Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN PSIKOLOGI BELAJAR

Pengertian dan definisi psikologi


Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari jiwa,
baik mengenai macam macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakngnya.
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Atau ilmu
yang mempelajari tentang gejala gejala jiwa manusia.sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah
yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan pribadi dari
hewan ting\kat tinggi dan manusia.pembagian psikologi berdasarkan atas lapangan/objek yang
diselidiki terdiri dari :
a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan berdasarkan renungan dan pengalaman
pengalaman didapatkan metode sebagai berikut :
metode yang bersifat metafisika.
metode yang bersifat empiris
metode yang bersifat behaviorisme.
Psikologi

pada umumnya mempelajari tingkah laku manusia , atau ilmu yang

mempelajari tentang gejala gejala manusia .Ada juga psikoloi yang menyelidik hewan , yang
umumnya

disebut psikologi hewan. Dengan ilmu psikologi manusia tidak ragu-ragu lagi

mengubah cara-cara hidup, tingkah laku dan pergaulan dalam masyarakat.


Hubungan psikologi dengan ilmu- ilmu lain adalah:
a.

Hubungan psikologi dengan filsafat.


Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan obyek dari filsafat yang antara lain
membicarakan soal hakikat kodrat manusia, sekalipun akhirnaya psikologi memisahkan diri
dari filsafat tetapi disini hubungannya adalah bersifat timbal balik.

b.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi.

Ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi,
khususnya metode ilmu pengetahuan alam mempengaruhi perkembangan metode psikologi.
c.

Hubungan Psikologi dengan Biologi

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, oleh karena itu baik biologi
maupun psikologi sama-sama mebicarakan manusia.
d. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi ialah ilmu pengetahuan tentang hidup manusia dalam hubungan golongan. Menurut
Gerungan pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah merupakan daerah dari psikologi
sosial
e.

Hubungan Psikologi dengan Paedagogiek


Paedagogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia

sejak dari lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak mendasarkan diri kepada
psikologi. Dengan demikian paedagogiek baru bru akan tepat mengenai sasaran, pabila dapat
memahami langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk pesikologi
f. Hubungan Psikologi dengan Agama
Agama sejak turunnya kepada Rasul diajarkan kepada manusia denagan dasar-dasar yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi pikologis, didalam agama terdapat ajaran tentang
bagaimana agar manusia mau menerima petunjuk Tuhannya, sehingga manusia itu sendiri tanpa
paksaan menjadi hamba-Nya yang baik dan taat. Unsure pedagogis dalam agama tidak dapat
mempengaruhi manusia kecuali bilamana disampaikan kepadanya sesuai dengan petunjukpetunjuk psikologi, dalam hal ini psikologi pendidikan. Mengingat eratnya hubungan antara
keduanya lahirlah psikologi agama (psychology of religion), yang objek pembahasannya antara
lain bagaimanakah perkembangan kepercayaan kepada Tuhan masa kanak-kanak, sampai dewasa
dan sampai kapan terjadi kemantapan hidup keagamaan seseorang , bagaimana perbedaan
tingkah laku orang yang beragama dengan orang yang tidak beragama dan lain sebagainya.
Tujuan mempelajari psikologi :
Adapun tujuan orang mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya
hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan
diselesaikan oleh ilmu jiwa. Tes dalam psikologi dapat dibedakan atas bermacam-macam jenis:
a. Menurut banyaknya orang yang ditest, test dapat dibeadakan atas:
1. Test perorangan
2. Test kelompok

Ilmu jiwa bertujuan untuk memberi kesenangan dan kebahagiaan hidup manusia. Dan
orang yang hidup sukses dalam segala-galanya harus mengetahui dasar-dasar dari ilmu jiwa.
Tujuan umum mempelajari ilmu jiwa antara lain :
a. Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna
tentang tingkah laku sesame manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk
mengenal tingkah laku manusia atau anak.
c. Untuk mengetahui penyelanggaraan pendidikan dengan baik.

BAB II membahas tentang Psikologi umum yang terdiri dari:


1.

