Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOLISTRIK
OLEH:
NAMA : HIRDAYANI
NIM : BT 15 01 050
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman
sampai sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita
Nabi agung Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang
begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman
Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang
berjudul BIOLISTRIK. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing Asriwati, AMK,S.Pd.,M.kes yang telah membimbing kami dalam
setiap materi fisika kesehatan tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami
banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang
dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu
kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih
terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Watampone, 16 Oktober 2015
Penyusun
HIRDAYANI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Biolistrik ...
3
B. Rumus/Hukum Dalam Biolistrik.
3
C. Macam-macam Gelombang Arus Listrik.
4
D. Kelistrikan
dan
Kemagnetan
dalam
Tubuh..4
E. Penggunaan Listrik Secara Medis..
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................1
6
B. Saran...........................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman
Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu
amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau
bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua
aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam
tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau
sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana
berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.
Beberapa penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan
biolistrik antara lain:
1. Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.
2. Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.
3. Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya kedua kaki
katak setelah diberi aliran listrik melalui konduktor
4. Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya
dan asistennya.
5. Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada
jaringan akibat aliran frekuensi tinggi
6. Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan
gelombang pendek (short wave).
Makalah ini akan membahas bagaimana cara kerja biolistrik di dalam ilmu
kesehatan pada makalah ini. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh
1
Pengertian biolistrik?
Hukum biolistrik?
Macam macam gelombang arus listrik ?
Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh ?
Bagaimana manfaat listrik dalam keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2. Dapat mengetahui macam macam gelombang arus listrik.
3. Dapat mengatahui tentang kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam
tubuh.
4. Dapat mengetahui tentang isyarat magnet jantung dan otak.
5. Mengetahui manfaat bioelektrik dalam kesehatan dan atau keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan
sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke
neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan
temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu
otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang
beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari
jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti
halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa
elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk
mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.
B. Rumus/Hukum Dalam Biolistrik
Ada beberapa rumus atau hukum yang berkaitan dengan biolistrik antara
lain.
1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, berbanding berbalik dengan tahanan dari konduktor.
Hokum ini dapat dinyatakan dengan rumus:
R= V
I
Keterangan : R = Dalam Ohm
I = Arus (Ampere)
V = Tegangan (Volt)
2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H (Joule)= V.I.T
3
Keterangan : V = Tegangan dalam Voltage
I = Arus dalam Ampere
T = Waktu dalam detik
J = Joule = 0.239 Kal
C. Macam-macam Gelombang Arus Listrik
1. Arus bolak-balik/sinusoidal
2. Arus setengah gelombang ( telah diserahkan)
3. Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Surged Faradic/sentakan sinusoidal
7. Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
D. Kelistrikan dan Kemagnetan dalam Tubuh
1. System Saraf dan Neuron
System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu:
a. Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer
ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke
Medulla spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang
4
m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu
simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat
(tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih
banyak diluar sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative
dibandingkan dengan di luar sel. Apabila potensial diukur dengan
galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam
keadaan polarisasi, dengan potensial membrane istirahat -90 m Volt.
4. Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau
otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu
sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel
membrane untuk mencapai aksi kesegala jurusan sel membrane, keadaan
ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami
repolarisasi sel membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter
dibagi dalam 2 fase:
a.
b.
sel
otot
jantung
(miokardium)
sangat
berbeda
karakteristiknya dengan membran sel otot bergaris atau sel saraf. Pada
membran sel otot bergaris atau sel saraf dalam keadaan potensial membran
istirahat, jika ada rangsangan barulah ion-ion natrium akan berdifusi ke
dalam sel hingga mencapai nilai ambang dan selanjutnya terjadi
depolarisasi. Sedangkan pada sel otot jantung, mudah terjadi kebocoran
ion natrium sehingga setelah selesai potensial aksi, ion natrium secara
perlahan-lahan akan berdifusi kembali ke dalam sel. Akibatnya terjadilah
depolarisasi spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadilah
potensial aksi tanpa rangsangan dari luar.
Proses
Skema
ATRIUM:
Impuls dari Nodus SA memulai
depolarisasi, selanjutnya gelombang
depolarisasi merambat ke seluruh bagian
atrium sehingga terjadilah kontraksi
atrium.
VENTRIKEL:
Pada tahap ini ventrikel berada dalam
fase istirahat (polarisasi)
ATRIUM:
Terjadi repolarisasi atrium.
VENTRIKEL:
Gelombang
depolarisasi
diteruskan
menuju Nodus AV, untuk diteruskan
menuju berkas his, selanjutnya melalui
cabang berkas his kiri dan kanan, lalu
diteruskan ke serabut-serabut purkinje di
miokardium
ventrikel.
Akhirnya
terjadilah depolarisasi ventrikel sehingga
kontraksi ventrikel terjadi.
ATRIUM:
Berada
dalam
kondisi
(polarisasi)
VENTRIKEL:
Terjadi repolarisasi ventrikel
Waktu
T1
istirahat
ATRIUM:
Berada
dalam
(polarisasi)
kondisi
istirahat
VENTRIKEL:
Berada
dalam
(polarisasi)
kondisi
istirahat
Atrium
Depolarisasi
Ventrikel
Polarisasi
9
Rekaman EKG
P
T2
T3
T4
Repolarisasi
Polarisasi
Polarisasi
Depolarisasi
Repolarisasi
Polarisasi
Kompleks QRS
T
-
(Elektrokardiogram),
EEG
(Elektroensefalogram),
TENS
e. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji
stres jantung
f. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan
jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
2. EEG (elektroensefalogram)
10
(EEG)
dan
analisa
peta
topografi
11
12
Pad diletakan pada daerah nyeri, dengan durasi 15 menit dan fekuensi
6 kali.
4. Defibrillator
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi
energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode
(pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan
tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup,
fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini
merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia,
dan memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan
alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung.
Gambar deflibrator
Deflibrator digunakan untuk resusitasi jantung pada saat jantung
pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi kejut listrik untuk
mengaktifkan kembali aktivitas jantung.
Prosedur Penerapan Deflibrator
a. Nyalakan deflbrilator
b. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser
tombol enerji
c. Paddle diberi jeli secukupnya.
d. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks
jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di
bawah klavikula.
13
yang
dipakai,
ada yang
memberi
tanda
dengan
menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda
dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala
lampu.
f. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar
tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau
korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai
contoh:
"Enerji siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap"
g. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT
tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan
modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji
tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua
paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien
(beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
h. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau
tetap sama scperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi
untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah
lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.
5. Diathermi
Peswat Diathermi adalah suatu alat elektromedic yang digunakan
untuk mengobati suatu penyakit tertentu dengan cara menggunakan efek
panas. Diatermi berasal dari kata Dia yang berarti dalam tubuh dan
Therm berarti panas. Jadi, Diatermi adalah pemansan didalam bagian
tubuh dengan tujuan untuk penyembuhan penyakit.
14
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan
listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah
tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh
pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada
sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.
B. Saran
Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya
sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai
makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi Ruslan Hani dan Handoko Riwidikdo. (2009) .Fisika Kesehatan.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
16
17
(online)