Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIBIAYAI OLEH:
DIPA
PELAKSANA PELATIHAN :
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana Pelatihan
Menyetujui,
Direktur Eksekutif
IMHERE B1 Batch IV PPNS-ITS
Kata Pengantar
Pelatihan dan Setifikasi 3G-SMAW Welding Process telah terselenggara dengan
baik. Pelatihan ini dirasakan banyak sekali manfaatnya oleh kami, staf pengajar Jurusan
Teknik Pengelasan Program Studi di Luar Domisili (PDD) Gresik Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya, khususnya dalam menunjang pelaksanaan peningkatan kualitas kegiatan
belajar mengajar di Program Studi di Luar Domisili (PDD) Gresik Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya khususnya bidang Pengelasan.
Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi staf ddalam penguasaan
teknologi terkini bidang pengelasan. Laporan ini terdiri dari laporan pelaksanaan termasuk
jadwal pelaksanaan dan lampiran materi pelatihan.
Selanjutnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur DIKTI, Ketua
Jurusan Teknik Pengelasan serta Pembantu Direktur Bidang Administrasi dan Keuangan
PPNS; dan Tim pengajar pelatihan dari PPNS Surabaya , yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk mengikuti pelatihan ini melalui Dana DIPA th. 2013.
Demikian atas dukungan dana yang diberikan, kami sampaikan banyak terima kasih.
Semoga pelaksanaan pelatihan ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas lulusan Program
Studi di Luar Domisili (PDD) Gresik Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Program Studi Teknik Pengelasan merupakan Program Studi yang konsen terhadap
perkembangan teknologi Las. Dimana Program Studi ini masih baru di Program Studi di
Luar Domisili (PDD) Gresik Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pengajar di Program Studi di Luar Domisili (PDD)
Gresik Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya khususnya Program Studi Pengelasan
masih kurang.
Dari dua hal tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keahlian atau kompetensi
untuk pengajar merupakan suatu hal yang penting bagi seorang ahli Pengelasan. Dalam
hal ini Program Studi Teknik Pengelasan berusaha untuk meningkatkan kompetensi staff
pengajarnya dengan metode Pelatihan dan Sertifikasi dengan melalui suatu kegiatan
Pelatihan dan Setifikasi 3G-SMAW Welding Process
II. TUJUAN
Meningkatkan kompetensi Staf Pengajar dengan metode 3G-SMAW Welding Process
menggunakan teknologi terkini. Penugasan staf pada program ini direncanakan dan
diprogramkan sejalan dengan usaha untuk mendukung program pengembangan Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya secara keseluruhan.
III.WAKTU & TEMPAT PELATIHAN
2.
3.
4.
Sunaryo, S.T
5.
Materi
Pengenalan Metode Pengelasan 1G, 2 G, 3G
LAMPIRAN MATERI
CARA PENGELASAN 3G
Berdasarkan gambar dan simbol las di atas, seorang welder harus mampu menterjelahkan
dalam bahasa pekerjaan (teknis) apa yang dimaksud dari gambar tersebut. Dengan demikian
welder akan dapat mempersiapakan segala sesuatunya untuk proses pengelasan. Arti dari
gambar dan symbol di atas adalah : Pekerjaan pengelasan pipa menggunakan proses las
SMAW, pipa ditempatkan pada meja las posisi miring 45 derajat, kampuh pengelasan yang
harus disiapkan adalah menggunakan kampuh V, dengan ketentuan :
Proses pengelasan dilakukan dari bawah ke atas, benda yang dilas diam (tidak boleh dipindah
atau diputar) dilepas dari tempatnya, hasil pengelasan cembung dan pengujian hasil lasan
dilakukan secara visual (visual test). Hasil dari pengelasan tersebut seperti berikut :
Menjelaskan teknik pengoperasian alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja
sesuai dengan ketentuan
Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok,
1. alat utama
2. alat bantu dan
3. alat keselamatan kerja
Alat utama las SMAW yaitu :
Kabel tenaga
Trafo las (generator)
Kabel massa
Kabel elektroda
Pemegang elektroda
Penjepit massa
Alat batu las SMAW antara lain :
Meja las
Palu terak
Palu konde
Gerinda tangan
Mistar baja
Sikat baja
Ragum
Kikir
Penjepit benda kerja
alat keselamatan kerja las antara lain :
Helm las (topeng las)
Kaca las hitam
Kaca las putih
Apron (pelindung dada)
Baju kerja
Sarung tangan
Sepatu kulit kapasitas 2ton
Masker
Alat utama las busur manual dalam pengoperasiannya harus sesuai SOP yang berlaku.