Perbedaan Tingkah Laku Manusia Dengan Mahkluk Lain


Unik berarti berbeda dengan yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu mempunyai Ciri-ciri,

sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dengan manusia lainnya. Pengalaman-pengalaman


masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa-masa yang akan dating menentukan tingkah laku
seseorang di masa kini, dan karena tiap orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang
berbeda-beda, maka tingkah lakunya di masa kini pun berbeda-beda.
2.

Metode Penyelidikan Ilmu Jiwa


Dalam ilmu jiwa kita mengenal 4 macam metode yaitu sebagai berikut :

A. Metode observasi yaitu metode yang mempelajari gejala kejiwaan secara mengamati dengan
sengaja, teliti, dan sistematis. Metode ini dibagi menjadi :
Introspeksi yaitu : sumber tentang pengetahuan jiwa yang utama, karena hanya kesadaran

tentang jiwa sendirilah yang dapat dikenal secara langsung


Introspeksi sosial yaitu : introspeksi terhadap kejadian yang ditimbulkan dengan sengaja

yang dengan mengadakan percobaan-percobaan (eksperimen)


Ekstrospeksi yaitu : metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan
mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan jalan mempelajari peristiwa-

peristiwa jiwa orang lain dengan teliti dan sistematis.


B. Metode Pengumpulan yaitu metode untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia
dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya, kemudian membanding-bandingkannya

dan mengambil kesimpulan-keimpulan yang bersifat umum. Metode terdiri dari : angket,
metode riwayat hidup dan metode pengumpulan bahan-bahan.
C. Metode Klinis yaitu: metode untuk menyelidiki perseorangan, dengan jalan mengikuti orang
yang diselidiki sambil menagajukan pertanyaan.
D. Metode Eksperimental yaitu metode yang dengan sengaja menimbulkan gejala-gejala
kejiwaan untuk diselidiki. Metode ini ada 2 macam yaitu :
a. Metode eksperimen untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala kejiwaan manusia
b. Metode tes yaitu dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah yanag harus dilakukan.
3.

4.

Pengamatan
Reaksi pengamatan dapat digambarkan sebagai berikut :
S-O-R
S = Stimulus
O = Organisasi
P = Respon,
Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan
saling bereproduksi. Dalam ilmu kejiawaan, Hukum asosiasi itu berlaku : Hukum serempak,
Hukum berurutan, Hukum persamaan, Hukum berlawanan, Hukum sebab-akibat

5.

Ingatan (Memory)
Ingatan atau memori yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi
kembali kesan-kesan/tanggapan/pengertian yang dipengaruhi oleh sifat seseorang, alam

sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani dann umat manusia (jiwa)


6.
Fantasi
Fantasi yaitu suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tanggapantanggapan yang sudah ada (lama).
7.

Berpikir
Berpikir yaitu daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan

kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yang disebut akal (ratio).
8.
Inteligresi
Inteligensi yaitu suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat
dalam situasi yang baru.
9.
Perasaan

Perasaan yaitu suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang dan rasa tidak senang.
10.
Kemauan Dan Kehendak
Kemauan dan Kehendak yaitu fungsi jiwa untu dapat mencapai sesuatu dan merupaka
11.

kekuatan dari dalam.


Gejala Jiwa Campuran yang ditandai dengan gejala : perhatian, kelelahan, sugesti dan
saran.

BAB III PSIKOLOGI ANAK


Sehubungan dengan psikologi anak merupakan psikologi yang mempunyai objek tersendiri
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Masa kanak-kanak (0-5 tahun)


Psikologi anak (6-12 tahun)
Psikologi remaja (12-20 tahun)
Psikologi adoselen (psikologi umum)

