Anda di halaman 1dari 21

3.

PENGUJIAN TRIAKSIAL

3.3.1 Maksud dan Tujuan Pengujian


Pengujian triaksial adalah pengujian sampel tanah dengan tiga dimensi
tekanan. Pada pengujian ini disamping dapat diketahui tegangan geser () juga
diperoleh tegangan normal (). Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk
mendapatkan nilai cohesi (c) dan sudut geser dalam () dari suatu sampel tanah,
serta sifat-sifat elastik tanah seperti; modulus tegangan-regangan (modulus
elastis,Es), modulus geser (G), dan nilai banding (angka) Poisson ().
3.3.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Alat triaksial,
2. Silinder contoh,
3. Mold contoh,
4. Penumbuk untuk mendapatkan pasir,
5. Membran karet,
6. Pengatur ketinggian,
7. Pengatur hampa udara,
8. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram,
9. Oven pengering,
10. Cawan penguap yang besar,
11. Plester (karet untuk pengikat),
12. Sendok,
13. Pencatat waktu.
3.3.3 Benda Uji yang Digunakan

Benda uji yang perlu disiapkan sekurang-kurangnya 3 buah. Benda uji


berupa silinder tanah dengan perbandingan antara tinggi dengan diameter 2:1
sampai 3:1. Jika diameter benda uji < 7,10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan
ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedangkan diameter lebih
besar > 7,10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam benda uji adalah 16
kali diameter benda uji.
3.3.4
1.

Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut :
Persiapan Benda Uji
a. Bila tanah yang diuji adalah tanah asli (undisturbed) dari tabung yang
sudah sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka perlu mengeluarkan
contoh tanah dari tabung pengeluar contoh tanah (extruder), memasukkan
dalam tabung cetak belah. Kemudian memotong benda uji bagian atas dan
bawahnya sehingga rata dengan cetakan, tambal permukaan benda uji abila
ada yang tidak rata.
b. Bila contoh tanah tidak asli (disturbed) ukurannya lebih besar dari pada
benda uji yang diinginkan, kemudian memotong benda uji dengan pisau
atau gergaji kawat sehingga sesuai dengan benda uji yang diinginkan.
c. Bila contoh tanah padat, batuan, maka dapat berupa:
1) Contoh tanah yang rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan
pengujian) dapat dibentuk kembali dalam kantong plastik/karet, remas
dengan jari sampai merata seluruhnya. Menghindarkan tambahnya
udara dalam pori. Kemudian membentuk kembali dan memadatkan
dalam cetakan sehingga kepadatannya sama dengan aslinya.
2) Contoh tanah padat/batuan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh
tanah dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang diinginkan.
Pemadatan dapat dilaksanakan dengan menumbuk tanah dalam silinder
pemadatan kemudian mendorong keluar dengan alat pengeluar
(extruder), kemudian memotong atau membubut sesuai dengan benda
uji yang diinginkan.

d. Pemadatan dapat langsung dilaksanakan pada cetakan belah.


e. Bila dikehendaki contoh tanah dalam keadaan jenuh, maka dapat
dijenuhkan sebelum pengujian. Bila demikian perlu mencatat dan
mencantumkan pada laporan.
f. Mengukur dengan teliti dan mencatat ukuran diameter dan tinggi dari
benda uji.
g. Menimbang benda uji untuk menghitung berat volumennya.
2.

Pemasangan benda uji


a. Mengambil dua batu pori dan merebus batu tersebut untuk menghilangkan
gelembung udara dalam batu pori tersebut.
b. Membebaskan udara dari pipa-pipa penghubung pada pelat dasar sel
triaksial.
c. Menghubugkan plat bawah dengan dasar sel.
d. Menempatkan batu pori yang telah dibersihkan di atas plat dasar.
e. Mengambil membran karet dengan ukuran hampir sama dengan ukuran
contoh tanah.
f. Menaruh membran karet pada tabung kecil yang dilengkapi dengan tempat
penyedot udara (Ring O / tabung membuat kencang membran). Pada
umumnya tabung berdiameter inci (6 mm), dan lebih besar dari contoh
tanah yang digunakan. Meletakkan membran karet di dalam tabung
pengencang membran, kemudian dihisap dengan pompa penghisap atau
dengan mulut. Hal ini membuat membran menempel dengan baik pada
bagian dalam tabung pengencang membran.
g. Memasukkan contoh tanah yang sudah diletakkan di atas pelat dasar sel
triaksial ke dalam tabung pengencang membran. Pompa penghisap dihisap
dan meluruskan membran karet pada ujung-ujung tabung untuk tempat
pada pelat atas.

h. Mengikat pelat dasar triaksial yang sudah terselubungi oleh membran


dengan karet supaya air tidak masuk ke dalam sampel tanah melalui
daerah ini.
i. Memasang kertas saring dan batu pori di atas sampel tanah dan pasang
pula pelat atas triaksial di dalam membran karet tersebut.
j. Mengunakan juga karet untuk mengikat kuat-kuat membran karet dengan
pelat bagian atas tersebut.
k. Memasang tabung sel triaksial dan keraskan baut pengencangnya.
l. Menjalankan / mengatur piston beban dengan pemutar tangan sehingga
hampir menyentuh benda uji, lalu membaca dan mencatat arloji cincin
beban yang akan mengukur gaya akibat tekanan keatas oleh air sel dalam
piston, berat pistonn dan gesekan, yang dipakai sebagai koreksi pada
beban selanjutnya.
m. Mengisisi ruang sel triaksial dengan aor, dengan cara memutar reguator
pengatur tekanan sel sehingga tekanan menunjukkan 0,20 kg/cm2,
kemudian membuka kran yang menghubungkan tangki air dengan sel
triaksial, sehingga air mengalir masuk memenuhi ruang sel triaksial.
n. Memerikan tekanan sel (3) sesuai dengan tekanan yang diinginkan.
o. Mengtur arloji cincin beban sehingga arloji menunjukan nol.
p. Mengtur arloji regangan (pemendekan) benda uji pada pembacaan nol.
3.

Pembacaan dan pembebanan


a. Menjalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5-1,0 persen /menit. Lalu
membaca dan mencatat pembacaan arloji cincin beban dan arloji
pemendekan benda uji pada kedudukann pemendekan 0,1; 0,2; 0,3; 0,4;
0,5; persen, kemudian pada 1; 1,5; 2,5; 3,0 persen dan setelah itu setiap
tambahan 1,0 persen, selanjutnya setelah pemendekan mencapai 10 persen
(jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 persen. Selanjutnya
melanjutkan pembacaan ini sampai 15% (meskipun tanah sudah pecah

atau jika tanah belum pecah lanjutkan sampai pemendekan 20%.


Pembacaan yang lebih teliti perlu dilakukan apabila benda uji mendekati
pecah.
b. Selama pembacaan selalu mengamati menometer tekanan sel dan
mengatur agar tekanan selalu dalam keadaan konstan.
c. Menghentikan

mesin

pembebanan

setelah

pembebanan

selesai

mengeluarkan air dalam sel, kemudian membuka sel dan mengeluarkan


benda uji.
d. Membuka membran karet dan mencatat atau menggambar sket bentuk
pecahnya tanah.
e. Menimbang dan mencatat berat benda uji.
f. Melaksanakan pengujian kadar air pada benda uji tersebut.

