Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE ( ANC )

LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
( ANC )

1.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
Dewasa ini ANC adalah pokok yang sangat di perhatikan mengingat
pentingnya pengetahuan masyarakat terutama minoritas mengenai kesehatan
kandungannya,banyaknya angka kehamilan disetiap tahunnya dan banyaknya
abortus dan kurang sehat angka kandungan yang menjadi momok bagi dunia
kesehatan maka begitu perlunya berkonstribusi dalam penyelamatan sejak dini
melalui program pengecekan kesehatan ibu hamil mulai dari sejak berhentinya
haid sampai melahirkan, pemerintahpun berkonstribusi dalam hal pelayanan
kesehatan ibu hamil tapi keberhasilan suatu program bukan hanya ditentukan
menejemen tiap instansi atau pelayanannya tapi bagaimana masyarakan
berpartisipasi ikut dalam pensuksesan program yang di berikan.
Adapun standar pelayanan yang di canangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
Berdasarkan sistem legistasi ada 6 standar pelayanan antenatal, yaitu:
1. Identifikasi ibu
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal
pada ibu hamil
Satu kali pada trimester I : Sebelum UK 14 minggu
Satu kali pada trimester II : sebelum UK 28 minggu
Dua kali pada trimester III : sebelum UK 28 36 minggu
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini hipetensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan

Penjelasan 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:


1. Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
Hasil yang diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan,
b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
kehamilan.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada ibu
hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Kunjungan
Trimester I

Waktu
Sebelum
14
ming
gu

Alasan
Mendeteksi masalah yang dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
Membangun hubungan saling percaya
Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).

Trimester II

14 28
ming
gu

Sama dengan trimester I ditambah:


kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III

28 36
ming
gu
Setelah
36
ming

Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.

Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau


kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

gu

3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk
mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu
menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320 mg = zat
besi 60 mg dan asam folat 500 g), kebutuhannya meningkat secara signifikan
pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa
kehamilan.
Tablet zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan
mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat
besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah
hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan2 kali selama masa
kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.
Selain anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil
seperti medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin
dan mineral) dan obat khusus (anti parasit cacing dan malaria)
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat,
dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan
standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,
TT, tablet besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan. Namun standar ini sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14
T.

Program yang tertera adalah bentuk aktualisasi untuk pemenuhan kebutuhan


kesehatan bagi setiap individu yang membutuhkan pelayaan baik di indonesia
secara umum dan di kecamatan desa secara kusus.

B. PEMBAHASAN
1. Konsep medis ANC
2. Fisiologi Kehamilan
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konsep Keperawatan ANC
5. Asuhan keperawatan dalam format ANC

2.

PEMBAHASAN

1.

KONSEP MEDIS ANC


A.

Defenisi
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007).

B. Tujuan pelayanan antenatal care (ANC), antara lain :


Memantau kemajuan kehamilan dan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik
dan mental dan sosial ibu.
Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan,
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan


dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal
dan pemberian ASI ekslusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
C. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil
dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai
minggu

Jarak dari simfisis

22 28 Minggu

24-25 cm

28 Minggu

26,7 cm

30 Minggu

29,5 30 cm

32 Minggu

31 cm

34 Minggu

32 cm

36 Minggu

33 cm

40 Minggu

37,7 cm

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )


5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 )

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT

Selang Waktu minimal


pemberian Imunisasi TT

Lama Perlindungan

TT1

Langkah awal pembentukan


kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus

TT2

1 bulan setelah TT1

3 Tahun

TT3

6 bulan setelah TT2

6 Tahun

TT4

12 Bulan setelah TT3

10 Tahun

TT5

12 Bulan setelah TT4

25 Tahun

6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka
harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi
11 gr% atau lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan..
8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau
tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil
apusan darah yang positif.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )

D. Pemeriksaan kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg
3)
DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg
4)
DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
5)
Quickening 20 mgg
Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
1)
Hari + 7
2)
Bulan (1-3) + 9, B (4-12) 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan Taksiran Berat Janin
1) TFU (11 belum masuk PAP) X 155 = .gr
2) TFU (13 sudah masuk PAP) X 155 = .gr

2.

FISIOLOGOI KEHAMILAN
1. Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
2. Proses kehamilan
a.
Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan

b.

c.

terjadi 3 fase yaitu:


1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 300 juta hanya 300 500 yang sampai di tuba fallopi
yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami
proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel
sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula
masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk
kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur
angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona
pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretorik ( 2 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim
dan pembuluh nadi menjadi berkelok kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)

3. Pertumbuhan dan perkembangan embrio

a.
Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b.
Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai
berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan
organ.
c.
Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi
tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat
refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan
jenis kelaminnya.
Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak
terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB,
wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh
sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak
telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin
dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi
dan sebanyak 7 17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan
vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan.
Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak
subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat
karena lemak disimpan disana, testis terus turun.
Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki laki terdapat didalam skrotum
pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas
pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus
sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna,

tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui


jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus
mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
(Marjati,dkk, 2010; 39)

4. Tanda dan gejala kehamilan


1. Tanda presumtif kehamilan
Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual
muntah.
Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus

yang membesar keluar rongga panggul.


Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
o Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada
kulit.
o Perut : - Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
o Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.

2.

Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
Tanda Goodel. Pelunakan serviks
Tanda Chadwiks.Perubahan warna menjadi
keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio
dan serviks.
Tanda Piskacek. Pembesaran uterusyang
tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah
dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu.

3.