Jadi psikologi anak mempelajari Ciri-ciri khusus yag terdapat diantara masa kanak dan masa
puber (remaja).
Manfaat psikologi anak bagi pendidikan yaitu untuk perkembangan ilmu itu sendiri, guna
pengobatan, dalam bentuk kelainan tingkah laku anak. Para ahli dalam mengamati
perkembangan anak, seakan-akan ada aturan tertentu, sehingga cenderung mengatakan aturan
sebagai suatu Hukum yaitu :
1. Hukum tempo perkembangan artinya anak mempunyai tempo yang berlainan pada fase
satu dengan fase yang lain.
2. Hukum irama perkembangan , anak dalam pekembangan mempunyai irama-iram
tersendiri, ada yang lambat dan ada yang cepat.
3. Hukum konvergensi, dalam perkembangannya anak itu terjadi dari pengaruh luar dan
dalam..
4. Ukum masa peka, dalam mengalami perkembangan tertentu sampai pada puncaknya
(masa peka).
5. Hukum kesatuan organis, perkembangan meliputi psiko-fisis dan sosial individual.
6. Hukum predistinasi, perkembangan itu terjadi karena kehendak kodrat.

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan manusia antara lain faktor dari luar teridiri dari
faktor-faktor sosial (sekolah, masyarakat dan keluarga) dan non sosial dan faktor dari dalam.
Perkembangan anak sebagai monodualis yang selalu bearti diferensiasi artinya pada
setiap tahap dari seluruh perkembangan anak itu mulai adanya diferensi baru pada anak itu baik
jasmani maupun rohani. Setiap fase yang dialami seorang anak merupakan masa perlaihan yang
ada pada anak untuk arah fase berikutnya. Perkmbangan yang dialaimi anak meliputi
perkembangan jasmani dan rohani.
Masa anak disebut juga dengan masa untuk matang belajar, anak tersebut sudah merasa
besar dan tidak mau lagi sebagai anak kecil. Anak tersebut sudah lepas dari lembaga pendidikan
dasar (TK). Pada masa itu anak sudah memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat dibantu
dalam perkembangannya oleh guru disekolah yaitu : perkembangan sosial, perasaan, motorik,
bahasa, berpikir, kesulitan/religious, tanggapan, fantasi, perhatian dan perkembangan dalam
mengambil keputusan.
BAB IV PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA
Dalam memahami anak luar biasa atau psikologi anak psikologi anak luar biasa ini
diperlukan pemahaman kecacatan dan akibat-akibat dari kecacatan yang terjadi pada
anak/penderita. Pengertian cacat yaitu anak yang pertumbuhannya dan perkembangannya
menalami penyimpangan baik segi fisik mental, emosi serta sosialnya bila dibandingkan dengan
anak lainnya.
Jenis cacat ini meliputi :
1.

Cacat tubuh yaitu cacat pada anggota tubuh, tangan , kaki, indra dan urat-urat saraf yang

2.

diderita anak sejak lahir atau penderita CP (Central Palsy).


Kelainan mental yaitu kelainan pada aspek psikisnya, misalnya inteligensinya di bawah
atau di atas normal, berbakat superior genius dll.

Pengaruh cacat terhadap kehidupan seseorang itu dapat dibagi menjadi menjadi 3 golongan yaitu
:
1. Cacat sejak lahir sehingga fungsi otak tidak beres.
2. Cacat mental, emosi dan sosialnya.

3. Pengaruh kebudayaan
Tujuan mempelajari psikologi anak luar biasa (Psychologie of Handicap) :
1. Untuk mengetahui keadaan anak berkelainan, dan pengaruhnya terhadap penderitaan
anak berkelainan.
2. Mengetahui sikap dan kepribadian anak berkelainan dalam hubungannya dengan
lingkungan.
3. Mengetahui reaksi anak berkelainan dalam penyesuaian diri.
4. Untuk mengetahui pengaruh keturunannya terhadap kehidupan di masyarakat.
5. Untuk mengetahui reaksi individu anggota masyarakat dalam menanggapi anak
berkelainan.

