Ringkasan Psikologi Belajar
Ringkasan Psikologi Belajar
mempelajari tentang gejala gejala manusia .Ada juga psikoloi yang menyelidik hewan , yang
umumnya
disebut psikologi hewan. Dengan ilmu psikologi manusia tidak ragu-ragu lagi
b.
Ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi,
khususnya metode ilmu pengetahuan alam mempengaruhi perkembangan metode psikologi.
c.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, oleh karena itu baik biologi
maupun psikologi sama-sama mebicarakan manusia.
d. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi ialah ilmu pengetahuan tentang hidup manusia dalam hubungan golongan. Menurut
Gerungan pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah merupakan daerah dari psikologi
sosial
e.
sejak dari lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak mendasarkan diri kepada
psikologi. Dengan demikian paedagogiek baru bru akan tepat mengenai sasaran, pabila dapat
memahami langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk pesikologi
f. Hubungan Psikologi dengan Agama
Agama sejak turunnya kepada Rasul diajarkan kepada manusia denagan dasar-dasar yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi pikologis, didalam agama terdapat ajaran tentang
bagaimana agar manusia mau menerima petunjuk Tuhannya, sehingga manusia itu sendiri tanpa
paksaan menjadi hamba-Nya yang baik dan taat. Unsure pedagogis dalam agama tidak dapat
mempengaruhi manusia kecuali bilamana disampaikan kepadanya sesuai dengan petunjukpetunjuk psikologi, dalam hal ini psikologi pendidikan. Mengingat eratnya hubungan antara
keduanya lahirlah psikologi agama (psychology of religion), yang objek pembahasannya antara
lain bagaimanakah perkembangan kepercayaan kepada Tuhan masa kanak-kanak, sampai dewasa
dan sampai kapan terjadi kemantapan hidup keagamaan seseorang , bagaimana perbedaan
tingkah laku orang yang beragama dengan orang yang tidak beragama dan lain sebagainya.
Tujuan mempelajari psikologi :
Adapun tujuan orang mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya
hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan
diselesaikan oleh ilmu jiwa. Tes dalam psikologi dapat dibedakan atas bermacam-macam jenis:
a. Menurut banyaknya orang yang ditest, test dapat dibeadakan atas:
1. Test perorangan
2. Test kelompok
Ilmu jiwa bertujuan untuk memberi kesenangan dan kebahagiaan hidup manusia. Dan
orang yang hidup sukses dalam segala-galanya harus mengetahui dasar-dasar dari ilmu jiwa.
Tujuan umum mempelajari ilmu jiwa antara lain :
a. Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna
tentang tingkah laku sesame manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk
mengenal tingkah laku manusia atau anak.
c. Untuk mengetahui penyelanggaraan pendidikan dengan baik.
A. Metode observasi yaitu metode yang mempelajari gejala kejiwaan secara mengamati dengan
sengaja, teliti, dan sistematis. Metode ini dibagi menjadi :
Introspeksi yaitu : sumber tentang pengetahuan jiwa yang utama, karena hanya kesadaran
dan mengambil kesimpulan-keimpulan yang bersifat umum. Metode terdiri dari : angket,
metode riwayat hidup dan metode pengumpulan bahan-bahan.
C. Metode Klinis yaitu: metode untuk menyelidiki perseorangan, dengan jalan mengikuti orang
yang diselidiki sambil menagajukan pertanyaan.
D. Metode Eksperimental yaitu metode yang dengan sengaja menimbulkan gejala-gejala
kejiwaan untuk diselidiki. Metode ini ada 2 macam yaitu :
a. Metode eksperimen untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala kejiwaan manusia
b. Metode tes yaitu dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah yanag harus dilakukan.
3.
4.
Pengamatan
Reaksi pengamatan dapat digambarkan sebagai berikut :
S-O-R
S = Stimulus
O = Organisasi
P = Respon,
Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan
saling bereproduksi. Dalam ilmu kejiawaan, Hukum asosiasi itu berlaku : Hukum serempak,
Hukum berurutan, Hukum persamaan, Hukum berlawanan, Hukum sebab-akibat
5.
Ingatan (Memory)
Ingatan atau memori yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi
kembali kesan-kesan/tanggapan/pengertian yang dipengaruhi oleh sifat seseorang, alam
Berpikir
Berpikir yaitu daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan
kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yang disebut akal (ratio).
8.
Inteligresi
Inteligensi yaitu suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat
dalam situasi yang baru.
9.
Perasaan
Perasaan yaitu suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang dan rasa tidak senang.
10.
Kemauan Dan Kehendak
Kemauan dan Kehendak yaitu fungsi jiwa untu dapat mencapai sesuatu dan merupaka
11.
Jadi psikologi anak mempelajari Ciri-ciri khusus yag terdapat diantara masa kanak dan masa
puber (remaja).
