1 DEFINISI
Miastenia gravis adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kelemahan
atau kelumpuhan otot-otot lurik setelah melakukan aktivitas, dan akan pulih
kekuatannya setelah beberapa saat yaitu dari beberapa menit sampai beberapa
jam.1-3
1.2 ETIOLOGI
Miastenia gravis adalah suatu penyakit autoimun yang berhubungan
dengan penyakit-penyakit:
1. Tirotoksikosis
2. Miksedema
3. Atritis rheumatoid
4. SLE
Dulu dikatakan bahwa IgG auto-imun antibody merangsang pelepasan
thymin suatu hormone dari kelenjar timus yang mempunyai kemampuan
mengurangi jumlah asetilkolin. Sekarang dikatakan bahwa miasternia gravis
disebabkan oleh kerusakan reseptor asetilkolin neuromuscular junction akibat
penyakit autoimun.1-6
1.3 EPIDEMIOLOGI
Miastenia gravis merupakan penyakit yang jarang ditemui. Angka
kejadiaan 20 dalam 100.000 populasi. Biasanya penyakit ini lebih sering tampak
pada umur di atas 50 tahun. Wanita lebih sering dibandingkan pria dan dapat
terjadi pada berbagai usia. Pada wanita dapat terjadi pada usia 28 tahun dan pada
pria pada usia 60 tahun.4-8
1.4 PATOFISIOLOGI
Kelemahan pada otot-otot pada miasternia gravis dan meningkatnya
kelemahan otot pada saat melakukan kegiatan fisis disebabkan oleh penurunan
jumlah asetilkolin pada neuromuscular junction. Pada orang normal waktu untuk
kegiatan fisik adalah lebih lama dibanndingkan dengan waktu yang dibutuhkan
untuk pemulihan kekuatan otot atau istirahat, sebaliknya pada miasternia gravis
justru waktu yang dibutuhkan untuk istirahat adalah lebih lama dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan untuk gerakan fisik.6-10
1.5 KLASIFIKASI1-6
Untuk menentukan prognosis dan pengobatannya penderita miastenia
gravis di bagi atas 4 golongan:
Golongan 1: Miastenia Okular
Pada kelompok ini terdapat gannguan pada satu atau beberapa otot okular
yang menybabkna gejala ptosis dan diplopia. Seringkali ptosisnya unilateral.
Bentuk ini biasanya ringan, akan tetapi seringkali resisten terhadap pengobatan.
Golongan II Miastenia bentuk umum yang ringan
Timbulnya gejala perlahan-lahan dimulai dengan gejala ocular yang
kemudian menyebar mengenai muka , anggota badan dan otot otot bulbar. Otototot respiratory biasanya tidak terkena. Perkembangan kea rah golongan III dapat
terjadi dalam 2 tahun pertama dari timbulnya penyakit miasternia gravis.
Golongan III Miasternia bentuk umum yang berat
Pada kasus ini timbulnya gejala biasanya cepat, dimulai dari gangguan otot
ocular, anggota badan dan kemudian otot pernapasan. Kasus-kasus yang
mempunyai reaksi yang buruk terhadap terapi antikolinesterase berada dalam
keadaan bahaya dan akan berkembang menjadi krisis miasternia.
Golongan IV Krisis miasternia
Kadang-kadang terdapat keadaan yang berkembang menjadi kelemahan otot yang
menyeluruh disertai dengan paralisis otot-otot pernapasan. Hal ini merupakan
keadaan darurat medik. Krisis miasternia dapat terjadi pada penderita-penderita
golongan III yang kebal terhadap obat-obat antikolinesterase yang pada saat yangt
sama menderita penyakit infeksi lain. Keadaan lain yang berkembang menjadi
kelumpuhan otot-otot pernapasan adalah karena lanjakan dosis pengobatan
dengan antikolinesterase yang disebut krisis kolinergik.
1.7 DIAGNOSA5-10
Prosedur diagnosis dimulai dari anamnesis yang cermat dan dilanjutkan
dengan tes klinik sederhana untuk menilai berkurangnya kekuatan otot setelah
aktivitas ringan tertentu, kemudian ditegakkan dengan pemeriksaan farmakologik
yaitu tes endrofonium atau dengan tes neostigmin. Penderita miasternia gravis
derajat ringan sering tidak menunjukkan gambaran yang tegas pada EMG. Pada
3
keadaan ini perlu diperiksa kadar antibody reseptor dalam darah. Foto ronsen dada
sebaiknya dibuat seawal mungkin untuk mendeteksi adanya kelainan kelenjar
timus, dan juga dapat sebagai pembanding bila setelah penderita menjalani terapi
steroid jangka lama kemungkinan akan terjadi pelebaran mediastinum.
PROGNOSIS7-10
Prognosis pada kelompok dengan timoma biasanya jelek. Pada penderita muda
tanpa timoma kira-kira 80-90% penderita akan membaik atau akan terjadi remisi
yang sempurna pada beberapa tahun.
1.11 PENYULIT1-5
Ada 2 penyulit yang penting:
1. Krisis kolinergik
Dapat terjadi bila kolinesterase dihambat secara berlebihan oleh obatobat antikolinesterase. Gejala kolinergik seperti bingung , pucat,
berkeringat dan pupil miosis akan menyertai kelemahan otot yang
progresif
2. Krisis miastenia
Terjadi akibat terapi yang tidak adekuat dan adanya deteriorasi.
Terutama terjadi pada keadaan pasca bedah, partus, infeksi atau dengan
mempergunakan obat-obatan yang memperberat keadaan miastenia.
1.12
TERAPI PENYULIT8-10
Pada krisis kolinergik, obat-obat antikolinesterase dihentikan sementara,
dan dimulai dengan dosis yang lebih kecil bila keadaan menjadi stabil. Segera
diberikan atropine 1,25 mg intravena dan diberikan 1,25 mg intramuscular, setiap
jam sampai keringat berhenti dan pupil melebar lebih dari 3 mm. Pada krisis
miastenia diberikan neostigmin 1-2,5 mg intramuskularis.