Bab V kesulitan belajar


Kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat

belajar

sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor
inteligensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktorfaktor non-inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar.
Macam-macam kesulitan belajar dapat dikelompokan menjadi empat macam yaitu :
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar , ada yang berat dan sedang.
2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, ada yang sebagian bidang studi dan ada yang
keseluruhan bidang studi.
3. Dilihat dari sifat kesulitannya, ada yang bersifat permanen/menetap dan ada yang
sifatnya sementara.
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, ada yang karena faktor inteligensi dan ada yang
karena faktor non-inteligensi.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu :
1. Faktor intern meliputi Faktor fisiologi dan Faktor psikologi.
2. Faktor ekstern yang meliputi Faktor non-sosial dan Faktor sosial.
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal-hal diatas ada pada
diri anak maka belajar sulit dapat masuk. Apabila dirinci faktor rohani itu meliputi :
Inteligensi, bakat, minat, Motivasi, Faktor kesehatan mental dan tipe khusus seorang pelajar.

Sebab-sebab kesulitan belajar itu karena :


1. Sebab-sebab individual,artinya tidak ada dua orang yang mengalami kesulitan belajar itu
sama persis penyebabnya, walaupun jenis kesulitan sama.
2. Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami kesulitan belajar karena
sebabnya bermacam-macam.
Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar antara lain :
1. Menunjukan prestassi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha eras tapi
nilainya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura, dusta dan
lain-lain.
5. Menunjukkan tingka laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung,
pemarah, bingung cemberut, kurang gembira dan selalu sedih.
Disamping melihat gejala yang tampak, guru pun bisa mengadakan penyelidikan antara lain :
1. Observasi, langsung mengamati objek.
2. Interview, adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang
yang diseidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang
yang diselidiki.
3. Tes diagnostic, adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes.
4. Dokumentasi, adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsiparsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang diselidiki.
Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar dapat dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengumpulan data
Pengolahan data
Diagnosis
Prognosis
Treatmen/perlakuan.
Evaluasi

Bab VI Bimbingan Belajar


1. Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah
Bimbingan di sekolah diartikan suatu proses bantuan kepada anak didik yang
dilakukan secara terus menerus supaya anak didika dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar sesuai dengan
tuntutan keadaan lingkungan sekoalh, keluarga dan masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan disekolah antara lain :
Kebahagiaan hidup pribadi
Kehidupan yang efektif dan produktif.
Kesanggupan hidup bersama orang lain.
Keserasian antara cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Tujuan pelayanan bimbingan bagi murid.
Tujuan dan bimbingan dan penyuluhan bagi murid adalah untuk :
a. Membantu dalam memahami tingkah laku orang lain.
b. Membantu murid-murid supaya hidup dalam kehidupan yang seimbang antara
aspek fisik, mental dan sosial.
c. Membantu proses sosialisasi dan sikap sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
d. Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan minat, bakat, kecakapan belajar dan kesempatan yang ada.
e. Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif instrinsik dalam
belajar, sehingga dapat mencapai kemajuan yang berarti dan bertujuan.
f. Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
g. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan
penerimaan diri (selt acceptance)
h. Membantu murid-murid untuk memperoleh keputusan pribadi dalam penyesuaian
diri secara maksimal terhadap masyarakat.
3. Tujuan pelayanan bimbingan dalam belajar
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapat
penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar sehingga setiap murid dapat belajar
dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai kemampuan
yang optimal.

4. Kebutuhan-kebutuhan dalam belajar


Kebutuhan-kebutuhan dalam belajar antara lain :
a. Memiliki kondisi fisik yang tetap sehat.
b. Memiliki jadwal belajar di rumah.
c. Memiliki disiplin terhadap diri sendiri , patuh, dan taat dengan rencana belajar
yang telah ditentukan.
d. Menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum belajar.
e. Memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri dalam belajar.
Pembimbing sekolah/konselor sekolah berkewajiban membantu murid-murid :
a. Agar ia dapat menjadikan kondisi fisiknya tetap sehat.
b. Agar murid-murid dapat menyususn jadwal belajar dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
situasi dan kondisinya.
c. Agar murid-murid dapat memilih dan menggunakan peralatan belajar sesuai dengan apa
yang ditekuninya.
5. Peranan guru dalam bimbingan belajar.
Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharapkan mampu untuk :
a. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya.
c. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai
dengan karakteristik pribadinya.
e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara
kelompok.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam bimbingan yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Menentukan masalah.
Pengumpulan data
Analisis data
Diagnosis
Prognosis
Treatmen/terapi
Tindak lanjut/follow up

