PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman tidaklah selalu dalam keadaan normal dan sesuai
Respon
ini
bersama-sama
memungkinkan
tanaman
untuk
B. Tujuan
Untuk mengetahui respons kecambah pada kondisi lingkungan tercekam
abiotikpada substrat yang ekstrim yaitu sangat masam, masam, alkalis dan sangat
alkalis.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
asimilat
baru
untuk
mendukung
pertumbuhan
akar
dengan
beberapa gejala akibat cekaman garam juga tampak pada tanaman yang
mengalami kekeringan. Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan
mencakup perubahan ditingkat seluler dan molekuler seperti perubahan pada
pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun
menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk,sensitivitas
stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen,
perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi gen
(Kajarol dan Naik, 2011).
Adanya cekaman salinitas dengan konsentrasi tertentu dapat menyebabkan
penyerapan hara dan pengambilan air terhalang sehingga menyebabkan
pertumbuhan abnormal atau lambat. Selain itu, sebuah kondisi biologis yang
mampu memberikan efek cekaman pada suatu tanaman dimungkinkan
memberikan efek yang menguntungkan bagi tanaman yang lainnya. Sel yang
terpapar oleh cekaman salinitas (NaCl) akan menghabiskan lebih banyak energi
metabolismenya daripada pada kondisi tanpa cekaman salinitas (NaCl), sehingga
energi yang dihasilkan lebih banyak digunakan untuk mengatur penyesuaian
osmotik dan berdampak pada penurunan massa sel dan berdampak pada
pengurangan rata-rata massa sel pada konsentrasi NaCl yang semakin tinggi
(Ubudiyah dan Tutik, 2013).
Dalam faktor yang mempenagruhi pertumbuhan tanaman, dua hal yang
paling berpengaruh adalah kekeringan dan cekaman. Salinitas adalah keadaan
tanah mengadung kandungan garam yang tinggi, maka dari itu tanah di katakan
sebagai tanah marginal salin. Salinitas di beberapa negara didunia dapat
rambut
akar
dan
perkecambahan.
Pada
tanaman
dengan
pertumbuhan rambut akar yang terhambat maka suplai nutrisi ke tanaman juga
sedikit maka pertumbuhanpun bisa menjadi lambat atau bisa juga tanaman
menjadi mati (Ashkan A dkk, 2013).
Cekaman salinitas menyebabkan penyerapan hara dan pengambilan air
terhalang sehingga menyebabkan pertumbuhan abnormal dan terjadi penurunan
hasil. Salinitas menyebabkan akar tanaman yang tumbuh pada medium salin
menjadi lebih kecil dan sedikit percabangannya. Salinitas tanah atau air dan
kekeringan semakin mendapat perhatian dalam pertanian, karena menyebabkan
kondisi tercekam pada tanaman. Kekeringan dan salinitas merupakan salah satu
faktor pembatas produktifitas tanaman di berbagai wilayah, khususnya pada
tanaman yang dikelola pada lahan kering dan tadah hujan seperti legume, jagung
dan tebu. Kegiatan pemuliaan tanaman memerlukankeragaman genetik yang luas
untuk
mem-peroleh
varieatas
unggul
baru
dengan
sifat
yang
masalah
utama konsentrasi garam tinggi karena sering tergenangnya oleh air laut, iklim
kering dengan curah hujan rendah. Adanya garamgaram terutama kalsium,
magnesium, dan natrium karbonat menyebabkan ion hidroksi dijumpai dalam
jumlah banyak dalam larutan tanah. Salinitas menyebabkan tanaman mengalami
stress garam (Arsyad dan Rustiadi, 2008).
Proses kerja dari salinitas sendiri yang menurunkan pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah dengan mempengaruhi proses metabolisme tanaman,
entah dengan memperlambat ataupun menghentikan.cekaman garam atau salinitas
dapat meningkatkan reduksi potensial air, ketidak seimbangan ion dan toksisitas.
Perubahan status air akan memicu reduksi pertumbuhan awal dan penurunan
produktifitas tanaman. Pada umumnya cekaman garam atau salinitas yang terjadi
pada tanah dapat mempengaruhi beberapa proses penting bagi tanaman antara lain
adalah fotositesis, metabolisme energi dan lipid serta sintesis protein (Pranasari R
A dkk, 2012).
Cekaman salinitas mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam dua cara
yaitu melalui peningkatan konsentrasi ion di sekitar akar dan akumulasi Na+
dalam sel dan jaringan. Peningkatan konsentrasi ion di sekitar akar akan
meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air oleh akar,
sedangkan akumulasi Na+ dalam sel mengakibatkan kematian sel dan jaringan.
Pengaruh peningkatan tekanan osmotik akan terlihat pada pertumbuhan dan
perkembangan daun karena terganggunya pemanjangan dan pembelahan sel,
sedangkan pengaruh toksisitas Na+ terlihat jelas pada peningkatan jumlah daun
yang layu (Sitomorang dkk., 2010).
keragaan
pertumbuhan
tanaman.
Bahkan
dari
keragaan
pertumbuhan tanaman bisa terjadi pada tanaman yang bahan tanamnya merupakan
dari jenis tanaman yang sama, ini akibat dari perbedaan susunan genetik dari
setiap tanaman (Triadi D dkk, 2013).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum acara 1 ini yaitu cawan petri,
mistar, timbangan eletronik, sprayer dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam acara praktikum ini adalah beni kacang hijau, larutan
HCL 1% (untuk kondisi masam), larutan KOH 1% ( untuk kondisi alkalis),
aquadesr dan kertas merang.
B. Prosedur Kerja
1. Larutan dibuat sebagai substrat pertumbuhan benih pada pH yang berbedabeda yaitu, pH 3 dan 4 dengan menambahkan larutan HCl 1% secukupnya.
Demikan pula larutan dibuat untuk pH 9 dan 10 dengan menambahkan
larutan
KOH
1%.
Sebagai
control
digunakan
akuades
untuk
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
V.
B. Saran
Pemberian cekaman pada tanaman ini maka akan memudahkan kita dalam melihat
ketahanan dari tanaman sehingga untuk menanam pada lahan salin kita dapat
mengetahui varietas tanaman apa yang bisa bertahan di lahan tersebut sehingga
dapat menghasilkan produksi yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sitomorang A., Anky Z., Dwi W., dan Satya N., 2010. Seleksi Genotipe Padi
Mutan Insersi Toleran Cekaman Salinitas Berdasarkan Karakter Pertumbuhan
dan Biokimia. Agron. Indonesia,38(1): 8-14.
Ubadiyah I., W., A., dan Tutik N., 2013. Respon Kalus Beberapa Varietas Padi
(Oryza sativa L.) pada Kondisi Cekaman Salinitas (NaCl) secara In
Vitro. Sains dan Seni Pomits, 2(2):2337-3520.