Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laut Indonesia mempunyai potensi alam yang sangat melimpah. Setiap potensi tersebut
memiliki nilai jual yang sangat menguntungkan. Ikan merupakan salah satu komoditi terbesar
perairan yang dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Ikan dari berbagai jenis dan
berbagai ukuran mengandung keuntungan yang dicari baik dalam volume kecil maupun dalam
jumlah yang besar.
Salah satu komoditi yang memiliki nilai jual tinggi adalah ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.).
Ikan Kakap Merah hidup di perairan dengan kedalaman dasar antara 4050 meter dengan substrat
sedikit karang dan salinitas 3033 ppt serta suhu antara 5-32C (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan, 1991). Ini berarti ikan Kakap Merah termasuk dalam kategori ikan
demersal.
Makanan ikan Kakap Merah yaitu kelompok ikan - ikan kecil dan crustacea, umumnya hidup
aktif pada malam hari (nokturnal) sebagian hidupnya tidak berkoloni atau biasa disebut soliter.

BAB II
ISI
2.1 Morfologi Ikan Kakap Merah
Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) mempunyai ciri tubuh yang memanjang dan
melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung, gigi konikel
pada taringtaringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi
canin-nya yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran
dengan bentuk segitiga maupun bentuk V dengan atau tanpa penambahan pada
bagian ujung maupun penajaman. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi
dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya
terdiri dari jari - jari keras dan jari - jari lunak. Sirip punggung umumnya ada yang
berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian
yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung
sedikit tumpul. Ikan Kakap Merah mempunyai bagian bawah penutup insang yang
berduri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi (Ditjen
Perikanan, 1990). Warna ikan Kakap Merah sangat bervariasi, mulai dari yang
kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Mempunyai garis-garis
berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh
sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Umumnya 6
berukuran panjang antara 25 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm
(Gunarso, 1995).

Gambar 2.1 Ikan Kakap Merah (Setyo, Yuwono Sudarminto.2015. Ikan Kakap
Merah (Lutjanus sp.). http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/07/ikan-kakap-merahlutjanus-sp/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.)
2.2 Habitat Ikan Kakap Merah
Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) umumnya menghuni daerah perairan karang
ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus
sampai ke perairan tawar. Jenis Kakap Merah berukuran besar umumnya
membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan
menempati bagian yang lebih dalam dari pada jenis yang berukuran kecil. Selain
itu biasanya Kakap Merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 4050 meter
dengan substrat sedikit karang dan salinitas 3033 ppt serta suhu antara 5-32oC
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1991). Jenis yang berukuran
kecil seringkali dijumpai beragregasi di dekat permukaan perairan karang pada
waktu siang hari. Pada malam hari umumnya menyebar guna mencari
makanannya baik berupa jenis ikan maupun crustacea. Ikan-ikan berukuran kecil
untuk beberapa jenis ikan Kakap Merah biasanya menempati daerah bakau yang
dangkal atau daerah-daerah yang ditumbuhi rumput laut. Potensi ikan Kakap
Merah jarang ditemukan dalam gerombolan besar dan cenderung hidup soliter
dengan lingkungan yang beragam mulai dari perairan dangkal, muara sungai,

hutanbakau, daerah pantai sampai daerah berkarang atau batu karang (Gunarso,
1995).
Penyebaran Kakap Merah di Indonesia sangat luas dan hampir menghuni
seluruh perairan pantai Indonesia. Penyebaran Kakap Merah arah ke utara
mencapai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan serta
Filipina. Penyebaran arah ke selatan mencapai perairan tropis Australia, arah ke
barat hingga Arfika Selatan dan perairan tropis Atlantik Amerika, sedangkan arah
ke timur mencapai pulau-pulau di Samudera Pasifik (Baskoro dkk. 2004).
2.3 Profil Alat Tangkap Ikan Kakap Merah
Alat tangkap yang digunakan adalah pancing rawai. Pancing rawai
merupakan alat tangkap yang dioperasikan di dekat dasar perairan dengan
karakteristik dasar agak berbatu dan dibiarkan 0,5-1 jam sebelum dilakukan
hauling. Alat tangkap pancing rawai umumnya terbuat dari bahan nilon untuk tali
dan stainless untuk mata pancing. Umumnya tiap unit pancing rawai tersebut
terdiri dari 800 mata pancing. Perahu yang digunakan untuk mengoperasikan
pancing rawai umumnya berukuran panjang 9 m, lebar 1,2 m, tinggi 0,8 m, dan
menggunakan motor tempel berkekuatan 7-15 PK (Sriati, 2011).
2.4 Sumberdaya Ikan Kakap Merah di Indonesia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lana Izzul Azkia, Aristi Dian
Purnama Fitri, dan Imam Triarso pada jurnal Analisis Hasil Tangkapan Per
Upaya Penangkapan dan Pola Musim Penangkapan Sumberdaya Ikan Kakap
Merah (lutjanus Sp.) yang Didaratkan Di PPN Brondong, Lamongan, Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan nilai Hasil tangkapan per upaya
penangkapan atau CPUE (Catch Per Unit Effort) sumberdaya Kakap merah yang
didaratkan di PPN Brondong tahun 2008-2014 berfluktuasi dan cenderung
mengalami penurunan dengan nilai rata-rata CPUE sebesar 3511,40 kg/trip/tahun.