Kontraksi Braxton Hicks. Peregangan sel


sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
Teraba Ballotement. Ketukan yang
mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
Pemeriksaan tes biolgis kehamilan
(planotest) positif. Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi
adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada
plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
Tanda Pasti (Positive Sign)
Gerakan janin dalam rahim. Gerakan janin
ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
Denyut jantung janin. Dapat didengar pada
usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (
misalnya doppler)
Bagian bagian janin. Bagian besar janin
(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
akhir)
Kerangka janin. Kerangka janin dapat
dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)

5. Perubahan fisiologi ibu hamil


a.
Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi
asam PH :3,5-6

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga


waran selaput lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c.
Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d.
Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e.
Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f.
Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g.
Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h.
Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

6. Ketidak nyamanan selama hamil


a.

Nausea

Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di
pagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara pasti
puncak nausea dan muntah pada wanita hamil adalah pada usia kandungan
11 minggu dan menghilang antara umur kehamilan 14 22 minggu.

Cara meringankan:
Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum
beranjak dari tempat tidur dipagi hari
Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk
menghindari stimulasi refleks gag.
Istirahat
Gunakan obat obatan
Tanda bahaya
: hiperemesis gravidarum,
kehilangan berat badan, tanda tanda kurang gizi

b.
Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)
Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus sehingga membuat isthmus menjadi
lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar
akibat adanya tekananlangsung pada uterus yang membesar. Frekuensi
kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan:

Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing

Banyak minum di siang hari

Kurangi minum di malam hari.

Tanda tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria

c.
Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran
payudara yang semakin bertambah atau keletihan. Sebagian besar
disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena
titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini
diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat

menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal, gunakan
mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat benda.
d.
Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan
kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama
kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan
menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Cara penanganan :

Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut

Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan


kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi

Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas


kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam

Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur


seperti saat sedang berdiri.
e.
Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan
kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
Hindari menggunakan pakaian ketat
Elevasi kaki secara teratur setiap hari
Posisi menghadap kesamping saat berbaring
Penggunaan korset pada abdomen yang dapat
melonggarkan tekanan vena-vena panggul

f.
Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat
pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi
akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan
jumlah progesteron dan tekanan uterus
Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus
dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
g.

Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos
usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
Asupan cairan yang adekuat
Istirahat cukup
Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari
tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik
Makan makanan berserat dan mengandung serat
alami
Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari,
pertahankan postur tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik,
kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur

h.

Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembulu darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah.
Cara penanganan :
Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan
menekan tumitnya ( dorsofleksikan kakinya )
Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan
memiliki kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan
sirkulasi darah
Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor

i.

Kesemutan dan baal pada jari


Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan
pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan
dan baal pada jari-jari
Cara penanganan :
Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jarijari
Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella

Tes Lab

Nilai Normal

Hemoglobin
Protein Urin

10,5-14,0
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau

Glukosa
dalam urin

b.

c.

Nilai Tidak
Normal
<10,5

Diagnosis Masalah
Terkait
Anemia
Protein urine
Diabetes

AIDS
Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Anemia akibat cacing

VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan
Darah
HIV
Rubella

Negatif
Rh +
A B O AB

Kuning,
orange,
coklat
Positif
Rh-

Negatif

+
Positif

Feses untuk
ova/telur
cacing dan
parasit

Negatif

Positif

Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO

Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi
kondisi

Diperlukan tanda pasti hamil

Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi

Mencari sebab dari hidraamnion

Untuk menentukan kelainan anak


Pemeriksaan USG
Kegunaannya:

Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal

Mengetahui posisi plasenta

Mengetahui adanya IUFD

Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.


(Marjati dkk, 2010;95-97)

4. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian ANC
1) Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum :
keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur,
miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak
normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis(tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.

(4) Lingkar lengan atas (LILA)


LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau
diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak
simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu

Pemeriksaan Leopold :
Leopold I
:
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
Leopold II
:
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III
:
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk
PAP
(9) Tangan dan kaki
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10) Pemeriksaan panggul
a. Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
b. Panggul : menggunakan spekulum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi)
dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri,
serta adanya masa.

3) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


Dari Janin :
- Djj pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu
:
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
4) Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2)
Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan BB ( min 1,5 kg pd TM I )
Intervensi :
(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya

R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang dianut
oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal
meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
2 Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan
muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi &
keparahan mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi

Intervensi :
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang kering,
penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi

Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma


sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2) Kriteria Hasil :
(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak
(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
Intervensi :
(1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah rendah, aliran
darah ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan sehingga
dapat menyebabkan ibu merasa sesak
(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu mengatur
pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan

4 Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal


1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
2)
Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan
ketidaknyamanan
(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
Intervensi :
(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat

menyebabkan ibu merasa tidaknyaman


(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang akan menambah
keparahan hemoroid
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga menyebabkan
kelelahan pada ibu
(8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
5 Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
1) Tujuan
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
2)
Kriteria Hasil :
(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
Intervensi :
(1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
(2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
(3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam hamil
yang tidak mengganggu kehamilan
(4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting
susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan abortus
6

Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus


1) Tujuan :
Konstipasi tidak terjadi
2)
Kriteria Hasil :
(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal

(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko


(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi
Intervensi :
(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan membantu
merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
3. EVALUASI
1)
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2)
Cairan terpenuhi secara adekuat
3)
Pola napas efektif
4)
Rasa nyaman terpenuhi
5)
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6)
BAB lancar

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Asuhan kebidanan I, 2010,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.
Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

Anda mungkin juga menyukai