5.1
Pendahuluan
Prinsip sistem pengendalian umpan balik adalah mengukur variabel
memiliki output (y), potensial disturbance atau gangguan (d) dan manipulated
variable (m), sehingga tujuan pengendalian proses dilakukan untuk menjaga nilai
output (y) tetap pada suatu nilai yang diinginkan (setpoint, ysp).
d
m
Proses
(a)
Controller mechanism
ysp +
Controller
ym
d
c
Final Control
Element
Proses
Measurement
Variable
(b)
Gambar 5.1 : Diagram Blok Sistem Proses
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-59-
y+
Pengendali
ysp
ym
Unit Kendali
Akhir
Plant
(sistem Proses)
y
Variabel
Proses
Unit
Pengukuran
:
:
:
:
:
signal error
signal kendali
manipulated variabel
variabel proses
signal pengukuran
-60-
(5-1)
,dengan Tsp dan Tm adalah suhu yang diinginkan dan suhu yang terukur sensor.
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-61-
Setpoint
Pengendali
ys
Gangguan
aan
d
Unit Kendali
Akhir (Kran)
Plant
Tangki Pemanas
y Variabel
Proses
ym
Termokopel
(U.Pengukur)
Proses
: Tangki pemanas
Sensor suhu
: Termometer / termokopel
Pengendali
Komparator
: Katup kontrol
-62-
Ts
GC
GV
GP
Tm
GM
GV
GP
GM :
GD
-63-
berdasarkan nilai error ini, controller memberikan aksi sesuai jenisnya melalui
elemen pengendali akhir GV yang akhirnya akan mempengaruhi proses.
Dari uraian di atas dapat dirangkum pengertian sistem pengendalian
umpan balik sebagai berikut:
Pada sistem pengendali umpan balik, tindakan pengendali baru terjadi
apabila controller menerima masukan error yang merupakan selisih antara harga
variabel yang diinginkan dan harga variabel yang dikembalikan ke proses.
5.3
Masukan
Masukan pengendali berasal dari variabel yang dikendalikan dan setpoint
(harga variabel yang dikehendaki). Setpoint ditentukan operator dengan cara
memasukkan nilai yang diinginkan ke pengendali. Variabel yang dikendalikan
berasal dari proses, misalnya suhu, kecepatan aliran, tekanan, dan sebagainya.
Besaran ini diukur oleh sensor, kemudian diubah transducer / transmitter
menjadi besaran kuat arus. Selisih antara setpoint dan variabel yang
dikendalikan dinamakan error yang selanjutnya menjadi masukan pengendali.
Masukan ini, umumnya dikonversikan dalam kuat arus sebesar 4 20 mA.
-64-
Keluaran
Apabila alat pengendali menerima masukan berupa error, pengendali akan
memberikan respon yang disebut keluaran dan selanjutnya akan mengaktifkan
elemen pengendali akhir. Keluaran pengendali selain dinyatakan sebagai
besaran arus 4-20 mA juga dapat dinyatakan dalam persen keluaran, dalam hal
ini kuat arus 4 mA ekivalen dengan keluaran 0%, sedangkan 20 mA ekivalen
dengan keluaran 100%.
Error
Error adalah penyimpangan variabel yang dikendalikan dengan setpoint. Pada
sistem pengendali error dinyatakan dalam satuan kuat arus atau persen.
Berikut adalah penjabaran penentuan fungsi transfer pengendalian umpan
Ts
p
GC
Gd
d
GV
GP
Tm
GM
GP GV GC
GD
d ( s)
y SP ( s )
1 GP GV GC GM
1 GP GV GC GM
(5.2)
-65-
1. Suatu pengendali mempunyai range 420 mA. Pengesetan kuat arus yang
diinginkan adalah 9,9 mA sedangkan yang terukur sesaat adalah 10,7 mA,
Berapa besarnya error dalam mA dan %?
% keluaran:
% keluaran
% keluaran
Span
-66-
5.4
5.4.1
metode dua posisi. Jenis pengendali on-off ini merupakan contoh dari mode
pengendali tidak terus menerus (diskontinyu). Mode ini paling sederhana, murah
dan
seringkali
bisa
dipakai
untuk
mengendalikan
proses-proses
yang
Hanya memiliki dua nilai keluaran, maksimum (100%) atau minimum (0%).
Gambar 5.6 : Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air.
Mekanisme pengendali ini mudah dipahami bila ditinjau pengatur tinggi
(level) air dalam tangki. Air dalam tangki secara terus menerus dikeluarkan
dengan laju tetap. Apabila permukaan air turun melebihi garis acuan R, maka
sensor tinggi air akan memberi signal bahwa terjadi penurunan permukaan air
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-67-
Dibuat lebih dari satu batas atas (BA) dan batas bawah (BB)
BA
BB
-68-
Dengan adanya dua titik acuan (batas), maka terdapat daerah netral yang
berada di antara dua titik acuan. Jika permukaan air berada pada daerah netral,
terdapat dua kemungkinan. Pertama, bila air sedang turun, maka pompa tidak
bekerja, karena permukaan air masih di atas BB. Kedua, bila permukaan air
sedang naik, maka pompa sedang bekerja, karena permukaan air di bawah BA.
y
BA
Daerah Netral
BB
100%
u
100%
0%
BA
0%
BB
(b)
(a)
Gambar 5.8: Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air
dengan celah differensial. (a) Osilasi pada variabel proses
(PV), (b) Keluaran pengendali
Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses
dengan bentuk pulsa-pulsa, sehingga menimbulkan oscilasi atau cycling pada
variabel proses. Amplitudo cycling bergantung pada tiga faktor, yaitu konstanta
waktu proses, waktu mati, dan besarnya perubahan beban. Amplitudo oscilasi
menjadi semakin kecil, jika konstanta waktu proses besar, waktu mati pendek,
atau perubahan beban proses kecil.
5.4.2
terjadi makin besar. Keadaan ini dapat mempercepat kerusakan peralatan dan
sistem proses. Untuk proses demikian, maka lebih baik menggunakan pengendali
tiga posisi jika waktu mati cukup besar.
Kelebihan pengendali tiga posisi antara lain adalah memiliki tiga nilai keluaran,
yaitu 0% - 50% - 100 dengan hasil pengendalian lebih halus dibanding dua posisi.
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-69-
u
100%
50%
ya
yb
0%
Gambar 5.9: Keluaran pengendali tiga posisi (ya = Batas atas,
yb = Batas bawah, r = setpoint)
Kelebihan pengendali dua posisi dan tiga posisi adalah perancangan mudah,
murah, dan terpercaya.
Adapun kekurangannya adalah terjadi fluktuasi pada variabel proses,
terutama bila perubahan beban cukup besar.
Variasi dari pengendali diskontinyu telah banyak dibuat dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja pengendali dengan tetap memiliki kelebihan di atas.
5.5
persen perubahan signal pengukuran. Dengan kata lain signal kendali merupakan
kelipatan signal pengukuran. Respon proporsional merupakan dasar pengendali
PID. Pemakaian pengendali proporsional selalu menghasilkan offset. Offset berarti
pengendali mempertahankan nilai PV pada suatu harga yang berbeda dengan
setpoint. Offset muncul dalam usaha pengendali mempertahankan keseimbangan
massa dan/atau energi. Pengendali proporsional hanya dapat digunakan untuk
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-70-
proses yang dapat menerima offset. Faktor kelipatan disebut gain pengendali (Kc).
Pengendali proporsional sebanding dengan error-nya dengan persamaan
matematis sebagai berikut:
U Kc. Uo
,dengan,
(5.3)
100
Kc
-71-
5.5.2
U Kc.
Kc
.dt Uo
i
(5.4)
Ki
1
Konstanta integral (pengulang an permenit)
i
Pengukuran (PV)
Setpoint
i
Signal Kendali
(MV)
(5.5)
Kc.
Kc.
Waktu integral tidak boleh lebih kecil dibanding waktu mati proses sebab
valve akan mencapai batas sebelum pengukuran (PV) dapat dibawa kembali
ke setpoint.
Ketika aksi integral diterapkan pada sistem pengendalian yang memiliki error
dalam waktu yang lama, misalnya proses batch, maka aksi integral akan
mengemudikan signal kendali kearah keluaran maksimum menghasilkan
integral reset wind-up atau ke arah minimum (integral reset wind-down).
-72-
5.5.3
U Kc.
Kc
d
.dt Kc.d. Uo
i
dt
(5.6)
Signal kendali
Setpoint
P
I
c
D
c = 0,632 b
Derivatif gain
ab
a
a b
x Konstanta waktu derivatif
a
-73-
Sifat-sifat
pengendali
proporsional-integral-derivatif
(PID)
yaitu
tanggapan cepat dan amplitude oscilasi yang kecil dan lebih stabil, tidak terbentuk
offset serta peka terhadap noise.
5.5.4
sehingga model pengendali ini hampir tidak pernah dipakai di industri karena
kepekaan terhadap noise dan tidak sesuai untuk proses dengan waktu dominan.
Model pengendali PD sesuai untuk proses multikapasitas, proses batch dan proses
lain
yang
memiliki
tanggapan
lambat.
Persamaan
standar
pengendali
U Kc. Kc.d.
d
Uo
dt
(5.7)
Signal pengukuran
Setpoint
Sinyal kendali
c
D
c = 0,632 b
Derivatif gain
ab
a
a b
x Konstanta waktu derivatif
a
-74-
5.6
5.6.1
pengendalian proses, yaitu positif atau negativ. Umpan balik akan menyebabkan
proses tidak seimbang dan terjadi ketidakstabilan. Jika pengendalian suhu
digunakan untuk memanaskan aliran proses, maka laju pemanasan akan
bertambah jika suhu aliran proses di atas setpoint. Sebaiknya, laju pemanasan
berkurang jika suhu aliran proses di bawah setpoint. Loop dengan umpan balik
posistif akan menyebabkan variabel proses berada pada satu posisi dari dua posisi
ekstrim yang mungkin.
Umpan balik negativ bekerja untuk mencapai keseimbangan. Jika suhu
(variabel proses) terlalu tinggi, laju pemanasan (manipulated variable) dikurangi.
Aksi ini bersifat berlawanan dengan arah variabel proses. Gambar 5.14
menunjukkan aliran informasi dalam loop umpan balik. Perlu dicatat, dalam
gambar tersebut, blok elemen kendali akhir dan transmitter tidak digambarkan,
semata-mata hanya untuk penyederhanaan. Sistem pengendalian hanya dibagi
menjadi dua bagian, yaitu sistem proses dan pengendali. Transmiter dan elemen
kendali kendali akhir sudah termasuk dalam proses. Signal kendali adalah
representasi dari manipulated variable dan signal pengukuran adalah representasi
dari variabel proses.
Tanda negativ pada titik penjumlahan antara variabel proses dan setpoint
menunjukkan bahwa pengendali dari jenis reverse-acting (R) atau increasedecrease (I/D). Aksi ini diperlukan untuk umpan balik negativ sebab gangguan
yang masuk proses berlawanan tanda dengan manipulated variabel. Dari gambar
5.14 didapat pula pengertin bahwa variabel proses akan bertambah jika
manipulated variabel bertambah, dan akan berkurang jika beban bertambah.
Fungsi pengendali adalah untuk mengatasi gangguan atau perubahan
beban. Ini dapat dicapai dengan membuat nilai gain pengendali (Gc) sebesar
mungkin. Jika Gc kecil, diperlukan error (e) yang besar untuk mengemudikan
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-75-
manipulated variabel (u) agar sesuai dengan perubahan beban. Sebaliknya, jika
Gc terlalu besar, maka perubahan kecil pada error, akan terjadi perubahan besar
pada manipulated
perubahan beban. Jika ini terjadi, variabel proses dapat mengalami oscilasi terus
menerus. Oleh sebab itu, terdapat batas nilai Gc agar proses tetap stabil.
Beban
w
Error
Setpoint
r +
Gc
Manipulated
variabel
y
Gw
+
Gps
Variabel proses
y
Bagian pengendali
balikkan pada saat yang tepat sedemikian sehingga dapat mengatasi rugi-rugi
sistem. Hal ini terjadi jika dipenuhi beberapa syarat berikut:
Umpan balik memiliki beda fase, = -360o, dengan signal masukan
Gain total sistem pengendalian, G = 1, pada periode oscilasi
Bila salah satu syarat di atas tak dipenuhi, ada dua kemungkinan.
Terjadi oscilasi teredam jika = -360o dengan G<1 atau < -360o dengan G = 1
Terjadi oscilasi dengan amplitudo membesar jika, = -360o dengan G>1.
Berhubung dalam sistem pengendalian umpan balik telah terjadi beda
fase sebesar -180o pada bagian pembanding (antara setpoint dan variabel proses),
maka osilasi akan terjadi bila pergeseran fase oleh pengendali (c) dan sistem
proses (s) sebesar -180o dengan gain total (Gc + Gps) sama dengan satu. Dapat
disimpulkan, oscilasi dalam loop tertutup terjadi jika, pada oscilasi,
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-76-
c ps - 180o
(5.8)
Gc Gps 1
(5.9)
Variabel proses
Error
Manippulated
variable
u
ps
-180o
-77-
Kestabilan
Dalam kondisi normal, sistem pengendalian proses harus dapat
(5.10)
(6.14)
-78-
5.7
variable proses agar sesuai dengan kebutuhan operasi, untuk mecapai hal tersebut
maka perlu dilakukan pemilihan jenis pengendali yang tepat dan sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan operasi.Teknik pemilihan dan penerapan jenis pengendali
sebagai berikut.
1. Penggunaan pengendali dua posisi, jenis ini dapat digunakan jika :
Cycling pada variable proses dapat diterima dan laju perubahan variable
proses lambat.
2.
Pengendali proporsional, jenis ini digunakan jika pengendali dua posisi tidak
mencukupi. Jenis ini dapat digunakan jika :
Offset dapat diterima dengan Kc (atau PB) yang moderat atau jika PB
besar
Sistem operasi memiliki aksi integrasi, contoh tekanan gas dan tinggi
permukaan cairan dan sistem proses memiliki tanggapan lambat hingga
sedang.
Variabel proses memiliki tanggapan yang cepat, contoh laju alir. Sebab
aksi integral memperlambat tanggapan, sehingga jika prosesnya cepat,
penambahan aksi integral masih tetap memuaskan. Oleh sebab itu tekanan
gas dan tinggi permukaan cairan jarang dikendalikan dengan PI.
4. Jika
pengendali
PI
tidak
mencukupi,
perlu
digunakan
pengendali
-79-
offset
diterima ?
Ya
Tidak
Ada noise
?
Ya
Waktu mati
dominan?
Ya
PI
Tidak
PID
Stop
Gambar5.16: Diagram Alir Pemilihan Jenis Pengendali Kontinyu
-80-
Latihan :
1. Signal kendali
4 menit
1 menit
5%
10%
P
I
c
D
Derivatif gain
a b 5 10
3
a
5
a b
x Konstanta waktu derivatif
a
d 3x1 menit
d 3 menit
dan
i 4 menit
d. Mengurangi isolasi
b. Mempercepat pemulihan PV ke SP
-81-
d. Memperlambat respons
b. Menghilangkan offset
e. Mengurangi noise
c. Menghilangkan error
Penyelesaian :
Jawab a, sifat aksi derivative mempercepat respons perubahan PV, peka
terhadap gangguan bising dan memperkecil overshoot.
4. Pengendali proporsional mengendalikan variabel proses dalam rentang suhu
antara 60 sampai 100
Perubahan keluaran
x100%
Span
75 71 x100% 10%
PB
100 60
dan
P 15 3 psig
Gain
3 psig / o F
o
E 75 71 F
PB
Jika PB diubah menjadi 80%, berapa gain dan range temperatur yang
dikendalikan pada saat keran terbuka dan tertutup penuh.
Perubahan keluaran (T) = (PB x Span suhu)/100%
= 80% x (100-60)/100%
= 32oF
maka :
Gain = P/E = (15-3)psig/32oF
Bab V : Pengendalian Umpan Balik
-82-
Penutup
Prinsip Pengendalian umpan balik adalah mengukur variabel proses dan
-83-
-84-