3.3.5 Teori
Dalam melakukan Analisis langkah-langkah perhitungan adalah sebagai
berikut:
1. Hitung regangan aksial tanah, untuk setiap beban yang dibaca yaitu :
L
Lo
=
Keterangan :

(3.8)
L = Pemendekan benda uji yang terbaca arloji (cm)
L = Tinggi benda uji mula-mula (cm)

2. Hitung luas rata-rata tampang tanah, A pada setiap beban


A0
A =

CF

Keterangan :

A = Luas benda uji terkoreksi (cm2)


Ao = Luas benda uji mula-mula (cm2)
CF = Faktor koreksi luas
=1

(3.9)

3. Hitung tegangan deviator pada setiap beban, tegangan deviator


= 1 3

P
A'

=
(3.10)
Keterangan : = Tegangan deviator (kg/cm2)
P = Beban yang bekerja / beban deviator yang
memecahkan sampel
= Pembacaan dial x angka kalibrasi proving ring (kg)
1 = Tegangan normal (kg/cm2)
3 = Tegangan Sel (kg/cm2)

4. Gambar kurva hubungan tegangan deviator sebagai ordinat dengan regangan


sebagai absis.
5. Hitung Modulus Elastisitas Es, Poisson Ratio , dan Modulus Geser G dengan
pada regangan awal hingga 1,3 %

Modulus Elastisitas, Es =
h
v
Poisson Ratio, =
Es
2(1 )
Modulus Geser, G =

(3.11)

(3.12)

(3.13)
Keterangan : = Tegangan deviator = selisih tegangan (kg/cm2)
= selisih regangan
h = regangan horisontal
v = regangan vertical
6. Hitung tegangan utama mayor maksimum (1) atau tegangan
normal dan tegangan utama minor (3) atau tegangan sel pada
saat pecah
7. Buatlah lingkaran mohr, setengah lingkaran dengan titik pusat
terletak pada absis dengan letak titik pusat lingkaran pada (1 +
3)/2 dan dengan jari-jari lingkaran sama dengan (1 - 3)/2 pada
ordinat
8. Gambarkan garis singgung persekutuan yang menyinggung
lingkaran-lingkaran mohr. Garis ini garis selubung.
9. Potongan garis selubung dengan sumbu vertical merupakan nilai
kohesi semu Cu dan sudut garis selubung dengan sumbu mendatar
adalah sudut geser dalam semu u.
10. Data pengujian pada masing-masing benda uji memberikan satu titik
pada grafik.

11. Tarik garis lurus terbaik pada titik-titik tersebut, seperti pada
Gambar 3.5

Uji 2

Uji 3

Uji 1

Gambar 3.5 Cara Menentukan Nilai C dan

3.3.6 Analisis Data


1. Data Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian triaksial diperoleh data sebagai berikut, yaitu data
hasil pengujian sampel tanah yang dapat dilihat pada Tabel 4.13. Dan data hasil
pembacaan dial beban dengan tegangan keliling 1 kg/cm2, 2 kg/cm2, dan 3 kg/cm2
yang dapat dilihat pada Tabel 3.13, Tabel 3.14 dan Tabel 3.15.
Tabel 3.13 Data Sampel Tanah
Silinder
Tinggi Silinder
Diameter silinder (cm)
Berat silinder (gr)
Luas Penampang silinder (cm2)
Volume Silinder (cm3)
Berat silinder + Tanah Basah (gr)
Berat Tanah Basah (gr)

Berat container, W1 (gr)


Berat tanah basah + container, W2 (gr)
Berat tanah kering + container, W3 (gr)
Berat tanah basah, W = W2 - W1 (gr)
Berat tanah kering, Ws = W3 - W1 (gr)
Berat air, Ww = W3 - W2 (gr)

DATA PARAMETER TANAH


I
7.1
3.52
134.9
9.731397404

II
7.1
3.52
134.9

III
7.1
3.52
134.9

9.731397404

9.731397404

69.09292157
69.09292157
273.4
274.2
138.5
139.3
PENGUJIAN KADAR AIR
atas
tengah bawah
top
mid
bot
9.2
12.57
9.17
13.2 12.93 9.06
31.28 36.61
33.29 36.58 50.6 29.57
24.2
28.87
25.68 29.34 38.22 23.21
22.08 24.04
24.12 23.38 37.67 20.51
15
16.3
16.51 16.14 25.29 14.15
7.08
7.74
7.61
7.24 12.38 6.36

69.09292157
274.6
139.7
top
9.22
31.21
24.38
21.99
15.16
6.83

mid
12.85
44.36
34.46
31.51
21.61
9.9

bot
9.06
33.14
26.03
24.08
16.97
7.11

Tabel 3.14 Hasil Pembacaan Dial Beban dengan Tegangan Keliling 1 kg/cm2
Luas
=
Pembacaa
Pembacaan
Koreks terkoreks
L
n
dial
L
i luas
i
Beban Deviato
L
Dial
rengganga
P
r Stress
Beban
n (x0.01)
CF
(A')
(kg/cm
(cm)
(div)
(cm)
(cm)
(kg)
)
0
0
10
40
64
80
91
120
106
160
115
200
120
240
122
280
123
320
124
360
126
400
129
440
128
480
129
520
130
560
130
600
130
640
Tabel 3.15 Hasil Pembacaan Dial Beban dengan Tegangan Keliling 2 kg/cm2
=
Luas
Pembacaan Pembacaa
Beban Deviato
L
Koreks
terkoreks
n
dial
P
r Stress
L
i
luas
i
L
Dial
rengganga
Beban
n (x0.01)
CF
(A')
(kg/cm
(cm)
(div)
(cm)
(cm)
(kg)
)
0
0
40
14
80
40
120
58.5
160
89
200
109
240
124
280
134
320
140
360
142

Lanjutan Tabel 3.15 Hasil Pembacaan Dial Beban dengan Tegangan Keliling 2
kg/cm2
=
Pembacaan Pembacaa
Luas
Koreks
Beban Deviato
L
dial
n
L
terkoreks
i luas
P
r Stress
L
rengganga
Dial
i
CF
n (x0.01)
Beban
(A')
(cm)
400
440
480
520
560

(div)
141
142
146
146
146

(cm)

(cm)

(kg)

(kg/cm
)

Tabel 3.16 Hasil Pembacaan Dial Beban dengan Tegangan Keliling 2 kg/cm2
Luas
=
Pembacaa
Pembacaan
Koreks terkoreks
L
n
dial
L
i luas
i
Beban Deviato
L
Dial
rengganga
P
r Stress
Beban
n (x0.01)
CF
(A')
(kg/cm
(cm)
(div)
(cm)
(cm)
(kg)
)
0
0
40
18
80
50
120
58
160
65
200
77
240
88
280
95
320
103
360
110
400
118
440
125
480
133
520
140
560
147
600
155
640
162
680
162
720
162

2. Perhitungan
Dari data yang sudah didapatkan melalui pengujian, maka dapat dilakukan
perhitungan seperti berikut ini.
a. Kadar Air
1.) Sampel Bag. Atas Tanah 1

Kadar air (w) =

Berat Air
100%
Berat Tanah

7.08
x 100
15

= 47.20 %

2.) Sampel Bag. Tengah Tanah 1

Kadar air (w) =

Berat Air
100%
Berat Tanah

7.74
x 100
16.3

= 47.48 %

3.) Sampel Bag. Bawah Tanah 1

Kadar air (w) =

Berat Air
100%
Berat Tanah

4.) Kadar air rata-rata =

7.61
x 100
16.51

47.20 + 47.48 + 46.09


3

= 46.09 %

= 46.93 %

Untuk sampel 2 dan 3 cara perhitungannya sama seperti di atas hasil


perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.17.
b. Berat Isi Tanah
1) Sampel tanah 1
a) Berat sampel tanah

b) Berat isi basah ()

= 138.5 gr
Berat tana h basah
Volume Tanah
=

138.5
69.093

c) Berat isi kering

= 2.004 g/cm3
b
1 wrt
=
2.004
= 1+ 46.926
= 1,364 g/cm3

Untuk sampel 2 dan 3 cara perhitungannya sama seperti di atas hasil


perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel 3.27 Hasil Perhitungan Data Sampel Tanah


