Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I
1.1 Latar belakang
Sindrom

Stevens-Johnson,

biasanya

disingkatkan

sebagai

SJS,

adalah reaksi buruk yang sangat gawat terhadap obat. Efek samping
obat ini mempengaruhi kulit, terutama selaput mukosa. Juga ada versi
efek samping ini yang lebih buruk, yang disebut sebagai nekrolisis
epidermis toksik (toxik epidermal necrolysis/TEN). Ada juga versi yang
lebih ringan, disebut sebagai eritema multiforme (EM).
Syndrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun, kebawah kemudian umurnya
bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita
dapat soporous sampai koma, mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodiomal
berupa demam tinggi, melaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.
Syndrom steven johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika.
A. M. steven dan S.C johnson, 1992 syndrom steven johnson yang bisa
disingkat SJS merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obatobatan.
Angka kejadian syndrom steven johnson sebenarnya tidak tinggi
hanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Syndrom steven johnson
dapat timbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan
bengkakdan kemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat
yang menyebabkan tidak dihentikan, serta dapat timbul demam,
sariawan padamulut, mata, anus, dan kemaluan serta dapat terjadi
luka-luka seperti koreng pada kulit.Namun pada keadaan-keadaan
kelainan simtem imom seperti HIV dan AIDS serta lapus angka
kejadiannya dapat meningkat secara tajam.
Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus syndrom steven
johnson karena syndrom steven johnson sangat berabahaya bahkan
dapat menyebabkan kematian. Syndrom tidak

menyerang anak

dibawah 3 tahun, dan penyebab syndrom steven johnson sendiri


sangat bervariasi ada yang dari obat-obatan dan dari alergi yang
hebat, dan ciri-ciri penyakit steven johnson sendiri gatal-gatal pada
1

kulit dan badan kemerah-merahan dan syndrom ini bervariasi ada yang
berat dan ada yang ringan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian sindrom steven Johnson ?
2. Apa etiologi sindrom steven Johnson ?
3. Bagaiamana patofisiologi sindrom steven Johnson ?
4. Bagaimana manifestasi klinis sindrom steven Johnson ?
5. Apa komplikasi sindrom steven Johnson ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic sindrom steven Johnson ?
7. Bagaimana untuk penatalaksanaan sindrom steven Johnson ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan sindrom steven Johnson ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui
2. Untuk menegtahui
3. Untuk menegtahui
4. Untuk menegtahui
5. Untuk menegtahui
6. Untuk menegtahui
7. Untuk menegtahui
8. Untuk menegtahui

pengertian sindrom steven Johnson


sindrom steven Johnson
patofisiologi sindrom steven Johnson
manifestasi klinis sindrom steven Johnson
komplikasi sindrom steven Johnson
pemeriksaan diagnostic sindrom steven Johnson
untuk penatalaksanaan sindrom steven Johnson
konsep asuhan keperawatan sindrom steven Johnson

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Sindrom steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikula /
bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit , selaput lender ofisirium dan mata
dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk. ( Mansjoer, A, 2008).
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir
diorifisium, dan mata dengan keadaaan umum bervariasi dengan ringan sampai yanng
berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
(Muttaqin arif, 2011)
Stevens-Johnson Syndrome

adalah sebuah kondisi mengancam jiwa yang

mempengaruhi kulit di mana kematian sel menyebabkan epidermis terpisah dari


dermis. Sindrom ini di perkirakan oleh karena reaksi hipersensitivitas yang
mempengaruhi kulit dan membrane mukosa. (NANDA, NIC-NOC)
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui,dikatakan Multi faktorial. Ada yang
beranggapan bahwa sindrom ini merupakan Eritema Multiforme yang berat dan
disebut EritemaMultiforme Mayor, sehingga dikatakan mempunyai penyebab yang
sama.Beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya sindrom ini antara lain:
1. Infeksi mikroorganisme
a. Virus
Sindrom Stevens-Johnson dapatterjadi pada stadium permulaan
dariinfeksi salauran nafas atas oleh virus pneumonia. Hal ini dapat terjadi
pada Asian flu ,Lympho Granuloma Venerium, Measles, Mumps dan
vaksinasi

Smallpoxvirus.Virus-virus

Coxsackie,

Echovirus

dan

Poliomyelitis juga dapat menyebabkan Sindroma Stevens-Johnson.