1. Kabel tenaga
Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan bebannya
(trafo las nya) berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat,
panjang kabel, dan jenis kawatnya (serabut/tidak). Selanjutnya dalam menginstall harus kuat
dan tidak mudah lepas, sehingga aliran listrik dapat mengalir maksimal dan tidak panas.
2. Trafo las
Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus dipertimbangkan tentang kebutuhan
maksimal (beban pekerjaan yang akan dikenakan kepada trafo las tersebut. Apabila beban
pekerjaannya besar maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang
tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari diameter elektroda
yang akan digunakan. dan yang paling penting adalah duty cycle dari trafo tersebut. dalam hal
ini pilihlah trafo las yang memiliki duty cycle yang tinggi untuk ampere yang tinggi, misal
duty cycle 100% untuk arus sampai dengan 200 A. langkah berikutnya gunakan tang ampere
untuk mengecek kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan kenyataannya
yang terlihat pada tang ampere. Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi AC
atau DC. hal ini terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi
electrode, pilihlah trafo DC. Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus dilihat
instalasinya. kabel tenaga ke trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan kondisi trafo sendiri,
apakah pada tempat yang kering atau basah. setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar
utama pada kabel tenaga di on kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan kabel
massa dan kabel elektroda tidak dalam kondisi saling berhubungan. atur arus pengelasan yang
dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk mengelas. Apabila proses pengelasan telah selesai,
trafo las dimatikan kembali.
3. Kabel elektroda dan kabel massa
Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut sehingga lentur dengan
ukuran disesuaikan dengan ampere maksimum trafo las (lihat ketentuan pada tabel) kabel las.
Kabel elektroda dan kabel massa harus terkoneksi )terinstall dengan kuat dengan trafo las agar
aliran arus pengelasan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam indikator ampere pada
trafo las. Penggunaan kabel elektroda dan kabel massa pada saat pengelasan harus disiapkan
dengan benar, yaitu dalam kondisi terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan. Dengan kondisi
semacam ini maka aliran arus pengelasan akan maksimal. Jika sudah tidak dipakai, trafo las
dimatikan dan kabel las digulung dan diletakkan dengan benar tidak saling berbelit agar
mudah dalam penggunaan di waktu yang lain.
1. Meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan.
Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat
welder melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba penyalaan elektroda
dan jangan dilakukan di meja las.
2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan
palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base
metalnya. karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum
digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan
dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu terak pada
tempatnya secara rapi.
3. Palu konde
Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2 kg. penggunaan palu konde
adalah untuk membantu meluruskan, meratakan permukaan benda kerja yang berkelok atau
melengkung, untuk membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan mengurangi atau
meniadakan distorsi. atau ditunakan untuk tujuan membantu persiapan pengelasan. Palu
konde juga harus dikontrol kondisinya agar tidak kocak serta dalam penyimpananya harus
tertata rapi dan tidak saling bertumpukan atau bergesekan dengan alat lainnya.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan
kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya
dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis
berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las
yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan
tadi.
Dalam penggunaannya :
Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar
operator tidak tersengat listrik. Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel
dihubungkan pada sumber listrik. Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan
kemudian peganglah geridan pada tangkai gerinda dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda
pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan tombol ON. Gunakan kaca mata putih
saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber arus.
Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling
bertindih dengan alat lain.
Alat keselamatan kerja las
Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan
kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan.
Pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.
Helm Las
Apron
(pelindung dada)
10
11
mengandung besi (bahan non ferro). Di samping itu pula, seorang juru las harus
memperhatikan apakah bahan tersebut bahan paduan ataukah bahan murni.
Dengan mengetahui jenis bahan dan paduannya, maka akan dapat menentukan bagaimana
proses pengelasan dilakukan, baik persiapan, pelaksanaan/proses, maupun finishing.
