Batuan beku atau disebut dengan batuan igneous berasal dari bahasa Latin yaitu Ignis yang mempunyai arti api. Secara istilah batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena pendinginan larutan silikat pijar yang bersifat mobil dan mempunyai suhu sekitar 900o C 1200o C atau sering disebut dengan magma. Dalam mendeskripsikan batuan beku, salah satu caranya yaitu menentukan teksturnya. Tekstur dalam batuan beku didefinisikan sebagai hubungan antar mineral atau mineral dengan gelas yang menyusun batuan beku. Tekstur batuan beku di bagi menjadi dua, yaitu : 1. Tekstur umum, yaitu berdasarkan derajat kristalisasi, granularitas, bentuk kristal, dan relasinya. 2. Tekstur khusus, yaitu apabila bentuk perawakan mineralnya tidak terlihat seperti biasanya atau bentuk primernya. Contoh bentuk primer : Olivin=masif; Piroksen=prismatik pendek; Amfibol=prismatik panjang; Biotit=tabular. Berikut beberapa tekstur khusus dari batuan beku : Diabasik : Tekstur dimana plagioklas berbentuk prismatik panjang tumbuh bersama dengan piroksen, di sini piroksen terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen. Trachitic : Tekstur dimana fenokris atau K-feldspar dan plagioklas dominan, menunjukkan kenampakan yang sejajar di dalam masa dasar. Intergranular : Pada tekstur ini, untuk pengamatan megaskopis sangat susah jadi harus dalam pengamatan mikroskop. Dalam pengamatan mikroskop biasanya ruang antar plagioklas diisi oleh mineral olivin, piroksen, atau bijih besi Intersertal : Pada tekstur ini, untuk pengamatan megaskopis sangat susah, sehingga harus dalam pengamatan mikroskopis. Dalam pengamaan mikroskopis biasanya ruang antar plagioklas diisi oleh gelas. Ophitic : Tekstur ini dimana mineral plagioklas tertanam pada mineral olivin atau piroksen secara acak.