Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Energi merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan

manusia saat ini. Energi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan lingkungan. Kebutuhan energi di dunia hingga detik ini
cenderung dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Pada dasarnya, sumber daya alam
energi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non
reneweble recources) dan bersumber dari pertambangan. Dimana pertambangan
merupakan

rangkaian

kegiatan

dalam

upaya

pencarian,

penambangan,

pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Salah satu barang hasil
produksi pertambangan yaitu gas alam.
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah
bahan

bakar

fosil berbentuk

gas

yang

terutama

terdiri dari metana

(CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang
banyak digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk
perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam
selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari
penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang
dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan
batu bara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan
sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan.

Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak
berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
1.2

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

Dapat mengetahui komposisi dari Gas Alam


Dapat mengetahui proses pembentukan Gas Alam
Dapat memanfaatkan potensi Gas Alam yang ada di Indonesia sebagai

energi alternatif
Dapat mengetahui cadangan Gas Alam di Indonesia maupun di dunia
Dapat mengolah Gas Alam menjadi bahar bakar yang ramah lingkungan

1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah

Komposisi apa saja yang terdapat di dalam Gas Alam?


Bagaimna cara memanfaatkan potensi gas alam yang ada di Indonesia

sebagai energi alternatif?


Bagaimana cara pengolahan gas alam menjadi energi gas yang ramah
lingkungan sebagai energi alternatif?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah

bahan

bakar

fosil berbentuk

gas

yang

terutama

terdiri dari metana

(CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan
tempat pembuangan

di rawa-rawa,

akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan

hewan.
2.2

Komposisi Kimia pada Gas


Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH 4), yang

merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung

molekul

molekul

hidrokarbon

yang

lebih

berat

seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk
sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan
global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan
ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer
bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek
rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat.
Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap,
ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan
100 juta ton per tahun secara berturut-turut).

Tabel 1.Komponen Penyusun Gas Alam


Komponen

Metana (CH4)

80-95

Etana (C2H6)

5-15

Propana (C3H8) and Butana (C4H10)

<5

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam
Nitrogen, helium, karbon

dioksida (CO2), hidrogen

sulfida (H2S),

dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung
dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang
gasnya.
Campuran organosulfur dan

hidrogen

sulfida

adalah

kontaminan

(pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor
sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid
gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak
berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke
pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar
dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu
sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan
oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%.

Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak


mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar
rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.
2.3

Proses Pembentukan Gas Alam


Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses

biologis dan proses thermal.


a. Proses Biologis
Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik
oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat
bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas
alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan
lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada
kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900
meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses
jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
b. Proses Thermal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga
produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil
cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak
bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya menjadi
metan lebih cepat terjadi.
2.4

Peyimpanan dan Transportasi Gas

Gambar 1. Penyimpanan dan Transportasi Gas


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam

Metode

penyimpanan

gas

alam

dilakukan

dengan

"

Natural

Gas Underground Storage ", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang
lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terjadi
dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted. Hal ini sangat tepat
untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh
berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas
kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada musim dingin, dimana terjadi
kebutuhan yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah
tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi
perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk
menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :

Transportasi melalui pipa salur

Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal


tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.

Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di


daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut,
untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah

menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu".
Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam akan
membentang sambung menyambung dari Nang roe Aceh Darussalam-Sumatera
Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat
ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih
terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera
Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan
Kalimantan Timur.
Carrier

LNG dapat

digunakan

untuk

mentransportasi gas

alam

cair (liquefied natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk

tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi (compressed
natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi gas alam
secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk
transportasi lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk
fasilitas

tambahan

untuk pencairan

gas atau kompresi di

titik

produksi,

dan penggasan atau dekompresi di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.


2.5

Pemanfaatan Gas

Secara garis besar pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan,
menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV),
sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan
sebagainya.

Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density
polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high
density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan
C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan,
hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api
ringan.

Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air

conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok,


Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana
produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo,
Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk
Sriwidjaja di Palembang.

Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak


tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari
ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri
III dan Pusri IV di Palembang.

Gambar 2. Tabung Gas Elpiji ukuran 12 kg.


Sumber: http://indocropcircles.wordpress.com/2014/01/04/indonesia-milikicadangan-gas-besar/
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA
ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa
Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern
di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga
memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off
shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah
dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang
membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam
antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan
pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor
dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas). Salah satu daerah penghasil gas alam
terbesar di Indonesia adalah Nanggre Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang
terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company.

Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor


ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggre Aceh Barh
(kabupaten Aceh Utara) juga terdapatPT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea,
dengan bahan baku dari gas alam.
2.6

Pengolahan Gas

2.6.1 Eksplorasi
Sama halnya dengan eksplorasi bahan bakar yang lain, gas juga tidak
tersedia di setiap tempat. Perlu dilakukan penulusuran dan pencarian tentang
sumber-sumber potensial yang mengandung gas alam ini.
Gas biasanya ditemukan bersamaan dengan minyak bumi, akan tetapi ada
pula sumur gas yang terpisah sendiri. Ada banyak cara maupun teknologi yang
digunakan untuk proses eksplorasi, diantaranya:
Seismic Exploration
Onshore Seismology
Offshore Seismology
Magnetometers
Gravimeters
2-D Seismic Interpretation
Computer Assisted Exploration
3-D Seismic Imaging
2-D Seismic Imaging
4-D Seismic Imaging
2.6.2 Produksi
Gas yang digunakan oleh konsumen bukanlah gas yang langsung diambil
dari sumurnya. Gas tersebut perlu diolah dan diproses untuk menghasilkan gas
siap pakai.
Beberapa proses yang sering dilakukan untuk menghasilkan gas siap pakai
diantaranya:

10

Oil and Condensate Removal


Water Removal
Separation of Natural Gas Liquids
Sulfur and Carbon Dioxide Removal
Produksi LNG
Sebelum dapat dilakukan proses liquefaction, gas yang ditransmisikan dari
wellhead harus bersih dan kering. Gas harus dibersihkan dari cairan-cairan
hidrokarbon dan kotoran-kotoran serta dari kontaminan. Selanjutnya gas
didinginkanuntuk menjadikan air terkondensasi kemudian dilakukan proses
dehidrasi untuk menghilangkan uap air. Apabila terdapat kandungan merkuri
dalam feed gas maka harus dihilangkan.
Gas hanya boleh mengandung methana dengan sedikit hidrokarbon ringan
agar proses dapat berjalan efisien. Proses liquefaction setelah pendinginan gas
dengan menggunakan pemindah panas. Gas disirkulasikan melalui coil tabung
alumunium, dialirkan ke pendingin hidrokarbon nitrogen yang terkompresi.
Perpindahan panas selesai seiring dengan menguapnya pendingin, kemudian gas
didinginkan di dalam tabung sebelum dikembalikan ke kompresor. Gas cair
dipompakan ke dalam tangki penyimpanan sampai siap diangkut ke dalam
tanker.
2.6.3 Produk

Gas alam fosil


Gas alam ini merupakan gas alam yang langsung didapat dari perut bumi.
Gas alam ada yang bersatu dengan minyak bumi, ini dinamakan gas
associated. Selain itu, ada pula yang terpisah dan memiliki ladang atau
sumur sendiri, ini dinamakan gas non associated.

Town gas
Town gas merupakan campuran metana dan gas lain, umumnya
mengandung karbon monoksida. Gas ini dapat digunakan layaknya gas

11

alam yang lain dan dapat diproduksi melalui proses gasifikasi batubara.
Akan tetapi, saat ini perekembangan teknologi untuk menghasilkan town
gas belum ekonomis.

Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar

(flammable) yang dihasilkan dari

proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob


(bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua
jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun
demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan
urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas
sederhana.

Gas hydrate
Gas hydrate atau yang biasa disebut gas alam padat adalah kristal es yang
terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak
didalamnya.

LNG (Liquefied Natural Gas)


Gas alam cair (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk
menghilangkan

ketidakmurnian

dan

hidrokarbon

berat

dan

kemudian

dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya


sekitar -162 C. Untuk mendinginkan ini diperlukan energi, yang biasanya
diwujudkan oleh alat yang disebut refrigerator.
Perubahan wujud juga dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan gas
metana (menjadi LNG) dan gas propana (menjadi LPG). Pada temperatur kamar
(25 C) metana akan mulai mencair pada 6.64 bar atau 92.78 psia sementara
propana mulai mencair pada 6.31 bar. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas
alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk transportasi
jarak jauh.
LNG memiliki kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar
petrol dan diesel. Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan
38 MJ (10.6 kWh). LNG menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya

12

produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan


tangki cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi
komersial.
Kepadatan LNG kira-kira 0,41-0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan
komposisi.

Sebagai

perbandingan,

air

memiliki

kepadatan

1,0

kg/L.

Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi
dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan,
namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 dan -170 C (methana murni
menjadi cair pada suhu -161.6 C) dengan tekanan antara 101 dan 6000
[kilopascal|kPa] (14.7 dan 870 lbf/in). Gas alam bertekanan tinggi yang telah
didapat kemudian diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman.
LPG (Liquefied Petroleum Gas)
LPG (harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C 2H6) dan pentana
(C5H12).
Istilah LPG dan LNG adalah pengistilahan umum untuk gas yang di
cairkan baik oleh manusia atau karena keadaan alam. LPG merupakan gas petrol
hasil olahan minyak bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana dan
butana, sedangkan LNG adalah gas cair dengan komponen utama metana. Titik
didih LPG pada tekanan atmosfer adalah -42 C.
Titik didih metana, propana dan butana berada di bawah nol derajat karena
pada kondisi ruangan dalam fasa gas. Jadi ketika perpindahan ke fasa cair (titik
embun

titik

didih)

berlangsung

di

bawah

temperatur

kamar.

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu
elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan.
Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan

13

yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi
biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 C (131 F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990.
Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama
adalah sebagai berikut:
1) Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
2) Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
3) Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau
silinder.
4) Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
5) Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.
NGH (Natural Gas Hydrate)
NGH (Natural Gas Hydrate) adalah kristal es yang terbentuk dimana
lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya. NGH stabil pada
tekanan tinggi dan suhu rendah, dan terjadi secara alami di dasar laut yang
bertekanan tinggi dan bersuhu rendah pada kedalaman 150-2000 meter dibawah
permukaan air laut. Eksplorasi NGH dari dasar laut masih memerlukan 30-40
tahun untuk menjadi ekonomis, yaitu pada saat cadangan energi fosil telah habis.
NGH juga terjadi sebagai problem pada pipa saluran gas alam bertekanan tinggi
didaerah yang dingin. Terbentuknya NGH dapat menghambat aliran gas pada
pipa. Pada saat ini penelitian NGH banyak dilakukan sebagai alternatif sistem

14

pengangkutan dan penyimpanan gas alam, yang selama ini didominasi oleh sistem
pemipaan dan gas alam cair (liquefied natural gas, LNG).
Dalam sistem gas alam padat, NGH diproduksi dari percampuran gas alam
dengan air untuk membentuk kristal es. Gas alam padat terjadi ketika beberapa
partikel kecil dari gas seperti metana, etana, dan propana, menstabilkan ikatan
hidrogen dengan air untuk membentuk struktur sangkar 3 dimensi dengan molekul
gas alam terjebak dalam sangkar tersebut. Sebuah sangkar terbuat dari beberapa
molekul air yang terikat oleh ikatan hidrogen. Tipe ini dikenal dengan nama
clathrates. Gas alam padat diperkirakan akan menjadi media baru untuk
penyimpanan dan transportasi gas, sebab memiliki stabilitas yang tinggi pada
suhu dibawah 0 C pada tekanan atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisen
es yang terjadi pada saat hidrat terurai (terdisosiasi), lapisan es tersebut menutupi
hidrat dan mencegah penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1
meter kubik NGH setara dengan 170 m3 dari gas alam pada tekaan 1 atm, pada
suhu 25 C.
Sistem gas alam padat meliputi 3 step yaitu, produksi, transportasi dan
gasifikasi ulang. Investasi yang digunakan untuk membangun sistem gas alam
padat jauh lebih murah dari pada gas alam cair. Dengan sistem gas alam padat,
ladang-ladang minyak dengan kapasitas kecil yang tidak memungkinkan
diekploitasi dengan sistem gas alam cair dapat dimanfaatkan.

15

BAB III
CADANGAN ENERGI GAS DI INDONESIA DAN D DUNIA

3.1

Total Cadangan Gas Alam di Dunia


Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat

realisasi produksi gas nasional hingga 27 Januari 2013 lalu mencapai 8.152,53
juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar.
2. Gas LNG sebagai komoditas ekspor, dan
3. Gas sebagai bahan baku (pupuk, petrokimia, metanol, plastik,industri besi
tuang dan sebagainya.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air
conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok,
Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun
kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan
triliun kaki persegi (trillion cu ft) adalah :

16

Tabel 2. Cadangan Gas Bumi (2004-2012)


(Milyar Barel)
Tahun

Terbukti

Potensial

total

2004

97.81

90,53

188,34

2005

97,26

88,54

185,80

2006

94,00

93,10

187,10

2007

106,00

59,00

165,00

2008

112,50

57,60

170,10

2009

107,34

52,29

159,63

2010

108,40

48,74

157,14

2011

104,71

48,18

152,89

2012

103,35

47,35

150,70

Sumber : Ditjen Migas.2013


MMSCFD = Million Standard Cubic Feet per Day

17

Tabel 3. Cadangan Gas di Dunia


Pangkat

Negara

Cadangan terbukti (triliun kaki kubik)

1.

Rusia

1.680

2.

Iran

971

3.

Qatar

911

4.

Saudi Arabia

241

5.

Uni Emirat Arab

214

6.

AS

193

7.

Nigeria

185

8.

Aljazair

161

9.

Venezuela

151

10.

Irak

112

11.

Indonesia

98

12.

Norwegia

84

13.

Malaysia

75

14.

Turkmenistan

71

15.

Uzbekistan

66

16.

Kazakhstan

65

17.

Belanda

62

18.

Mesir

59

19.

Kanada

57

20.

Kuwait

56

Top 20 negara

5.510

Seluruh dunia

602

Total Dunia

6112

Sumber: SKK Migas.2013

18

3.2

10 Produsen Gas Terbesar di Indonesia


Berikut dikutip dari bahan tertulis SKK Migas Kamis (7/2/2013),

perusahaan-perusahaan gas terbesar di Indonesia tersebut adalah:


a) PT Total E&P Indonesie (Prancis), merupakan kontributor terbesar
produksi gas RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd
dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total
produksi gas nasional.
b) BP Berau (Inggris), berada di peringkat dua yang tingkat produksinya
mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi nasional.
c) PT Pertamina, Persero (Indonesia), perusahaan pelat merah Indonesia baru
ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari total produksi
nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
d) ConocoPhillips Grissik (Amerika Serikat), di posisi keempat ini
menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera Selatan.
Angka itu setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
e) ConocoPhillips Indonesia Ltd (Amerika Serikat), menempati ranking
kelima sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan yang masih
juga dimiliki AS tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd dari
South Natuna East Sea Blok B.
f) Vico Indonesia (Inggris), memproduksi 380,94 mmscfd,
g) ExxonMobil Oil Indonesia (Amerika Serikat), memproduksi 369,22
mmscfd.
h) Kangean Energy, menghasilkan 294,99 mmscfd dari lapangan Terang
Sirasun Batur.
i) PetroChina Jabung (Cina), memproduksi sebanyak 264,99 mmscfd ada di
posisi ke-9.
j) PT PHE ONWJ (Indonesia), menempati posisi terakhir ini adalah anak
usaha Pertamina menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat produksi
212,46 mmscfd.

19

Saat ini sekitar 52% sumber energi dalam negeri masih dipenuhi oleh
BBM, 28% gas bumi, 15% batu bara, 3% tenaga air dan 2% panas bumi. Dengan
semakin berkurangnya cadangan minyak, otomatis gas bumi merupakan energi
pengganti BBM yang paling tepat saat ini.
Berujuk pada road map yang disusun kementrian ESDM, ke depan
konsumsi gas dan batu bara akan mulai ditingkatkan untuk menggantikan BBM,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi nasional sampai 53%. Sedangkan
BBM menjadi hanya 20%.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Gas alam adalah bahan

terutama

bakar

terdiri dari metana CH4).

fosil berbentuk

gas

yang

Ketika gas yang kaya dengan metana

diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan


organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat
ditemukan

di rawa-rawa,

tempat

pembuangan

akhir sampah,

serta

penampungan kotoran manusia dan hewan.


Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH 4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung

molekul

molekul

hidrokarbon

yang

lebih

berat

seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain itu ada juga gasgas yang mengandung sulfur (belerang). Pembentukan gas alam dibagi menjadi
dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal.
Secara garis besar pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Gas alam sebagai bahan bakar, Gas alam sebagai bahan baku, Gas alam sebagai
komoditas energi untuk ekspor.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun
kaki persegi.
4.2

Saran
Dapat memanfaatkan gas alam yang ada di indonesia sebagai bahan bakar

alternatif peganti bahan bakar fosil.

20

DAFTAR PUSTAKA

http://artikelkimia.blogspot.com/2010/12/gas-alam.html (Diakses pada tanggal 3


maret 2014)
id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam (Diakses pada tanggal 4 maret 2014)
http://indocropcircles.wordpress.com/2014/01/04/indonesia-miliki-cadangan-gasbesar/ (Diakses pada tanggal 4 maret 2014)
www.scribd.com/energi gas (Diakses pada tanggal 4 maret 2014)
www.google.com/gas-alam (Diakses pada tanggal 3 maret 2014)
http://www.esdm.go.id/berita/40-migas/3190-cadangan-produksi-gas-bumiindonesia-mencapai-59-tahun.html ( Diakses pada tanggal 9 maret 2014)
http://curahanilmu.blogspot.com/2009/05/makalah-mengenai-minyak-bumi-dangas.html (Diakses pada 9 maret 2014)
http://safinarahma.blogspot.com/2013/05/proses-pembentukan-minyak-bumi-gasalam.html (Diakses pada 19 maret 2014)
http://www.anehdidunia.com/2012/06/cara-mendapatkan-minyak-dan-gasbumi.html (Diakses pada 22 maret 2014)

21

Anda mungkin juga menyukai