Fungsi dari bimbingan :


a. Preservative : memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik
diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.
b. Preventif : mencegah sebelum terjadinya masalah

dan tetap

c. Kuratif : mengusahakan penyembuhan pembentukan dalam mengatasi masalah.


d. Rehabilitasi : mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatmen
yang memadai.
Kebutuhan bimbingan bagi anak dan macam-macamnya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bimbingan belajar
Bimbingan penyelesaian
Bimbingan pekerjaan
Bimbingan karier
Bimbingan social dan pribadi
Bimbingan jabatan

Teknik-teknik dalam bimbingan :


a. Teknik individual , meliputi: directive conseling, non-directive conseling dan elective
conseling
b. Teknik kelompok terdiri dari :

home room, field drip, group discussion, kegiatan

kelompok, organisasi murid, sosio drama, psikodraman, upacara dan papan bimbingan.

Bab VII PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR


1. Pengertian tentang belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku yaitu dalam belajar yaitu :
Perubahan yang terjadi secara sadar
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
2. Beberapa aktivitas belajar :
Mendengarkan
Memandang

Meraba, membau dan mencicipi/mengecap


Menulis atau mencatat
Membaca
Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi
Mengamati table-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan
Menyusun paper atau kertas kerja
Mengingat
Berpikir
Latihan atau praktek
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :
a. Faktor faktor stimulus belajar ;
Panjangnya bahan pelajaran
Kesulitan bahan pelajaran
Berartinya bahan pelajaran
Berat ringannya tugas
Suasana lingkungan eksternal
b. Faktor-faktor metode belajar :
Kegiatan berlatih atau praktek
Overlearning dan drill
Resitasi selama belajar
Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
Pengguanaan modalitas indra
Bimbingan dalam belajar
Kondisi-kondisi insentif
c. Faktor-faktor individual
Kematangan
Faktor usia kronologis
Faktor perbedaan jenis kelamn
Pengalaman sebelumnya
Kapasitas mental
Kondisi kesehatan jasmani
Kondisi kesehatan rohani
Motivasi
Bab VIII Pengertian Dasar Pengajaran Perbaikan (Remedial Teaching)
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan system penyampaiannya
dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan Sistem Istruksional

(PPSI). Secara garis besar proses kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan PPSI
itu sebagai berikut :
1. Rencana belajar yang meliputi :
Perumusan TIK atau Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).
Penyusunan alat evaluasi.
Penentuan materi pengajaran.
Penentuan kegiatan belajar-mengajar
2. Melaksanakan pengajaran dengan satuan pelajaran dengan kerangka :
Bidang pengajaran
Mata pelajaran/sub bidang pengajaran
Satuan bahasan
Kelas/tingkat
Caturwulan/semester
Waktu
3. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar
Langkah-langkah PPSI :
1.
2.
3.
4.
5.

Merumuskna TIK
Menyusun alat evaluasi
Menentukan materi pelajaran, kgiatan belajar mengajar (metode, alat dan sumber)
Melaksanakan pengajaran dan evaluasi.
Umpan balik : revisi program dan remedial

Perlunya pengajaran perbaikan :


1. Siswa : siswa mendapat kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya dapat diharapkan
mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai denga kemampuannya.
2. Guru bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan
prestasi belajar.
3. Proses pendidikan : bimbingan dan penyuluhan merupakan kelangkapan dari keseluruhan
proses atau pelaksanaan program.
Tujuan pengajaran perbaikan :
a. Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya.
b. Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar kea rah yang lebih baik.
c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat
d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil
yang lebih baik.
e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.