Pada tahap persiapan, akan ditetapkan proses las yang digunakan (SMAW, GTAW, GMAW,
OAW, SAW) berikut gas pelindungnya, jenis elektroda yang digunakan, adanya pre
heating/post heating, jenis polaritas yang digunakan (AC/DC+/DC-), besar kecilnya arus
pengelasan, jenis nyala las untuk OAW atau tindakan-tindakan lain sehingga mengasilkan
pengelasan yang baik yang memiliki kekuatan mekanis, kimiawi, maupun yang lainnya relatif
sama dengan bahan dasar yang dilas. Pada proses pengelasan. Hasil dari pengelasan yang baik
ini akan memberikan jaminan bagi pengguna/lingkungan akan keselamatan kerja dan umur
konstruksi.
Ihtisar bahan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.
Bahan-bahan di atas akan sangat baik jika dilakukan pengelasan dengan bahan tambah yang
memiliki sifat kimia maupun mekanik yang sama dengan bahan dasarnya.
Pemilihan jenis mesin las, polaritas, besar kecilnya arus pengelasan, jenis nyala las untuk las
OAW dan pengadaan pre heating dan post heating akan mempengaruhi sifat-sifat kimia
maupun mekanis dari bahan tersebut. Untuk itu perlu ada referensi pengaruh hal-hal tersebut
di atas terhadap hasil lasan, terutama pengaruh kalor terhadap struktur logam dan sifatsifatnya.
4. Menyiapkan material sesuai kriteria yang disyaratkan
12
Meterial untuk pengelasan harus disiapkan dengan sebaik mungkin sebelum dilakukan
pengelasan. Persiapan pengelasan yang baik 80% akan memberikan jaminan keberhasilan
dalam pengelasan.
Hal-hal yang dapat terjadi jika penyiapan material tidak baik yaitu :
penetrasi tidak baik (terjadi penetrasi yang berlebihan) karena root face terlalu tipis,
root gap terlalu lebar; atau (tidak terjadi penetrasi) karena root face terlalu tebal, dan
root gap terlalu sempit.
Penyempitan jalur pengelasan (akibat las cacat yang tidak kuat)
misaligment (ketidakrataan benda kerja) karena penempatan material sebelum di las
cacat tidak rata/sejajar.
distorsi (perubahan bentuk) karena pengaruh panas
porosity (karena benda tidak dibersihkan dari karat atau bahan lain)
Penyiapan material harus disesuaikan dengan WPS (Welder Prosedure Spesification) atau
gambar kerja yang digunakan. WPS adalah sebuah prosedur standar persiapan material yang
dirancang sedemikian rupa melalui pengujian-pengujian di laboratorium dan dilas oleh juru
las yang profesional. pengujian-pengujian tersebut dapat berupa Radiography test, Bend Test,
uji tarik atau bahkan structure/micro.
Contoh penyiapan benda kerja adalah sebagai berikut :
Jika di antara benda tersebut masih terdapat celah, maka akan mengakibatkan penetrasi yang
tidak baik . Jika diuji etsa, pada bagian celah tersebut tidak akan terjadi fusi atau tidak terjadi
perpaduan logam tambah dengan material las, tetapi pada bagian tersebut akan terisi oleh
terak dan disebut cacat slack inclution (terak terperangkap). karena bagian tersebut terisi terak
(bukan logam) maka pada bagian tersebut akan menjadi titik lemah dari konstruksi.
5. Menjelaskan penempatan material pada meja kerja sesuai permintaan/spesifikasi
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah menyesuaikan
posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi
13
butt joint
14
Posisi pengelasan di atas adalah posisi 6G. pemasangan pipa dimiringkan 45 derajat terhadap
sumbu horizontal. pengelasan dilakukan dari pipa bagian bawah terus melingkar ke arah
kanan/kiri dan berhenti di atas. dilanjutkan dengan pengelasan sebaliknya diawali dari bawah
dan terus melingkar berhenti di bagian atas. Cara pengelasan seperti ini disebut 6G up hill.
Angka-angka pada posisi-posisi pengelasan tersebut di atas menunjukkan tingkatan-tingkatan
posisi pengelasan. Angka yang semakin tinggi berarti menujukkan kwalifikasi yang tinggi
pula.