DATA PARAMETER TANAH
I
7.1
3.52
134.9

Silinder
Tinggi Silinder
Diameter silinder (cm)
Berat silinder (gr)

II
7.1
3.52
134.9

III
7.1
3.52
134.9

Luas Penampang silinder (cm2)

9.731397404

9.731397404

9.731397404

Volume Silinder (cm3)


Berat silinder + Tanah Basah (gr)
Berat Tanah Basah (gr)

69.09292157
273.4
138.5

69.09292157
274.2
139.3

69.09292157
274.6
139.7

Berat Isi Basah (gr/cm3),

2.004546875

2.016125485

2.02191479

Berat isi Kering, d (gr/cm )

Berat container, W1 (gr)


Berat tanah basah + container, W2 (gr)
Berat tanah kering + container, W3 (gr)
Berat tanah basah, W = W2 - W1 (gr)
Berat tanah kering, Ws = W3 - W1 (gr)
Berat air, Ww = W3 - W2 (gr)
Kadar Air,
Kadar air rata-rata, w (%)

1.36432432
1.378526451
PENGUJIAN KADAR AIR
bawa
atas
tengah
top
mid
bot
h
9.2
12.57
9.17
13.2 12.93 9.06
31.28
36.61
33.29 36.58 50.6 29.57
24.2
28.87
25.68 29.34 38.22 23.21
22.08
24.04
24.12 23.38 37.67 20.51
15
16.3
16.51 16.14 25.29 14.15
7.08
7.74
7.61
7.24 12.38 6.36
47.20
47.48
46.09 44.86 48.95 44.95
46.926
46.252

c. Tegangan Regangan
1) Vertical Dial 40 Tegangan sel 1 kg/cm3

1.401633997
top

mid

bot

9.22
31.21
24.38
21.99
15.16
6.83
45.05

12.85
44.36
34.46
31.51
21.61
9.9
45.81
44.254

9.06
33.1
26.0
24.0
16.9
7.11
41.9

Regangan,
Area, CF

Vertical dial
1000

40
1000

=
= 0,04 cm
L
0,04
x100
x 100
Lo
7.1
=
=
= 0,563 %

0.563
= 1 - 100 = 1 - 100
= 0.994

A0
CF

9.731
0.994

Luas Terkoreksi, A =
=
= 9.787 cm2
Beban, P
= Kalibrasi x Dial Beban = 0.1351 x 10 = 1.351 Kg

Tegangan Deviator =

P
A'

1.351
9.787

= 0.138 kg/cm2

Untuk perhitungan selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilihat pada
Tabel 3.18.
2) Vertical Dial 40 Tegangan sel 2 kg/cm3

Vertical dial
1000

Regangan,

Area, CF

=1-

40
1000

=
= 0,04 cm
0,04
x 100
7.1
=
= 0,563 %

0.563
= 0.994
100 = 1 - 100

L
x100
Lo

A0
CF

9.731
0.994

Luas Terkoreksi, A =
=
= 9.787 cm2
Beban, P
= Kalibrasi x Dial Beban = 0.1351 x 14 = 1.891 Kg
P
1.891
A'
9.787
Tegangan Deviator =
=
= 0.193 kg/cm2
Untuk perhitungan selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilihat pada
Tabel 3.19.
3) Vertical Dial 40 Tegangan sel 3 kg/cm3

Regangan,
Area, CF

Vertical dial
1000

40
1000

=
= 0,04 cm
L
0,04
x100
x 100
Lo
7.1
=
=
= 0,563 %

0.563
= 1 - 100 = 1 - 100
= 0.994

A0
CF

9.731
0.994

Luas Terkoreksi, A =
=
= 9.787 cm2
Beban, P
= Kalibrasi x Dial Beban = 0.1351 x 18 = 2.432 Kg
P
2.432
A'
9.787
Tegangan Deviator =
=
= 0.248 kg/cm2
Untuk perhitungan selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilihat pada
Tabel 3.20.

Tabel 3.18 Nilai Tegangan dan Regangan dengan Tegangan Keliling 1 kg/cm2
=
Luas
L
Pembacaan Pembacaa
Koreks terkoreks
dial
L
i luas
i
L
n
Beban Deviator
Dial
Beban
rengganga
P
Stress
n (x0.01)
%
CF
(A')
(cm)
(div)
(cm)
(cm)
(kg)
(kg/cm)
0
0.000 0.000
1.000
9.731
0
0
0
10
0.040 0.563
0.994
9.787
1.351
0.138
40
64
0.080 1.127
0.989
9.842
8.646
0.878
80
91
0.120 1.690
0.983
9.899
12.294
1.242
120
106
0.160 2.254
0.977
9.956
14.321
1.438
160
115
0.200 2.817
0.972
10.013
15.537
1.552
200
120
0.240 3.380
0.966
10.072
16.212
1.610
240
122
0.280
3.944
0.961
10.131
16.482
1.627
280
123
0.320 4.507
0.955
10.191
16.617
1.631
320
124
0.360 5.070
0.949
10.251
16.752
1.634
360
126
0.400 5.634
0.944
10.312
17.023
1.651
400
129
0.440 6.197
0.938
10.374
17.428
1.680
440
128
0.480 6.761
0.932
10.437
17.293
1.657
480
129
0.520 7.324
0.927
10.500
17.428
1.660
520

560
600
640

130
130
130

0.560
0.600
0.640

7.887
8.451
9.014

0.921
0.915
0.910

10.565
10.630
10.695

17.563
17.563
17.563

1.662
1.652
1.642

Tabel 3.19 Nilai Tegangan dan Regangan dengan Tegangan Keliling 2 kg/cm2
=
Koreksi
Luas
L
L
luas
terkoreksi Beban Deviator
Pembacaan Pembacaan
L
P
Stress
dial
Dial Beban
renggangan
(x0.01)
%
CF
(A')
(cm)
(div)
(cm)
(cm)
(kg)
(kg/cm)
0.000 0.000
1.000
9.731
0.000
0
0
0
0.040 0.563
0.994
9.787
1.891
40
14
0.193
0.080 1.127
0.989
9.842
5.404
80
40
0.549
0.120 1.690
0.983
9.899
7.903
120
58.5
0.798
0.160 2.254
0.977
9.956
12.024
160
89
1.208
0.200 2.817
0.972
10.013
14.726
200
109
1.471
0.240 3.380
0.966
10.072
16.752
240
124
1.663
0.280 3.944
0.961
10.131
18.103
280
134
1.787
0.320 4.507
0.955
10.191
18.914
320
140
1.856
0.360 5.070
0.949
10.251
19.184
360
142
1.871
Lanjutan Tabel 3.19 Nilai Tegangan dan Regangan dengan Tegangan Keliling 2
kg/cm2
Pembacaan
dial
Pembacaan
renggangan Dial Beban
(x0.01)
(cm)
400
440
480
520
560

(div)
141
142
146
146
146

=
L
L

Koreksi
Luas
luas
terkoreksi
CF
(A')

Beban
P

Deviator
Stress

(kg)
19.049
19.184
19.725
19.725
19.725

(kg/cm)
1.847
1.849
1.890
1.878
1.867

%
(cm)
0.400
0.440
0.480
0.520
0.560

5.634
6.197
6.761
7.324
7.887

0.944
0.938
0.932
0.927
0.921

(cm)
10.312
10.374
10.437
10.500
10.565

Tabel 3.20 Nilai Tegangan dan Regangan dengan Tegangan Keliling 3 kg/cm2
Pembacaan Pembacaa
L
=
Koreks
Luas
Beban Deviato
dial
n
i luas
terkoreks
P
r Stress

rengganga
n (x0.01)

