Anda di halaman 1dari 8

Cost of Capital/CoC (Biaya Modal):

Cost of Capital (biaya modal) dan Capital Budgeting (penganggaran modal) merupakan
dua konsep yang saling berkaitan. Kita tidak bisa menentukan Cost of Capital jika tidak
mengetahui Capital Budgeting dan sebaliknya kita tidak bisa menentukan jumlah Capital
Budgeting jika tidak tahu nilai Cost of Capital. Dengan demikian, jika manajer keuangan ingin
memaksimalkan nilai perusahaan maka Cost of Capital (biaya modal) dan Capital Budgeting
(penganggaran modal) harus ditentukan secara simultan.
Dalam membahas Cost of Capital (CoC) dan Capital Budgeting,(CB) kita cenderung
menggunakan referensi dari praktik-praktik yang dilakukan sektor privat. Sudah tentu hal
tersebut tidak akan bisa disamakan dengan yang berlaku di sektor pemerintah, namun paling
tidak dapat dijadikan contoh atau referensi yang bermanfaat..
Wes Clarke, Ph.D dalam artikelnya Capital Budgeting and Planning (2006), dalam buku
Public Financial Management, edited by Howard A.Frank, mengemukakan : Capital budgeting
is the process by which entities acquire fasilities, infrastructure, and many other costly items
needed for their activities. Capital budgeting not only of acquiring the infrastructure needed to
provide services, but also maintaining those items in order to achieve their longest possible
use. Capital items are expensive, making funding difficult. Two major approach to funding
capital items are pay-as-you-go and pay-as-you-use.
Process of acquisition asset :
1) Project Identification;
2) Prioritization of Needs;
3) The Capital Improvement Plan.
Method of evaluating project:
1) Cost Benefit Analysis (CBA);
2) other

evaluation

standards

(Cost

Effectiveness

Analysis/CEA

and

Return

on

Investment/RoI).
1) Cost Benefit Analysis (CBA)
Pendekatan sistematis untuk memperkirakan kelebihan dan kelemahan dari alternatif
kegiatan transaksi atau persyaratan fungsional untuk bisnis yang optimal. Ini adalah teknik yang
digunakan untuk menentukan opsi yang memberikan pendekatan yang terbaik untuk adopsi
dan praktek dalam hal manfaat dalam tenaga kerja, waktu dan penghematan biaya lain-lain.

Analisis biaya-manfaat (CBA), kadang-kadang disebut analisis manfaat-biaya (BCA), adalah


proses sistematis untuk menghitung dan membandingkan manfaat dan biaya dari proyek untuk
dua tujuan:
1) Untuk menentukan apakah itu adalah investasi yang sehat (pembenaran / kelayakan).
2) Untuk melihat bagaimana membandingkan dengan proyek-proyek alternatif (peringkat /
prioritas tugas). Ini melibatkan membandingkan biaya total diharapkan setiap pilihan
terhadap manfaat yang diharapkan total, untuk melihat apakah manfaatnya lebih besar
daripada biaya, dan seberapa banyak.
BCA/CBA digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang
langka agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak
program/kegiatan yang harus dijalankan, sedangkan sumber dana yang tersedia (resources)
relatif terbatas. Melalui penerapan berbagai model ini diharapkan Pemerintah bisa menjamin
penggunaan sumber dana yang ada bisa dilakukan secara tepat dan efisien.
Cost Effectiveness Analysis
Analisis cost

effectiveness (analisis

membandingkan output yang

dihasilkan

efektivitas

dari

biaya)

berbagai

pada

prinsipnya

kombinasi input,

adalah

sehingga

bisa

diperkirakan kombinasi biaya terendah yang menghasilkan output yang diharapkan. Atau bisa
pula mengidentifikasi output yang terbaik dari suatu biaya yang besarannya sudah ditentukan.
Kesemuanya mengacu pada prinsip efektifitas.
Analisis cost effectiveness adalah suatu bentuk analisis ekonomi yang membandingkan
biaya dengan hasil (efek) dari dua atau lebih tindakan. Analisis cost effectiveness berbeda dari
analisis cost-benefit (biaya-manfaat) yang memberikan nilai moneter untuk ukuran dari efek.
Analisis cost effectiveness sering digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan dan
pendidikan, dimana tidak memungkinkan untuk menggunakan nilai uang untuk mengukur efek
kesehatan dan pendidikan.
Dari perspektif Manajemen Perusahaan (private sector) :
Cost of Capital adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa dan laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh dana yang diperlukan.

