suhu
: afebris
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Identitas
Nama
: An
Umur
: 17 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Hubungan keluarga
: Anak
Pemeriksaan Fisis
4)
Tinggi badan
: 170 cm
Berat badan
: 55 kg
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: afebris
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Identitas
36
Nama
: Ry
Umur
: 15 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Hubungan keluarga
: Anak
Pemeriksaan Fisis
III.
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
: 40 kg
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: afebris
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
PROFIL KELUARGA
Pasien tersebut tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya. Suaminya berumur
IV.
telur, ikan, tahu, tempe dan sayur secara rutin. Sejauh ini kebutuhan pangan
keluarga Ny. F selalu tercukupi.
VII.
baik dalam ruang lingkup rumah tangganya maupun anggota kelurga lainya.
Ditengah kesibukan seahari-hari, pasien selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul bersama anggota keluarganya. Dengan anggota keluarga yang lain,
tetap terjalin komunikasi yang baik dan cukup lancar.
VIII. LINGKUNGAN
Lingkungan tempat tinggal sudah cukup baik. Tata pemukiman disekitar
rumah pun tertata dengan baik dan rapi. Kebersihan lingkungan rumah terjaga,
begitu juga dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah Ny.F. Jalanan
di depan rumah dalam kondisi baik dan teraspal, sehingga meminimalkan
terbawanya debu oleh aktifitas jalanan. Di jalan masuk komplek perumahan ini
juga terdapat petugas keamanan yang berjaga secara bergantian, sehingga
menciptakan keamanan bagi penghuni komplek.
39
40
BAB IV
RUMAH SEHAT
I.
KEPMENKES
RI
NO.829/Menkes/SK/VII/1989,
II.
A. Bahan Bangunan
1. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang
yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan
dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang
basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2, 3
2. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih
baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka
lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2
41
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangan lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari
gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: 2
a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau
exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
f. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.
C. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya
43
matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang
baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: 2, 3
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya
15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya dengan
pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.
D. Luas Bangunan Rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia
di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan,
kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Kebutuhan
minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut: 2
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis
45
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
46
DAFTAR PUSTAKA
1.
Zainal. Pengertian Rumah Sehat. Available at: URL: http://zainal-a-fkm10.web.unair.ac.id/. Accessed 28 Februari, 2014.
2.
3.
4.
5.
Meidianti
S.
Rumah
Sehat.
Available
at:
URL:
47