A. PENGERTIAN
1. Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible,
yang
menyebabkan
kemampuan
tubuh
gagal
untuk
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
(menetap) dan irreversible atau tidak dapat pulih kembali. (Mansjoer, 2000).
3.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis
sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(Price & Wilson, 1994)
Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis
dapat dibagi dalam 2 kelompok :
1. Penyakit parenkim ginjal
Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik,
Tbc ginjal
Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal,
Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm
2. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih,
Refluks ureter,
Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang
disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin
aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a.
Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac
dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan
edema.
b.
Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c.
Gangguan gastrointestinal
Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning
feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor,
miopati ( kelemahan dan hipertropi otot otot ekstremitas.
e.
Gangguan Integumen
Gangguan endokrim
D. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume
filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan
GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi
sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi
lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15
ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
E. PATWAY
F. KOMPLIKASI
-Hipertensi
- Hiperkalemia
- Anemia
- Asidosis metabolic
- Osteodistropi ginjal
- Sepsis
- Neuropati perifer
- Hiperuremia
- Oedem Pulmonal
- penyakit tulang
- prerikarditis
(Smeltzer & Bare, 2001)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi
antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
-
hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
koagulasi studi
PTT, PTTK
BGA
2. Urine
-
urine rutin
3. pemeriksaan kardiovaskuler
-
ECG
ECO
4. Radidiagnostik
-
USG abdominal
CT scan abdominal
BNO/IVP, FPA
Renogram
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a)
Konservatif
b)
-
Dialysis
peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
Hemodialisis
c)
Operasi
Pengambilan batu
transplantasi ginjal
I. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktifitas dan Istirahat
kehilangan
memori,
kacau,
penurunan
tingkat
kesadaran, koma
7. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
Distraksi, gelisah
8. Pernafasan
Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), Paroksismal Nokturnal
Dyspnea (+)
Batuk produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal
9. Keamanan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi),
petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit,
ROM terbatas
10. Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas
11. Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti
biasanya
(Doengoes, 2000)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.
2.
3.
4.
I.
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kelebihan Volume Cairan
TUJUAN DAN
INTERVENSI
KRITERIA HASIL
NOC :
NIC :
Electrolit and acid base Fluid management
balance
isotomik meningkat
Fluid balance
Batasan karakteristik :
Hydration
Asupan berlebihan
dibanding output
Kriteria Hasil:
tidak ada
Monitor
status
hemodinamik
jika
popok/pembalut
diperlukan
Timbang
PCWP
Memelihara
tekanancairan
(cracles,
CVP
edema,
atau
Berikan diuretik sesuai interuksi
kebingungan
Reflek hepatojugular
kelebihan cairan
positif
Oliguria, azotemia
Fluid Monitoring
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Mekanisme pengaturan
dari
melemah
ketidak
seimbangan
(Hipertermia,
Asupan cairan
kelainan
berlebihan
renal,
terapi
gagal
cairan
diuretik,
jantung,
Asupan natrium
berlebihan
eodem
perifer
dan
penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
Beri obat yang dapat meningkatkan
Ketidakseimbangan nutrisi NOC :
kurang dari kebutuhan
tubuh
nutrient Intake
output urin
NIC :
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan
Batasan karakteristik :
-
intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
dengan tujuan
malnutrisi
Menunjukkan
digunakan untuk
peningkatan fungsi
menelan/mengunyah
pengecapan dari
menelan
Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
gizi)
makanan
untuk
adanya kekurangan
serat
Allowance)
makanan
tinggi
dimakan
yang
rongga mulut
-
diet
mengandung
konjungtiva pucat
-
Yakinkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
mulai rapuh
Kurangnya informasi,
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
oral.
scarlet
NOC :
Energy conservation
NIC :
Energy Management
v
Kriteria Hasil :
meneruskan atau
menyelesaikan aktifitas
disertai peningkatan
keterbatasan
dan RR
Mampu melakukan
menyebabkan kelelahan
v
berlebihan
v
terhadap aktifitas
Perubahan EKG yang
menunjukkan aritmia atau
iskemia
kelemahan.
tekanan darah atau nadi
Activity Therapy
ketidaknyamanan saat
beraktivitas.
yang tepat.
berhubungan :
imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan
social
dengan kebutuhan
dipertahankan.
Kurang pengetahuan
NOC :
Kowlwdge : disease
Definisi :
process
NIC :
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tingkat
Kowledge : health
Behavior
menyatakan
pemahaman tentang
masalah, ketidakakuratan
mengikuti instruksi,
pengobatan
dijelaskan secara
interpretasi terhadap
benar
kesehatan lainnya.
mungkin
diperlukan
untuk
datang
dan
atau
proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan
pilihan
terapi
atau
penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan
cara
yang
tepat
atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi
di komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi
perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta :
EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis
Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
kesehatan,