Oleh :
Syabandrio Widyo Utomo, S. Ked
201420401011118
Pembimbing :
dr. Purnaning W.P.,Sp. THT-KL
SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK RSUD JOMBANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN 2015
DEFINISI
Hilangnya fungsi pendengaran yang simetris dan bilateral
yang disebabkan karena proses penuaan (Lee, 2013)
EPIDEMIOLOGI
Secara keseluruhan 10% dari populasi terdapat
gangguan berkomunikasi dan rata-rata usia
diatas 65 tahun. 80% kehilangan fungsi
pendengaran terjadi karena proses penuaan
( Gates, 2009).
ETIOLOGI
Degenerasi >>
Faktor yang mempengaruhi :
Herediter
Pola makan
Metabolisme
Ateriosklerosis
Infeksi
Bising
Gaya hidup
Patologi
Sensorial
Neural
Strial
Cochlear
transmission
cochlear duct
Mixed
Indeterminate
PATOGENESIS
Degenerasi
Kerusakan dari sel-sel rambut dan spiral ganglion
neuron (SGN)
Kerusakan jaringan yang lain khususnya stria
vascularis
Akumulasi radikal bebas
Radikal bebas ROS (reactive oxygen species) dan
RNS (reactive nitrogen species)
Pemeriksaan fisik :
umumnya
terjadi
antara usia 55 dan
65 tahun, bersifat
progresif , pada
frekuensi tinggi ,
bilateral,
simteris
(Ciorba, 2015).
membran timpani
tampak
suram,
mobilitasnya
berkurang
(Soepardi, 2007).
Pemeriksaan
penunjang :
pada tes garpu tala
rinne,
weber,
swabach didapatkan
tuli sensorineural.
Pada pemeriksaan
audiometri
nada
murni menunjukkan
suatu tuli saraf nada
tinggi, bilateral dan
simetris
pada
frekuensi 2000 Hz
Audiometri Presbikusis
Adanya tuli
yang progresif
Defisitnya
bersifat
bilateral
Dimulai dari
frekuensi tinggi
Penatalaksanaan
Alat bantu dengar (hearing aid) dikombinasikan latihan membaca
ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (auditory training)
Pembatasan merokok dan stimulan seperti teh dan kopi untuk
mengurangi tinnitus
D-JKNI-1 peptide (Xigen/Auris medical)
Suplemen oral Acetyl-L-carnitine atau -lipoic acid
KOMPLIKASI
Gangguan kualitas hidup manusia, seiring
berhubungan dengan penurunan kemampuan
berkomunikasi.
Cemas dan depresi