Konsep Cost of Capital (Biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan
konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk
dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari suatu sumber. Kebanyakan orang menganggap bahwa biaya
penggunaan utang adalah sebesar tingkat bunga yang ditetapkan dalam kontrak (contractual
interest). Hal ini benar kalau jumlah uang yang diterima sama besamya dengan jumlah nominal
utangnya. Tetapi sering terjadi bahwa jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripadajumlah
nominal utangnya.
Dalam hal yang demikian biaya penggunaan utang yang secara nil harus ditanggung
oleh penerimaan kredit atau harga kreditnya (cost of debt) adalah lebih besar daripada tingkat
bunga menurut kontrak. Demikian pula kalau kita memenuhi kebutuhan dana dengan
mengeluarkan saham preferen. Dalam hal jumlah hasil penjualan saham preferen lebih kecil
daripada harga nominalnya, besamya biaya penggunaan modal dan saham preferen atau biaya
saham preferen (Cost of preferred stock) adalah lebih besar daripada tingkat dividen yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Kalau perusahaan menggunakan dana yang berasal dan laba ditahan (retained
earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya, yaitu sebesar rate of return
(tingkat pendapatan investasi) yang diharapkan diterima oleh para investor. Kalau
mereka menginvestasikan sendiri atau rate of return yang diharapkan diterima dari
saham (expected rate of return on the stock). Biaya penggunaan modal yang berasal
dari laba ditahan disebut Cost of retained earning. Dengan demikian konsep Cost of
capital

tersebut

dimaksudkan

untuk

dapat

menemukan

besarnya

biaya

riil

dari

penggunaan modal dan masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan


biaya modal ratarata (average cost of capital) dan keseluruhan dana yang digunakan di
dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan
(the firms cost of capital).
Biaya penggunaan modal yang dimaksudkan di sini adalah biaya modal yang
sifatnya explicit. Biaya penggunaan modal yang explicit dari suatu sumber dana
adalah sama dengan discount rate yang dapat menjadikan nilai sekarang (present.
value) dan dana netto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana sama dengan
nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan dana
Universitas Gadjah Mada tersebut beserta pelunasannya. Pembayaran atau out flows itu ialah
dalam bentuknya pembayaran bunga, pembayaran utang pokok atau principal, atau dividen.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut

biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila
perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah
biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital/WACC) dari seluruh modal
yang digunakan.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of raturn). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required of return merupakan biaya modal (cost of
capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Cost of
capital/CoC (biaya modal) dapat dianggap sebagai penghubung antara keputusan investasi
jangka panjang perusahaan dengan kesejahteraan para pemegang saham. CoC digunakan
untuk mengambil keputusan apakah investasi dapat meningkatkan atau menurunkan harga
saham perusahaan. Dengan demikian CoC atau biaya modal merupakan rate of return dari
suatu proyek investasi yang dapat mempertahankan nilai pasar saham suatu perusahaan.
CoC sebagai suatu konsep yang dinamis sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi
maupun perusahaan sendiri. Beberapa asumsi dasar yang terkait dengan resiko dan pajak
dalam penentuan CoC meliputi :

Resiko bisnis (business risk): resiko yang menunjukkan kemungkinan perusahaan tidak
mampu menutup biaya operasionalnya diasumsikan tetap. Artinya, bahwa diterimanya
suatu proyek tidak memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
biaya operasionalnya.

Resiko finansial (financial risk) resiko bahwa suatu perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban finansialnya diasumsikan tetap. Artinya bahwa proyek-proyek yang diterima dan
didanai oleh perusahaan tidak memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansialnya.
CoC dihitung berdasarkan perhitungan sesudah pajak (after-tax basis). Untuk

menentukan sumber pendanaan terbaik yang dapat memaksimalkan struktur modal


perusahaan, diperlukan kombinasi antara sumber-sumber pendanaan yang tersedia, apakah

melalui modal sendiri, hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, diperlukan penentuan WACC. Komponen biaya modal terdiri dari :

Debt (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang).

Preferred stock (saham preferen).

Common equity (saham biasa dan laba ditahan)


Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya

atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperlukan merupakan biaya
modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing
sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara
keseluruhan perlu dihitung biaya modal dari rata-rata tertimbangnya (WACC). Sebagai unsur
penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan
dalam investasi proyek tersebut.
Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat
dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya dalam menentukan proyek investasi
yang harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya biaya modal yang
harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang diperoleh dimasa
mendatang, Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung
biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC. Sebagai
unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.
1. Cost of Capital Building (Biaya Modal Gedung dan Bangunan):
Menurut XiaoHu Wang, dalam bukunya Financial Management in the Public Sector,
Tools,Applications, and Cases (2006). Capital Costs are costs for acquisition of fixed long-term
assets such as building, land and equipment. As capital items are used for a long time, it is
necessary to spread the cost over the lifetime of these items. Cost is a critical concept in private
sector. It helps calculate profit, which is the difference between cost and revenue. Cost is
different from expenditure or expence.
Biaya modal adalah biaya untuk perolehan aset tetap yang berjangka panjang seperti
bangunan, tanah dan peralatan. Mengingat barang modal biasanya digunakan dalam jangka
panjang, adalah penting untuk membagi biaya perolehan tersebut untuk selama masa
kegunaan barang modal tersebut.

