Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Moral
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
1.
2.
Rumusan Masalah
Untuk membatasi agar pemikiran tidak kemana mana maka penulis akan
membatasi permasalahannya . Batasan masalah yang penulis ambil yaitu :
1.
2.
3.
1.
3.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai syarat memperoleh
nilai akhir semester 1 mata kuliah Bahasa Indonesia , Serta diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca .
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
1.
Pendidikan
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata Paedagogik yaitu Paid artinya
anak dan Gogos artinya membimbing.Jadi secara bahasa pendidikan adalah
membimbing anak . Secara umum atau istilah pendidikan terdapat beberapa
pendapat .
Pendidikan menurut tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara
yaitu :
1.
2.
2 . Moral
1.1 Pengertian Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa
latin moresyang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti
adat kebiasaan . Dalam kamus Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa
moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah
moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
Pendidikan Moral
Perasaan Moral
Dalam hal ini lebih menekankan pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan
tidak baik. Wujud kongkrit dari perasaan moral ini yaitu perasaan mencintai
kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain. Karena itu pendidik baik di
sekolah
maupun
kampus,
perlu
memahami,
megajarkan
serta
mengembangkan perasaan moral tersebut melalui pembukaan hati nurani
dan penanaman sikap empati kepada para peserta didik.
1.
Tindakan Moral
Melakukan klarifikasi nilai intrinsik dari suatu nilai moral dan norma dan
kehidupan secara umum.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru
saja. Ini dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga
lingkungan yang amat kondusif untuk melaksanakan pendidikan ini, yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat .
Diantara ketiganya, merujuk pada Dobbert dan Winkler (1985), lingkungan
keluarga merupakan faktor dominan yang efektif dan terpenting.
Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung terjadinya proses
identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan
keluarga.
Lingkungan
keluarga
menjadi
lahan
paling
subur
untuk
menumbuhkembangkan pendidikan moral. Secara operasional, yang paling
perlu diperhatikan dalam konteks di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran dalam segenap aspek kehidupan keluarga.
Contoh sikap dan perilaku yang baik oleh orang tua dalam pergaulan dan
kehidupan mereka dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Hal yang tidak kalah penting, pendidikan moral harus dilaksanakan sejak
anak masih kecil dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturanperaturan dan sifat-sifat yang baik, serta adil.
Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami oleh anak-anak, kecuali dengan
pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan dari contoh orang tua
dalam kehidupannya sehari-hari.
Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama ,
karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa
ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang harus
ditanamkan sejak kecil.
bagi
Untuk itu, sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang sejuk
untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan mental,
moral sosial dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral
di kelas hendaknya dipertautkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas.
Remaja saat ini mempunyai moral yang cukup jelek saat ini . Hal ini
diakibatkan oleh pengaruh globalisasi dimana remaja tidak dapat memfilter
hal hal negative yang bukan informasi yang baik . Banyak remaja yang
melakukan tindakan asusila akibat pemakaian internet yang situsnya
transparan dan menonton film pornografi . Banyak tindakan kriminal yang
dilakukan oleh remaja baik itu tawuran antar pelajar , sekolah .
Remaja merupakan aset sumber daya manusia di masa yang akan datang,
pengembangan kualitasnya harus dimulai secara terpadu melalui pendekatan
structural, apakah ketika mareka berada dalam lingkungan keluarga atau
dalam lembaga pendidikan, setiap tahap pendidikan memerlukan suatu
usaha yang terpadu pula yang memiliki format yang jelas, melalui nilai-nilai
keagamaan dan kurikulum sekolah beserta seluruh perangkatnya . Maka dari
itu pendidikan moral diharapkan dapat memperbaiki moral remaja saat ini .
BAB 3
PENUTUP
1 . Kesimpulan
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata Paedagogik yaitu Paid artinya
anak dan Gogos artinya membimbing.Jadi secara bahasa pendidikan adalah
membimbing anak . Secara umum atau istilah pendidikan terdapat beberapa
pendapat .
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku
seseorang , sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu pengetahuan
. Pendidikan melibatkan peserta pendidik , pendidik , kurikulum dan
sebagainya yang ada dalam unsure pendidikan .
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia . Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai
rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya , maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik , begitu juga sebaliknya .
2 . Saran
Diharapkan pendidikan moral dapat terlaksana sehingga tujuan pendidikan
dapat terwujud dengan sempurna .Untuk remaja agar dapat memfilter
informasi negative dari perkembangan IPTEK dan zaman .