Posisi-posisi pengelasan di atas menunjukkan kwalifikasi juru las yang berhak mengelasnya.
jika juru las memiliki sertifikat kwalifikasi 6G, maka juru las tersebut diperbolehkan untuk
mengelas semua posisi. Tetapi jika juru las tersebut memiliki sertifikat 4G plate, maka juru las
tersebut tidak boleh menglas pipa posisi apapun, tetapi bileh mengelas posisi pengelasan 1F,
2F, 3F, 4F maupun 1G, 2G, 3G dan 4G.
=======================================
Unit Kompetensi : Mengeset Mesin Las dan Elektroda
1. Teknik perangkaian peralatan las busur metal manual dipahami dengan benar baik
(AC/DC)
2. Peralatan las busur manual dirangkai sesuai prosedur dengan kuat dan aman
3. Penentuan polaritas (AC/DC+/DC-) ditetapkan sesuai kebutuhan tujuan pengelasan
4. Penentuan elektroda dan arus disesuaikan dengan kegunaan pengelasan
PENJELASAN :
Teknik dalam merangkai peralatan las busur manual ini harus dipahami oleh juru las.
Tujuannya adalah agar pada saat melaksanakan perangkaian tidak menimbulkan kecelakaan
atau kesulitan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah :
Alat keselamatan kerja yang dibutuhkan untuk merangkai peralatan las dan cara
penggunaannya
Bagian-bagian yang harus dikontrol sebelum perangkaian dilakukan
15
Kegiatan ini harus dapat diketahui dan dilakukan oleh juru las, agar proses produksi dapat
berjalan dengan lancar. Jika kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh seorang juru las, maka
disaat proses produksi harus berlangsung juru las harus menunggu teknisi untuk
merangkaikan peralatan lasnya. Keadaan seperti ini dapat menurunkan produktivitas
perusahaan.
Pemahaman tentang polaritas pengelasan wajib diketahui oleh juru las. Polaritas akan
menentukan hasil pengelasan yang dilakukannya, misalkan penembusan dangkal, sedang atau
dalam. Berdasarkan pengetahuan tersebut, juru las akan dapat menentukan polaritas apa yang
dipakai untuk melakukan pengelasan pada logam ketabalan, jenis bahan dan posisi pengelasan
tertentu.
berikut data tentang polaritas dan pengaruhnya terhadap pengelasan.
Ketentuan di atas akan memberikan petunjuk bagi juru las untuk mempersiapkan peralatan las
untuk pengelasan dengan tujuan tertentu.
Mengeset peralatan las busur manual harus dilaksanakan dengan benar, kuat dan aman.
keadaan semacam ini akan memberikan jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
keselamatan yang dimaksud di sini adalah selamat bendanya (tidak rusak) selamat orangnya
dan selamat lingkungannya. Kabel-kabel dihubungkan dengan teknik yang benar dan kuat
sesuai dengan SOP.
pemilihan jenis elektroda dan arus pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan pengelasan.
jenis elektroda dapat dilihat dari kode aws nya. misalnya AWS E 6010. di mana AWS
kepanjangan dari American Welding Society. E= Electrode 60 = kekuatan tarik minimum
60000 psi, 1 = kode yang menunjukkan elektroda tersebut dapat digunakan untuk semua
posisi pengelasan dan 0 = adalah jenis salutan elektroda (cellulose) dan arus yang digunakan
(DC+). untuk kode-kode jenis elektroda yang lain akan mempunyai spesifikasi penggunaan
yang berbeda-benda.
jenis elektroda ini secara berturut-turut adalah AWS E XX10, AWS E XX10, AWS E XX11,
AWS E XX12, AWS E XX13, AWS E XX14, AWS E XX15, AWS E XX16, AWS E XX17,
AWS E XX18.
di samping berdasarkan jenisnya, pemilihan elektroda juga didasarkan pada ukuran diameter
kawat elektroda. diameter kawat elektroda ini akan menentukan besar kecilnya arus
pengelasan. besar kecilnya elektroda ini dipilih berdasarkan tebal atau tipisnya benda yang
akan dilas atau tebal dan tipisnya hasil pengelasan yang diharapkan.
pasw:www.kuyhaa-android19.com
16