Cost atau biaya adalah konsep yang penting pada sektor swasta (perusahaan). Hal tersebut
membantu memperhitungkan keuntungan, yang merupakan selisih antara biaya

dan

pendapatan.
CoC atau Biaya Modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate) yaitu dengan membandingkan
tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya
Modal

Gedung

dan

Bangunan

adalah

pengeluaran/biaya

yang

digunakan

untuk

pengadaan/penambahan/penggantian dan termasuk untuk perencanaan, pengawasan dan


pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai dengan
gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai (menurut DJA).
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk
pengertian biaya modal adalah semua pengeluaran atau pendanaan yang dikeluarkan dalam
rangka aset atau barang modal tersebut tersedia dan siap untuk digunakan, termasuk biaya
administrasi/operasional untuk perolehan aset tersebut. Kalau pada sektor swasta, pengadaan
barang modal dan biaya modal sangat diperhitungkan dengan faktor keuntungan finansial
perusahaan. Dalam kaitannya pengadaan barang modal dan biaya modal oleh organisasi
pemerintah, sering tidak harus didasarkan pada perhitungan faktor keuntungan finansial
semata, mellainkan mepertimbangkan manfaat sosial atau manfaat lainnya.
Selain biaya modal gedung dan bangunan, biaya modal yang karakteristiknya mirip
dengan gedung dan bangunan adalah belanja modal jalan, irigasi dan jaringan. Belanja Modal
Jalan,

Irigasi

dan

Jaringan

adalah

pengeluaran/biaya

pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan

yang

pembangunnan/

digunakan

untuk

pembuatan

serta

perawatan dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan,
irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan, irigasi dan jaringan dimaksud
dalam kondisi siap pakai.
Termasuk dalam kelompok Belanja Modal adalah Belanja Modal Tanah. Belanja Modal
Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/ pembelian/pembebasan,
penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan
tanah, pembuatan sertifikat tanah dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak
atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
Untuk mendanai barang modal (seperti gedung/bangunan, tanah atau aset tetap
lainnya), menurut Wes Clarke (2006) ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu pay-as-you-go
dan pay-as-you-use.

Pay-as-you-go means capital purchase are funded with current resources, those received
this year or saved from previous years.

Pay-as-you-use means capital items are funded with debt in the form of municipal bonds is
sold in the market with the proceeds used to purchase the capital items. Over time the debt
is repaid with current resources.
Pendanaan barang modal melalui sumber dana tunai yang dimiliki (current resources)

atau sumber dana yang akan diterima dalam tahun anggaran berkenaan lebih menguntungkan,
karena prosesnya lebih mudah dan bebas dari beban bunga.
2. Cost of Capital Equipment and Machine (Biaya Modal Peralatan dan Masin)
Biaya Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta
inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, dan sampai
peralatan dan mesin tersebut dalam kondisi siap pakai. Untuk mendanai pengadaan barang
modal peralatan dan mesin, atau barang modal lainnya dapat dilakukan dengan cara melalui
dana tunai yang dimiliki atau dari pendapatan yang akan diterima pada kurun waktu/tahun
anggaran yang bersangkutan. Selain itu, pengadaan barang modal dapat didanai dari dana
hutang (dalam jangka panjang atau jangka pendek) yang berasal dari dalam negeri atau luar
negeri..
3.Cost of Capital other Fixed Asset (Belanja Modal Aset Tetap Lainnya)
Belanja Modal Aset Fisik lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantia/peningkatan pembangunan/pembuatan,serta perawatan
terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikatagorikan kedalam kriteria belanja modal tanah,
peralatan dan masin, gedung dan bangunan, dan jalan, irigasi dan jaringan. Termasuk dalam
belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang
purbakala, dan barang untuk museum, hewan ternak, dan tanaman, buku-buku dan jurnal
ilmiah.
Mengacu pada pengertian belanja modal tersebut, selain pengadaan aset-aset fisik
yang dikuasai oleh pemerintah, sebenarnya terdapat beberapa belanja yang berkarakteristik
sebagai belanja modal yang menghasilkan aset, tetapi tidak menjadi milik pemerintah, antara
lain :

Biaya untuk pelaksanaan Tugas Pembantuan;

Biaya jasa konsultansi untuk kekayaan intelekual;

Biaya Jasa Profesi untuk capacity building;

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan nilai aset;

Biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat,


Untuk mendanai pengadaan barang modal berupa aset lainnya dapat dilakukan seperti

untuk pengadaan barang modal gedung dan bangunan, tanah, peralatan dan mesin serta
belanja modal jalan, irigasi dan jaringan. Yaitu melalui pendanaan langsung dari dana tunai
yang ada atau dari dana yang diperoleh dalam tahun anggaran berjalan dan juga sumber yang
berasal dari hutang.

Anda mungkin juga menyukai