Kopling (Clutch)
Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syaratsyarat minimal sebagai berikut :
Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut
terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin
berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses
pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip
Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel
dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan
putaran mesin terpindahkan 100%.
Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan
cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat
memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya
dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan
pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus
menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling
dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran
tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
KOPLING TETAP
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin
yang berfungsi sebagai penerus putaran
dan daya dari poros penggerak ke poros
yang digerakan secara pasti (tanpa
terjadi selip), dimana sumbu kedua poros
tersebut terletak satu garis lurus atau
dapat sedikit perbedaan sumbunya.
berbeda dengan kopling tak tetap yang
dapat dilepaskan dan dihubungkan bila
diperlukan, maka kopling tetap selalu
dalam keadaan terhubung.
MACAM-MACAM KOPLING
TETAP
Kopling fluida
Kopling kaku
Kopling Karet Ban
KOPLING FLUIDA :
Suatu kopling yang meneruskan daya
melalui fluida sebagai zat perantara.
kopling ini disebut kopling fluida,
dimana antara kedua poros tidak
terdapat hubungan mekanis.
KOPLING KAKU :
Kopling kaku dipergunakan bila kedua
poros
harus
dihubungkan
dengan
sumbu segaris. kopling ini dipakai pada
poros mesin transmisi umum di pabrikpabrik. kopling flens kaku terdiri atas naf
dengan flens yang terbuat dari besi cor
atau baja cor, dan dipasang pada ujung
poros dengan diberi pasak serta diikat
dengan baut pada flensnya. dalam
beberapa hal naf dipasang pada poros
dengan sambungan pres atau kerut.
Kopling Plat
Kopling plat adalah suatu kopling
yang menggunakan satu plat atau
lebih yang di pasang diantara kedua
poros serta membentuk kontak
dengan poros tersebut sehingga
terjadi penerusan daya melalui
gesekan antara sesamanya. Kontruksi
kopling ini cukup sederhana dan
dapat dihubungkan dan dilepaskan
dalam keadaan berputar.
Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling
gesek dengan kontruksi sederhana
dan mempunyai keuntungan dimana
gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar
pada gambar di bawah ini.
Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang
dapat lepas dengan sendirinya bila
poros penggerak mulaiberputar lebih
lambat atau dalam arah berlawanan
dari poros yang digerakan.
KOMPONEN UTAMA
KOPLING
Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran
motor,roda
penerus
juga
berfungsi
sebagai
dudukan
hampir
seluruh
komponen
kopling.
Roda penerus
Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis
terbuat dari plat baja berkualitas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi
dengan
bahan
yang
memiliki
koefesien gesek tinggi. Bahan gesek
ini disatukan dengan plat kopling
dengan menggunakan keling (rivet).
Plat kopling
Plat penekan
Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada
kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme
ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan
luncur yang akan bergerak
maju/mundur pada sambungan.
Bantalan bola yang dilengkapi
dengan permukaan tekan akan
mendorong tuas tekan.
Mekanisme penggerak
Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi
tuang atau aluminium. rumah kopling
menutupi seluruh unit kopling dan
mekanisme penggerak. Rumah
kopling umumnya mempunyai
daerah terbuka yang berfungsi
sebagai saluran sirkulasi udara.
Rumah Kopling
Perencanaan Perhitungan
Daya rencana, Pd = P c
untuk
rata yang
(1,2 2)
P = Daya (kW)
c = Faktor koreksi
daya ratadiperlukan
n1 = Putaran
h = Konstanta
karbon
baja
Sf1 = Konstanta
Kt = Konstanta koreksi
tumbukan (1 2)
Cb = Konstanta lenturan
(0,5 1)
A
112
125
140
160
180
200
224
250
280
315
355
B
75
85
100
112
132
140
160
180
200
236
260
C
45
50
63
80
90
100
112
125
140
160
180
L
40
45
50
56
63
71
80
90
100
112
125
n
4
4
4
4
6
6
6
6
6
6
6
F
18
18
18
20
20
22,4
22,4
28
28
35,5
35,5
db
10
10
10
14
14
16
16
20
20
25
25
Keterangan :
A = Diameter luar
B = Diameter pusat
C = Diameter naf
L = Panjang naf
n = Jumlah baut
F = Tebal flens
db = Diameter baut
Jumlah baut efektif, ne = n
1)
8T
Tegangan geser, b =
db ne B
= Nilai efektif
baut (0,5
b = Tegangan tarik
diizinkan (15
Perencanaan Perhitungan
Diameter, D1= Dm b
D 2= Dm + b
D1 = Diameter dalam
D2 = Diameter luar
Dm = Diameter
rata-rata
b = Lebar
60 P
Torsi, T =
2n
Momen percepatan kopling
r1 r22 h
kopling
Mpk =
tgesekan
P = Daya
n = Putaran
= Massa jenis
r1 = Jari-jari D1
r2 = Jari-jari D2
h = Tinggi
Apm = Angka
Momen gesek
Mg = T + Mpk + Mpm
Mg = Fgesek r
= Koefisien gesek
= p A (Dm/2)
p = Tekanan gesekan
= p Dm b (Dm/2)
Dipilih Mg yang terkecil.
Umur kopling, L = a A ak / Pg
pelat
a = Ketebalan
ak = Angka kerusakan
(kWh/m3)
Efisiensi kopling
2 n Mg
Pmaks =
60
(Pmaks tgesekan z) + (3600 P P tgesekan z)
Pm =
3600
Pm P g
Pef =
x 100%
Pm