Manfaat psikologi anak bagi pendidikan yaitu untuk perkembangan ilmu itu sendiri, guna
pengobatan, dalam bentuk kelainan tingkah laku anak. Para ahli dalam mengamati
perkembangan anak, seakan-akan ada aturan tertentu, sehingga cenderung mengatakan aturan
sebagai suatu Hukum yaitu :
1. Hukum tempo perkembangan artinya anak mempunyai tempo yang berlainan pada fase
satu dengan fase yang lain.
2. Hukum irama perkembangan , anak dalam pekembangan mempunyai irama-iram
tersendiri, ada yang lambat dan ada yang cepat.
3. Hukum konvergensi, dalam perkembangannya anak itu terjadi dari pengaruh luar dan
dalam..
4. Ukum masa peka, dalam mengalami perkembangan tertentu sampai pada puncaknya
(masa peka).
5. Hukum kesatuan organis, perkembangan meliputi psiko-fisis dan sosial individual.
6. Hukum predistinasi, perkembangan itu terjadi karena kehendak kodrat.
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan manusia antara lain faktor dari luar teridiri dari
faktor-faktor sosial (sekolah, masyarakat dan keluarga) dan non sosial dan faktor dari dalam.
Perkembangan anak sebagai monodualis yang selalu bearti diferensiasi artinya pada
setiap tahap dari seluruh perkembangan anak itu mulai adanya diferensi baru pada anak itu baik
jasmani maupun rohani. Setiap fase yang dialami seorang anak merupakan masa perlaihan yang
ada pada anak untuk arah fase berikutnya. Perkmbangan yang dialaimi anak meliputi
perkembangan jasmani dan rohani.
Masa anak disebut juga dengan masa untuk matang belajar, anak tersebut sudah merasa
besar dan tidak mau lagi sebagai anak kecil. Anak tersebut sudah lepas dari lembaga pendidikan
dasar (TK). Pada masa itu anak sudah memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat dibantu
dalam perkembangannya oleh guru disekolah yaitu : perkembangan sosial, perasaan, motorik,
bahasa, berpikir, kesulitan/religious, tanggapan, fantasi, perhatian dan perkembangan dalam
mengambil keputusan.
BAB IV PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA
Dalam memahami anak luar biasa atau psikologi anak psikologi anak luar biasa ini
diperlukan pemahaman kecacatan dan akibat-akibat dari kecacatan yang terjadi pada
anak/penderita. Pengertian cacat yaitu anak yang pertumbuhannya dan perkembangannya
menalami penyimpangan baik segi fisik mental, emosi serta sosialnya bila dibandingkan dengan
anak lainnya.
Jenis cacat ini meliputi :
1.
Cacat tubuh yaitu cacat pada anggota tubuh, tangan , kaki, indra dan urat-urat saraf yang
2.
Pengaruh cacat terhadap kehidupan seseorang itu dapat dibagi menjadi menjadi 3 golongan yaitu
:
1. Cacat sejak lahir sehingga fungsi otak tidak beres.
2. Cacat mental, emosi dan sosialnya.
3. Pengaruh kebudayaan
Tujuan mempelajari psikologi anak luar biasa (Psychologie of Handicap) :
1. Untuk mengetahui keadaan anak berkelainan, dan pengaruhnya terhadap penderitaan
anak berkelainan.
2. Mengetahui sikap dan kepribadian anak berkelainan dalam hubungannya dengan
lingkungan.
3. Mengetahui reaksi anak berkelainan dalam penyesuaian diri.
4. Untuk mengetahui pengaruh keturunannya terhadap kehidupan di masyarakat.
5. Untuk mengetahui reaksi individu anggota masyarakat dalam menanggapi anak
berkelainan.
belajar
sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor
inteligensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktorfaktor non-inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar.
Macam-macam kesulitan belajar dapat dikelompokan menjadi empat macam yaitu :
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar , ada yang berat dan sedang.
2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, ada yang sebagian bidang studi dan ada yang
keseluruhan bidang studi.
3. Dilihat dari sifat kesulitannya, ada yang bersifat permanen/menetap dan ada yang
sifatnya sementara.
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, ada yang karena faktor inteligensi dan ada yang
karena faktor non-inteligensi.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu :
1. Faktor intern meliputi Faktor fisiologi dan Faktor psikologi.
2. Faktor ekstern yang meliputi Faktor non-sosial dan Faktor sosial.
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal-hal diatas ada pada
diri anak maka belajar sulit dapat masuk. Apabila dirinci faktor rohani itu meliputi :
Inteligensi, bakat, minat, Motivasi, Faktor kesehatan mental dan tipe khusus seorang pelajar.
Pengumpulan data
Pengolahan data
Diagnosis
Prognosis
Treatmen/perlakuan.
Evaluasi
Menentukan masalah.
Pengumpulan data
Analisis data
Diagnosis
Prognosis
Treatmen/terapi
Tindak lanjut/follow up
dan tetap
Bimbingan belajar
Bimbingan penyelesaian
Bimbingan pekerjaan
Bimbingan karier
Bimbingan social dan pribadi
Bimbingan jabatan
kelompok, organisasi murid, sosio drama, psikodraman, upacara dan papan bimbingan.
(PPSI). Secara garis besar proses kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan PPSI
itu sebagai berikut :
1. Rencana belajar yang meliputi :
Perumusan TIK atau Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).
Penyusunan alat evaluasi.
Penentuan materi pengajaran.
Penentuan kegiatan belajar-mengajar
2. Melaksanakan pengajaran dengan satuan pelajaran dengan kerangka :
Bidang pengajaran
Mata pelajaran/sub bidang pengajaran
Satuan bahasan
Kelas/tingkat
Caturwulan/semester
Waktu
3. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar
Langkah-langkah PPSI :
1.
2.
3.
4.
5.
Merumuskna TIK
Menyusun alat evaluasi
Menentukan materi pelajaran, kgiatan belajar mengajar (metode, alat dan sumber)
Melaksanakan pengajaran dan evaluasi.
Umpan balik : revisi program dan remedial
pribadi.
Pemahaman.
Penyesuaian.
Pengayaan.
Akselerasi.
Terapsutik.
Fungsi evaluasi :
a. Untuk member umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar
mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar murid.
c. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki murid
Jenis-jenis evaluasi :
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
3. Evaluasi placement
4. Evaluasi diagnostic
Teknik evaluasi :
1. Teknik tes : tes tertulis, tes lisan dan non tes
2. Teknik nontes : angket, wawancara/interview, observasi, kuesioner atau inventori.
BAB XI CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF) DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Istilah CBSA sama dengan SAL (Student Active Learning). Konsep Cbsa adalah proses kegatan
belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga subjek
didik betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegaitan belajar mengajar.
CBSA menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandnag
sebagai subjek dan objek.
CBSA adalah salah satu cara strategi belajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek
didik seoptimal mungkin , sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif
dan efisien.
Indikator cara belajar siswa aktif antara lain :
1. Dari sudut siswa, dapat dilihat:
a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, permasalahannya.
b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.
c. Penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menajalani dan
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhailannya.
d. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru/pihak
lainnya (kemandirian belajar).
2. Dilihat dari suudut guru, tampak adanya :
a. Usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif.
b. Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar mengajar siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan
masing-masing.
3. Dilihat dari segi program hendaknya :
a. Tujuan intraksional serta konsep maupun isi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,
minat serta kemampuan subjek didik.
b. Program cukup jelas dapat dimengerti siswa dna menantang siswa melakukan
kegiatan belajar.
c. Bahan pelajaran mengandung fakta/ informmasi., konsep, prinsip dan keterampilan.
4. Dilihat dari situasi belajar tampak adanya :
a. Iklim hubungan intim dan erat antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa,
guru dengan guru seta dengan unsur pimpinan sekolah.
b. Gairah serta kegembiraan belajar siswa sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat
serta keleluasaan mengembangkan cara belajar masing-masing.
5. Dilihat dari sarana belajar tampak adanya :
a. Sumber-sumber belajar bagi siswa.
b. Fleksibilitas waktu untuk meklakukan kegiatan belajar.
c. Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran.
d. Kegiatan bealajar siswa tidak terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.
CBSA berasumsi pada :
a.
b.
c.
d.
Asumsi pendidikan
Asumsi anak didik
Asumsi guru
Asumsi pengajaran
Prinsip-prisip CBSA :
a.
b.
c.
d.
e.
Stimulasi belajar
Perhatian dan motivasi
Respon yang dipelajari
Penguatan
Pemakain dan pemindahan
Dengan demikian, CBSA mengoptimalkan kadar keaktifan belajar siswa yang dapat
dikondisikan dari sudut siswa, guru, program belajar, situasi belajar dan dari sudut sarana belajar.
Bab XII PEMIKIRAN KE ARAH APLIKASI PSIKOLOGI BELAJAR
1. Implikasi teori-teori belajar dari psikologi behavioristik.
a. Prosedur-prosedur pengembangan tingkah laku baru, terdiri dari duan metode
yaitu :
1. Shaping (tingkah laku yang diajarkan di sekolah-sekolah).
2. Meodelling (suatu bentuk belajar yang tak dapat disamakan dengan calsical
conditioning).
b. Prosedur-prosedur pengendalian atau perbaikan tingkah laku, terdiri dari :
1. Memperkuat tingkah laku bersaing.
2. Ekstingsi
(dilakukan
dengan
membuat/menaidakan
peristiwa-peristiwa