Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN TUGAS BESAR SI-3211 ANALISIS STRUKTUR II

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah SI-3211 ANALISIS


STRUKTUR II

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Herlien D. Setio


Asisten:

Elryc Phangestu

15012022

William

15012031

Disusun oleh:

Benson

15013147

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas selesainya
Laporan Tugas Besar Mata Kuliah SI-3211 Analisis Struktur II dengan sebaik-baiknya.
Laporan ini penulis susun sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah SI-3211 Analisis
Struktur II, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Teknologi Bandung. Laporan yang disusun berdasarkan kajian yang penulis lakukan ini
berisi proses dan hasil aplikasi mata kuliah Analisis Struktur II pada semester genap
tahun akademik 2016/2017.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Tugas Besar SI-3211 Analsis
Struktur II ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, 29 April 2016

Benson
15013147

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1

LATAR BELAKANG .......................................................................................1

1.2

TUJUAN ...........................................................................................................1

1.3

TIPE DAN KRITERIA STRUKTUR ................................................................1

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN ..........................................................................1

BAB II DASAR TEORI ..................................................................................................3


BAB III ANALISIS STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE
MATLAB ........................................................................................................................6
3.1

STUDI KASUS .................................................................................................6

3.2

ALGORITMA PEMOGRAMAN ......................................................................7

3.3

LANGKAH ANALISIS .................................................................................. 17

3.4

OUTPUT MATLAB ....................................................................................... 27

BAB IV ANALISIS STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS


...................................................................................................................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 38
5.1

KESIMPULAN ............................................................................................... 38

5.2

SARAN ........................................................................................................... 38

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Soal. ........................................................................................................7
Tabel 3.2 Displacement MATLAB. ............................................................................... 28
Tabel 3.3 Gaya Dalam MATLAB. ................................................................................. 29
Tabel 3.4 Reaksi Perletakkan MATLAB. ....................................................................... 30
Tabel 4.1 Reaksi Perletakkan ETABS. ........................................................................... 31
Tabel 4.2 Displacement ETABS. ................................................................................... 32
Tabel 4.3 Gaya Dalam Balok ETABS. ........................................................................... 33
Tabel 4.4 Gaya Dalam Kolom ETABS. ......................................................................... 34
Tabel 4.5 Gaya Dalam Bracing ETABS. ........................................................................ 34
Tabel 4.6 Correl Gaya Dalam. ....................................................................................... 37

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1 Desain Struktur. ...........................................................................................6
Gambar 3-2 Penomoran Elemen dan DOF. .................................................................... 27
Gambar 4-1 Reaksi Perletakkan ETABS. ....................................................................... 31
Gambar 4-2 Gaya Geser ETABS. .................................................................................. 35
Gambar 4-3 Gaya Aksial ETABS. ................................................................................. 35
Gambar 4-4 Gaya Momen ETABS. ............................................................................... 36

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Dalam melakukan analisis terhadap suatu struktur dapat menggunakan berbagai cara,

salah satunya adalah dengan metode matriks. Perhitungan metode matriks sendiri juga
dapat menggunakan berbagai program seperti excel, matlab, dan masih banyak lagi. Dalam
pengerjaan tugas besar analisis struktur II ini pun menggunakan program matlab karena
matlab merupakan suatu program khusus yang dapat menyimpan berbagai inputan dari
user melalui coding yang tidak terlalu sulit kemudian menghasilkan perhitungan struktur
yang cukup akurat.
1.2

TUJUAN
1. Menganalisis struktur dengan menggunakan metode matriks

1.3

TIPE DAN KRITERIA STRUKTUR


Tipe dari struktur yang di analisis adalah struktur portal berlantai 4 dengan jumlah

elemen sebanyak 24 dimana 4 di antaranya adalah bracing, 12 kolom, dan 8 balok.


Penampang yang di desain dalam struktur ini merupakan baja IWF.
1.4

SISTEMATIKA PENULISAN
Bab 1 menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, tipe dan kriteria dari struktur yang

akan di analisis. Pada latar belakang dijelaskan mengenai alasan mengenai penggunaan
program MATLAB pada analisis struktur. Pada tujuan dijelaskan mengenai tujuan dari
tugas besar ini sendiri.
Bab 2 menjelaskan dasar teori yang digunakan dalam pengerjaan tugas besar ini. Dasar
teori tersebut diperoleh dari buku Aslam Kasimali-Matrix Analysis of Structure, Second
Edition.
Bab 3 menjelaskan mengenai analisis yang dilakukan dengan menggunakan program
MATLAB dimana didapatkan reaksi perletakan, gaya, dan deformasi dari tiap nodal.

Bab 4 menjelaskan mengenai analisis yang dilakukan dengan menggunakan program


ETABS dimana didapatkan reaksi perletakan, gaya, dan deformasi dari tiap nodal.
Bab 5 memberikan kesimpulan dan saran dari pengerjaan tugas besar analisis struktur
II.

BAB II
DASAR TEORI
Dalam perhitungan defleksi, gaya dalam, dan reaksi perletakan suatu struktur pertamatama perlu dihitung matriks kekakuan struktur tersebut.
Berikut rumus matriks kekakuan local dari suatu elemen struktur.

dari matriks kekakuan local dapat dihitung matriks kekakuan global dari elemen tersebut
dengan persamaan:

Dimana T merupakan matriks transformasi dari local menjadi global.

Sehingga didapatkan persamaan K untuk global adalah sebagai berikut:


3

Setelah mendapatkan matriks kekakuan global pada setiap elemen, maka stiffness matrix
didapatkan dengan menyusun matriks K pada setiap elemen dengan DOF hidup. Contoh
untuk 3 DOF:

Untuk mendapatkan displacement pada setiap joint, terlebih dahulu dihitung nilai P dan Pf.
P merupakan gaya yang bekerja pada setiap join, Pf merupakan FEM dari setiap gaya yang
tidak bekerja pada joint struktur. Kemudian dengan menggunakan persamaan

maka nilai d diperoleh.


Dengan diperolehnya nilai d, maka displacement global dari setiap titik sudah diketahui.
Langkah selanjutnya adalah mencari gaya dalam pada struktur. Gaya dalam dapat dicari
dengan menggunakan persamaan;

Dimana F adalah gaya dalam setiap elemen. Nilai v didapat dengan menyusun d sesuai
dengan DOF, K merupakan matriks kekakuan global setiap elemen dan Ff merupakan gaya
dari FEM. Setelah F terhitung, maka reaksi perletakkan juga diperoleh dengan menyusun
4

F yang terdapat pada setiap DOF restrain. Penyusunan tersebut mirip dengan penyusunan
matriks S.
Pada coding matlab, code yang dipakai adalah code perulangan seperti for, code matriks
nol seperti matriks zeros. Dasar dalam pemograman pada matlab adalah terlebih dahulu
harus didefinisikan variable-variable yang hendak dipakai barulah kemudian dapat
dilakukan perhitungan ataupun perulangan dengan menggunakan variable tersebut. Dalam
perhitungan matriks, apabila hendak menghitung invers suatu matriks cukup menggunakan
perintah ^-1, untuk menghitung matriks transpose cukup menambahkan .

BAB III
ANALISIS STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE MATLAB
3.1

STUDI KASUS

Untuk melakukan analisis dengan menggunakan program MATLAB, terlebih dahulu


didefinisikan section properties dari struktur. Berikut struktur yang hendak dianalisis:

Gambar 3-1 Desain Struktur.

Tabel 3.1 Data Soal.

3.2

ALGORITMA PEMOGRAMAN

%program anstrik 2016


disp('PROGRAM ANSTRIK 2016')
%input bebas luar
P1=130000;
P2=105000;
P3=70000;
P4=55000;
P5=95000;
P6=110000;
q1=60;
q2=85;
q3=40;
M0=100000000;
%input data
load('section.mat');
load('node.mat');
load('elemen.mat');
%menghitung jumlah elemen
num_el=numel(elemen);
%menghitung jumlah node
num_node=numel(node);
%penandaan DOF ke node elemen (apakah bisa bergerak atau tidak)
matrix_dof=[node.dof]';
%penomoran dof ke node elemen (dimulai dari yang bisa bergerak)
z=0;

for y=1 : num_node


for x=1:3
if (matrix_dof(y,x)==1)
z=z+1;
dof(y,x)=z;
end
end
end
for y=1 : num_node
for x=1:3
if (matrix_dof(y,x)==0)
z=z+1;
dof(y,x)=z;
end
end
end
%menghitung jumlah dof total
num_dof=numel(dof);
%menghitung panjang elemen dan sudut transformasi
for i=1:num_el
dx=node(elemen(i).node_j).x-node(elemen(i).node_i).x;
dy=node(elemen(i).node_j).y-node(elemen(i).node_i).y;
length_el(i)=sqrt(dx^2+dy^2);
cs(i)=dx/length_el(i);
sn(i)=dy/length_el(i);
end
%menentukan matriks transformasi tiap elemen
for i=1 : num_el
T(i).T=[cs(i) sn(i) 0 0 0 0
-sn(i) cs(i) 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
0 0 0 cs(i) sn(i) 0
0 0 0 -sn(i) cs(i) 0
0 0 0 0 0 1];
end
%menentukan properties penampang
%kolom
for i=1 : num_el
TF(i) = strcmp (elemen(i).section,'kolom');
if(TF(i)==1)
E(i) = section(1).E;
A(i) = section(1).A;
I(i) = section(1).I;
end
end

%balok
for i=1 : num_el
TF(i) = strcmp (elemen(i).section,'balok');
if(TF(i)==1)
E(i) = section(2).E;
A(i) = section(2).A;
I(i) = section(2).I;
end
end
%bracing
for i=1 : num_el
TF(i) = strcmp (elemen(i).section,'bracing');
if(TF(i)==1)
E(i) = section(3).E;
A(i) = section(3).A;
I(i) = section(3).I;
end
end
%menentukan matriks kekakuan tiap elemen
%kolom + balok
for i=1 : 20
ka(i)= E(i)*I(i)/length_el(i)^3*(A(i)*length_el(i)^2/I(i));
kb(i)= E(i)*I(i)/length_el(i)^3*(12);
kc(i)= E(i)*I(i)/length_el(i)^3*(6*length_el(i));
kd(i)= E(i)*I(i)/length_el(i)^3*(4*length_el(i)^2);
ke(i)= E(i)*I(i)/length_el(i)^3*(2*length_el(i)^2);
k(i).k = [ka(i) 0 0 -ka(i) 0 0
0 kb(i) kc(i) 0 -kb(i) kc(i)
0 kc(i) kd(i) 0 -kc(i) ke(i)
-ka(i) 0 0 ka(i) 0 0
0 -kb(i) -kc(i) 0 kb(i) -kc(i)
0 kc(i) ke(i) 0 -kc(i) kd(i)];
end
%bracing
for i=21 : 24
k(i).k=[E(i)*A(i)/length_el(i) 0 0 -E(i)*A(i)/length_el(i) 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
-E(i)*A(i)/length_el(i) 0 0 E(i)*A(i)/length_el(i) 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0];
end
%menentukan matriks kekakuan global
for i=1:num_el
K(i).K=T(i).T'*k(i).k*T(i).T;
end
%penomoran DOF ke variabel elemen
for i=1 : num_el
for j=1:3

elemen(i).dof=[dof(elemen(i).node_i,1:3)
dof(elemen(i).node_j,1:3)];
end
end
%penomoran DOF yang ada dalam elemen
for i=1:num_el
n1(i)=elemen(i).dof(1,1);
n2(i)=elemen(i).dof(1,2);
n3(i)=elemen(i).dof(1,3);
n4(i)=elemen(i).dof(1,4);
n5(i)=elemen(i).dof(1,5);
n6(i)=elemen(i).dof(1,6);
end
%dummy matriks untuk matriks stiffness global
a_K=zeros(num_dof,num_dof);
%penyusunan matriks kekakuan global
for i=1:num_el
a_K(n1(i),n1(i))=a_K(n1(i),n1(i))+K(i).K(1,1);
a_K(n1(i),n2(i))=a_K(n1(i),n2(i))+K(i).K(1,2);
a_K(n1(i),n3(i))=a_K(n1(i),n3(i))+K(i).K(1,3);
a_K(n1(i),n4(i))=a_K(n1(i),n4(i))+K(i).K(1,4);
a_K(n1(i),n5(i))=a_K(n1(i),n5(i))+K(i).K(1,5);
a_K(n1(i),n6(i))=a_K(n1(i),n6(i))+K(i).K(1,6);
a_K(n2(i),n1(i))=a_K(n2(i),n1(i))+K(i).K(2,1);
a_K(n2(i),n2(i))=a_K(n2(i),n2(i))+K(i).K(2,2);
a_K(n2(i),n3(i))=a_K(n2(i),n3(i))+K(i).K(2,3);
a_K(n2(i),n4(i))=a_K(n2(i),n4(i))+K(i).K(2,4);
a_K(n2(i),n5(i))=a_K(n2(i),n5(i))+K(i).K(2,5);
a_K(n2(i),n6(i))=a_K(n2(i),n6(i))+K(i).K(2,6);
a_K(n3(i),n1(i))=a_K(n3(i),n1(i))+K(i).K(3,1);
a_K(n3(i),n2(i))=a_K(n3(i),n2(i))+K(i).K(3,2);
a_K(n3(i),n3(i))=a_K(n3(i),n3(i))+K(i).K(3,3);
a_K(n3(i),n4(i))=a_K(n3(i),n4(i))+K(i).K(3,4);
a_K(n3(i),n5(i))=a_K(n3(i),n5(i))+K(i).K(3,5);
a_K(n3(i),n6(i))=a_K(n3(i),n6(i))+K(i).K(3,6);
a_K(n4(i),n1(i))=a_K(n4(i),n1(i))+K(i).K(4,1);
a_K(n4(i),n2(i))=a_K(n4(i),n2(i))+K(i).K(4,2);
a_K(n4(i),n3(i))=a_K(n4(i),n3(i))+K(i).K(4,3);
a_K(n4(i),n4(i))=a_K(n4(i),n4(i))+K(i).K(4,4);
a_K(n4(i),n5(i))=a_K(n4(i),n5(i))+K(i).K(4,5);
a_K(n4(i),n6(i))=a_K(n4(i),n6(i))+K(i).K(4,6);
a_K(n5(i),n1(i))=a_K(n5(i),n1(i))+K(i).K(5,1);
a_K(n5(i),n2(i))=a_K(n5(i),n2(i))+K(i).K(5,2);
a_K(n5(i),n3(i))=a_K(n5(i),n3(i))+K(i).K(5,3);

10

a_K(n5(i),n4(i))=a_K(n5(i),n4(i))+K(i).K(5,4);
a_K(n5(i),n5(i))=a_K(n5(i),n5(i))+K(i).K(5,5);
a_K(n5(i),n6(i))=a_K(n5(i),n6(i))+K(i).K(5,6);
a_K(n6(i),n1(i))=a_K(n6(i),n1(i))+K(i).K(6,1);
a_K(n6(i),n2(i))=a_K(n6(i),n2(i))+K(i).K(6,2);
a_K(n6(i),n3(i))=a_K(n6(i),n3(i))+K(i).K(6,3);
a_K(n6(i),n4(i))=a_K(n6(i),n4(i))+K(i).K(6,4);
a_K(n6(i),n5(i))=a_K(n6(i),n5(i))+K(i).K(6,5);
a_K(n6(i),n6(i))=a_K(n6(i),n6(i))+K(i).K(6,6);
end
%jumlah NDOF tanpa restrain
num_dofwr=0;
for i=1:num_node
for j=1:3
num_dofwr=num_dofwr+matrix_dof(i,j);
end
end
%matriks kekakuan struktur tanpa restrain
for i=1:num_dofwr
for j=1:num_dofwr
SM(i,j)=a_K(i,j);
end
end
%definisikan P
for i=1:num_dofwr
P(i)=0;
if (i==4)
P(i)=P3;
end
if (i==25)
P(i)=P2;
end
if (i==28)
P(i)=-P1;
end
if (i==34)
P(i)=P4;
end
end

%definikan Pf
for i=1:num_el
elemen(i).FEM = [0,0,0,0,0,0];
if (i==13)

11

q=q2;
l1=0;
l2=0;
L=length_el(i);
p=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM = [0,FSQB,FMQB,0,FSQE,FMQE];
end
if (i==15)
q=q2;
l1=1500;
l2=0;
L=length_el(i);
p=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSQB,FMQB,0,FSQE,FMQE];
end
if (i==16)

12

q=q3;
l1=0;
l2=1500;
L=length_el(i);
p=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSQB,FMQB,0,FSQE,FMQE];
end
if (i==18)
q=q3;
l1=0;
l2=0;
L=length_el(i);
p=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSQB,FMQB,0,FSQE,FMQE];
end
if (i==19)

13

q=q1;
l1=0;
l2=0;
L=length_el(i);
p=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSQB,FMQB,0,FSQE,FMQE];
end
if (i==14)
p=P6;
l1=2000;
l2=2000;
L=length_el(i);
q=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSPB,FMPB,0,FSPE,FMPE];
end
if (i==17)

14

p=P5;
l1=2000;
l2=1000;
L=length_el(i);
q=0;
M=0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSPB,FMPB,0,FSPE,FMPE];
end
if (i==20)
p=0;
l1=2000;
l2=1000;
L=length_el(i);
q=0;
M=M0;
FSQB = q*L/2*(1-(l1/L^4)*(2*L^3-2*L*l1^2+l1^3)-l2^3/L^4*(2*L-l2));
FMQB = q*L^2/12*(1-(l1^2/L^4)*(6*L^2-8*l1*L+3*l1^2)-l2^3/L^4*(4*L3*l2));
FSQE = q*L/2*(1-(l2/L^4)*(2*L^3-2*L*l2^2+l2^3)-l1^3/L^4*(2*L-l1));
FMQE = -q*L^2/12*(1-(l2^2/L^4)*(6*L^2-8*l2*L+3*l2^2)-l1^3/L^4*(4*L3*l1));
FSPB
FMPB
FSPE
FMPE

=
=
=
=

p*l2^2/L^3*(3*l1+l2);
p*l1*l2^2/L^2;
p*l1^2/L^3*(3*l2+l1);
-p*l2*l1^2/L^2;

FSMB
FMMB
FSME
FMME

=
=
=
=

-6*M*l1*l2/L^3;
M*l2/L^2*(l2-2*l1);
6*M*l1*l2/L^3;
M*l1/L^2*(l1-2*l2);

elemen(i).FEM=[0,FSMB,FMMB,0,FSME,FMME];
end
end

15

%penomoran DOF yang ada dalam elemen


for i=1:num_el
m1(i)=elemen(i).dof(1,1);
m2(i)=elemen(i).dof(1,2);
m3(i)=elemen(i).dof(1,3);
m4(i)=elemen(i).dof(1,4);
m5(i)=elemen(i).dof(1,5);
m6(i)=elemen(i).dof(1,6);
end
%dummy matriks untuk matriks FEM
b_K=zeros(num_dof);
%penyusunan matriks PF
for i=1:num_el
b_K(n1(i))=b_K(n1(i))+elemen(i).FEM(1,1);
b_K(n2(i))=b_K(n2(i))+elemen(i).FEM(1,2);
b_K(n3(i))=b_K(n3(i))+elemen(i).FEM(1,3);
b_K(n4(i))=b_K(n4(i))+elemen(i).FEM(1,4);
b_K(n5(i))=b_K(n5(i))+elemen(i).FEM(1,5);
b_K(n6(i))=b_K(n6(i))+elemen(i).FEM(1,6);

end
%matriks kekakuan struktur tanpa restrain
for i=1:num_dofwr
for j=1
FM(i,j)=b_K(i,j);
end
end
%hitung d
d=inv(SM)*(P'-FM);
for i=num_dofwr+1:num_dof
d(i)=0;
end
for i=1:num_el
for j=1:6
elemen(i).v(j)=d(elemen(i).dof(j));
end
end

%mencari gaya dalam


for i=1:num_el
for j=1:6

16

elemen(i).Ff=(K(i).K * (elemen(i).v)') + (elemen(i).FEM)';


end
end
%dummy matriks untuk matriks Ff
b_K=zeros(num_dof);
%penyusunan matriks Ff
for i=1:num_el
b_K(n1(i))=b_K(n1(i))+elemen(i).Ff(1,1);
b_K(n2(i))=b_K(n2(i))+elemen(i).Ff(2,1);
b_K(n3(i))=b_K(n3(i))+elemen(i).Ff(3,1);
b_K(n4(i))=b_K(n4(i))+elemen(i).Ff(4,1);
b_K(n5(i))=b_K(n5(i))+elemen(i).Ff(5,1);
b_K(n6(i))=b_K(n6(i))+elemen(i).Ff(6,1);

end
%matriks kekakuan struktur tanpa restrain
for i=1+num_dofwr:num_dof
R(i,1)=b_K(i,1);
end
for i=1:num_el
for j=1:6
F(i,j)=elemen(i).Ff(j);
end
end
%mencari gaya dalam lokal
for i=1:num_el
for j=1:6
Q=T(i).T*((K(i).K * (elemen(i).v)') + (elemen(i).FEM)');
end
end

3.3

LANGKAH ANALISIS

Pertama-tama didefinisikan terlebih dahulu jumlah elemen, jumlah node, dan matriks dof.
Kemudian dilakukan penomoran DOF pada setiap node pada seluruh elemen struktur
dimulai dari DOF yang dapat bergerak sampai DOF yang tidak dapat bergerak. Berikut
coding untuk langkah-langkah yang dijelaskan diatas.

17

Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah DOF total, menghitung panjang setiap
elemen dan sudut pada setiap elemen sehingga matriks transformasi untuk setiap elemen

18

dapat dihitung dengan menggunakan rumus matriks T yang sudah dicantumkan pada
BAB II. Berikut coding pada MATLAB:

Setelah matriks transformasi dihitung, setiap elemen struktur didefinisikan propertinya


dengan coding sebagai berikut:

19

Setelah itu, dapat dicari matriks kekakuan setiap elemen yang terdapat pada struktur.
Dimana coding yang dilakukan adalah mendefinisikan terlebih dahulu nilai-nilai yang
terdapat dalam matriks k (persamaan matriks k dapat dilihat pada BAB II) kemudia matriks
kekakuan global (K) dapat dicari dengan persamaan =

20

Setelah didapatkan matriks K, maka matriks S dapat disusun, berikut coding untuk
menyusun matriks S:

21

22

SM merupakan matriks S yang telah disusun.


Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan matriks P dan matriks Pf dimana Pf
merupakan FEM yang terjadi.

23

Pendefinisian Pf menggunakan rumus FEM yang diperoleh dari buku Aslam Kassimali
sebagai berikut :

24

Cara mendefinisikan Pf sama dengan cara mendefinisikan P, penyusunan Pf juga sama


dengan cara menyusun matriks S. Berikut codingnya:

Karena sudah mendapatkan nilai S dan nilai P-Pf, maka nilai d dapat dihitung dengan
persamaan 1 ( ) = . Kemudian matriks v dapat disusun dari matriks d
dengan coding sebagai berikut:

Gaya dalam dapat dicari dengan persamaan = + , berikut codingnya:

25

Dari F tersebut dapat dicari matriks R dimana matriks R adalah matriks reaksi
perletakkan.

26

3.4

OUTPUT MATLAB

Maka didapatkan hasil analisis struktur sebagai berikut:

Gambar 3-2 Penomoran Elemen dan DOF.

27

Displacement:
DOF
[X,Y,q]
[1,2,3]
[4,5,6]
[7,8,9]
[10,11,12
]
[13,14,15
]
[16,17,18
]
[19,20,21
]
[22,23,24
]
[25,26,27
]
[28,29,30
]
[31,32,33
]
[34,35,36
]
[37,38,39
]
[40,41,42
]
[43,44,45
]
[46,47,48
]
[49,50,51
]

mm
0.3
1
0.4

mm
-0.2
-0.2
-0.4

rad
0.000272
0.000281
-1.20E-05

0.8

-0.7

-7.70E-05

-0.2

-0.9

-0.0005

-3.2

-1

-0.00061

0.3

-0.2

0.000129

0.8

-0.2

-6.50E-05

-0.1

-0.2

-0.00057

-3.2

-0.2

-0.00076

0.3

-0.01931 -0.00014

0.4

-0.02606 0.000138

Tabel 3.2 Displacement MATLAB.

28

Gaya Dalam:

Fab
elemen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

1
10043.9
29166.14
-24879.9
-49682.8
4432.958
75025.53
-6362.9
-24483.3
-12882.9
54974.47
-39288.6
-7603.36
-19122.2
99166.14
22743.24
45050.34
-37142.6
75025.53
37098.9
-47396.6
17062.54
-3764.73
33449.94
-45206.9

Fsb
2
222531.6
58576.29
486476.2
328827.3
246252.4
128165.7
247515.7
-2403.55
7772.544
-8165.73
23938.62
39719.1
163955.3
58576.29
-1333.27
31151.17
79061.73
128165.7
116066.4
-39719.1
17062.54
-5019.64
-39024.9
60275.89

Fmb
3
1687358
-5.1E+07
49686583
79396196
-5.2E+07
-1.4E+08
23717947
23065594
-2.7E+07
-1.1E+08
64836499
25255534
92808891
51135521
-1.2E+07
-5586442
1.01E+08
1.25E+08
62584152
-1.4E+07
0
0
0
0

Fae
4
-10043.9
-29166.1
24879.9
49682.84
-4432.96
-75025.5
6362.9
24483.3
12882.89
-54974.5
39288.63
7603.358
19122.24
-99166.1
-22743.2
-45050.3
37142.64
-75025.5
-37098.9
47396.64
-17062.5
3764.733
-33449.9
45206.92

Fse
5
-222532
-58576.3
-486476
-328827
-246252
-128166
-247516
2403.554
-7772.54
8165.725
-23938.6
-39719.1
176044.7
51423.71
128833.3
28848.83
15938.27
-8165.73
123933.6
39719.1
-17062.5
5019.644
39024.92
-60275.9

Fme
6
-4.2E+07
-5.1E+07
49833006
94493743
36561601
-1.3E+08
1733655
62625941
71756032
-7.9E+07
92318013
5157899
-1.2E+08
-3.7E+07
-8.7E+07
-3.6E+07
41442421
79212183
-7.8E+07
-5157899
0
0
0
0

Tabel 3.3 Gaya Dalam MATLAB.

29

Reaksi perletakkan:
DEF
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

R
27106.43
239594.1
1687358
-28644.6
481456.5
49686583
-6362.9
247515.7
23717947
-39288.6
23938.62
64836499
-52810.3
99994.99
0

Tabel 3.4 Reaksi Perletakkan MATLAB.

30

BAB IV
ANALISIS STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETABS
Berdasarkan analisis struktur dengan menggunakan software Etabs, didapatkan
displacement, gaya dalam, dan reaksi perletakkan sebagai berikut:
-

Reaksi perletakkan:
Story
Base
Base
Base
Base
Base

Joint
Label

Load
Case/Co
mbo
1 Comb1
4 Comb1
18 Comb1
23 Comb1
25 Comb1

Unique
Name
1
2
3
4
5

FX

FY

kN
22.6717
-31.1327
-4.3836
-30.4538
-56.7015

kN
0
0
0
0
0

FZ

MX

kN
231.7281
491.3162
245.6149
22.7759
101.0649

kN-m
0
0
0
0
0

MY

MZ

kN-m
-6.7771
-39.9457
-21.8061
-46.5128
-21.8212

kN-m

Tabel 4.1 Reaksi Perletakkan ETABS.

Gambar 4-1 Reaksi Perletakkan ETABS.

31

0
0
0
0
0

Displacement:
Story
Base
Base
Base
Base
Base
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story2
Story2
Story2
Story3
Story3
Story4
Story4

Load
Case/Co
mbo
1 Comb1
4 Comb1
18 Comb1
23 Comb1
25 Comb1
2 Comb1
5 Comb1
19 Comb1
24 Comb1
26 Comb1
3 Comb1
6 Comb1
20 Comb1
7 Comb1
21 Comb1
8 Comb1
22 Comb1

Unique
Name

Label
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
2
3
2
3

UX

UY

mm

mm

0
0
0
0
0
0.3
0.4
0.3
0.3
0.4
1
0.8
0.8
-0.2
-0.1
-3.2
-3.2

UZ
mm
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-0.2
0
-0.4
0
-0.2
0 -0.01931
0 -0.02606
0
-0.2
0
-0.7
0
-0.2
0
-0.9
0
-0.2
0
-1
0
-0.2

RX
rad
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

RY

RZ

rad

rad

0
0
0
0
0
0.000272
-1.20E-05
0.000129
-0.00014
0.000138
0.000281
-7.70E-05
-6.50E-05
-0.0005
-0.00057
-0.00061
-0.00076

Tabel 4.2 Displacement ETABS.

32

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Gaya Dalam:
Story
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story2
Story3
Story3
Story3
Story3
Story3
Story3
Story3
Story3
Story4
Story4
Story4
Story4
Story4
Story4

Beam
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B3
B3
B3
B3
B3
B3
B3
B3
B4
B4
B4
B4
B4
B4
B4
B4
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2

Load
Case/Co
mbo
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
19 Comb1
21 Comb1
21 Comb1
21 Comb1
21 Comb1
21 Comb1
21 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
25 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
26 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
20 Comb1
22 Comb1
22 Comb1
22 Comb1
22 Comb1
22 Comb1
22 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
23 Comb1
24 Comb1
24 Comb1
24 Comb1
24 Comb1
24 Comb1
24 Comb1

Unique
Name

Station
m
0.35
0.8214
1.2929
1.7643
2.2357
2.7071
3.1786
3.65
0.35
0.81
1.27
1.73
2.19
2.65
0.35
0.8214
1.2929
1.7643
2.2357
2.7071
3.1786
3.65
0.35
0.7625
1.175
1.5875
2
2
2.325
2.65
0.35
0.7625
1.175
1.5875
2
2
2.4125
2.825
3.2375
3.65
0.35
0.81
1.27
1.73
2.19
2.65
0.35
0.7625
1.175
1.5875
2
2
2.325
2.65
0.35
0.81
1.27
1.73
2.19
2.65

P
kN
13.6531
13.6531
13.6531
13.6531
13.6531
13.6531
13.6531
13.6531
-23.2794
-23.2794
-23.2794
-23.2794
-23.2794
-23.2794
-32.1553
-32.1553
-32.1553
-32.1553
-32.1553
-32.1553
-32.1553
-32.1553
51.043
51.043
51.043
51.043
51.043
51.043
51.043
51.043
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-93.9936
-49.482
-49.482
-49.482
-49.482
-49.482
-49.482
35.3018
35.3018
35.3018
35.3018
35.3018
35.3018
35.3018
35.3018
-74.5969
-74.5969
-74.5969
-74.5969
-74.5969
-74.5969

V2

V3

kN
-133.662
-93.591
-53.5196
-13.4481
26.6233
66.6947
106.7662
146.8376
-6.8298
-6.8298
-6.8298
12.7202
51.8202
90.9202
-95.1592
-66.8735
-38.5878
-10.3021
17.9837
46.2694
74.5551
102.8408
30.7388
30.7388
30.7388
30.7388
30.7388
30.7388
30.7388
30.7388
-55.9846
-55.9846
-55.9846
-55.9846
-55.9846
54.0154
54.0154
54.0154
54.0154
54.0154
-20.9625
-2.5625
15.8375
25.0375
25.0375
25.0375
-74.228
-74.228
-74.228
-74.228
-74.228
20.772
20.772
20.772
-110.5
-92.1001
-73.7001
-55.3001
-36.9001
-18.5001

kN

M2

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

M3

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

kN-m
-37.1128
16.454
51.1301
66.9153
63.8097
41.8133
0.9261
-58.8519
0.7609
3.9027
7.0444
7.9379
-6.9064
-39.7367
-24.7489
13.4445
38.3033
49.8273
48.0166
32.8713
4.3912
-37.4235
-12.5489
-25.2287
-37.9085
-50.5882
-63.268
36.732
26.7419
16.7517
-23.4215
-0.3278
22.7658
45.8595
68.9532
68.9532
46.6718
24.3905
2.1092
-20.1722
9.203
14.6137
11.5604
1.1012
-10.4161
-21.9334
-66.0485
-35.4295
-4.8104
25.8086
56.4277
56.4277
49.6768
42.9259
-77.5365
-30.9385
7.1956
36.8656
58.0717
70.8137

Tabel 4.3 Gaya Dalam Balok ETABS.

33

Story
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1

Column
C1
C1
C1
C2
C2
C2
C3
C3
C3

Load
Case/Co
mbo
1 Comb1
1 Comb1
1 Comb1
3 Comb1
3 Comb1
3 Comb1
13 Comb1
13 Comb1
13 Comb1

Unique
Name

Station
m
0
1.7
3.4
0
1.7
3.4
0
1.7
3.4

V2

V3

kN
kN
-219.397 -10.3406
-219.397 -10.3406
-219.397 -10.3406
-505.403 20.5674
-505.403 20.5674
-505.403 20.5674
-245.615
4.3836
-245.615
4.3836
-245.615
4.3836

kN

M2

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0

M3
kN-m
0
6.7771
0
24.356
0
41.935
0 39.9457
0
4.9811
0 -29.9835
0 21.8061
0
14.354
0
6.9019

Tabel 4.4 Gaya Dalam Kolom ETABS.

Story
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story1
Story3
Story3
Story3

Brace
D1
D1
D1
D2
D2
D2
D4
D4
D4
D3
D3
D3

Load
Case/Co
mbo
27 Comb1
27 Comb1
27 Comb1
28 Comb1
28 Comb1
28 Comb1
30 Comb1
30 Comb1
30 Comb1
29 Comb1
29 Comb1
29 Comb1

Unique
Name

Station
m
0
2.8284
5.6569
0
2.5
5
0
2.5
5
0
2.3049
4.6098

P
kN
-17.4388
-17.4388
-17.4388
17.6089
17.6089
17.6089
-87.9075
-87.9075
-87.9075
61.3903
61.3903
61.3903

V2

V3

kN

kN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

M2

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

M3

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

kN-m
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Tabel 4.5 Gaya Dalam Bracing ETABS.

34

Diagram gaya geser:

Gambar 4-2 Gaya Geser ETABS.

Diagram gaya aksial:

Gambar 4-3 Gaya Aksial ETABS.

35

Diagram gaya momen:

Gambar 4-4 Gaya Momen ETABS.

Dalam analysis dengan menggunakan MATLAB dan ETABS dimana nilai hasil
analisis yang digunakan adalah absolute dari nilai yang didapatkan dikarenakan adanya
perbedaan kesepakatan tanda pada kedua progam sehingga dapat disimpulkan sebagai
berikut:
-

Displacement:
Untuk displacement dengan menggunakan MATLAB dan ETABS hanya terdapat
sedikit perbedaan dimana apabila di analisis dengan menggunakan perintah
CORREL pada excel, didapatkan nilai 0,9978 atau 99,78% dari data memiliki
kemiripan sehingga dapat disimpulkan bahwa displacement dengan menggunakan
MATLAB dan ETABS adalah sama.

36

Reaksi Perletakan
Pada Reaksi perletakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dimana nilai
CORREL sebesar 99,21% didapatkan dari hasil perbandingan kedua reaksi
perletakkan.

Gaya Dalam
Pada gaya dalam, terdapat tidak terlalu banyak perbedaan dimana hasil correl yang
didapatkan dari kedua program adalah sebagai berikut:
Correl
aksial
shear
momen

beginning
end
0.99681119 0.996811
0.99347618 0.987587
0.9127918 0.879354

Tabel 4.6 Correl Gaya Dalam.

37

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

KESIMPULAN
Analisis struktur dengan menggunakan metoda matriks dengan bantuan program
MATLAB dapat dilakukan dengan baik dan lebih konservatif daripada
menggunakan program ETABS dikarenakan displacement yang terjadi lebih besar
daripada displacement yang diperhitungkan dengan menggunakan program ETABS.

5.2

SARAN
Dalam penggunaan MATLAB akan lebih baik apabila input yang diberikan juga
dimensi daripada profil yang digunakan sehingga perhitungan dengan menggunakan
MATLAB akan menjadi lebih akurat.

38

Anda mungkin juga menyukai