Anda di halaman 1dari 35

LUKA TEMBAK PADA

KEPALA

Disusun oleh:
Ismail C111 11 337
Faradiba Noviandini C111 11 343
Krisna Aprilya Pali Tandi Sugi C111 11 160
SUPERVISOR:
dr. Annisa Muntaher, SH, M.Kes, Sp.F

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar
2016

PENDAHULUAN
Luka tembak Luka akibat tembakan senjata api.
Luka tembak pada kepala merupakan penyebab
kematian akibat pembunuhan baik di negara-negara
maju maupun berkembang dan pada banyak
yurisdiksi, paling sering digunakan pada kasus bunuh
diri.
Di Indonesia, menurut laporan hak asasi manusia
triwulan kedua tahun 1998 yang dikeluarkan oleh
ELSAM ( Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)
pada triwulan ke II tercatat ada 102 warga negara
yang menjadi korban kekerasan akibat senjata api

Tugas Dokter
Dokter Tugas dan fungsi sebagai pemeriksa,
harus dapat menjelaskan berbagai hal;
Apakah memang luka tembak
Yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang luka tembak

keluar
Jenis senjata yang dipakai
Jarak tembak
Arah tembakan
Perkiraan posisi korban sewaktu ditembak
Berapa kali korban ditembak
Luka tembak mana yang menyebabkan kematian

Definisi
Luka tembak adalah luka yang disebabkan
oleh penetrasi anak peluru yang masuk ke dalam
tubuh yang diproyeksikan dengan senjata api atau
persentuhan peluru dengan tubuh.

KLASIFIKASI
A. Luka tembak masuk
B. Luka tembak keluar

LUKA TEMBAK MASUK


Komponen atau unsur-unsur yg keluar dari
penembakan :
a. Anak peluru
b. Butir-butir mesiu yg tdk terbakar atau
sebagian terbakar
c. Asap atau jelaga
d. Api
e. Partikel logam

1. Anak Peluru
Anak peluru yang masuk akan menimbulkan

luka terbuka pada tubuh korban.


Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada
sasaran tergantung pada pelbagai faktor, yaitu :
ukuran dan bentuk anak peluru,
balistik (kecepatan, energi kinetik, dan stabilitas anak
peluru),
kerapuhan anak peluru,
kepadatan jaringan sasaran,
vulnerabilitas jaringan sasaran,
posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh.

Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi akan


menimbulkan luka yang relatif lebih kecil
dibandingkan peluru yang kecepatannya rendah.
Kerusakan jaringan tubuh akan lebih berat bila
peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya
lebih besar.
Pada organ tubuh yang berongga, seperti
jantung, bila terkena tembakan saat sedang
terisi penuh, maka kerusakan yang timbul akan
lebih hebat dibandingkan dalam keadaan
kosong, karena adanya penyebaran tekanan
hidrostatika ke seluruh bagian.

Kelim
Lecet
(abration
ring)
Pada saat
peluru
mengenai kulit
teregang.
Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit terjadi
robekan dan gesekan antara badan peluru dengan tepi
robekan kelim lecet.
Kelim lecet yang paling lebar menunjukkan arah
masuknya peluru. Bila peluru masuk secara tegak lurus,
maka kelim lecet yang terbentuk akan sama lebarnya

2. Tattoage / Stippling / Kelim tattoo


Tattoage ditimbulkan oleh butir-butir mesiu yang tidak
terbakar atau terbakar sebagian.
Partikel ini akan tertanam di epidermis bahkan sampai
dermis sehingga tidak dapat dihapus atau dicuci.
Pada kulit sekitar luka tembak masuk akan nampak
berbintik-bintik hitam dan bercampur dengan perdarahan.
Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam
berkisar sekitar 60 cm.

Black powder butir mesiu yg komposisinya td


tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat
& kalium sulfide
Smokeless powder td nitrit dan selulosa nitrat
yg dicampur dgn karbon dan grafit
Kelim tattoo yg terbentuk pd luka tembak masuk
jarak dekat.

3. Akibat Asap (smoke effect)


Timbul oleh karena setiap proses pembakaran yang
tidak sempurna akan membentuk asap atau jelaga.
Jelaga ini hanya menempel di permukaan sehingga
mudah terhapus bila digosok atau dicuci.
Jelaga dari black powder komposisinya CO2 ( 50%),
Nitrogen (35%), CO (10%), Hidrogen sulfid (3%),
Hidrogen (2%), serta sedikit Oksigen dan methane.
Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar
sekitar 30 cm.

4. Akibat Api / Luka bakar (flame effect)


Luka bakar ini akibat nyala api serta gas panas yang timbul akibat
terbakarnya butir-butir mesiu.
Kulit tampak hangus terbakar (scorching, charring).
Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut
akan terbakar.
Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15
cm, sedang pada senjata dengan kaliber yang lebih kecil jaraknya
sekitar 7 cm.

5. Akibat partikel logam (Metal effect /


Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter
laras, maka sewaktu peluru bergulir pada laras yang
beralur, akan terjadi pelepasan partikel logam sebagai
akibat pergesekan tersebut.
Fragmen metal tersebut akan menimbulkan luka lecet
atau luka terbuka dangkal kecil-kecil pada tubuh korban.
Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau
tertahan pada pakaian korban.

6. Akibat Moncong Senapan /Jejak laras


(muzzle effect)
Terjadi pada luka tembek tempel, hard contact, ataupun soft contact
Bila moncong senjata ditempelkan pada bagian tubuh yang
dibawahnya ada bagian yang keras (tulang).
Bila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus pada
kulit, maka butir mesiu, jelaga, api, semuanya langsung masuk ke
dalam saluran luka.
Tekanan balik gas panas yang ikut masuk ke dalam saluran dapat
mengakibatkan peregangan kulit yang sangat besar dan
memberikan gambaran luka seperti bintang.
Bila tidak seluruh lingkaran laras senjata menempel pada
permukaan kulit, maka akan terbentuk gambaran luka tembak
masuk yang merupakan kombinasi dari LTM tempel dan LTM jarak
sangat dekat.

Luka tembak keluar


Ciri khusus
tidak ditemukan kelim lecet, kecuali
ada benda keras yang menempel/menekan kulit tempat
peluru keluar.
Pada umumnya lebih besar dari luka tembak masuk

Bentuk tidak beraturan karena anak peluru telah


berubah bentuk dan kekuatan peluru sudah berkurang

LTK umumnya lebih besar dari LTM, tetapi dapat juga


lebih kecil atau sama besar dengan LTM.
Biasanya ukurannya akan lebih besar dari luka tembak
masuk bila mengenai tulang.
Faktor-faktor yang menyebabkan hal ini adalah :
Kecepatan peluru
Bila kecepatan peluru sewaktu menembus keluar
berkurang, kerusakan yang ditimbulkan akan lebih kecil,
sehingga LTK lebih kecil dari LTM
Luas daerah yang terkena
Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan
gerak, misalnya karena terbentur bagian tubuh yang
keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung. Hal
ini disebut tumbling

Deformitas anak peluru


Hal ini akan menyebabkan perubahan luas peluru
Goyangan anak peluru
Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, ini
disebut yawing
Fragmentasi anak peluru
Peluru yang pecah menjadi beberapa fragmen akan
menyebabkan bertambah besarnya luka tembak keluar.
Fragmen tulang yang ikut keluar
Fragmen tulang yang turut terbawa keluar akan membuat
robekan tambahan, sehingga akan memperbesar luka tembak
keluar.
Ada/tidaknya tulang di bawah kulit tempat keluar
Ada/tidaknya benda yang tertekan pada kulit di
daerah keluarnya anak peluru

Luka tembak pada tulang


Tulang pipih
Pada LTM lubang tabula
eksterna < tabula interna
Pada LTK lubang tabula
eksterna > tabula interna
Tulang panjang
- Tidak khas
- peluru dari kanan fragmen
tulang terdorong ke kiri

Klasifikasi luka tembak


Berdasarkan ciri-ciri khas pada setiap
tembakan yang dilepaskan pada berbagai
jarak, maka perkiraan jarak tembak dapat
diketahui.
Dengan demikian dibuat klasifikasi:
1. Luka tembak kontak/tempel
2. luka tembak jarak dekat
3. luka tembak jarak jauh

Luka tembak tempel


Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban.
Luka tembak tempel/kontak dibentuk oleh seluruh
komponen yang tersebut dalam luka tembak masuk
(yang akan masuk ke dalam saluran luka) dan jejak
laras.
Saluran luka akan berwarna hitam dan jejak laras akan
tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka
lecet jenis tekan, yang terjadi sebagai akibat tekanan
berbalik dari udara hasil ledakan mesiu

Ciri-ciri Luka Tembak Tempel pada


Regional Kepala
Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban
dan ditembakkan.Bila tekanan pada tubuh erat disebut
hard contact, sedangkan yang tidak eratdisebut soft
contact.
Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim
lecet yang sama lebarnya pada setiap bagian.
Jaringan subkutan 5-7,5 cm di sekitar luka tembak
masuk mengalami laserasi.
Di sekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah
atau merah cokelat, yang menggambarkan bentuk dari
moncong senjata, ini disebut jejas laras.

Rambut dan kulit sekitar luka dapat hangus terbakar.


Saluran luka akan berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir
mesiu,jelaga dan minyak pelumas.
Tepi luka dapat berwarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.
Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan /
densitas jaringan yang berada dibawahnya, dengan demikian dapat
dibedakan :

Luka tembak tempel di daerah dahi


a. Luka berbentuk bintang
b. Terdapat jejas laras
Luka tembak tempel di daerah pelipis
a. Luka berbentuk bendar
b. Terdapat jejas laras

Bentuk luka tembak di daerah kepala


dapat seperti bintang (stellate)

Dix J. Color Atlas of Forensic Pathology. New York: CRC Press LLC; 2000; p. 69-79

Luka tembak jarak dekat


(close-range wounds)
Terjadi jika jarak antara moncong senjata
dengan tubuh korban masih dalam jangkauan
butir-butir mesiu, sehingga luka tembak
masuknya akan dibentuk oleh komponen anak
peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis
terbakar.
Luka tembak masuk jarak sangat dekat dibentuk
oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga
dan panas/api.

Disekitar luka tembak di bagian kepala terdapat


bintik-bintik hitam (kelim tattoo) dan kelim jelaga

Luka tembak jarak jauh


(long-range wounds)
Luka tembak masuk jarak jauh hanya dibentuk oleh
komponen anak peluru.
Gambaran luka tembak masuk jarak jauh dapat juga
ditemukan pada korban yang tertembak pada jarak yang
dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit
terdapat penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat
pinggang, helm dan sebagainya, sehingga komponenkomponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga
dan api tertahan oleh penghalang tersebut.

Arah tembakan lurus permukaan sasaran,


bentuk contusion ringnya konsentris

Pemeriksaan Penunjang
X-Ray
Dapat digunakan untuk menentukan lokasi, jumlah
anak peluru di tubuh, arah/sudut tembakan, jarak tembak dan
type senjata. Selain itu juga untuk dokumentasi di pengadilan.
CT-Scan
Alat yang lebih akurat untk mengevaluasi letak peluru
dan pecahan-pecahan tulang. Dapat diketahui sejauh mana
peluru menembus organ atau jaringan. Pada luka tembak
kepala, dapat dilihat apakah terjadi perdarahan otak, fraktur
tulang vertebra, dan lain-lain.

Tes Paraffin
Merupakan tes yang tidak spesifik, sebab hanya
dpaat mendeteksi adanya nitrat dan nitrit saja. Sehingga
tes ini juga dapat memberikan hasil positif jika tangan
tercemar tembakau, kacang-kacangan, pupuk, atau obatobatan.

Tes Harrison dan Gilroy


Menggunakan kassa yang telah dibasahi dengan
asam klorida. Bedanya Tes Paraffin adalah, bahwa tes
yang terakhir ini untuk medeteksi adanya unsur logam,
merkuri, antimony, barium, atau timah hitam. Tentu harus
diperhitungkan apakah pekerjaannya berkaitan dengan
logam-logam tersebut.

Metode Neutron Activation Analysis (NAA)


Tes ini lebih sensitive sebab masih dapat
mendeteksi antimony, barium, dan copper walaupun
tangan yang digunakan untuk menembak sudah
dibersihkan. Dan tes lain yang juga sensitive adalah tes
yang menggunakan Metode Anatomic Absorbtion
Spectroscopy (AAS) atau Flameless Atomic Absorbtion
Spectroscopy (FAAS).

Anda mungkin juga menyukai