Hal ini juga sama hasilnya dengan jurnal Kajian Bio-Ekonomi


Sumberdaya Ikan Kakap Merah yang Didaratkan Di Pantai Selatan Tasikmalaya,
Jawa Barat oleh Sriati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan laju
upaya tangkap telah menurunkan CPUE. Nilai upaya optimum (E opt ) adalah
157,547.56trip dengan nilai MSY 5,862.10kg. Nilai upaya pada saat keuntungan
maksimum (E MEY ) diperoleh 157,206.59 trip dengan nilai hasil tangkap (MEY)
5,374.12kg. Laju eksploitasi Kakap Merah di Tasikmalaya menunjukkan
overfishing pada tahun 2007.
Dari kedua jurnal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penangkapan
ikan Kakap Merah yang dilakukan diluar dari stok ikan yang ada, sehingga perlu
adanya manajemen sumberdaya perairan sehingga laju pertumbuhan ikan Kakap
Merah tetap lestari dan berkesinambungan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan Kakap Merah merupakan komoditas penting di Indonesia. Ikan
Kakap Merah hidup di perairan dengan kedalaman dasar antara 4050 meter
dengan substrat sedikit karang dan salinitas 3033 ppt serta suhu antara 5-32C
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1991). Makanan ikan Kakap
Merah yaitu kelompok ikan - ikan kecil dan crustacea, umumnya hidup aktif pada
malam hari dan cenderung soliter. Saat ini kondisi sumberdaya Ikan Kakap Merah
cenderung mengalami penurunan.

Di PPN Brondong, Lamongan, Jawa Timur

tahun 2008-2014 berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan dengan nilai


rata-rata CPUE sebesar 3511,40 kg/trip/tahun. Di Pantai Selatan Tasikmalaya,
Jawa Barat laju upaya penangkapan telah mengalami penurunan yaitu Nilai upaya
optimum (E opt ) adalah 157,547.56trip dengan nilai MSY 5,862.10kg. Nilai
upaya pada saat keuntungan maksimum (E MEY ) diperoleh 157,206.59 trip
dengan nilai hasil tangkap (MEY) 5,374.12kg.
3.2 Saran
Untuk menjaga kelestarian populasi Kakap Merah di Indonesia perlu
melakukan pengaturan upaya dengan didasarkan pada suatu kajian ilmiah tentang
efektivitas dari alat tangkap yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Azkia, Lana Izzul Dkk. 2015. Analisis Hasil Tangkapan Per Upaya
Penangkapan dan Pola Musim Penangkapan Sumberdaya Ikan Kakap Merah
(lutjanus Sp.) yang Didaratkan Di PPN Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.
Baskoro, M.S., Ronny.I.W, dan Arief Effendy. 2004. Migrasi dan Distribusi
Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ditjen Perikanan. 1990. Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut.
Direktorat Jenderal perikanan. Jakarta.
Gunarso, W. 1995. Mengenal Kakap Merah Komoditi Ekspor Baru Indonesia
(Tidak Dipublikasikan). Fakultas Perikanan. IPB. Bogor. 238 hal.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. 1991. Alat dan Cara
Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid I. Puslitbang Perikanan. Jakarta.
Setyo, Yuwono Sudarminto.2015. Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.).
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/07/ikan-kakap-merah-lutjanus-sp/.

Diakses

pada tanggal 10 Maret 2016


Sriati. 2011. Kajian Bio-Ekonomi Sumberdaya Ikan Kakap Merah yang
Didaratkan Di Pantai Selatan Tasikmalaya, Jawa Barat. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai