Disusun oleh:
Vega Silvia Nur Rahmah
(135020300111001)
(135020300111008)
Donny Prasetyo
(135020300111017)
1.
2.
Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa,
yang mencakup:
Penerimaan barang
3.
2.
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
bersangkutan.
a. Pembayaran Utang
Fungsi ini bertanggungjawab terhadap semua pembayaran utang dagang.
Biasanya, pembayaran diotorisasi pejabat/atasan yang berwenang untuk
memberikan persetujuan terhadap kewajiban pelunasan. Mengingat banyaknya
kemungkinan salah saji dalam fungsi ini, perlu dilakukan pengendalian berikut
ini:
Terhadap
cek
yang
dikeluarkan
harus
ditunjuk
orang
yang
Pencocokan antara cek yang ditulis dengan total voucher yang diproses
untuk dibayar dilakukan individu yang bebas
Akses terhadap blanko cek dan stempel hanya di otorisasi untuk orang
yang sangat terbatas
dan tunjangan. Barang yang diterima dari vendor yang rusak dan harus
dikembalika, selain itu, vendor menawarkan sejumlah bujukan untuk membeli
persediaan. Dalam beberapa kasus, vendor akan setuju untuk mengurangi harga
untuk barang rusak daripada menyimpan kembali barang tersebut. Di beberapa
perusahaan, potensi salah saji bisa mencapai jumlah material.
Setiap transaksi ini mengakibatkan mengurangi hutang dan biaya dan
meningkatkan likuiditas dan laba yang dilaporkan. Pelaporan keuangan yang sehat
perlu menetapkan kontrol yang memadai atas transaksi ini untuk mencegah
penyalahgunaan dalam kegiatan manajemen laba. Dengan demikian, aktivitas
pengendalian berguna dalam mengurangi risiko salah saji fokus pada membangun
keberadaan atau terjadinya transaksi tersebut (EO3) dan termasuk berikut:
Semua pengembalian pembelian harus disahkan oleh vendor (EO3)
Barang harus dikembalikan hanya dengan otorisasi pembelian kembali yang
tepat, dan menghitung independen barang dikembalikan harus dicatat pada
dokumen pengiriman seperti slip pengepakan dan bill of lading (EO3)
Komputer harus sesuai dengan informasi memo debit dengan otorisasi untuk
pembelian kembali dan dokumen pengiriman
Komputer menghasilkan laporan dari semua pengembalian pembelian resmi
2.
3.
Luas : auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah
luas pengujian substantif yang dilakukan untuk meratakan jumlah item / sampel
dimana pengujian substantif / prosedur tertentu diterapkan,
4.
1.
Prosedur awal
Pengujian audit dimilai dengan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industri klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas utang usaha
adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan menggunakan
perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk
melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar
jumlah yang terutang pada tanggal neraca.
2.
Prosedur analitis
Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan
ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan
akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu penurunan
yang abnormal atas rasio perputaran utang usaha atau kenaikan yang tidak
diharapkan atas rasio lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah
ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir
penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian
rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
3.
5.
beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa depan maka
jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok
dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan
dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian
serta kewajiban kontinjen.
C. Merancang Tes Substantif Atas Saldo Aktiva Tetap
Pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam
penugasan yang berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik yang bertalian
dengan pengujian itu dijelaskan sebagai berikut:
1.
Prosedur Awal
Suatu prosedur awal yang penting termasuk mendapatkan pemahaman tentang
bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini juga memberikan sarana untuk
mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh pada tahap audit berikutnya dan
juga melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan
mendapat pengujian lebih lanjut.
2.
Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor.
Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat
skeptisisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak
normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor maka
strategi audit dapat dimodofikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian
transaksi dan saldo.
3.
dokumentasi.
b) Memvouching pelepasan aktiva tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar tambahharus tersedia
bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas , otorisasi tertulis, dan
perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama
untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi termasuk
pengakuan keuntungan atau kerugian.
c) Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalahuntuk menentukan
kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan
meliputi pertimbangan meliputi pertimbangan mengenai apakan klien telah
melakukan pembedaan yang tepat antara pengeluaran modal dan
pendapatan.
4.
5.
yang
material
dalam
lingkungan
bisnis.
Bukti
untuk
mengevaluasi penurunan nilai ini didasarkan pada estimasi arus kas masa
depan yang belum didiskontokan dari aktiva itu.
6.
D. Merancang Tes Substantif Atas Saldo Akun-Akun yang Ada di Laporan Laba
Pertimbangan Khusus Dalam Merancang Uji Substantif
1.
keuangan yang berkaitan dengan akun-akun neraca daripada akun laporan laba rugi.
Pendekatan ini efisien dan logis berkaitan dengan satu atau lebih akun-akun neraca.:
Akun-akun Neraca
Piutang usaha
Persediaan
Beban dibayar di muka
Investasi
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Berbagai beban terkait
Pendapatan investasi
Aktiva tetap
Aktiva tak berwujud
Hutang akrual
Kewajiban berbunga
Beban penyusutan
Beban amortisasi
Beban bunga
Jika dibandingkan dengan uji substantive atas akun neraca, pengujian laporan laba
rugi lebih condong ke prosedur analitis dan sedikit ke pengujian rincian.
a.
langsung. Pengujian langsung terjadi ketika akun pendapatan atau akun beban
dibandingkan dengan data relevan lainnya untuk menentukan kewajaran saldo
tersebut. Pengujian ini tidak langsung terjadi apabila bukti mengenai saldo laporan
laba rugi diperoleh dari prosedur analitis yang dipakai untuk akun neraca yang
berhubungan.
Auditor mungkin memilih untuk menggunakan prosedur analitis sebagai
pengujian langsung atas beberapa saldo laporan laba rugi. Jika pengendalian terhadap
transaksi penyesuaian penjualan cukup andal, hanya prosedur analitis yang dipakai
untuk akun retur penjualan dan penyisihan.
b. Pengujian rincian atas akun-akun laporan laba rugi
Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analitis dan dari pengujian rincian
atas akun-akun neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi menjadi lebih
rendah.
Hal ini dapat terjadi pada saat :
Risiko bawaan tinggi. Hal ini terjadi dalam kasus asersi-asersi yang
dipengaruhi oleh transaksi yang tidak rutin dan pertimbangan serta estimasi
manajemen.
2.
2.
3.
2.
dalam perencanaan audit. jenis transaksi ini menjadi perhatian auditor karena transaksi
tersebut tidak dilakukan berdasarkan sikap yang independen dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Tujuan auditor dalam mengaudit transaksi pihak yang mempunyai hubugan
istimewa adalah untuk memperoleh bahan bukti berkenaan dengan tujuan, sifat, dan luas
transaksi tersebut dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan. SPAP 334.09
menunjukkan bahwa pengujian substantive harus mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
Menyusun audit atas saldo akun antarperusahaan yang dilakukan berulang pada
tanggal-tanggal berikutnya
6.