SUBYEK HUKUM
1. PENDAHULUAN
Manusia sebagai pembawa hak (subyek)
mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan
tindakan hukum, seperti melakukan persetujuan,
menikah, membuat wasiat dsb. Selain manusia,
badan-badan (kumpulan manusia) juga mempunyai
hak dan kewajiban seperti manusia yang disebut
badan hukum. Manusia sebagai mahluk hidup yang
berjiwa dan badan hukum yang tak berjiwa dapat
bertindak sebagai subyek hukum
3
2. PENGERTIAN
2. Subyek hukum
adalah sesuatu
pendukung hak
yang menurut
hukum
berwenang/berkua
sa bertindak
menjadi
pendukung hak.
3. Subyek
hukum adalah
segala sesuatu
yang menurut
hukum
mempunyai
hak dan
kewajiban.
5
DAN
3. MANUSIA
SEBAGAI
SUBYEK HUKUM
8
a. Dasar Hukum
Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum,
misalnya:
1) Larangan perampasan hak yang mengakibatkan kematian perdata, mis:
perbudakan.
2) Larangan kematian perdata yang tercantum dalam pasal 3 KUHPerdata dan
pasal 15 UUDS 1950 ayat (2) yang berbunyi: Hukuman tudak dapat
merampas semua hak dari yang dikenai hukuman itu) dan Tidak suatu
hukumanpun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan semua
hak-hak kewarganegaraan.
3) Rumusan sidang pleno Konstituante tanggal 11 September 1988: Orang
tidak boleh dihukum dengan mengakibatkan hilangnya hak asasi
manusia/warga negara.
4) Sila Perikemanusiaan dari Pancasila yang melarang manusia dijadikan objek
hukum, sehingga diperlakukan sebagai benda yang dapat dijual belikan
atau digadaikan,
5) UUDS 1950 menyatakan bahwa perbudakan orang/perdagangan budak dan
9
perhambaan budak dilarang.
d. Pandangan Dunia
Setiap manusia/pribadi menjadi subyek hukum
sejak saat dia lahir dan berakhir dengan
kematiannya.
11
e. Pendapat Agama
Seorang manusia/pribadi menjadi subyek hukum
sejak berada pada kandungan ibunya, selama ia
hidup dan setelah ia meninggal dunia, sehingga
menurut hukum agama pengguguran kandungan
merupakan pembunuhan anak itu dan telah
melanggar hak sebagai subyek hukum dari anak
yang akan lahir.
12
4. PENGECUALIAN
SUBYEK HUKUM)
(MENGENAI
14
15
b. Cakap Hukum
1) Seseorang adalah cakap hukum, apabila ia telah dianggap cukup
cakap untuk mempertanggung jawabkan sendiri atas segala
tindakannya sendiri. Seorang dewasa yang normal adalah cakap
hukum. Ia dianggap tidak cakap hukum lagi apabila ia gila/tidak
sehat pikirannya atau diletakkan di bawah pengampuan.
2) Dari segi perbuatan hukum, dapat dibedakan antara:
a)Yang cakap melakukan perbuatan hukum
b)Yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum:
)Ketidakcakapan sungguh-sungguh, yaitu orang-orang yang ditaruh di
bawah pengampuan karena: gangguan jiwa atau gila, pemabok, pemboros,
perbuatannya akan merugikan dan menelantarkan keluarga terutama bagi
anakanak dalam kehidupan dan pendidikan.
)Ketidakcakapan menurut hukum, yaitu orang-orang yang belum dewasa
dan wanita yang berstatus dalam perkawinan.
16
17
a)
Menurut bentuknya
b)
Menurut jenisnya
Korporasi ialah suatu gabungan orangorang yang dalam pergaulan hukum DAN
Yayasan ialah tiap kekayaan
bertindak bersama sebagai satu subyek
(vermogen) yang tidak merupakan
hukum
tersendiri
(personifikasi).
kekayaan orang atau kekayaan badan
Korporasi merupakan badan hukum
dan yang diberi tujuan tertentu.
yang beranggota, tetapi mempunyai
Yayasan adalah sebagai pendukung
hak/kewajiban sendiri. Macam-macam
hak kewajiban sendiri, dan didirikan
korporasi, yaitu:
oleh para pendiri/anggota dengan
1) Perhimpunan, yang dibentuk dengan
tujuan sosial, pendidikan, olmu
sengaja dan dengan sukarela oleh
pengetahuan, kesenian dan
orang yang bermaksud memperkuat
kebudayaan.
kedudukan
ekonomis
mereka,
Perbedaan antara Korporasi dan
memelihara kebudayaan, mengurus
Yayasan ialah bahwa yayasan menjadi
soal-soal sosial dsb. Mis: PT
badan hukum dengan tiada anggota,
2) Persekutuan orang, yang ada karena
tetapi mempunyai pengurus yang
perkembangan faktor-faktor sosial
mengurus kekayaan dan
dan politik dalam sejarah. Mis:
menyelemnggarakan tujuannya.
Pemerintah Daerah Tk I, II, Desa.
Sedangkan korporasi mempunyai
3) Organisasi orang, yang didirikan
anggota dan pengurus yang
berdasarkan
UU
tetapi
bukan
menjalankan kegiatan tugasnya. 19
perhimpunan
yang
termasuk
e)Teori Duguit
Teori ini tidak
mengakui adanya
badan hukum
sebagai subyek
hukum tetapi
hanya fungsifungsi sosial yang
harus
dilaksnakan.
Manuisa sajalah
sebagai subyek
hukum, lain dari
pada manusia
tidak ada subyek
hukum.
f) Teori Eggens
Menurut teori ini badan hukum
adalah suatu hulpfiguur
karena danya diperlukan dan
dibolehkan hukum, demi untuk
menjalankan hak-hak dengan
sewajarnya. Dalam hal-hal
tertentu keperluan itu
dirasakan, oleh karena hukum
hendak memperlakukannya
sesuatu rombongan orang yang
bersama-sama mempunyai
kekayaan dan tujuan tertentu
sebagai suatu kesatuan, karena
manusia tidak dapat berwenang
sendiri-sendiri bertindak dalam
rangkaian peristiwa-peristiwa
20
hukum itu.
1. BENDA
(ZAAK) SEBAGAI
OBYEK HUKUM
21
a. Beberapa Penjelasan
Obyek Hukum adalah segala sesuatu yang
berguna bagi subyek hukum
(manusia/badan hukum) dan yang dapat
menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subyek hukum,
oleh karenanya dapat dikuasai oleh
subyek hukum. Contoh: A dan B
mengadakan perjanjian jual beli rumah.
Rumah adalah obyek hukum.
22
b. Dasar Hukum
1) Buku II KUH Perdata, yang mengatur secara umum dan luas
tentang benda (zaak) yang terdiri dari benda berujud, benda
bergerak, benda tetap dan benda tak berujud.
2) Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 tahun 1960).
3) Undang-undang No. 21 Tahun 1961 (UU tentang Merek
Perusahaan dan Merek Perniagaan).
4) Ordonantie No. 100 Tahun 1939, mengatur kapal terbang
sebagai benda tetap.
5) Buku II KUH Dagang, mengatur tentang benda-benda di laut
atau kapal. Kapal yang berukuran 20 m3 ke atas dimasukkan
sebagai benda tetap, sedangkan yang berukuran 20 m3 ke
bawah sebagai benda bergerak.
6) Auteurswet 1912, Staatblad Tahun 1912 No. 60, mengatur
tentang hak cipta.
23
2. MANUSIA
SEBAGAI
OBYEK HUKUM
25
a. Zaman Pendudukan
Pada dasarnya manusia dapat menjadi obyek
hukum sepanjang hak dan kewajibannya sebai
subyek hukum dilenyapkan atau dicabut.
Dalam keadaan demikian, manusia dianggap
sebagai benda yang dapat dijualbelikan, dapat
disewakan, disiksa bahkan dapat disembelih
seperti binatang tanpa adanya suatu
pembelaan. Keadaan semacam ini pernah
terjadi pada zaman perbudakan/sebelum abad
pertengahan sampai abad 17 18.
26
c. Pandangan Agama
Menurut ketentuan agama manapun, tidak
dibenarkan manusia diperlakukan dan
dianggap sebagai obyek hukum seperti
binatang. Manusia adalah mahkluk yang
sempurna di muka bumi ini, yang mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari mahkluk lainnya
atau binatang.
28
PERISTIWA
HUKUM
1. PENGERTIAN
a. Menurut van
Apeldoorn
Peristiwa hukum
adalah peristiwa
yang berdasarkan
hukum
menimbulkan atau
menghapuskan
hak.
b. Menurut Bellefroid
Peristiwa hukum adalah
peristiwa sosial yang tidak
secara otomatis dapat
merupakan/menimbulkan
hukum. Suatu peristiwa dapat
merupakan peristiwa hukum
apabila peristiwa irtu oleh
peraturan hukum dijadikan
peristiwa hukum
30
d. Peristiwa
hukum positif
dan peristiwa
hukum negatif
33
34
TERI
MA
KASI
H