b. Bakteri
Beberapa bakteri yang mungkindapat menyebabkan Sindroma StevensJohnson ialah Brucellosis, Dyptheria, Erysipeloid, Glanders, Pneumonia,
Psittacosis, Tuberculosis, Tularemia, Lepromatous Leprosy atau Typhoid
Fever.
c. Jamur
Coccidiodomycosis danHistoplasmosis dapat menyebabkanEritema
Multiforme Bulosa, yang padakeadaan berat juga dikatakan sebagai
Sindroma Stevens-Johnson.
3

d. Parasit
Malaria dan Trichomoniasis juga dikatakan sebagai agen penyebab.
2. Alergi sistemik terhadap obat
a. Obat
Berbagai obat yang diduga dapat menyebabkan Sindrom StevensJohnson antara lain: Penisilin dan derivatnya, Streptomysin, Sulfonamide,
Tetrasiklin, Analgesik/antipiretik (misalnya DerivatSalisilat ,Pirazolon,
Metamizol,Metampiron

dan

Paracetamol),

Digitalis,

Hidralazin,

Barbiturat(Fenobarbital), Kinin Antipirin , Chlorpromazin, Karbamazepin


dan jamu-jamuan.
3. Faktor Fisik:
Sinar X, sinar matahari, cuaca dan lainlain.
4. Makanan

2.3 Patofisiologi
Alergi obat-obatan, infeksi
mikroorganisme, neoplasma &
faktor endokrin, faktor fisik,
makanan
Reaksi alergi tipe III
Reaksi alergi tipe IV
4

Terbentuk kompleks
Sel tak aktif, kontak
antigen
& antibodi
dengan
antigen
yangselaput
sama
integritas
Gangguan nutrisi <
Kelainan
Mengaktifkan
Terperangkap
Mengendap
komplemen
dalam
dalam Gangguan
Melepas
limfosit
&
Inflamasi dermal
&
Konjungtivitis,
Penglihatan
Kelemahan
fisik
Nyeri
Kelainan
Matajaringan
Kulit
kulit
& Eritema Terjadi
kebutuhan tubuh
Kerusakan
kapiler
Intake
inadekuat
lendirradang
orifisium
&Akumulasi
degranulasi
pembuluh
jaringan
kapiler
darah
sel Kelainan
mast
sitotoksik
Kesulitan
menelan
epidermal
neutrofil
perdarahan,
ulkus
reaksi
menurun

SINDROM STEVEN JOHNSON

Kerusakan organ target

Gangguan persepsi
sensori
Gangguan intoleransi aktivitas
2.4 Manifestasi klinis
Keadaan umumnya bervariasi dari ringan sampai berat.Pada yang berat
kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai koma.Mulainya penyakit
akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,
batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.Keterlibatan membran mukus dan/atau mulut
5

menunjukkan bahwa penderitatidak dapat makan dan minum, Seringkali telapak


tangan atau kaki melepuh.
Trias Steven Johnson (Hudak & Gallo, 2010. ) adalah :
1. Kelainan kulit
Kelainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula.Vesikel dan bula
kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas.Disamping itu dapat juga
terjadi purpura.Pada bentuk yang berat kelainannya generalisata.
Lesi kulit pada Sindrom Stevens-Johnson dapat timbul sebagai gejala
awal atau dapat juga terjadi sesudah gejala klinis di bagian tubuh lainnya.Lesi
pada kulit umumnya bersifat asimetri dan ukuran lesi bervariasi dari kecil
sampai besar.Mula-mula lesi kulit berupa erupsi yang bersifat multiformis
yaitu eritema yang menyebar luas pada rangka tubuh.Eritema ini menyebar
luas secara cepat dan biasanya mencapai maksimal dalam waktu empat hari,
bahkan seringkali hanya dalam hitungan jam. Pada kasus yang sedang, lesi
timbul pada permukaan ekstensor badan, dorsal tangan dan kaki sedangkan
pada kasus yang berat lesi menyebar luas pada wajah, dada dan seluruh tubuh
Eritema akan menjadi vesikel dan bula yang kemudian pecah menjadi
erosi, ekskoriasi, menjadi ulkus yang ditutupi pseudomembran atau eksudat
bening. Pseudomembran akan terlepas meninggalkan ulkus nekrosis, dan
apabila terdapat perdarahan akan menjadi krusta yang umumnya berwarna
coklat gelap sampai kehitaman. Variasi lain dari lesi kulit berupa purpura,
urtikaria dan edema. Selain itu, adanya erupsi kulit dapat juga menimbulkan
rasa gatal dan rasa terbakar
2. Kelainan selaput lendir di orifisium
Kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut (100%)
kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genetal (50%) sedangkan
dilubang hidung dan anus jarang (masing-masing 8% dan 4%).
Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat memecah sehingga menjadi
erosi

dan

ekskoriasi

dan

krusta

kehitaman.Juga

dalam

terbentuk

pseudomembran.Dibibir kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna


hitam yang tebal.
Kelainan dimukosa dapat juga terdapat difaring, traktus respiratorius
bagian atas dan esopfagus.Stomatitis ini dapat menyebabkan penderita sukar
tidak dapat menelan.Adanya pseudomembran di faring dapat menyebabkan
keluhan sukar bernafas.
3. Kelainan mata
6

Kelainan mata merupakan 80% diantara semua kasus yang tersering ialah
konjungtivitis kataralis.Selain itu juga dapat berupa kongjungtivitis purulen,
perdarahan, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis. Disamping trias kelainan
tersebut dapat pula terdapat kelainan lain, misalnya: nefritis dan onikolisis
Manifestasi pada mata terjadi pada 70% pasien Sindrom StevensJohnson. Kelainan yang sering terjadi adalah konjungtivitis
Selain konjungtivitis, kelopak mata seringkali menunjukkan erupsi yang
merata dengan krusta hemoragi pada garis tepi mata. Penderita Sindrom
Stevens-Johnson yang parah, kelainan mata dapat berkembang menjadi
konjungtivitis purulen, photophobia, panophtalmintis, deformitas kelopak
mata, uveitis anterior, iritis, simblefaron, iridosiklitis serta sindrom mata
kering, komplikasi lainnya dapat juga mengenai kornea berupa sikatriks
kornea, ulserasi kornea, dan kekeruhan kornea. Bila kelainan mata ini tidak
segera diatasi maka dapat menyebabkan kebutaan.
2.5 Komplikasi
Bronkopneumonia, kehilangan cairan atau darah, gangguan keseimbangan cairan
elektrolit, Syoek pada mata dapat terjadi kebutaan karena gangguan laksimasi.
2.6 Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium :
Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi
Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi
b. Histopatologi : Kelainan berupa infiltrat sel mononuklear, oedema dan
ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis. Nekrosis sel epidermal
dan spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
c. Imunologi : Dijumpai deposit IgM dan C3 di pembuluh darah dermal superficial
serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.(Adithan, 2006)
d. Ts lanya
Biopsi kulit memperlihatkan luka superiderma
Adanya mikrosis sel epidermis
Infiltrasi limposit pada daerah ferifaskulator
2.7 Penatalaksanaan
Penanganan terhadap penderita Sindrom Stevens-Johnson memerlukan tindakan
yang tepatdan cepat.penderita biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit.
Penanganan yang perludilakukan meliputi:
7

1. Kortikosteroid
Penggunaan

obat

Kortikosteroid

merupakan

tindakan

life-saving.

PadaSindrom Stevens Johnson yang ringan cukup diobati dengan Prednison


dengandosis 30-40mg/hari. Pada bentuk yang berat, ditandai dengan kesadaran
yang menurun dan kelainan yang menyeluruh, digunakan Dexametason intravena
dengan dosis awal 4-6x5 mg/hari. Setelah beberapa hari (2-3 hari) Setelah
beberapa hari (2-3 hari) biasanya mulai tampak perbaikan (masa kritis telah
teratasi), ditandai dengan keadaan umum yang membaik, lesi kulit yang baru tidak
timbul sedangkan lesi yang lama mengalami Involusi. Pada saat ini dosis
Dexametason diturunkan secara cepat, setiap hari diturunkan sebanyak 5mg.
Setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet Prednison yang
diberikan pada keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari. Pada hari berikutnya
dosis diturunkan menjadi 10 mg, kemudian obat tersebut dihentikan. Jadi lama
pengobatan kira-kira 10 hari.
2. Antibiotika
Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumia yang dapat
menyebabkan kematian, dapat diberi antibiotik yang jarang menyebabkan alergi,
berspektrom luas dan bersifat sakteriosidal misalnya gentamisin dengan dosis 2 x
80 mg.

3. Transfusi Darah
Bila dengan terapi diatas belum tampak tanda-tanda perbaikan dalam 2-3hari,
maka dapat diberikan transfuse darah sebanyak 300-500 cc setiap hari selama 2
hari berturut-turut. Tujuan pemberian darah ini untuk memperbaiki keadaan umum
dan menggantikan kehilangan darah pada kasus dengan purpura yang luas. Pada
kasus Purpura yang luas dapat ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000mg sehari
intravena dan obat-obat Hemostatik.
4. Perawatan Topikal
Untuk lesi kulit yang erosive dapat diberikan Sofratulle yang bersifat sebagai
protektif dan antiseptic atau Krem Sulfadiazin Perak. Sedangkan untuk lesi
dimulut/bibir dapat diolesi dengan Kenalog in Orabase. Selain pengobatan diatas,
perlu dilakukan konsultasi pada beberapa bagian yaitu ke bagian THT untuk
mengetahui apakah ada kelainan diFaring, karena kadang-kadang terbentuk
8

pseudomembran yang dapat menyulitkan penderita bernafas dan sebagaian


penyakit dalam. Pemeriksaan sinar X Thoraksperlu dilakukan untuk mengetahui
apakah ada kelainan pada paru, misalnya tuberculosis atau Bronchopneumonia
Aspesifik.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Nn. R 20 tahun beragama islam di bawa ke UGD dengan keluhan kulit gatal disertai
nyeri pada hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yg lalu. kulit pasien tampak kering terkelupas,
nyeri tenggorokan, sakit kepala, dan demam, tidak selera makan dikarenakan adanya lesi di
bibir,muncul bintik-bintik merah, eritema di seluruh tubuh dan wajah . Klien mempunyai
riwayat alergi pada makanan yang ada ikan laut. Biasanya sehabis makan yang mengandung
ikan laut langsung badannya merasa gatal gatal. Pada pola nutrisi klien biasanya makan 3 x
sehari, setelah klien sakit klien hanya makan 1 x sehari dan porsinya tidak di habiskan.
Pada pemeriksaan di dapatkan data.
TTV : TD

: 120/90 mmHg
9

RR

:20 x/menit

:80 x/ menit

:38 C

Pemeriksaan Fisik
Kulit jelek, terdapat vesikel,bula,dan purpura , eritema kehitaman , Lesi (+), mata
konjungtivitis, stomatitis . terdiagnosa sindrom steven Johnson .
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama

: Nn. R

Umur

: 20 Tahun

Agama

: Islam

Diagnosa Medis

: Sindrom Stevens Jhonson

b. Riwayat kesehatan
Keluhan Utama

Klien mengatakan kulit gatal pada hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan kulitnya gatal disertai nyeri pada hampir seluruh tubuh
sejak 2 hari yg lalu. kulit pasien tampak kering terkelupas,nyeri tenggorokan,
sakit kepala, dan demam, tidak selera makan dikarenakan adanya lesi di bibir,
muncul bintik bintik merah, eritema di seluruh tubuh dan wajah, tidak selera
makan
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan mempunyai riwayat alergi jika memakan ikan laut
c. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi : Nafsu makan klien menurun 1 x sehari dan porsi tidak habis
d. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum

: Lemah

Kesadaran

: Composmentis GCS(4-5-6)

TTV

: TD : 120/90 mmHg
RR :20 x/menit,
N

:80 x/menit,

:38 C

2. Pemeriksaan Fisik
a. Breath (B1)
10

Inspeksi

: Dada terlihat simetris, pergerakan dada sama ,RR : 20


x/menit

Palpasi

: vocal fremitus sama,

Pekusi

: sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : tidak ada suara tambahan


b. Blood (B2)
Inspeksi : PMI tidak teraba
Palpasi
: 120/90 mmHg , nadi :80x/menit, suhu
: 38 C
Perkusi : redup
Auskultasi : bunyi jantung tunggal S1/S2 , tidak ada suara tambahan
c. Brain (B3)
Inspeksi : Kesadaran composmentis, GCS 4 5 6, mata konjungtivitis
c. Bladder (B4)
Inspeksi : frekuensi BAB pasien 1 x sehari
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan

d. Bowel (B5)
Inspeki

: Nafsu makan menurun frekuensi 1x sehari, bentuk bowel


simetris , lesi (-)

Palpasi

: benjolan (-)

Perkusi

: timpani

Auskultasi :peristaltik 15 x / menit


e. Bone (B6)
Inspeksi Kulit jelek, terdapat vesikel,bula,dan purpura , eritema
kehitaman Lesi (+), stomatitis

ANALISA DATA
No
1.