Fungsi pengajaran perbaikan :


a. Korektif : pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain:
peumusan tujuan, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi dan segi-segi
b.
c.
d.
e.
f.

pribadi.
Pemahaman.
Penyesuaian.
Pengayaan.
Akselerasi.
Terapsutik.

BAB IX PENDEKATAN DAN METODE DALAM PENGAJARAN REMEDIAL


1. Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataan ada seseorang atau sejumlah siswa,
bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program
secara sempurna sesuai dengan criteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat digunakan menggunakan pendekatan :
a. Pengulangan.
b. Pengayaan / pengukuhan
c. Pencepatan.
2. Penekatan bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu berdasarkan data/informasi diprediksikan
atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi
tertentu yang akan ditempuhnya.
3. Pendekatan yang bersifat pengembangan.
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4. Metode dalam pengajaran perbaikan (remedial)
Metode yang digunakan yaitu : Tanya jawab, diskusi, metode, kerja kelompok, metode
tutor, pengajaran individual
5. Prosedur pelaksanaan remedial teaching :
a. Meneliti kasus permasalahanya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya.
b. Menentukan tindakan yang harus dilakukan.
c. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan konseling.
d. Langkah pelaksanaan remedial teaching.
e. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar.
f. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.

BAB X EVALUASI DALAM PSIKOLOGI BELAJAR


1. Pengertian dan objek evaluasi
Evaluasi yang sempurna tidak hanya berobjekkan pada aspek kecerdasan akan tetapi
mencakup seluruh aspek pribadi anak dalam seluruh situasi pendidikan yang dialaminya.
2. Tujuan dan fungsi evaluasi
Tujuan umum evaluasi :
Mengupulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam

mencapai tujuan yang diharapkan.


Memungkinkan pendidik dan guru menilai aktivitas/ pngalaman yang didapat.
Menilai metode mengajar yang dipergunakan.

Tujuan khusus dari evaluasi :

Merangsang kegiatan siswa.


Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
Memberikan bimbinganyang sesuai dengan kebutuhan.
Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan

orangtua dan lembaga pendidikan.


Memperbaiki mutu pelajaran/ cara belajr dan metode belajar.

Fungsi evaluasi :
a. Untuk member umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar
mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar murid.
c. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki murid
Jenis-jenis evaluasi :
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
3. Evaluasi placement
4. Evaluasi diagnostic
Teknik evaluasi :
1. Teknik tes : tes tertulis, tes lisan dan non tes
2. Teknik nontes : angket, wawancara/interview, observasi, kuesioner atau inventori.

Peranan psikologi belajar dalam kegiatan evaluasi :


Dengan psikologi belajar kita akan memiliki dan memilih menyusun evaluasi secara tepat,
memilih dan menyusun program-program belajar mengajar secara tepat.

BAB XI CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF) DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Istilah CBSA sama dengan SAL (Student Active Learning). Konsep Cbsa adalah proses kegatan
belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga subjek
didik betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegaitan belajar mengajar.
CBSA menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandnag
sebagai subjek dan objek.
CBSA adalah salah satu cara strategi belajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek
didik seoptimal mungkin , sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif
dan efisien.
Indikator cara belajar siswa aktif antara lain :
1. Dari sudut siswa, dapat dilihat:
a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, permasalahannya.
b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.
c. Penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menajalani dan
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhailannya.
d. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru/pihak
lainnya (kemandirian belajar).
2. Dilihat dari suudut guru, tampak adanya :
a. Usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif.
b. Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar mengajar siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan
masing-masing.
3. Dilihat dari segi program hendaknya :
a. Tujuan intraksional serta konsep maupun isi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,
minat serta kemampuan subjek didik.

b. Program cukup jelas dapat dimengerti siswa dna menantang siswa melakukan
kegiatan belajar.
c. Bahan pelajaran mengandung fakta/ informmasi., konsep, prinsip dan keterampilan.
4. Dilihat dari situasi belajar tampak adanya :
a. Iklim hubungan intim dan erat antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa,
guru dengan guru seta dengan unsur pimpinan sekolah.
b. Gairah serta kegembiraan belajar siswa sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat
serta keleluasaan mengembangkan cara belajar masing-masing.
5. Dilihat dari sarana belajar tampak adanya :
a. Sumber-sumber belajar bagi siswa.
b. Fleksibilitas waktu untuk meklakukan kegiatan belajar.
c. Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran.
d. Kegiatan bealajar siswa tidak terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.
CBSA berasumsi pada :
a.
b.
c.
d.

