Anda di halaman 1dari 5

Difusi Inovasi

Difusi Inovasi adalah teori tentang


bagaimana sebuah ide dan teknologi baru
tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori
ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada
tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul
Diffusion of Innovations
Difusi menurut Rogers
Proses dimana sebuah inovasi
dikomunikasikan melalui berbagai
saluran dan jangka waktu tertentu
dalam sebuah sistem sosial
Bagaimana Proses Difusi Inovasi?
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang
dianggap baru oleh manusia. Teori ini meyakini
bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh
masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi.
Beberapa kelompok orang akan mengadopsi
sebuah inovasi segera setelah mereka
mendengar inovasi tersebut. Sedangkan
beberapa kelompok masyarakat lainnya
membutuhkan waktu lama untuk kemudian
mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah
inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal
itu dikatakan exploded atau meledak.
Tahapan Proses Difusi Inovasi
1. Mempelajari Inovasi
2. Pengadopsian
3. Pengembangan Jaringan Sosial
Tahap 1: Mempelajari Inovasi
Tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber,
khususnya media massa. Jika sebuah inovasi
dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan,
maka hal itu tidak akan diadopsi dengan cepat
oleh mereka. Jika dianggap hal mudah, maka
mereka akan lebih cepat mengadopsinya.
Beberapa jenis inovasi bahkan harus
disosialisasikan melalui komunikasi interpersonal
dan kedekatan secara fisik

Tahap 2: Pengadopsian
Tahap dimana masyarakat mulai menggunakan
inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau
tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat
ditentukan juga oleh beberapa faktor. Riset
membuktikan bahwa semakin besar keuntungan
yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk
mengadopsi perilaku tertentu.
Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan
terhadap kemampuan seseorang. Sebelum
seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru,
orang tersebut biasanya bertanya pada diri
mereka sendiri apakah mereka mampu
melakukannya. Jika seseorang merasa mereka
bisa melakukannya, maka mereka akan
cenderung mangadopsi inovasi tersebut.
Dorongan status juga menjadi faktor motivasional
yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa
orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam
mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan
status sosialnya di hadapan orang lain.
Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang
dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya.
Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang
atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka
ia tidak akan mengadopsinya.
Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan
untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil
tingkat adopsinya.
Pengembangan Jaringan Sosial
Seseorang yang telah mengadopsi sebuah
inovasi akan menyebarkan inovasi tersebut
kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga
sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh
masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari
proses penyampaian dari satu individu ke individu
lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki.
Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok
yang solid dan dekat satu sama lain mengadopsi
inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses
adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media
massa lebih cepat menyadaran masyarakat
mengenai penyebaran inovasi baru dibanding
saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal memengaruhi manusia untuk

mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah


diperkenalkan oleh media massa
Lima Tahap Proses Adopsi
1.Tahap pengetahuan
2.Tahap persuasi
3.Tahap pengambilan keputusan
4.Tahap implementasi
5.Tahap konfirmasi
1. Tahap Pengetahuan
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki
informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu
informasi mengenai inovasi tersebut harus
disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi
yang ada, bisa melalui media elektronik, media
cetak , maupun komunikasi interpersonal di
antara masyarakat
2. Tahap Persuasi
Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat
pemikiran calon pengguna. Seseorang akan
mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika
mengadopsi inovasi tersebut secara personal.
Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang
lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau
menolak inovasi tersebut.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan
akhir apakah mereka akan mengadopsi atau
menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti
setelah melakukan pengambilan keputusan ini
lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan
dalam pengadopsian.
4. Tahap Implementasi
Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil
mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut.
5. Tahap Konfirmasi
Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang
kemudian akan mencari pembenaran atas
keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut
diadopsi ataupun tidak, seseorang akan
mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka
buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang

kemudian mengubah keputusan yang tadinya


menolak jadi menerima inovasi setelah
melakukan evaluasi.
Kategori Pengadopsi Inovasi
1.Inovator
2.Pengguna Awal
3.Mayoritas Awal
4.Mayoritas Akhir
5.Laggard
Inovator
Adalah kelompok orang yang berani dan siap
untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial
mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok
sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat
membentuk komunikasi yang baik meskipun
terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini
adalah mereka yang memiliki gaya hidup dinamis
di perkotaan yang memiliki banyak teman atau
relasi.
Pengguna Awal
Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok
inovator. Kategori adopter seperti ini
menghasilkan lebih banyak opini dibanding
kategori lainnya, serta selalu mencari informasi
tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat
disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena
kesuksesan mereka dan keinginannya untuk
mencoba inovasi baru.
Mayoritas Awal
Kategori pengadopsi seperti ini merupakan
mereka yang tidak mau menjadi kelompok
pertama yang mengadopsi sebuah inovasi.
Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi
secara hati-hati sebelum membuat keputusan
dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam
kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini
menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi
sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada
seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak
digunakan atau cukup bermanfaat.

Mayoritas Akhir
Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai
fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga
kebanyakan orang telah mencoba dan
mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil
keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya
bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain,
kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk
mengadopsi inovasi.
Laggard
Kelompok ini merupakan orang yang terakhir
melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih
tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal
baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul
dengan orang-orang yang memiliki pemikiran
sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok
laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan
orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai