A. Pengertian
Penyakit hepatitis akut merupakan penyakit infeksi akut dengan gejala utama
berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada sel-sel hati. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2005)
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh, walaupun efek yang mencolok pada hati. Bentuk hepatitis yang
paling dikenal adalah hepatitis A dan B. Price (1995)
Kesimpulannya, hepatitis akut merupakan suatu penyakit infeksi atau
peradangan yang terjadi pada sel-sel hati atau hepatosit yang disebabkan oleh
virus hepatitis.
B. Insidensi
Ikterus epidemik telah dilaporkan pertama kali oleh Hipocrates.
Selanjutnya telah dilaporkan banyak epidemik, terutama sewaktu perang.
Dalam Perang Dunia Ke 2 telah dilaporkan berbagai epidemik ikterus,
terutama yang terjadi di Timur Tengah dan Italia. Kita mengenal beberapa
macam hepatitis viral akut, dari hepatitis A sampai dengan hepatitis C.
Berhubungan dengan cepatnya perkembangan teknologi kedokteran terutama
dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa akibat hepatitis akan segera
bertambah. Noer, Sjaifoellah (1996)
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan
hanya di Amerika tetapi diseluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus dilaporkan
ke Pusat Pengawasan Kesehatan di Amerika, dan setiap tahun jumlahnya
secara bertahap bertambah, walaupun mortilitas dari hepatitis virus relative
rendah, morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar dihubungkan dengan
penyakit ini (Pince, 1995).
b.
c.
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV, virus RNA yang tidak
sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. Penularan dari HVD ini
adalah sama dengan penularan HVB, dengan masa inkubasi 21 sampai
140 hari dengan rata-rata 35 hari. Hasil akhir dari HVD adalah serupa
dengan HBV tetapi kemungkina status karier, hepatitis aktif yang kronis
dan sirosis hepatitis lebih besar. (Brunner, dkk, 2002).
5. Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Cara penularan HEV
adalah melalui jalur fekal - oral dan kontak antara manusia meskipun
resikonya rendah, melalui perantara darah, feses, saliva. Masa inkubasi
dari HEV adalah selama 15 hari sampai 65 hari dengan masa rata-rata 42
hari. Hasil akhir yang dapat ditimbulkan oleh HEV serupa dengan HAV
kecuali sangat berat pada wanita hamil. Brunner, dkk (2002)
D. Patofisiologi
Liver membuka sejumlah agen seperti virus masuk kedalam hati/liver
sehingga terjadi peradangan pada sel-sel hati/liver. Liver menjadi membesar
dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati dan bertambahnya cairan,
sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit, tidak nyaman mual, dan
anoreksia. Kemajuan dan kelanjutan dari proses penyakit hepatitis ini adalah
pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang
meluas, nekrose dan regenerasi sel-sel hepar tersebut menyebabkan terjadinya
kegagalan hati untuk melakukan detoksifikasi sehingga terjadi pelepasan
toksin dari hati yang rusak dan peningkatan kadar SGPT dan SGOT. Akibat
kejadian tersebut, terjadi pula perubahan pada sistem sirkulasi sel hepar yaitu
masuk dan bercampurnya sirkulasi darah kedalam pembelahan jaringan hepar
sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam lintasan sirkulasi sel hepar yang
Narapidana pria
g. Hepatitis toksikum/toksik
Terjadi setelah terpapar suatu substansi (obat-obatan) dapat terjadi
nekrosis 2 - 3 hari sejak pemaparan terhadap substansi toksik.
Gejalanya muncul 2 - 3 minggu.
h. Hepatitis aktif kronis
Menyebabkan inflamasi hepatik, nekrosis hepatik dan fibrosis yang
progresif. Banyak terjadi pada wanita dan anak-anak muda.
i. Hepatitis alkoholik
Merupakan inflamasi liver akut dan kronik.
F. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner, dkk (2002)
1. Hepatitis A
Hepatitis A dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip dengan flu.
a. Pada fase Preikhterik yaitu Sakit kepala, malaise, fatique, anoreksia
dan febris.
b. Pada fase ikhterik yaitu urine berwarna gelap seperti teh, gejala
ikhterus pada sklera dan kulit, nyeri tekan pada hati.
2. Hepatitis B
Dapat terjadi tanpa gejala. Namun dapat juga terjadi artalgia dan ruam
pada kulit.
3. Hepatitis C
Serupa dengan HBV, tidak begitu beat dan anikhterik.
4. Hepatitis D
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh HDV adalah serupa dengan tanda
dan gejala HBV.
5. Hepatitis E
Serupa dengan tanda dan gejala HAV namun akan sangat berat jika terjadi
pada wanita yang sedang hamil.
berwarna
seperti
teh
tua
dan
apabila
dikocok
akan
G. Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik didapatkan jaundice, eritema, sklera tampak
kuning (ikterus), asites, terdapat beberapa spider vaskuler dipunggung. Limpa
dapat teraba pada perut kuadran kanan atas terdapat nyeri tekan,
hepatomegali, splenomegali. Perkusi pada tulang iga kanan bawah sebelah
belakang akan menimbulkan nyeri bertambah.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes fungsi hati : abnormal
b. SGOT/SGPT meningkat
c. Darah lengkap : sel darah merah menurun
d. Leukopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
e. Albumin serum : menurun
f. Bilirubin serum : meningkat
g. Anti HAV IgM : positif pada tipe A
h. HbsAG : Dapat positif (tipe B) atau negatif (Tipe A)
i. Pada pemeriksaan feses : warna tanah liat, steatorea.
j. Urinalisa : peningkatan kadar bilirubin, protein/hematuria dapat terjadi
2. Radiologi
X-Ray dapat ditemukan pembesaran liver dapat diatas bagian abdominal.
I. Penatalaksanaan
1. Tirah baring (bed rest)
Tirah baring merupakan penatalaksanaan yang direkomendasikan tanpa
memperhitungkan bentuk terapi yang lain sampai gejala hepatitis sudah
mereda. Selanjutnya aktivitas baru dibatasi sampai gejala pembesaran hati
dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam serum sudah
kembali normal.(Brunner, dkk, 2002)
2. Diet
Jika pasien mual, tidak napsu makan, atau muntah-muntah, sebaiknya
diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang
cukup kalori yaitu 30-35 kalori/kg BB. Pasien hepatitis dapat diberikan
diet hati II-III. (Kapita Selekta, 2005)
Secara umum, pasien dengan hepatitis dianjurkan diet seimbang tinggi
karbohidrat dan rendah lemak. Makanan harus diberiakn dalam porsi kecil
dan diberikan 4 sampai 6 kali sehari. Menurut Ester (2002)
3. Medikamentosa
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan
bilirubin darah. Kortikosteroid dapat digunakan apabila kolestasis
terjadi berkepanjangan, dimana transminase serum sudah kembali
normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan
prednison 3 x 10 mg selama 7 hari.
b. Berikan obat-obat yang melindungi hati.
c. Berikan krim lipid dan emolien untuk penatalaksanaan pruritus.
d. Antiemetik untuk mengontrol mual dan muntah, tetapi golongan
fenotiazid tidak digunakan karena agens ini dibiotransformasikan
dihepar sehingga berpotensi untuk menjadi toksik.
e. Vitamin K parenteral dapat diberikan pada pasien dengan masa
protrombin memanjang.
untuk
mengumpulkan
data
tentang
klien
agar
dapat
6. Neurosensori
a. Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
b. Mialgia, artralgia, sakit kepala
c. Gatal (pruritus)
Tanda : Otot tegang, gelisah
7. Pernapasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok)
8. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah
Tanda : a. Demam
b. Urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan
c. Eksaserbasi jerawat
d. Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadangkadang ada pada penyakit hepar akibat Alkoholik)
9. Seksualitas
Gejala : a. Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan (contoh
homoseksual aktif biseksual wanita).
b. Adanya infeksi seperti flu pada pernapasan atas
10. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes fungsi hati
Abnormal (4 - 10 kali dari normal), catatan merupakan batasan nilai
untuk membedakan hepatitis virus-non virus.
b. AST (SGOT)/ALT(SGPT)
Awal meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik.
c. Darah lengkap
Tidak ada perubahan yang spesifik, hanya terkadang terjadi sedikit
penurunan pada lymposit.
d. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
e. Albumin serum : Menurun
f. Gula darah
Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
g. Anti-HAV IgM : Positif pada tipe A
h. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A), catatan : merupakan
diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
i. Masa protrombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati)
j. Bilirubin serum
Di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler.
k. Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
l. Skan hati : Membantu perkiraan, beratnya kerusakan parenkim
m. Urinalisa : Peninggian kadar bilirubin; protein/hematuria dapat terjadi
Menurut Brunner, dkk (2002) pengkajian pada klien dengan hepatitis
akut adalah :
1. Pengkajian pada klien dengan hepatitis A
Banyak klien tidak tampak ikterik gegala. Ketika gejala muncul,
bentuknya berupa infeksi saluran pernafasan akut ringan seperti flu dan
demam sub febris, anoreksia, warna urine gelap dan ikterus.
Gejala dispepsia dapat terjadi dalam berbagai derajat yang ditandai dengan
nyeri epigatrium, mual, dan flatuensi, dan pembesaran hati.
2. Pengkajian pada klien dengan hepatitis B
Gejala dan tanda hepatitis B dapat samar dan bervariasi. Gejala yang
muncul berupa demam dan dispnea, artralgia, ruam/pruritus, penurunan
napsu makan, dispepsia, nyeri abdomen, tidak enak badan dan lemah.
Gejala ikterus, warna feses cerah, warna urine gelap, pembesaran lien dan
hepar. Nyeri tekan pada hati.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan
kekuatan, malaise dan latergi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik, anoreksia,
mual/muntah.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan edema.
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui diare, asites, gangguan proses pembekuan.
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gejala jengkel/marah,
terkurung/isolasi, sakit yang lama/periode penyembuhan.
6. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahan primer tidak
adekuat, lekopenia, penekanan respon inflamasi, dan depresi imun.
7. Nyeri akut berhubungan dengan refleks spasme otot sekunder terhadap
hepar.
8. Risiko terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan tidak
efektifnya : termoregulasi sekunder terhadap infeksi.
9. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubunagn dengan kurang terpaja/mengingat,
salah interpretasi interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
dilakukan
tindakan
keperawatan,
klien
menyatakan
dan
tranquilizer
seperti
Compa
dan
Thorazine,
perilaku
perubahan
pola
hidup
untuk
kekurangan
dan
membantu
proses
penyembuhan.
dikontraindikasikan
karena
meningkatkan
risiko
hasil
penggunaan
obat
(neomicin)
laktulosa
untuk
kekurangan
albumin/protein
dapat
membantu
dalam
mencegah
transmisi
virus.
Tipe
(infeksi)
relaksasi
(nafas
dalam)
dan
menganjurkan
untuk
Rasional :
Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis (agen
penyebab) dan situasi individu.
c. Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi, dengan periode
istirahat adekuat. Diskusikan pembatasan mengangkat berat, latihan
keras/olahraga.
Rasional :
Aktivitas keras perlu dibatasi sampai kembali ke ukuran normal
dengan cara memulai aktifitas secara bertahap. Bila pasien mulai
merasa baik, ia perlu memahami tentang pentingnya istilah adekuat
lanjutan dalam mencegah kekambuhan
Catatan : Energi memerlukan 3-6 bulan untuk kembali normal.
d. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Rasional :
Ativitas yang dapat dinikmati akan membantu menghindari pemusatan
pada penyembuhan panjang.
e. Dorong kesinambungan diet seimbang.
Rasional :
Meningkatkan
kesehatan
umum
dan
meningkatkan
penyembuhan/regenerasi jaringan.
Identifikasi cara untuk mempertahankan fungsi usus biasanya, contoh
masukan cairan adekuat/diet serat, aktivitas/latihan sedang sesuai
toleransi.
Rasional :
Penurunan
tingkat
aktivitas,
perubahan
pada
pemasukan
obat
merupakan
toksik
untuk
hati,
banyak
lain
dimetabolisme oleh hati dan harus dihindari penyakit hati berat karena
menyebabkan efek toksik/ hepatitis kronis.
g. Diskusikan pembatasan donatur darah.
Rasional :
Mencegah penyebaran penyakit infeksi. Kebanyakan undang-undang
negara bagian menerima donor yang mempunyai riwayat berbagai tipe
hepatitis.
h. Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
laboratorium.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan - bulan untuk
membaik.
i. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 - 12 bulan
minimum atau lebih lama sesuai toleransi individu.
Rasional :
Meningkatkan iritasi hepatik dan mempercepat pemulihan.
D. Tindakan Keperawatan (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan tidakan
disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. (Nursalam, 2001)
E. Evaluasi
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang
diharapkan adalah sesuai dengan rencana tujuan yaitu :
1. Klien menunjukkan prilaku yang mampu melakukan aktivitas kembali.
2. Menunjukkan
perilaku
perubahan
pola
hidup
untuk