Asumsi pendidikan
Asumsi anak didik
Asumsi guru
Asumsi pengajaran

Prinsip-prisip CBSA :
a.
b.
c.
d.
e.

Stimulasi belajar
Perhatian dan motivasi
Respon yang dipelajari
Penguatan
Pemakain dan pemindahan

Dengan demikian, CBSA mengoptimalkan kadar keaktifan belajar siswa yang dapat
dikondisikan dari sudut siswa, guru, program belajar, situasi belajar dan dari sudut sarana belajar.
Bab XII PEMIKIRAN KE ARAH APLIKASI PSIKOLOGI BELAJAR
1. Implikasi teori-teori belajar dari psikologi behavioristik.
a. Prosedur-prosedur pengembangan tingkah laku baru, terdiri dari duan metode
yaitu :
1. Shaping (tingkah laku yang diajarkan di sekolah-sekolah).
2. Meodelling (suatu bentuk belajar yang tak dapat disamakan dengan calsical
conditioning).
b. Prosedur-prosedur pengendalian atau perbaikan tingkah laku, terdiri dari :
1. Memperkuat tingkah laku bersaing.

2. Ekstingsi

(dilakukan

dengan

membuat/menaidakan

peristiwa-peristiwa

penguat tingkah laku).


3. Satiasi (prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ualng
sehingga ia menjadi lelah atau jera).
4. Perubahan lingkungan stimulus ( tingkah laku yang dapat dikendalikan oleh
perubahan kondisi stimulus yang mempengaruhi tingkah laku tersebut ).
5. Hukuman (hukuman hendaknya diterapkan di kelas dengan bijaksana).
c. Langkah-langkah dasar modifikasi tingkah laku
1. Rumuskan tingkah laku yang diubah secara operasional
2. Amatilah frekuensi tingkah laku yang perlu diubah
3. Ciptakan situasi belajar sehingga terjadi tingkah laku yang diinginkan.
4. Identifikasi reinforcers yang potensial
5. Perkuatlah tingkah laku yang diinginkan.
6. Rekam tingkah laku yang diperkuat untuk menentukan kekuatan atau
frekuensi respon yang telah ditingkatkan.
d. Pengajaran terprogram
1. Program linear
2. Program intrinsic
e. Program-program pengajaran individual
1. Program PLAN ( program pengajaran individual dibidang bahasa,
matemnatika, IPS dan IPA).
2. Program IGE (pusat penelitian pengambangan belajar kognitif)
f. Analisis tugas
1. Membantu guru dalam membimbing belajar murid
2. Membantu guru menentukan susuan bahan pelajaran
g. Suatu pendekatan belajar tuntas
1. Pelajaran terbagi atas unit-unit kecil
2. Tujuan instruksional dirumuskan dengan jelas.
3. Learning tesk diajarkan dengan pengajaran kelompok regular.
h. Pemikiran tentang model belajar mengajar
1. Menganalisis tugas.
2. Memodifikasi tingkah laku.
2. Implikasi teori-teori belajar kognitif.
a. Psikologi Gestalt dalam praktek.
b. Implikasi teori Piaget untuk pendidikan
c. Implikasi discovery Learning dari Brunner
d. Praktek Ausubel (Ekspository Teaching)
e. Pemikiran tentang model belajar mengajar
3. Implikasi toeri belajar humanistic
a. Guru sebagai fasitilator
b. Cirri-ciri humanistic mengenai guru yang baik dan tidak baik.
c. Guru yang sejati
d. Aplikasi psikologi humanistik pada pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai