Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat
oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas Lubuk Buaya
sebagai puskesmas milik Pemerintah Kota Padang juga harus memiliki RSB sebagai syarat
agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis
yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh
kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan
dijadikan bahan penyusunan dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu
menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan
keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas menjadi
BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan menjadikan puskesmas secara
leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu
sendiri. Diharapkan Puskesmas akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan keuangan dan
bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen
RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen
perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:
Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
1. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
3. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran.
4. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas dalam
meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah
ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
pelanggan. Pelanggan
mempunyai kemampuan teknis melihat puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas,
kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh
pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan
menentukan
ini
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
sistem
PIMPINAN
6
b. Dr.Sumiati
c. Dr.Nuraini Naeljidun
d. Dr.Raflir Rasul
e. Dr.Chandra Adilla
f. Dr.Syamsul Hayati
g. Drg.Darius
h. Dr.H.Azizri Bustari
i. Dr.Srikurnia Yati
Puskesmas Lubuk Buaya didirikan diatas tanah seluas .m2 dengan luas bangunan
.... m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan
keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan adalah
kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Lubuk Buaya yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1.
Kesehatan Jiwa
2.
3.
4.
Kesehatan Kerja
5.
6.
7.
Laboratorium sederhana
8.
Penyuluhan obat
9.
Rekam Medik
Kelurahan
Luas wilayah/
Jumlah
Jumlah
Kepadatan
Ha
penduduk
KK
penduduk /
Ket
Ha
1
Lubuk Buaya
19.312
Batang Kabung
14.230
Ganting
3
14.230
Bungo Pasang
15.246
Parupuk Tabing
22.361
Tunggul Hitam
16.263
JUMLAH
Ha
101.643
b.
c.
: Bougenvil I-XII
10
: Bahari I-X
: Tulip I-XIV
: Teratai I-XV
: Merpati I-XII
Posyandu lansia
11
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun Terakhir
Puskesmas Lubuk Buaya adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di wilayah
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Namun demikian derajat kesehatan masyarakat masih
di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia.
Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus
dilakukan adalah
meningkatkan peran puskesmas. Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik
12
Pasien Baru
Total Pasien
b. Customer Loyality.
13
Quality Of Services
Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM
Rincian lengkap bisa diliat di table lampiran.
Tahun
2012
2013
Evaluasi kinerja
%
%
14
quality of service
menunjukkan kinerja yang sangat baik, yaitu sesuai dengan standar nasional. Dengan
demikian Puskesmas
harapan masyarakat.
1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya
pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur. Dalam
perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia
Puskesmas Lubuk Buaya senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada
posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan pengelolaan SDM
merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang
berkualitas bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber
daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguhsungguh.
Puskesmas Lubuk Buaya memiliki tujuh puskesmas pembantu sebagai upaya
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu
pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.
Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi manajemen;
Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset; pengembangan kompetensi dan pembinaan
karir; Penyempurnaan Sistem Reward and punishment. Pengembangan SDM
diprioritaskan pada pendidikan SDM yang mempunyai daya ungkit yang signifikan
terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi
terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan,
maka berbagai kegiatan manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja
manajemen operasional dengan mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan
sistem informasi manajemen; sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi serta
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi.
15
Nama
dr.Srikurnia Yati
Darmayanti SKM
Yurdalena,SKM
Metrizal,SH
Leza Nora,Am.KG
Eliya Munir,S.SiT
Pendidikan
S1 Kedokteran
S1 FKM
S1 FKM
S1 Hukum
DIII Perawat Gigi
DIV Kesling
Jabatan/ Program
Ka.Pusk.Lb.Buaya
Ka.TU Pusk.Lb.buaya
TU .Pusk.Lb.Buaya
TU.Pusk.Lb.Buaya
PUMC dan Perawat Gigi
Bendahara JKN dan
Vebi Valentina D
DIII Gizi
Pelaksana Sanitarian
Bendahara BOK dan
Aisyah
SMA
Pelaksana Gizi
Juru Pungut dan
fungsional Umum
9
10
11
12
Nama
Jabatan
Ka.Pustu
D3 Kebidanan
Pekarya
Status
PNS
PNS
PNS
Dari data diatas proporsi terbesar adalah lulusan DIII kesehatan sebesar ,...%
dan terkecil adalah Sarjana sebesar ..% yaitu dokter gigi maupun umum
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini .... %
tenaga di Puskesmas adalah PNS.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan
kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki
daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi
biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah memberikan
16
.... kali
Kelengkapan Alat
Rawat Jalan
Alat di Kalibrasi
Kondisi
Alat
80%
70%
Penunjang Medis
75%
80%
Non Medis
Rata-rata
72.5%
80%
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai ....% dari standar
minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum dilakukan. Sedangkan kondisi
peralatan ...% masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2008 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan
Rawat Jalan
Rawat Inap
Penunjang Medis
NonMedis
Realisasi Pendapatan
Tingkat
Fungsional
Pertumbuhan
(Rp)
(%)
2012
2013
2014
Rata-rata
12.622.000
11.922.000
126.502.195
50.348.731
-1.06
106
52.47
Realisasi Pendapatan
Fungsional
12.622.000
11.922.000
Realisasi Belanja
Langsung
136.692.900
146.579.958
CRR
(%)
92.33%
81.34%
18
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Pendapatan
Anggaran
Fungsional
Belanja
(Rp)
(Rp)
12.622.000
11.922.000
126.502.195
136.692.900
146.579.958
227.752.194
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai tahun
2014 tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung menurun. Kondisi
keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan relokasi
puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi
pemerintah (pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan
relokasi puskesmas diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke depan.
Pemerintah masih berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka
mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya
perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan
bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi
lain puskesmas masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi
pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.
19
Kekuatan
1
2
3
A
1
2
3
PELANGGAN
Customer acquisition
Customer loyality
Number of complain
Sub Jumlah
2
2
2
6
Kelemahan
-1
-2
-3
-
--
2-
-2
-2
-4
2
2
8
3
-
-3
-7
-3
Sub Jumlah
PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1 Penyediaan SDM
2 Pengembangan SDM
3 Pengembangan Infrastruktur
Sub Jumlah
D
1
2
3
KEUANGAN
Sales Growth Rate
Cost Recovery Rate
Tingkat kemandirian keuangan
Sub Jumlah
Jumlah
Tahun 2007
: Tidak ada
Tahun 2008
: Tidak ada
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2007
: 3 Kasus
Tahun 2008
: 1 Kasus
Tahun 2009
: 2 Kasus
TAHUN 2010
: 1 Kasus
A. Kematian Balita
-
Tahun 2007
: 2 Kasus
21
Tahun 2008
: 1 Kasus
Tahun 2009
: 2 Kasus
Tahun 2010
: 1 Kasus
Tahun 2010
: 4 Kasus
Tahun 2011
: 8 Kasus
Tahun 2012
: 6 Kasus
Tahun 2013
: 4 Kasus
22
Tahun 2011
: 81 Kasus
Tahun 2012
: 28 Kasus
Tahun 2013
: 14 Kasus
Tahun 2014
: 7 Kasus
Dari data diatas dapat kita lihat telah terjadi penurunan kasus chikungunya setiap tahunnya
4.
Di Wilayah kerja Puskesmas .... sering terjadi kematian ayam secara mendadak dan telah
diperiksa oleh Dinas peternakan dan ayam tersebut mati akibat virus H5N1 ( Afian
Influensa ) dan sampai dengan saat ini belum ada Virus H5N1 yang menyerang manusia yang
ada di wilayah kerja Puskesmas.....
Berikut ini kami tampilkan Tabel Wilayah yang pernah terjangkit H5N1 pada unggas / ayam
KELURAHAN
Kel...
Kel.
Jml Ayam
187 ekor
RW/RT.
Kel
Jml Ayam
RW,,,RT
Jml Ayam
18 Ekor
9 Ekor
12 Ekor
10 Ekor
39 Ekor
Dari Tabel diatas dapat kita lihat bahwa di kelurahan hampir seluruh dusunnya pernah
terjangkit virus H5N1 dan pernah ada beberapa penderita Suspect H5N1 yang dirawat di
Rumah Sakit.
Penyakit Menular Langsung
23
Tahun 2011
: 1452 Kasus
Tahun 2012
: 1027 Kasus
Tahun 2013
: 979 Kasus
Tahun 2014
: 769 Kasus
Dari data diatas dapat kita lihat telah terjadi penurunan kasus diare hal ini terjadi akibat
semakin tersedianya sumber air bersih dari masyarakat melalui P2KP
2. TB.Paru
Penyakit TB.Paru sangat dipengaruri oleh lingkungan yang tidak sehat
Berikut ini kami sampaikan table penyebaran penyakit TB.Paru di Puskesmas ... Tahun 2011
s/d 2014
NAMA
2007
2008
2009
2010
KELURAHAN
Jumlah
JML
SEMBUH
JML
SEMBUH
JML
SEMBUH
JML
SEMBUH
14
14
11
11
14
14
10
10
13
13
15
15
11
11
17
17
37
37
29
29
25
25
33
33
3. Poliomelitis
Pada Tahun 2011 s/d Tahun 2014 belum pernah ditemukan kasus tersebut
4. AFP
Pada Tahun 2011 s/d 2014 belum pernah ditemukan penyakit tersebut walaupun pernah ada
laporan dari warga .... yang mengatakan ada warganya yang Lumpuh Layu Mendadak ,
Namun setelah kami lakukan Investigasi ternyata bukan kasus AFP
24
Tahun 2011
: 4 Kasus
Tahun 2012
: 2 Kasus
Tahun 2013
: 2 Kasus
Tahun 2014
: 1 Kasus
7. Pneumonia
Penemuan Kasus Penyaki Pneumonia di Puskesmas ..... dari Tahun 2011 s/d 2014 adalah
-
Tahun 2011
: 39 Kasus
Tahun 2012
: 42 Kasus
Tahun 2013
: 129 Kasus
Tahun 2014
: 195 Kasus
Kecacingan
Penyakit kecacingan banyak menyerang balita dan anak usia sekolah. Sepanjang tahun 2010
tercatat 40 % kasus kecacingan klinis dari 200 balita. Kasus kecacingan erat hubungannya
dengan status gizi balita dan prestasi belajar disekolah.
c. Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas ..... adalah
hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan penyakit sistem otot dan jaringan ikat.
Hipertensi
Penyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2010, yaitu sebesar 198 kasus.
Penyakit degeneratif ini telah memasuki sepuluh pola penyakit terbesar di puskesmas. Angka
ini tak jauh berbeda dibandingakn dengan tahun sebelumnya. 112 kasus.
Penyakit gigi dan mulut
25
karies dentis,
stomatitis aptosa.
STATUS GIZI
KEGIATAN
2007
SPM%
2008
2009
2010
CAK
SPM%
CAK
SPM%
CAK
SPM%
CAK
88,9
80
88,5
80
81,6
80
88,3
0,7
<18
0,8
<17
0,8
<16
0,4
99,3
86
95
87
90
90
92
90
92
90
90
90
90
91
MPASI 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
65
70
70
70
70
70
70
60
70
65
74
68
80
68
100
90
100
90
100
90
100
70
70
70
Cakupan
Balita <19
BGM
3
Bumil
mendapat 90
tablet FE
5
Pemberian
bayi BGM
mendapat perawatan
7
Kelurahan
100
mengalami
KLB
ditangani
8
Kelurahan
rawan 65
gizi
9
10
Kelurahan
68
dengan 90
WUS
dengan 70
Kapsul Yodium
BALAI PENGOBATAN
II.
DOKTER PRAKTEK
III.
BIDAN PRAKTEK
Kelurahan ......... 1
2.Peraturan Perundang-undangan
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara beserta
peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam pengelolaan keuangan pada
puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi
puskesmas khususnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui
fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.
Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran
dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi
puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:
27
KESEHATAN
1 Angka Kesakitan
2 Kemampuan Daya Beli
2
-
Masyarakat
3 Jumlah Peserta Jaminan
Kesehatan
4 Jejaring Puskesmas Sebagai
Ancaman
-1
-2
-3
KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER
Sumber Rujukan
Sub Jumlah
B
C
KEKUATAN PESAING
Sub Jumlah
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
Sub Jumlah
Jumlah
2
8
-1
-
-1
-
-1
PELUANG
KEKUATAN
KELEMAHAN
ANCAMAN
28
puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta mengembangkan budaya
kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai pedoman perilaku yang telah ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu peningkatan
mutu layanan.
29
30
A. VISI
Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang optimal dengan bertumpu pada
Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Indonesia Sehat 2015
B. MISI
1. Menyelenggarakan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan berorientasi pada
kepuasan pasien.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat
beserta lingkungannya.
6. Menerapkan system manajemen yang professional, transparan dan akuntable.
7. Menbangun Puskesmas dengan konsep nyaman, aman dan homy
8. Meningkatkan sumber daya manusia.
9. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup
sehat dan produktif.
C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian
puskesmas.
Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek
puskesmas, yaitu :
a.
b.
Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
31
Target Kinerja
50%
75%
80%
100%
Target Kinerja
100%
100%
100%
Target Kinerja
33
95%
80%
90%
kesehatan
pelayanan nifas
neonatus dengan komplikasi yang ditangani
kunjungan bayi
atau
kelurahan
Universal
Child
90%
80%
90%
100%
Immunization (UCI)
Pelayanan anak balita
balita gizi buruk mendapat perawatan
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
100%
100%
100%
100%
80%
setingkat
peserta KB aktif
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
70%
<15 per 100.000 pend/th
100%
85%
100%
100%
100%
100%
Target Kinerja
Tahun 2012
Tahun 2016
34
Target Kinerja
4
15
12
10
Target Kinerja
100%
Target Kinerja
90%
100%
80%
100%
Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a.
Indikator Kinerja
Target Kinerja
35
BAB V
STRATEGI BISNIS
Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas untuk mencapai sasaran
strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menyusun programprogram kerja yang direncanakan dengan memperhatikan kekuatan sumber dana yang
dimiliki. Program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dapat
diuraikan sebagai berikut:
A. Program Kerja
Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya
pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV. Adapun secara
sistematis
program-program
kerja
diarahkan
pada
pencapaian
keberhasilan
yang
e.
f.
38