L
L

Dial
Beban

(cm)
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
440
480
520
560
600
640
680

(div)
0
18
50
58
65
77
88
95
103
110
118
125
133
140
147
155
162
162

(cm)
0.000
0.040
0.080
0.120
0.160
0.200
0.240
0.280
0.320
0.360
0.400
0.440
0.480
0.520
0.560
0.600
0.640
0.680

720

162

0.720

0.000
0.563
1.127
1.690
2.254
2.817
3.380
3.944
4.507
5.070
5.634
6.197
6.761
7.324
7.887
8.451
9.014
9.577
10.14
1

i
CF

(A')

1.000
0.994
0.989
0.983
0.977
0.972
0.966
0.961
0.955
0.949
0.944
0.938
0.932
0.927
0.921
0.915
0.910
0.904

(cm)
9.731
9.787
9.842
9.899
9.956
10.013
10.072
10.131
10.191
10.251
10.312
10.374
10.437
10.500
10.565
10.630
10.695
10.762

(kg)
0.000
2.432
6.755
7.836
8.782
10.403
11.889
12.835
13.915
14.861
15.942
16.888
17.968
18.914
19.860
20.941
21.886
21.886

(kg/cm
)
0
0.248
0.686
0.792
0.882
1.039
1.180
1.267
1.365
1.450
1.546
1.628
1.722
1.801
1.880
1.970
2.046
2.034

0.899

10.830

21.886

2.021

Dari Tabel 4.18, Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 maka dapat dibuat grafik hubungan
tegangan deviator dengan regangan, seperti pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Grafik Tegangan dan Regangan Triaksial


d. Modulus Elastisitas Es, Poisson Ratio , dan Modulus Geser G
1) Sampel tanah bertekanan keliling 1 kg/cm2

1.642
9.014%

Es =
=
= 18.216 kg/cm2
h
4.837%
v
9.014%
=
=
= 0.537
Es
18.216
2(1 ) 2(1 0.537)
G=
=
= 5.927 kg/cm2
Untuk tegangan keliling 2 kg/cm2 dan 3 kg/cm2 dengan cara yang sama
dapat dihitung. Dan hasil perbandingan ketiga pengujian triaksial tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21 Perbandingan Nilai Modulus Elastisitas Es, Poisson Ratio , dan
Modulus Geser G

No
1
2
3
4

Parameter
Tekanan utama minor ( 3 ), kg/cm2
Modulus Elastisitas Es, kg/cm2
Poisson Ratio
Modulus Geser G, kg/cm2

Hasil Perhitungan
1
2
3
18.216
23.671
19.929
0.537
0.532
0.542
5.927
7.727
6.463

e. Kohesi dan Sudut Geser Dalam


1) Dengan Grafik Lingkaran Mohr
a) Sampel tanah bertekanan keliling 1 kg/cm2
Tekanan utama minor ( 3 )
Tekanan Deviator ( )
Tekanan utama mayor (1 )

Absis (pusat lingkaran), (x)

Jari-jari lingkaran ( r )

= 1 kg/cm2
= 1.642 kg/cm2
= 3 +
= 1 + 1.642
= 2.642 kg/cm2
1 3
2
=
2.642+1
=
2
= 1.821
1 3
2
=
2.6421
=
2
= 0.821

Untuk tegangan keliling 2 kg/cm2 dan 3 kg/cm2 dengan cara yang sama
dapat dihitung. Dan hasil perbandingan ketiga pengujian triaksial tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22 Perbandingan Hasil Uji Triaksial


No
Parameter
1 Tekanan utama minor ( 3 ), kg/cm2
2 Tekanan Deviator ( ), kg/cm2
3 Tekanan utama mayor (1 ), kg/cm2
4 Absis (pusat lingkaran), (x)
5 Jari-jari lingkaran ( r )

1
1.642
2.642
1.821
0.821

Hasil Perhitungan
2
1.867
3.867
2.934
0.934

3
2.021
5.021
4.010
1.010

Dari Tabel 4.21 maka dapat dibuat grafik lingkaran Mohr, seperti pada
Gambar 4.7.

Uji 2

Uji 3

Uji 1

Gambar 3.7 Grafik Lingkaran Mohr


Dari Grafik Lingkaran Mohr pada Gambar 4.7, maka dapat diketahui nilai
kohesi C sebesar 0.7 kg/cm2 dan Sudut geser dalam sebesar 4.69 o.
2) Dengan Persamaan Umum

1 3 .m 2 2.m.c
(3.14)

Dimana

a)

m tg 45 0
2

2.642 1m 2 2mc
3.867 2m 2 2mc

5.021 2m 2 2mc
+

11.53 6m 2 6mc

(pers. 1)

2.642 1m 2 2mc 2.642 6.981 2.642m2 5.284mc


3.867 2m2 2mc 3.867 14.954 7.734m 2 7.734mc
5.021 3m2 2mc 5.021 25.210 15.063m2 10.042mc
b)

47.145 25.439m 2 23.060mc.


(pers. 2)
c) Eliminasi persamaan 2 dan persamaan 1

47.145 25.439m 2 23.06mc 1


47.145 25.439m 2 23.06mc
11.53 6m 2 6mc
23.06 / 6 44.314 23.06m 2 23.06mc
2.830 2.379m 2

m2

2.830
2.379

2.830
2.379

m
m

1.091

d) Persamaan umum

m tg 45 0
2

arctg (m tan 45 0 2
arctg (1.091 tan 45 0 2
4.972

e) m = 1.091 disubtitusikan ke dalam persamaan 1

11.53 6 m 2 6 mc

m = 1.091
11.53 6 1.0912 6 1.091 c

11.53 6 1.0912
6 1.091

= 0.67 kg/cm2

3.3.7 Pembahasan
Kondisi tanpa konsolidasi dan tanpa drainase adalah suatu kondisi yang
contoh ujinya tidak dikonsolidasi terlebih dahulu dan air tidak diperbolehkan ke
luar atau masuk ke dalam contoh uji selama pengujian.
Perbedaan tegangan utama atau tegangan deviator adalah perbedaan antara
tegangan utama major dan tegangan utama minor; tegangan deviator ini sama
dengan beban aksial yang diberikan kepada contoh uji dibagi dengan luas
penampang yang telah dikoreksi dari contoh uji; tegangan major adalah sama
dengan tekanan aksial dan tegangan minor adalah sama dengan tekanan sel.
Sudut geser dalam dan kohesi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk
menahan gaya geser, dimana semakin padat suatu tanah, maka besarnya daya
dukung tanah terhadap tanah semakin tinggi.
Jika dilihat dari grafik lingkaran Mohr dan berdasarkan hasil perhitungan
yang didapat ternyata hasil kohesi (c) berbeda, faktor tersebut dikarenakan
kurangnya ketelitian dalam pembacaan dial beban atau kerusakan dial beban pada
alat uji Triaxial pada saat praktikum.
Untuk mengetahui jenis tanah berdasarkan nilai kohesi (c) dapat dilihat
pada Tabel 3.18
Tabel 3.18 Jenis Tanah Berdasarkan Nilai Kohesi
Jenis Tanah
Lempung Keras

c (kg/cm)
> 4,1

Lempung sangat Kaku

2,0 4,0

Lempung kaku

1,0 2,0

Lempung Sedang

0,5 1,0

Lempung Lunak

0,25 0,5

Lempung sangat Lunak

< 0,25

3.3.8

Kesimpulan


Dari hasil perhitungan didapat nilai sudut gesek dalam ( ) 4.69o dan nilai
kohesi (c) 0.7,

berdasarkan Tabel 4.18 dapat dikategorikan dalam jenis tanah

lempung sedang.
3.3.9 Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Gambar Alat dan Benda Uji

Anda mungkin juga menyukai