Data

Etiologi
Alergi pada makanan

DS :
Pasien mengatakan kulit gatal
disertai

nyeri

pada

hampir

Problem
Gangguan integritas
kulit

Menyerang autoimun

seluruh tubuh sejak 2 hari yg


lalu. kulit pasien tampak kering

Reaksi alergi 3

terkelupas, adanya lesi di bibir,

11

muncul

bintik-bintik

merah,

eritema di seluruh tubuh dan


wajah

Terbentuk komplek
antigen dan antibody

DO :
Kulit jelek, terdapat vesikel,
bula, dan purpura , eritema

Terperangkap dalam
jaringan kapiler

kehitaman
Sel mas meningkat

Lesi (+)

Krusakan pada jaringan


kapiler

Akumulasi neutrofil

Kerusakan organ target


Kelainan kulit

Inflamasi drmal dan


epidermal
2.

DS :
Pasien mengatakan tidak selera
makan

karena

adanya

Gangguan integritas kulit

lesi

Alergi ada makanan

lesi (+)
stomatitis

kurang dari
kebutuhan

dibibir
DO :

Gangguan nutrisi

Menyeang autoimun

Reaksi alergi tipe 4

Sel T meningkat

12

Limfst dan sitotoksin


telepas

Reaksi radang

Kelainan selaput lender


dan ofisium

Kesulitan menelan
Intake adekuat
Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

B. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi dermal dan epidermal
ditandai dengan eritema, vesikel, bula
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat
ditandai dengan adanya lesi , stomatitis
3. Hipertermi berhubungan dengan
4. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan pengelihatan menurun ditandai
dengan konjugtivitis
C. INTERVENSI
No
1.

Diagnosa
Gangguan
integritas

Tujuan
Tujuan

Intervensi
:kulit 1. Observasi

kulit kemabali normal

berhubungan

KH :

dengan eritema 1. Tidak


ditandai dengan

ada

Setiap hari. Catat

dasar

warna,

perubahan

pada

status

dapat

sirkulasi

bintik-bintik

sensasi.
13

Rasional
kulit 1. Menentukan garis
turgor
dan

dimana

dibandingkan dan

bintik-bintik

merah

merah

kulit

pada

kulit dan wajah,


kulit kering

wajar
2. Turgor

pada

Gambarkan

dan

dan amati
2. Gunakan
pakaian

membaik
3. Kulit lembab

lesi

melakukan
intervensi tepat.
2. Menurunkan

tipis

iritasi

garis

dan alat tenun

jahitan

dan

yang lembut.

tekanan

dari

baju,
membiarkan
insisi

terbuka

terhadap

3. Jaga
kebersihan
alat tenun.
4. Kolaborasi untuk
pemberian
antibiotik

udara

meningkat
proses
penyembuhan
dan menurunkan
resiko infeksi

3. Untuk mencegah
infeksi

4. Pemberian
antibiotik

untuk

infeksi

dengan

catatan
menghindari
pemberian
sulfonamide

dan

antibiotik

yang

sering

njuga

sebagai

penyebab

SJS

misalnya

penisilin,
cephalosporin.
Sebaiknya
antibiotik

yang

ndiberikan
bertdasarkan hasil
kultur

14

kulit,

mukosa,

dan

sputum.

Dapat

dipakai

injeksi

gentamisin 2 3 x
80 mg iv (1-15
mg/KgBB/kali
{setiap
2.

Perubahan

Tujuan

pola nutrisi kura

klien terpenuhi

ng
ubungan
tidak

adekuat

karena

adanya

lesi ditandai
nyeri

tenggorokan,sul

untuk

menambah nafsu
terjadi

penurunan

dengan intake

pemberian})
kebersihan 1. Mulut yang bersih

mulut

dari KH :

kebutuhan berh 1. Tidak

dengan

: nutrisi 1. Jaga

memungkinkan
peningkatan nafsu

makan pasien
makan
2. Berikan kebiasaan 2. Memberikan
makanan

BB/BB ideal
2. Nafsu makan
meningkat
3. Makanan yang

yang

pasien/orang

disukai/tidak

terdekat

disukai.

kontrol,

rasa

meningkatkan

disediakan
80%
dihabiskan

partisipasi

dalam

perawatan

dan

dapat memperbaiki

it menelan,mual
dan muntah
3. Berikan

makan

sedikit tapi sering


hingga

jumlah

asupan

nutrisi

pemasukan.
3. Makanan
dalam
porsi kecil mudah
dikonsumsi

oleh

klien dan mncegah


terjadinya

tercukupi

anoreksia
4. Berikan makanan 4. Memudahkan
untuk

pasien

pasien

dalam

dalam

bentuk

menelan makanan

hangat dan sedian


lunak/bubur
5. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
15

5. Agar

kebutuhan

nutrisi klien

menentukan
kebutuhan nutrisi
pasien

D. IMPLEMENTASI
N

Implementasi

o
1

1. Mengobservasi kulit Setiap hari. Catat warna, turgor


2.

Paraf

sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati


Menggunakan pakaian tipis dan alat tenun

yang lembut.
3. Menjaga kebersihan alat tenun.
4. Berkolaborasi untuk pemberian antibiotik
1. Menjaga kebersihan mulut untuk menambah nafsu makan
pasien
2. Memberikan makanan yang disukai/tidak disukai.
3. Memberikan makan sedikit tapi sering hingga jumlah
asupan nutrisi tercukupi
4. Memberikan makanan untuk pasien dalam bentuk hangat
dan sedian lunak/bubur
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan kebutuhan
nutrisi pasien

E. EVALUASI
Diagnosa
1. Gangguan
integritas
berhubungandengan
ditandai

dengan

Evaluasi
kulit S :Pasien mengatakan kulit gatal disertai nyeri
eritema pada hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yg lalu.

bintik-bintik kulit pasien tampakkering terkelupas, adanya

merah pada kulit dan wajah, lesi di bibir, muncul bintik-bintik merah, eritema
kulit kering

di seluruh tubuh dan wajah sedikit berkurang


O

:Kulit

jelek,

terdapat

vesikel,bula,dan

purpura , eritema kehitaman


Lesi (+)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Mengobservasi kulit Setiap hari. Catat


16

warna, turgor sirkulasi

dan sensasi.

Gambarkan lesi dan amati


Berkolaborasi untuk pemberian antibiotik

nutrisi kurang dari S : Pasien mengatakan tidak selera makan


karena adanya lesi dibibir sedikit berkurang
kebutuhan berhubungan

2. Gangguan

adekuat O :
ditandai dengan adanya lesi lesi di bibir, stomatitis
A : masalah teratasi sebagian
dibibir, stomatitis
dengan intake

tidak

P : Intervensi dilanjutkan

Memberikan makan sedikit tapi sering

hingga jumlah asupan nutrisi tercukupi


Memberikan makanan untuk pasien dalam

bentuk hangat dan sedian lunak/bubur


Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk

17

BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syndrom steven johnson merupakan syndrom yang mengenai julit, selaput lendir,
di orifisum dan mata dengan keadaan umum bervariasi dan ringan sampai berat.
Kelainan pada kulit berupa entema, vesikel atau bula dapat disertai purpura.
Beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab, yaitu meliputi alergi obat
(misalnya, penisilin, analgetik, anti peuritik).Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit).Neoplasma dan faktor endoktrin, faktor fisik, dan makanan.
Pada syndrom ini terlihat adanya trias kelainan, berupa : kelainan kulit yang
terdiri daribatuk eritema, vesikel dan bula, kelainan selaput lendir di orivisium, dan
kelainan mata yang ditemukan konjungtivitis kornea.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mengambil saran dalam rangka
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Adapun saran-saran adalah sebagai
berikut :
1.
Pasien
Apabila sudah mengetahui dan memahami gejala dari penyakit steven johnson
hendaknya segera membawa pasien kerumah sakit agar dapat dilakukan
2.

tindakan keperawatan.
Perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara
teoritis maupun praktek tentang penyakit steven johnson agar dapat melakukan

3.

tindakan keperawatan.
Rumah Sakit
Bagi rumah sakit hendaknya melengkapi fasilitas rumah sakit sehingga pada
penderita steven johnson mendapatkan ruangan dan fasilitas medis yang
seharusnya ada sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan untuk
mengurangi dari gejala dan komplikasi penyakit steven johnson.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:

EGC.

18

Hamzah, Mochtar. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid 2.Media
Aesculapius : Jakarta
Muttaqin, arif.2011.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen.Jakarta:Salemba Medika

19

Anda mungkin juga menyukai